Juan. Seorang laki-laki yang hidup sendirian dan selalu dianggap lemah. Dia dibuang ibunya, satu-satunya yang ia miliki, ke pinggir jalan. Tak ada cara lain untuk bertahan selain membiarkan anak-anak memukulnya demi sepotong roti basi
Untuk itu dia mencoba untuk menjadi sosok kuat mau bagaimanapun rintangannya. Dan lewat pertandingan inilah cara dia menunjukkan hasilnya. Selama ini dia mengikuti Lya karena baru pertama kali dia melihat perempuan sekuatnya, walau ada pemain perempuan lainnya tapi dia tau aura milik Lya itu berbeda
Tapi rupanya tak lebih kuat dari dirinya
"Selamat datang kembali semuanya dalam Nusantara Juvenile War!!. Apa yang kalian rasakan setelah melihat iklan?. Ya yang barusan ialah iklan minuman sehat untuk kalian semua dan juga para anggota!. Minuman yang langsung diproduksi oleh NJW!. Untuk itu minumlah untuk menjadi lebih kuat!."
Juan dan sang lawan, Reza, mendapat bonus pertama untuk mencoba minuman tersebut. Hanya sebuah jus biasa dengan kalori kecil
"Baiklah ayo kita sambut pemain pertandingan kedua. Di sebelah kanan saya ada sang atlet judo, Juan!!. Dan di sebelah kiri saya, pemula yang pintar dan membawa buku catatannya kemana-mana, Reza!!."
"Hoi kalau mau bertarung lepaskan bukumu itu dong." Ucap Juan dan kesal saat tak digubris
"Pertandingan dimulai!!!."
Juan tersentak merasa ada yang aneh dalam dirinya tapi tak ia hiraukan dan mulai memasang kuda-kuda
"Juan itu ahli judo?." Tanya Lya. Galileo mengangguk
"Seperti yang kau dengar. Tapi juga taekwondo. Dulu, kami berlatih bersama." Galileo berhenti, sementara yang lain menatap penasaran
Persenjataan dan teknik beladiri apa saja akan diterima disini ingat?. Tapi untuk pertama kalinya sejak NJW dibuka, Reza adalah orang pertama yang membawa senjata yaitu tongkat bisbol
"Hey serang aku!." Seru Juan
"Seperti yang kau mau."
Walau matanya fokus ke buku catatan, Reza menyerang menggunakan tongkat bisbolnya dengan sangat cepat. Terkadang Juan terkena serangan dan melompat mundur
"Giliranku."
Juan berlari kemudian melompat untuk meninju tapi Reza dengan cepat menghindar dan memukul punggung Juan telak
"Dengan buku ini, aku bisa membaca setiap pergerakan mu." Ujar Reza
"Apa-apaan?. Dia punya ilmu sihir?!." Seru Brian
"Bukan bodoh. Anak itu, tekniknya beda." Kata Noah
Pertarungan terus berlanjut. Juan menyadari dia kalah telak dan karena hilang fokus dia terkena tongkat bisbol dan terlempar ke pinggir ring. Tarot pun mulai menghitung mundur
"Kudengar kau hanyalah anak yatim kurang mampu kan?. Hahaha!. Kau kemari untuk mendapatkan hadiahnya?!. Cih, anak-anak buangan seperti kalian seharusnya makan roti basi saja!."
Juan terbelalak
"Aneh." Gumam Lya
"Apanya?." Tanya Ouzi
"Apa sejak awal matanya memang berwarna merah begitu?." Ucapan Lya membuat mereka terdiam
"Roti basi?. He, aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya. Terimakasih, kau mengingatkanku lagi."
Reza tersentak saat Juan tiba-tiba melesat dan menindihnya sambil mencekik leher, sementara tongkatnya terlepas. Benar saja dugaan Lya, mata Juan berubah menjadi merah
Melihat itu staf-staf yang ada diatas pun mulai fokus
"Wo sepertinya Juan menyerang balik!."
"Biar ku beritahu, apa yang harusnya kalian tahu!. Diam dan gunakan saja uang kalian itu!. Sementara anak-anak buangan seperti kami ini, yang akan sampai di puncak dan merebut hadiahnya!."
Juan mengangkat tangannya dan menghajar Reza dengan brutal membuat Tarot dan para penonton histeris. Padahal Reza sudah babak belur dan tak sadarkan diri tapi Juan terus menghajarnya seolah-olah ingin membunuhnya
"Lya!." Pekik Aru ketika gadis itu berlari ke arah ring
Lya naik ke atas ring kemudian menarik kerah belakang Juan hingga ia berdiri
"Lepas-."
BUGH
Lya menghantupkan kepalanya dan Juan pun pingsan. Noah segera membawanya keluar ring menuju tim medis
"A-apa yang-."
