Di siang harinya, Gabriel memastikan semuanya siap untuk melakukan rencana mereka untuk membebaskan kakek Hizo dan kemungkinan semua tahanan di dalam tempat kerja paksa.
"Baiklah, semuanya siap? Jangan ada yang ketinggalan, dan siapkan mental kalian." ucap Gabriel yang sedang mengecek-ngecek peralatannya.
"Oh, Kai! Aku akan membuat peluru lagi untuk berjaga-jaga jika peluru mu habis." ucap Hizo yang sedang bersiap untuk membuat peluru.
"Oh? Baiklah." jawab Kaizoku yang sedang mengecek-ngecek revolvernya.
Hizo menggunakan Spell ‹Instant Create› dikarenakan dia sudah hafal dan terbiasa. Walau begitu, hal tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk Hizo selalu berhasil melakukan Spell tersebut, dikarenakan kesempatan untuk melakukan ‹Instant Create› masih lah rendah.
Dikarenakan Hizo sudah terbiasa, rasa sakit dari Spell ‹Creation› masih bisa di tahan.
Di sisi lain, Sylphy sedang memantau tempat kerja paksa tersebut dengan teropong binokular. Mencari waktu yang tepat untuk maju ke depan.
Gabriel mendekat ke Sylphy, bertanya tentang situasi terkini. "Bagaimana situasinya? Apakah sudah mendapatkan waktu yang tepat?"
Sylphy menjawabnya sambil melihat-lihat ke sekitar tempat tersebut. "Hmm... Sepertinya sudah. Di bagian depan pintu masuk hanga terdapat dua penjaga, kita bisa bernegosiasi di sana. Jika mereka menolaknya, maka kita akan melawan balik dengan menyerang dua penjaga tersebut dan membuang Thomas ke dalam Underworld. Jika mereka menerima, maka kita akan memaksa mereka untuk mengeluarkan semua tahanan di dalam tempat tersebut."
"Baguslah, kita akan melakukannya sekarang sebelum mereka menambahkan penjaga lainnya." ucap Gabriel bergerak mundur mengambil dan mengangkat Thomas dari tanah.
Diikuti oleh Sylphy yang bergerak ke belakang kembali ke kelompoknya.
Semuanya melingkar, memastikan semuanya mendengar perkataan dari Gabriel. "Baiklah semuanya, dengarkan baik-baik. Kita akan melakukannnya sekarang, ikuti arahan ku dan jangan gegabah. Jangan ada yang mati, semuanya paham!?" semuanya menundukkan kepala mereka, mengartikan mereka sudah paham.
"Baiklah semuanya, ikuti aku dan jangan pisah." Gabriel keluar dari semak-semak dan berjalan menuju tempat kerja paksa tersebut, diikuti Kaizoku dan lainnya dari belakang.
Setelah sampai di depan tempat paksa tersebut, kedua penjaga tersebut langsung bersiap ke posisi bertarung dengan tombaknya. "Siapa kalian!" ucap salah satu penjaga tersebut.
"Turunkan senjata kalian jika tidak ingin tuan kalian mati..." Gabriel melempar Thomas ke tanah.
Kedua penjaga tersebut melihat Thomas yang sangat lemas dengan pedang milik Gabriel yang masih tertusuk di perutnya.
Gabriel mengambil pedang lainnya yaitu Masayoshi. "Baiklah, buka pintu tersebut dan bebaskan semua tahanan yang berada di dalam tempat tersebut. Jika tidak, maka kita akan membunuh tuan kalian dan melemparnya ke dalam Underworld, yang sangat-sangat mengerikan." ucap Gabriel dengan wajah sangat serius.
Kedua penjaga tersebut saling bertatapan, lalu kembali menatap ke depan. Dengan takutnya, salah satu dari penjaga tersebut menguatkan tekadnya untuk berbicara. "Umm... Ki-Kita tidak bisa melakukan itu, apa lagi semua tahanan. Ba-bagaiman kita bernegosiasi dahulu? Semestinya ada jalan tengah untuk menyelesaikan masalah ini, kan?"
Dikarenakan Gabriel tidak ingin mengambil resiko dan korban jiwa, Gabriel mencoba untuk berbicara secara bijak dan penawaran yang adil. "Baiklah, jangan membuang-buang waktu kita. Berikan tawaran kalian dan kami akan berpikir tentang tawaran tersebut."
Sylphy berbisik ke Gabriel, dengan nada sangat rendah Sylphy berbicara. "Apakah kamu yakin jika ini bukan jebakan? Aku mencium baju jebakan."
Setelah Sylphy berbisik, dia kembali ke posisi semula di belakang Gabriel.