Chereads / Tak Kenal maka Taaruf / Chapter 24 - Bab 24-Perjumpaan yang Tak Diduga

Chapter 24 - Bab 24-Perjumpaan yang Tak Diduga

Suasana hati Zoya betul-betul tidak enak. Liburan di sini sama sekali tidak menyenangkan. Semuanya berantakan karena Fatimah dan Anisa mendalami peran mereka sebagai detektif dadakan. Mereka bilang semua demi dirinya. Mereka tidak ingin dia jatuh cinta kepada orang yang salah. Lah terus siapa sih yang jatuh cinta? Zoya menggerutu dalam hati.

Mungkin sebaiknya dia keluar dari vila sekali-kali. Tidak hanya memandangi lautan dari halaman saja. Zoya bertekad melakukannya besok pagi. Dia akan naik motor pergi ke pasar ikan dan membeli ikan yang bisa dibakar. Membuktikan kepada Fatimah dan Anisa bahwa semua ikan bisa dibakar.

Keesokan harinya. Zoya menjalankan niatnya semalam. Setelah Sholat Subuh dia mengeluarkan motor dan pergi diam-diam. Memberi pesan kepada Bi Juha agar memberi tahu kedua sahabatnya saat terbangun nanti bahwa dia pergi ke tempat pelelangan ikan. Tak lama lagi mereka pasti terbangun untuk Sholat Subuh. 

Mang Juha membuka pintu gerbang pelan-pelan sesuai pesan Zoya yang tidak ingin kepergiannya diketahui. Diapun tidak menyalakan motornya di halaman vila. Dituntunnya sampai keluar vila. Begitu sudah berada di pinggir jalan yang agak jauh dari vila, Zoya berniat menstarter motor. Tapi mengurungkan niatnya. 

Lamat-lamat terdengar suara adzan tak jauh dari tempatnya berdiri. Zoya mengira ada masjid di dekat sini. Zoya terus menuntun motornya sampai persis berada di dekat suara adzan yang luar biasa merdu. Adzan yang pernah didengarnya sekali di Masjid Al-Hurriyah. Adzan yang mampu menghanyutkan seluruh perasaannya. Zoya berhenti menuntun motor. Dia akan menikmati adzan ini terlebih dahulu sebelum menghidupkan motor.

Subhanallah. Berkali-kali Zoya menyebut nama Gusti Allah. Adzan ini benar-benar sangat merdu! Suaranya begitu menghanyutkan dan membawa orang-orang yang mendengarnya melayang-layang dengan penuh rasa khidmat. Zoya tersentak kaget. Inilah yang menjawab gerutuannya semalam. Siapa bilang dia tidak jatuh cinta? Dia jatuh cinta pada suara ini semenjak pertama mendengarnya di kampus!

Adzan selesai berkumandang. Zoya terpekur sejenak. Ingin segera melanjutkan perjalanan tapi kakinya berat untuk diajak melangkah. Motornya masih terparkir di bahu jalan. Ingin rasanya dia mendengarkan suara adzan itu berulangkali. Zoya memasang telinga baik-baik. Suara yang membuatnya jatuh cinta itu kembali melantunkan Al-Fatihah dan surat pendek. Rupanya dia menjadi Imam Sholat Subuh. Zoya bertekad akan menunggu hingga rakaat kedua selesai. Dia masih ingin mendengar suara merdu itu. 

Zoya menghela nafas panjang setelah tidak lagi terdengar suara dari dalam vila besar di depannya. Dengan langkah lunglai dia menghampiri motornya. Tubuhnya lemas. Energi dan jiwanya tersedot pada suara yang indah bukan main itu. Zoya menghidupkan motornya dan segera melaju turun menuju pelelangan ikan.

Faris berdizikir dan berdoa sejenak dengan khusuk setelah mengimami Sholat Subuh berjamaah bersama Cleo dan semua temannya. Keempat gadis itu terpekur diam. Menunggu sampai Faris selesai dan bangkit berdiri. Mereka semua, terutama Cleo, begitu terhipnotis dengan lantunan adzan serta bacaan surah dari Faris. Cleo bahkan sampai meneteskan airmata saking dalamnya terhunjam oleh haru-biru suara Faris.

Faris berdiri menyudahi ibadah Subuhnya. Pemuda itu kembali ke kamarnya dan keluar lagi dengan pakaian biasa. Dia akan berburu Ikan Barakuda lagi di tempat pelelangan. Pemuda itu memutuskan untuk tidak jadi memancing hari ini. Dia belum memberitahukan hal ini kepada Cleo. Tapi memang itu yang harus dilakukannya. Kalau perlu dia akan pergi memancing sendiri.

