Chereads / Tak Kenal maka Taaruf / Chapter 27 - Bab 27-Voorijder dari Belakang

Chapter 27 - Bab 27-Voorijder dari Belakang

Rombongan mobil keluar dari vila megah tempat Cleo dan rombongannya menginap. Pagi ini mereka pulang ke Bogor dan Jakarta. Saat berpamitan tadi Cleo tidak lagi bertindak semaunya. Tidak mencoba memeluk maupun berjabat tangan. Gadis itu benar-benar menahan diri untuk tidak menyentuh Faris. Dia sekarang sangat menghormati prinsip teguh Faris yang tidak bisa bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Namun mata Cleo terlihat sangat berkaca-kaca.

"Kamu hati-hati ya di jalan naik motornya. Jangan ngebut. Terimakasih sekali sudah melakukan banyak hal untukku. Terutama telah mati-matian menyelamatkan nyawaku. Maafkan kalau aku selama ini lancang atau merepotkan." Dua bulir air mata melompat ke pipi Cleo. Faris mengangguk disertai senyuman tulus.

Cleo hendak masuk mobil tapi mengurungkan niatnya dan berlari ke arah Faris yang masih menunggui mereka berangkat. Faris menjadi pucat mukanya. Aduh, kumat lagi nih Cleo. Faris menyangka Cleo akan berlari balik untuk memeluknya. Tapi ternyata tidak. Cleo hanya berdiri di depan Faris dan menatap pemuda itu penuh permohonan.

"Ajari aku mengaji. Kau mau?" Terdengar suara lirih Cleo. Faris melongo. Tapi kemudian mengangguk dengan sigap.

'Tentu saja! Aku tidak bisa mengajarimu secara langsung. Tapi para ukhti di Masjid Al-Hurriyah akan dengan senang hati mengajarimu. Aku janji." Faris tersenyum manis memberi semangat. Cleo mengangguk gembira. Gadis itu melambaikan tangan kepada Faris dan menaiki mobilnya.

Faris memandang rombongan mobil itu keluar gerbang dengan pikiran takjub. Luar biasa sekali perubahan pada diri Cleo. Gusti Allah memang Maha Kuasa atas Segalanya!

Pemuda itu sudah membereskan semua perlengkapan dan bekalnya. Bi Juha yang baik membungkuskan nasi, sambal, telor rebus dan ikan goreng Barakuda! Saat semalam balik dari undangan makan malam di vila Anisa, Faris hanya bisa terhenyak kaget saat melihat Ikan Barakuda itu sudah mengambang dalam ember di bawah aliran air kran wastafel.

Faris menepuk jidatnya. Bagaimana mungkin dia bisa lupa tentang konsep air asin dan air tawar? Akhirnya setelah meminta maaf kepada Cleo karena ikan sampelnya mati, Faris meminta tolong Bi Juha menyiangi ikan tersebut dan memasukkan dalam kulkas untuk sarapan besok pagi.

Faris sengaja belum mau berangkat. Dia menunggu Hyundai Stargazer yang baru saja lewat, meluncur balik arah lagi. Info jemputan itu disampaikan Anisa lewat WA tadi pagi-pagi sekali. Menjawab pertanyaan Faris kapan mau balik ke Bogor dan menggunakan kendaraan apa.

Sambil bersantai bersama mamang penjaga vila, Faris menerima pesan WA dari Cleo. Gadis itu mengabarkan bahwa mereka sudah sampai pertengahan jalan arah Sukabumi. Cleo sekali lagi berpesan kepada Faris untuk berhati-hati. Cleo berharap Faris mau menemaninya ke Masjid Al-Hurriyah untuk dipertemukan dengan ukhti yang akan mengajarinya mengaji. Faris menjawab tegas iya.

Zoya masuk ke dalam mobil setelah memastikan semua barang sudah aman di bagasi. Fatimah dan Anisa sudah duduk manis di baris tengah. Zoya duduk di depan dengan satu tujuan. Tidur. Dia kelelahan karena tidur kemalaman. Atau malah kepagian karena menjelang pukul 2 baru tertidur pulas.

Semalam setelah makan bersama dengan Faris, mereka masih lanjut mengobrol hingga tengah malam. Tema obrolan siapa lagi kalau bukan Faris. Pemuda populer yang tiba-tiba saja bisa begitu akrab dengan Cleo. Fatimah prihatin dan menduga bahwa Faris terkena jebakan. Anisa mengiyakan. Tapi Zoya membela Faris habis-habisan. Entah mengapa, bagi Zoya, pemuda itu adalah lentera yang bisa hidup di mana saja. Hutan berlumpur, lautan badai, hingga di gua yang pengap oleh kotoran dan bangkai kelelawar. Selain tentu saja menerangi kegelapan seperti biasa.

