Chereads / Magical Cowboy / Chapter 47 - Chapter 47 - Itu Dia... (47)

Chapter 47 - Chapter 47 - Itu Dia... (47)

Pada akhirnya, mereka sampai di depan tempat kerja paksa tersebu pada malam harit. Mereka semuanya bersembunyi di balik semak-semak yang lebat dan jauh dari tempat kerja paksa.

"Baiklah semuanya... Itu adalah tempat kerja paksa yang kita cari-cari. Terlihat cukup ketat, melingkar ditutupi oleh kayu-kayu tinggi." ucap Gabriel yang sedang melihat-lihat tempat tersebut dengan teropong binokular yang di bikin oleh Hizo.

Gabriel mengasih teropong binokular tersebut ke Sylphy.

"Heh... Sepertinya begitu, banyak penjaga The Bliss yang sedang berjaga." ucap Sylphy sambil melihat-lihat sekitar tempat tersebut.

Sylphy mengembalikan teropong tersebut kembali ke Gabriel.

"Baiklah semua, kita akan membuat rencana terlebih dahulu. Buka telinga kalian lebar-lebar dan berikan saran kalian." ucap Gabriel sambil membuat melingkar bersama.

Kaizoku pun memberikan sarannya. "Baiklah, saran ku mendingan kita menyerangnya di besok hari. Kita butuh istirahat setelah jalan yang begitu panjangnya!" ucap Kaizoku dengan kesalnya.

Kaizoku melanjutkan perkataannya. "Jika kita menyerang sekarang, maka Thomas tidak berguna dikarenakan mereka sudah lengah di malam hari."

Gabriel menjawab saran dari Kaizoku dengan tenang. "Tapi, jika kita menyerang pada siang hari maka Underworld akan memiliki kesempatan lebih tinggi untuk menghisap kita. Jika mereka sadar tentunya, jika para orang-orang di Underworld sadar maka kita bisa saja di hisap ke dalam Underworld dikarenakan dekatnya tempat tersebut dengan Underworld."

Kaizoku menjawab perkataan Gabriel dengan penuh keraguan. "Tapi... Kita tidak bisa menyerang begitu saja, kita sudah mengalahkan Thomas susah payah. Dan kita juga membutuhkan istirahat, ayolah Gabriel, kamu tidak ingin kita capek terus menerus kan?"

Gabriel hanya bisa mengalah kepada Kaizoku, setelah melihat Kaizoku dan lainnya terlihat sangat kelelahan. "Baiklah... Kita akan menyerang mereka di siang hari, dan jangan ada yang keluar dari semak-semak ini tanpa izin ku. Semuanya paham!?"

Semuanya menundukkan kepala mereka, mengartikan semuanya paham atas apa yang dibicarakan oleh Gabriel.

"Baiklah semuanya, tidur malam lah dan jangan berisik ataupun bergerak secara berlebihan. Aku akan menjaga tempat ini memastikan semuanya aman, kalian tidur saja." ucap Gabriel sambil kembali ke posisi memantau tempat kerja paksa dengan teropong binokular.

Kaizoku dan lainnya pun beristirahat tiduran, melihat bintang-bintang yang sangat indah pada malam hari. Suasana malam yang tenang membuat suasana hati mereka sedikit lebih ringan setelah hari yang melelahkan. Kilauan bintang di langit memberikan rasa damai yang sulit dijelaskan, seolah-olah langit malam sedang bercerita dengan cahayanya yang gemerlap.

Angin malam berhembus pelan, membawa aroma tanah dan rerumputan yang menyegarkan, sementara suara gemerisik dedaunan menambah kesan tenang. Di kejauhan, suara-suara malam terdengar samar, seperti bisikan alam yang berusaha untuk menenangkan setiap jiwa yang lelah.

Keheningan itu terasa begitu menenangkan. Malam ini, tidak ada ancaman yang terlihat, tidak ada badai yang menghampiri, hanya ketenangan alam yang menyelimuti mereka. Di bawah langit yang luas, mereka merasa kecil namun sekaligus besar, bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Momen ini, mereka tahu, adalah salah satu dari sedikit momen di mana mereka benar-benar bisa merasa damai, untuk sejenak.

Pada akhirnya Kaizoku dan lainnya tenggelam ke dalam pikiran yang tenang dan tidur dengan pulas, mengisi energi mereka untuk esok hari. Hari yang akan menjadi penentuan, apakah mereka selamat atau sebaliknya...