Setelah keluar dari ruangan beberapa menit, Ren menuju ruang keluarga rumah Hanamitsuji dan duduk di sofa sambil bersantai. Lalu, beberapa menit kemudian, seorang wanita lansia memanggilnya.
"Ren-sama, boleh kemari sebentar?" tanya wanita tersebut. Dia adalah Suzumi Asuka, istri Yuji.
"Suzumi-san kah? Ada apa?" ucap Ren dengan nada santai, dia benar-benar menikmati waktunya sambil mengambil beberapa cemilan yang ada di toples.
"Saya ingin menunjukkan beberapa hal terkait orang tua Anda, Ren-sama," jawab Suzumi.
Ren yang mendengar ini merasa tertarik, "bawa aku kesana," lalu dia pergi mengikuti Suzumi ke sebuah ruangan.
"Silahkan masuk, Ren-sama," ucap Suzumi sambil membukakan pintu sebuah ruangan dan mempersilahkan Ren masuk. Lalu, Ren pun masuk ke ruangan tersebut.
Ruangan itu ternyata adalah sebuah kamar tidur. Dengan beberapa rak buku tersusun rapih dan beberapa catatan ilmiah.
"Ini kamar siapa, Suzumi-san?" tanya Ren penasaran.
Suzumi yang mendengar ini hanya membalas dengan senyuman lalu berucap,"coba tebak, menurut Anda kira-kira kamar ini milik siapa?"
Ren yang ditanya ini segera mengelilingi kamar tersebut dengan penasaran. Dia membuka-buka beberapa buku catatan ilmiah yang masih tersusun rapi. Di buku-buku tersebut terdapat tulisan-tulisan seseorang yang Ren jelas familiar.
"Tulisan ini...punya ayahku..., mungkinkah ini kamar ayah?" tanya Ren sambil memegangi buku catatan yang sudah agak usang.
"Benar sekali, Ren-sama. Ini memang kamar ayah Anda, Kyouya-sama," jawab Suzumi sambil tersenyum.
"Begitu...,"
Ren pun duduk dikasur kamar tersebut dan melihat-lihat sekeliling kamar, entah kenapa dia bisa merasakan hawa keberadaan ayahnya yang telah lama meninggal di kamar tersebut dan dia merasakan sedikit nostalgia.
"Suzumi-san, bagaimana ayahku dulu? Lebih tepatnya orang seperti apa dia?" tanya Ren.
"Anda penasaran ya? Maka biarkan saya cerita tentang Kyouya-sama dulu," jawab Suzumi.
Lalu, Suzumi mengambil sebuah buku yang terawat sepenuhnya tidak seperti kebanyakan buku yang sampulnya sudah usang karena dimakan usia.
"Anda tahu bukan julukan kedua orang tua Anda?" tanya Suzumi.
"Itu..kalau tidak salah "Bintang Kembar Jepang" kan?" jawab Ren agak ragu.
"Benar, maka saya akan ceritakan dari awal.."
Lalu, Suzumi pun membuka buku tersebut. Buku itu berisi foto-foto ayah Ren sedari bayi. Dia mulai menceritakan satu persatu secara perlahan.
" "Bintang Kembar Jepang", julukan itu mengakar pada mereka bukan tanpa alasan. Ayah Anda, Kyouya-sama sejak kecil sudah tertarik dengan ilmu-ilmu sains dan sosial. Tidak seperti anak-anak pada umumnya yang memilih bermain, ayah Anda lebih memilih untuk belajar, mungkin karena dia sadar bahwa dia adalah anak pertama yang pasti akan mewarisi jabatan kepala keluarga, jadi dia tidak mau mengecewakan Sae-sama dan Mizumi-sama," ucapnya mengawali cerita.
"Akan tetapi, tidak seperti ayah Anda, Kyouya-sama, ibu Anda, Ayase-sama berbanding terbalik dengannya. Walaupun Ibu Anda adalah anak yang terlahir jenius tapi dia juga sosok anak perempuan yang sangat ceria. Walaupun ada perseteruan antar keluarga Hanamitsuji dan Suou, ibu Anda tidak mempedulikan hal itu dan terus mendekati ayah Anda sejak awal pertemuan mereka di sebuah acara pertemuan keluarga kelas atas. Kyouya-sama jelas pada awalnya menolak tapi lama kelamaan pun hatinya luluh," lanjutnya dan air mata mulai menetes dari matanya karena rasa nostalgia.
"Ayah Anda yang dari kecil tidak pernah bermain dengan teman sebayanya dan memilih untuk belajar, pada akhirnya berubah setelah hatinya luluh oleh Ayase-sama. Dia mulai bermain dengan teman-temannya dan mulai terbuka dengan orang lain. Ekspresinya yang dari awal seakan-akan tak bergeming dengan keadaan sekitar mulai menunjukkan perubahan. Dia tersenyum, menangis, tertawa bersama orang lain. Itulah awal mula munculnya julukan "Bintang Kembar Jepang", mereka lalu mulai dekat dan semakin dekat sejak waktu terus berjalan dan akhirnya mereka saling jatuh cinta.."
"Pada awalnya hubungan mereka dirahasiakan dari kedua keluarga. Mungkin Ren-sama bertanya-tanya kenapa saya bisa tahu jika itu dirahasiakan? Itu karena Kyouya-sama sangat mempercayai saya, ketika dia merasa galau dengan perasaannya, dia selalu meminta saran pada saya. Saya sebagai pelayan yang telah mengurusnya dari bayi tentu saja sangat bahagia, dan saya sebisa mungkin membantunya,"
"Apakah hubungan itu terus bertahan?" tanya Ren memotong cerita.
