Setelah lamanya perjalanan, pada malam hari mereka memutuskan untuk beristirahat di lapangan hijau yang luas.
Gabriel menjatuhkan Thomas ke tanah, lalu mulai untuk membuat api unggun dengan kayu yang Hizo buat dengan Spell Creation. Sedangkan Sylphy dan Kaizoku membuat tenda yang cukup besar dengan kain-kain yang terbuang.
Kain-kain tersebut disambungkan satu-persatu menjadikan kain-kain tersebut seperti atap.
Kain yang tersisa dibuat menjadi kasur untuk melindungi badan mereka dari tanah. Dan selebihnya dibuat menjadi selimut yang cukup lebar. "Huff, seharusnya ini cukup untuk kita semua." Ucap Kaizoku yang terlihat sangat lemas dan capai setelah menyambungkan kain-kain tersebut menjadi satu benda yang cukup lebar.
Kaizoku dan Sylphy pun langsung tertidur di atas kain besar. "Akhirnya bisa istirahat juga setelah seharian di bawah matahari." Ucap Kaizoku yang sedang beristirahat tidur.
Gabriel selesai membuat api unggun setelah membakarnya dengan Spell sinar yang dia bikin. "Api unggun sudah jadi, kita perlu untuk memburu sesuatu untuk makan malam. Salah satu dari kalian ikut dengan ku." Setelah Gabriel mengucapkan perkataannya, tiba-tiba Kaizoku dan lainnya mencoba untuk bersembunyi di belakang tenda.
"Oh ayolah! Kita akan mati kelaparan jika kalian tidak ingin berburu! Giliran kamu Kai! Kamu ikut dengan ku dan kamu memiliki senjata jarak jauh untuk memburu hewan." Dengan kesalnya, Gabriel mencoba untuk mengajak Kaizoku.
Pada akhirnya, Kaizoku menyerah dan keluar dari persembunyiannya. "Baiklah... Aku akan ikut dengan mu." Ucap Kaizoku dengan nada lemas dan terganggu.
Hizo mencoba lagi menggunakan Spell Instant Create. "Hmm, siapa tahu aku sedang hoki..." Saat Hizo mengetuk palunya ke tangan kirinya, tiba-tiba dia berhasil lagi menggunakan Spell Instant Create. "Yes! Aku membuat peluru untuk Kaizoku lagi." Terlihat 10 peluru di tangan kiri Hizo.
Mendekati Kaizoku. "Kaizoku, peluru untuk mu." Hizo memberikan peluru ke Kaizoku.
"Oh, terimakasih..." Ucap dari Kaizoku, mengisi Destion dengan peluru tersebut.
Setelah selesai, Kaizoku memasuki peluru lebihnya ke dalam kantong kecil di belakang badan Kaizoku. Kaizoku dan Gabriel pun mulai berburu hewan berjalan lumayan jauh dari tenda.
"Seberapa jauh kita akan berjalan? Aku sudah capai dari jalan siang tadi." Kaizoku terus-menerus mengeluh.
"Oh diamlah, kamu hanya membuat binatang-binatang kabur." Jawab Gabriel dengan wajah kesalnya.
Saat mereka berjalan, Gabriel menyadari sesuatu. "Tunggu..." Gabriel mengentikan gerakannya, diikuti dengan Kaizoku yang berhenti bergerak juga.
"Jongkok." Gabriel dan Kaizoku berjongkok, membiarkan Kaizoku merasa kebingungan.
"Lihat, rusa di sana. Jika kita memiliki jarak yang cukup dekat, kita bisa memburunya. Ikuti aku." Kaizoku hanya bisa menghela nafas mengikuti Gabriel dari belakang secara diam-diam. Mereka bersembunyi di balik pohon dekat dengan rusa tersebut.
"Rusa tersebut masih sibuk minum air di kolam kecil. Baiklah, Kai, aku mengandalkan mu kali ini. Serang kepala rusa tersebut, ingat kepala dan pastikan tidak tidak terpeleset." Ucap Gabriel dengan nada rendah.
"Heehh... Baiklah, serahkan kepada ku. Akan ku perlihatkan betapa bagusnya aim ku..." Kaizoku dengan berhati-hati keluar dari sembunyi-nya.
Dengan berhati-hati Kaizoku mengambil Destion dari sarungnya memastikan rusa tersebut tidak mendengarnya. Dengan lambat namun pasti Kaizoku mensiapkan aim nya ke kepala rusa tersebut.
"Selamat tinggal rusa." Kaizoku yang siap pun menarik pelaruk tembak Destion. Menembakan peluru ke dalam kepala rusa tersebut, menembus sampai belakang ke depan kepala rusa tersebut. Mematikan rusa tersebut dengan instan.