"Hey."
Tarot terkejut saat Lya tiba-tiba sudah ada didepannya dengan menarik kerah bajunya
"Apa yang kalian masukkan dalam minuman itu?."
Kejadian tersebut ditonton oleh banyak orang seisi kota, termasuk Rania dan Mawar yang masih ada di ruang inap rumah sakit
"A-apa maksudmu, hii!." Jerit Tarot histeris saat Lya mengangkat kepalan tangannya
"Cukup jawab!. Apa yang kalian masukkan dalam minuman itu?!."
"S-sekuriti!."
Tarot terkejut saat semua sekuriti yang datang langsung ditumbangkan Brian, Galileo, Aru, dan Ouzi
"Jawab!."
"M-mana aku tau!."
"Jangan bohong sia-."
BUGH
Lya ambruk saat seseorang memukul tengkuknya. Terakhir yang ia lihat adalah teman-temannya yang juga pingsan setelah terkena tembakan listrik
Sementara itu Rania yang panik segera menghubungi Lino untuk pergi bersama-sama. Mawar tak bisa ikut karena tak boleh keluar rumah sakit
"Tapi Ran-."
"Tetap disini. Gue gak mau lo juga kenapa-napa." Ujar Rania kemudian berlari keluar
~•~
"Eunghh… ugh, kepalaku."
Gadis itu memaksa untuk duduk dia menatap sekeliling yang kosong. Di ruangan itu ada enam kasur tapi hanya diisi olehnya. Dia mencoba untuk mengingat apa yang terjadi tapi kepalanya sangat sakit
Hingga terdengar suara seseorang memasukkan sebuah kode dan pintu ruangan itu pun terbuka
"Lya!."
Rania berlari dan langsung memeluk Lya
"Kak?."
"Iya ini aku!. Astaga apa kau baik'saja?!. Kenapa kau bodoh sekali?!." Seru Rania sambil menjitak adiknya itu
Lya meringis dan menyadari kehadiran Lino juga disana
"Dimana yang lain?."
"Mereka dirawat di ruang sebelah. Kau mau menemui mereka?." Tawar Lino
"Lino!. Dia baru bangun!."
"Aku baik kak!. Ayo antar aku."
Rania memegang kepalanya pusing. Lino kemudian menuntun gadis itu ke ruangan di sebelah, setelah memasukkan kode pintu pun terbuka
"Bagaimana kau tau kodenya?." Tanya Lya
"Aku pernah kerja disini. Eh?."
Lya menatap datar
"Wow. Kejutan apa lagi itu." Ucap Lya sedatar-datarnya
Mereka bertiga pun masuk ke ruangan itu dan disambut dengan suara ribut Bria
"Hey Noah!. Kasurku tak enak!. Ayo bertukar!."
"Ck kasur itu sama saja!. Oh?."
Keduanya berbalik
"Lya!. Haha aku tau kau akan baik'saja!." Pekik Brian
"Aku hanya pingsan bukannya mati. Yang lain belum bangun?."
"Seperti yang kau lihat. Tapi sepertinya Juan ditaruh di kamar lain." Jawab Noah yang membuat Lya kembali teringat pertandingan tadi
'Minuman itu memperkuat fisiknya. Bahkan sampai merubah warna matanya. Tapi kenapa Reza tak begitu?. Apa benar penyebabnya minuman itu?'
"Bwuah!."
"Argh!." Jerit Brian kaget dan sontak melompat ke kasur Noah
"Oh kalian berdua bangun bersamaan. Bagaimana bisa?." Ucap Rania
Aru dan Ouzi saling tatap. Sementara Noah langsung menendang Brian turun dari kasurnya
"Aduh!. Kau jahat Noah!."
Noah tak peduli dan kembali membaca bukunya. Saat itu juga Galileo terbangun
"Galileo, aku tau kau baru bangun tapi mereka bilang kau punya hubungan dengan Juan." ujar Lino. Galileo diam
"Kau harus memberitahu kami, untuk kebaikan Juan juga." Kata Aru
Galileo menimang-nimang
"Tunggu."
Semuanya menengok pada Lya yang mengambil alih buku Noah lalu menatap sekeliling. Seringainya muncul menemukan satu-satunya cctv dalam ruangan itu yang bersembunyi diantara ventilasi, sekali lemparan dia menghancurkan cctv tersebut dan menutup pintu
"Aneh bukan kalau tak ada yang mengawas?. Oke sampai dimana tadi?."
Galileo menarik nafas
"Salah kalau kubilang kami tak punya hubungan. Karena dulu ibuku sempat mengangkatnya sebagai anak…"
TO BE CONTINUE>>>