Cleo menangkap dengan sudut matanya Faris keluar rumah dan menuntun motornya ke arah gerbang.

"Faris, mau kemana?" Tanya Cleo dengan suara lembut. Tidak terdengar lagi nada angkuh yang selama ini melekat sebagai ciri khas Cleo.

Faris menoleh dan tersenyum. Dia betul-betul dihadapkan pada keajaiban Tuhan sejak kemarin. Cleo betul-betul berubah 180 derajat. Bukan hanya telah kembali sholat namun juga dari sisi sikap dan perilaku. Lembut dan penuh senyum.

"Mau ke tempat pelelangan sebentar. Siapa tahu aku bisa menemukan Ikan Barakuda pagi ini. Rencana memancing kita batalkan ya? Terlalu berbahaya dan juga kamu harus segera pulih betul. Besok kita harus kembali ke kampus. Lusa perkuliahan sudah dimulai."

Cleo mengangguk. Hatinya teriris. Dia belum berani berterus terang bahwa tidak ada tugas kelompok dari kampus. Tidak ada sampel-sampel. Tidak ada rumput laut dan Ikan Barakuda. Semua hanyalah skenario darinya agar bisa berlibur bersama Faris. Cleo sama sekali tidak punya keberanian saat ini untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia sedang menikmati fase luar biasa yang membalik kesadarannya seperti sekarang ini. Biarlah. Nanti dia akan mempertanggungjawabkan semuanya kepada Faris dan siap menerima akibat apapun dari perbuatan rekayasanya.

Cleo melambaikan tangan kepada Faris yang berpamitan kepadanya. Keluar dari gerbang lalu menghidupkan motornya. Cleo mengusap mukanya dengan penuh syukur. Dia bersyukur masih diberi kesempatan hidup. Dia bersyukur bisa menemukan kembali titik balik dari hidupnya yang silau gemerlapan ke arah cahaya yang sesungguhnya. Ucapan Alhamdulillah meluncur dari bibir Cleo dengan suara syahdu.

Faris agak mengebut. Dia harus segera tiba di tempat pelelangan. Jam segini ramai-ramainya bongkaran ikan nelayan. Faris benar-benar berharap menemukan Barakuda. Di kejauhan dia melihat motor yang dikendarai wanita berjilbab panjang berjalan pelan. Dia hendak mendahului tapi terpaksa mengerem karena ada konvoi mobil pick up dari arah sebaliknya. Faris dengan sabar menunggu di belakang motor matic itu sampai semua konvoi habis. 

Faris melongo. Jantungnya berdebar-debar. Dia sepertinya mengenali sosok yang sedang mengendarai motor dengan pelan di depannya. Faris mengucek mata beberapa kali. Ah, mana mungkin? Ini pasti karena pikirannya selalu dipenuhi oleh sosok Zoya. Sehingga setiap wanita seolah berubah menjadi sosok yang dirindukannya itu. Faris membatalkan niatnya mendahului. Dia harus memastikan. Apakah benar sosok wanita yang berkendara dengan anggun di depannya ini Zoya atau bukan. Gimana caranya mengetahui kalau dia tidak mendahului? Faris terkekeh pelan. Dia hampir selalu menjadi bodoh kalau sudah berhubungan dengan gadis yang bernama Zoya Maulida Lavani. 

Faris mengegas motornya pelan. Dia tidak mau berlaku tidak sopan menjajari pemotor di depan lalu melihat-lihat ke arahnya. Dia akan mendahului lalu menunggu agak jauh di depan untuk memastikan.

Faris tidak tahu bahwa Zoya di depannya menjadi gelagapan sejak tadi. Sejak mendengar suara yang sangat dibencinya membuntuti dari belakang. Suara RX King. Beberapa kali Zoya melirik di kaca spion. Benar memang itu Faris! Zoya tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya berharap Faris segera mendahuluinya sekencang mungkin. Zoya berdoa agar pemuda itu tidak mengenali dirinya karena helm full face yang dipakainya. Tapi pemuda itu malah konsisten terus berada di belakangnya.

Saat Faris mendahuluinya, Zoya merasa lega. Kelegaan yang hanya berlaku singkat karena RX King itu berhenti tidak jauh di depannya dan melambai memintanya berhenti. Zoya gugup.

--****