Setelah semuanya sehat dan siap untuk melaksanakan petualangan, mereka keluar dari kamar. Di luar, terlihat masih banyak orang yang melakukan pesta besar-besaran atas kemenangan mereka.
"Hmm, sepertinya mereka masih belum selesai pesta..." Ucap Gabriel dengan wajah kesal dikarenakan dipaksa oleh Sylphy dan lainnya untuk menggotong Thomas di lengannya.
Sambil melambai-lambaikan tangan, mereka keluar dari tavern. Memulai perjalanan mereka sambil di teriaki "pahlawan" dan "hero" oleh warga-warga di sekitarnya.
Pada akhirnya mereka keluar dari desa tersebut. Kaizoku melihat wajah Hizo yang merenung, dia pun bertanya. "Hizo? Kamu tidak apa-apa kan? Aku harap kamu bisa mendapatkan kakek mu kembali, dan kembali ke desa dengan selamat."
Hizo mendengar perkataan Kaizoku, Hizo hanya bisa tersenyum dan membalasnya dengan nada lembut. "Tentu saja... Aku tidak terbiasa untuk keluar desa, apalagi saat Thomas berkuasa. Orang yang keluar dari desa tanpa izin, akan langsung di bawa pergi dan di penjara. Untuk itu, aku akan menggunakan kesempatan ini untuk berpetualang di luar desa saat aku bisa."
"Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa kalian, aku sangat berhutang budi..." Ucap Hizo yang masih tersenyum kecil.
Gabriel memutar badan sambil berjalan mundur. "Oh tenang saja, kita tidak akan menagih hutang budi mu. Aku hanya perlu menyelesaikan quest ini, habis itu kita clear."
Sylphy membalasnya dengan wajah jengkel. "Tch, dasar maniac quest. Kamu tahu berapa quest yang kamu masih belum selesai kan? Aku meminta mu untuk menolong Kaizoku, menolong Eve, dan terakhir menolong kakeknya Hizo..."
Gabriel memutar kan badannya kembali dan bersiul seakan-akan tidak mendengar perkataan dari Sylphy.
Kaizoku mencoba untuk memenangkan keadaan, dia menjawab dengan nada awkward. "Anu... Tenang saja, kita pasti bisa menyelamatkan mereka berdua, hanya membutuhkan waktu saja...*
Sylphy hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia bertanya kepada Gabriel. "Sejauh mana kita akan berjalan?"
Gabriel menjawabnya dengan nada ragu-ragu. "Emm... Dekat Underworld dan gunung bersalju."
Mendengar Gabriel berkata "Underworld" Sylphy langsung terkejut dan marah. "Apa!? Kamu memiliki keinginan untuk mati? Kamu gila ya!? Underworld adalah tempat yang paling berbahaya di dunia ini."
Seketika Gabriel merasakan merinding akibat di bentak Sylphy. "Umm, seharusnya kita tidak akan memasuki Underworld. Karena kemungkinan tempat kerja paksa itu berada di dekat Underworld dan gunung bersalju. Jika kita memiliki jarak yang cukup jauh, kita tidak akan terhisap ke dalam Underworld."
Untuk kedua kalinya, Sylphy hanya bisa bergeleng-geleng kepala menyerah. "Terserah lah, yang penting aku tidak mau masuk ke dalam Underworld. Tempat itu adalah nereka bagi kita, hanya saja berwarna hijau terang. Nasib yang lebih buruk dari kematian adalah memasuki Underworld."
Hizo dan Kaizoku yang tidak tau tentang apapun, hanya bisa saling bertatapan kebingungan.
"Ugh, kenapa aku lupa untuk mengganti baju ku. Sangat tidak nyaman memakai gaun untuk seharian di tempat panas." Ucap Sylphy dengan wajah yang kesal.
Kaizoku menjawab perkataan Sylphy. "Hmm, untungnya jas tuxedo ini cukup nyaman bagi ku, dan tidak terlalu panas walaupun warnanya berwarna hitam."
Gabriel pun ikutan mengeluh. "Kalian berganti baju? Lah aku? Hanya memiliki baju armor bulu ini, warna hijau dan kuning. Belum pernah berganti sekitar 10 tahun yang lalu. Tenang saja aku mencucinya."
Hizo hanya bisa melihat bajunya yang kotor, sarung tangan yang kotor, dan celana kotornya.