Fatimah dan Anisa bertahan dengan pendapat mereka bahwa Faris tidak seharusnya bergaul dengan orang-orang yang berkepribadian tidak jelas. Seperti Cleo misalnya. Gadis yang suka clubbing dan pesta-pesta. Tidak ingat dengan ibadah yang menjadi kewajibannya. Sedangkan Zoya justru mengatakan bahwa orang seperti Faris yang kokoh dalam prinsip dan punya pengetahuan cukup tentang agama, mestinya malah bergaul dengan anak-anak muda yang belum menemukan jalan sehingga tersesat kesana kemari. Faris dapat menjadi contoh yang baik bagaimana bisa memiliki hobi atau profesi apa saja namun tetap memegang teguh prinsip-prinsip agama.

Hingga tengah malam terjadi pertarungan pendapat antara Zoya melawan Fatimah dan Anisa. Perdebatan yang akhirnya diakhiri dengan tidak berakhir. Ketiganya jatuh tertidur dalam waktu nyaris bersamaan. Mereka memang tidur dalam satu kamar dengan 3 kasur yang digabungkan jadi satu di lantai.

Dengan terkantuk-kantuk Zoya mengingat kembali kalimat demi kalimat Faris yang membantah tuduhannya saat dia mengatakan bahwa Cleo adalah kekasih Faris. Kalimat itu terus terngiang-ngiang di telinga Zoya.

Kekasih? Sampai saat ini aku masih sendirian. Belum pernah punya kekasih. Dan kalaupun ingin, aku bukan mencari kekasih. Tapi calon istri. Itupun tidak pakai pacar-pacaran. Aku maunya ta'aruf.

Zoya sangat sepakat dengan Ta'aruf. Sebuah prinsip yang aneh untuk anak muda zaman sekarang. Ta'aruf adalah sebuah proses pendekatan secara Islami untuk menentukan apakah hati saling bertaut atau tidak. Hanya saja tetap harus ada pihak ketiga yang merupakan muhrim atau teman perempuan si wanita agar semuanya terjaga dan terkendali. Bisa saja bertemu atau makan bareng atau jalan bareng, tapi dengan syarat mesti ada orang ketiga yang menemani si wanita dan pihak ketiga adalah muhrim si wanita. Atau setidaknya teman dekat perempuan apabila tidak mempunyai muhrim yang dekat.

Cara yang dipandang langka saat ini karena diibaratkan seperti membeli kucing dalam karung. Tidak asik karena tidak bisa berduaan. Tidak oke karena makan dan jalanpun masih harus ditemani orang lain. Tapi sebenarnya, dan ini yang Zoya yakini, Ta'aruf adalah pacaran namun dengan syarat dan ketentuan berlaku. Kalaupun kedua orang pria dan wanita itu sudah sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama misalnya, tetap saja untuk menjaga harkat dan martabat si wanita serta marwah si pria, Ta'aruf merupakan cara terbaik, logis dan ilmiah apabila ingin menjajaki tujuan berumah tangga.

Zoya tersenyum dalam tidurnya. Jatuh cinta pada pandangan pertama? Uh! Dia malah jatuh benci pada pandangan pertama kali!

Ketiga gadis itu sama sekali tidak menyadari bahwa RX King itu terus menguntit dari kejauhan. Faris sengaja menjaga jarak karena tidak ingin diketahui. Perintah hatinya jelas; jaga Zoya hingga dia sampai di kosnya. Faris sempat berhenti dan bertanya kepada Anisa melalui WA apakah mereka melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api di Sukabumi atau lanjut bermobil ke Bogor. Anisa menjawab bahwa mereka akan terus menggunakan mobil hingga ke kos masing-masing. Jadwal kereta tidak cocok. Kalau mau naik kereta mereka masih harus menunggu selama 8 jam atau menginap semalam lagi di Sukabumi.

Faris senang saja mereka tidak naik kereta. Jika sampai Zoya naik kereta api, bagaimana RX Kingnya bisa menjadi voorijder dari belakang seperti sekarang? Dia benar-benar berniat memastikan Zoya selamat sampai tujuan.

--*******