"Ya...bisa dikatakan begitu walaupun hanya beberapa tahun tapi pada akhirnya hubungan itu terungkap. Terungkapnya hubungan itu memicu gejolak di kedua keluarga terutama keluarga Suou yang sangat membenci keluarga Hanamitsuji," jawab Suzumi.
"Lalu bagaimana dengan keluarga Hanamitsuji sendiri?" Tanya Ren.
"Hm, Sae-sama sebagai kepala keluarga itu bukan orang yang kolot, dia tidak peduli dengan hal-hal semacam itu, baginya yang terpenting adalah kebahagian putranya sendiri, tapi hal ini berbeda dengan keluarga Suou, mereka segera menjauhkan Ayase-sama dari Kyouya-sama lalu menjodohkannya dengan seseorang bahkan mereka memutus komunikasi antara Kyouya-sama dan Ayase-sama. Paling gilanya mereka juga mengurung Ayase-sama ditempat yang tidak diketahui karena menolak perjodohan itu. Hingga pada suatu hari, Ayase-sama berhasil kabur dari tempat tersebut dan menemui Kyouya-sama, lalu setelah berbicara serius empat mata pada akhirnya mereka merencakan pelarian," jawab Suzumi.
"Apa tidak ada yang tahu?" tanya Ren.
"Tentu saja tidak. Satu-satunya yang tahu adalah saya dan ketika Kyouya-sama memberitahukan rencana pelarian diri itu pada saya, hati saya sangat terguncang. Saya tidak tahu harus menjawab apa dan pada akhirnya saya hanya bisa menjawab "saya mendukung segala keputusan Anda, Kyouya-sama, selama Anda bahagia itu merupakan kado terindah bagi pelayan tua seperti saya". Pada akhirnya hanya berbeda minggu dari saat itu, Kyouya-sama dan Ayase-sama menghilang. Hal ini memicu kegemparan di kalangan atas bahkan menjadi berita nasional. Keluarga Suou menuduh keluarga Hanamitsuji sebagai dalang dibalik hilangnya Ayase-sama, tapi karena tidak adanya bukti, tuduhan itu hanya dianggap sebagai fitnah dan tidak berlanjut ke pengadilan. Dan sejak saat itulah komunikasi antara saya dan Kyouya-sama serta Ayase-sama terputus sepenuhnya," ucapnya sambil mengelus-elus buku berisi kenangan tersebut.
"....apakah tidak ada penyesalan apapun di keluarga Hanamitsuji?" tanya Ren ragu.
"Penyesalan? Tentu ada, Sae-sama, Mizumi-sama serta Yuza-sama menangis histeris, mereka menyesal. Mereka pikir bahwa seharusnya mereka lebih mengerti Kyouya-sama bahkan jika Kyouya-sama ingin melarikan diri, mereka ingin agar mereka dapat memberi bantuan dan uang untuk menunjang kehidupan Kyouya-sama dan Ayase-sama berikutnya. Itu satu-satunya penyesalan mereka," jawab Suzumi.
"Begitu..." jawab Ren, dia berusaha mencerna cerita tersebut dengan cepat.
"Oh, satu hal lagi. Sejak mereka menghilang, kedua keluarga telah mengupayakan pencarian, dari lingkup nasional hingga internasional tapi hasilnya nihil, kami bahkan mencari ke seluruh Eropa dan Amerika tapi tetap saja tidak mendapat apapun. Hingga perang saudara pecah di Indonesia dan kami mendapat informasi bahwa ada putra dari Kyouya-sama yang selamat dari tragedi genosida saat itu yang membuat keluarga utama gempar dan mereka buru-buru menemui anak tersebut, dan anak itu adalah Anda, Ren-sama."
"Begitu.. aku mengerti...., kalian bahkan mencari ke Eropa dan Amerika ya? Sepertinya kalian tidak menyangka mereka akan lari ke Indonesia," ucap Ren sambil terkekeh.
"Yah, begitulah. Jika mempertimbangkan banyak hal, melarikan diri ke negara maju jelas lebih menguntungkan dan opsi yang masuk akal, pemikiran kami tidak sampai setinggi itu sehingga bisa memprediksi Kyouya-sama dan Ayase-sama lari ke Indonesia karena menjauhi kejaran kami," jawab Suzumi sambil tersenyum.
Lalu, Ren pun bangkit dari duduknya dan berjalan pergi. Tapi sebelum itu,
"Terima kasih atas ceritanya, Suzumi-san. Saya sangat-sangat menghargai itu," ucap Ren sambil tersenyum lalu dia pergi.
"Sama-sama, Ren-sama.." balas Suzumi di kehampaan.
Lalu, dia melihat-lihat sekeliling kamar tersebut dan bergumam dengan senyuman di wajahnya.
"Anak Anda yang selamat telah tumbuh dengan baik, Kyouya-sama, Ayase-sama. Dia bahkan mewarisi sifat kalian berdua. Saya berjanji bahwa saya akan membantunya untuk mencapai kebahagiannya sendiri sama seperti kalian dahulu. Jadi.., tolong tenanglah disana."
Suzumi lalu meninggalkan kamar tersebut lalu menguncinya agar kenangan itu tidak pernah dirusak.