Chereads / Tak Kenal maka Taaruf / Chapter 3 - Bab 3-Gladi Resik

Chapter 3 - Bab 3-Gladi Resik

Faris melompat bangun. Dia baru teringat harus latihan bersama kawan-kawannya di kampus. Hari ini gladi resik kegiatan konser musik kampus yang bertajuk "Langit Biru di Kampus Biru". Grup bandnya akan tampil. Salah satu kesenangan dan kebanggaan dalam hidupnya adalah bisa ngeband bersama sahabat-sahabatnya, Bandut, Ronan, Ali, dan Syuhada. 

Aslinya Faris adalah gitaris. Tapi karena banyak orang yang bilang suara Ronan yang menjadi vokalis mirip John Bon Jovi kesedak duri ikan, atau Axl Rose yang kebanyakan makan ketan, lebih parah lagi para mahasiswi Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis yang terkenal cantik-cantik bilang kalau vokal Ronan tak ubahnya James Hetfield sedang ngeden kebelet boker. Sontak saja formasi band dirubah. 

Faris didapuk menjadi vokalis dan Ronan memegang gitar. Sejak saat itu Band Metal Tawakkal, begitu nama band Faris, tidak lagi mengalami perundungan. Vokal Faris memang yahud. Tidak kalah dengan Ahmad Albar saat masih muda. Suaranya sedikit serak tapi enak di telinga. Entah kenapa sejak awal bukan Faris yang menjadi vokalis. Mungkin karena mereka menghormati Ronan yang paling senior di antara mereka.

RX King Faris meliuk-liuk di antara padatnya lalu lintas. Jalan poros yang menghubungkan Bogor dengan Rangkas Bitung ini memang sudah sangat terkenal dengan kemacetannya. Tidak mengenal waktu. Pagi, siang dan malam, berbagai jenis kendaraan yang didominasi oleh angkot dan motor merayap di jalur kusut ini. Asramanya tidak terlalu jauh dari kampus, tapi tetap saja butuh lebih dari 30 menit untuk sampai di aula Fakultas Perikanan.

Faris mengusap keringat di dahinya. Jantungnya masih berdebar keras. Teringat kejadian saat masuk gerbang kampus. Saking takutnya terlambat dan dicerca kawan-kawan bandnya, dia sedikit tidak waspada. Nyaris saja stang motornya menyenggol serombongan mahasiswi yang sedang berjalan kaki. Untunglah Faris bertindak reflek dan membanting motornya ke kanan. Apesnya, dari arah berlawanan datang bus kampus dengan kecepatan rendah. Bus itu mengerem tepat waktu karena kalau tidak badan Faris sudah gepeng dilindas.

Faris hanya bisa mengomel panjang pendek sambil mendirikan motornya yang terjengkang di jalanan. Sembari tak lupa mengangguk penuh terimakasih kepada sopir bus, Faris berteriak ke rombongan mahasiswi yang sontak berhenti saat kejadian.

"Wooii, kalau mau latihan baris berbaris di lapangan noh! Masa setengah jalanan kalian okupasi."

Dari semula bersimpati, serentak para mahasiswi itu memandang Faris dengan mata melotot ganas. Faris mencibir. Namun cibirannya mendadak menghilang saat matanya bertemu dengan mata salah satu dari mahasiswi itu yang terlihat menyala terang seperti kejora kemalaman. Gadis itu tidak berucap apa-apa tapi sinar mata itu menusuk langsung jantung Faris menggunakan ujung kelewang setajam pedang Al Fatih. Faris jadi gugup. Buru-buru pemuda itu menstarter RX Kingnya dan memutar gas dalam-dalam melarikan diri dari tempat itu. Tatapan itu berbahaya! Tatapan yang belum pernah dilihat oleh Faris seumur hidupnya tapi jelas sangat berbahaya! Dia ingin melupakannya.

Faris menggeleng-gelengkan kepala dengan keras. Mencoba mengusir peristiwa yang hampir membuatnya cedera tadi. Secara fisik maupun hati.

"Hey, dude! Kamu telat!" Tepukan di bahunya yang sekeras hammer tukang bangunan mengagetkan Faris. Duh! Dasar kawan gila! Dia melotot ke arah Bandut. Si drummer yang kaosnya tak pernah ganti. Kadang-kadang Faris berpikir bahwa Bandut memiliki kaus berjenis dan bercorak sama dalam jumlah banyak. Tapi jika dicium dari tengiknya yang sempurna, Bandut memang jarang sekali berganti pakaian.

Tatapan melotot juga diterima Faris dari Ronan, Ali, dan Syuhada. Faris nyengir-nyengir saja. Dia yang biasanya paling tidak telat dibanding kawan-kawannya, sekarang kena batunya. Gara-gara cewek-cewek baris berbaris tadi. Huh! Lain kali dia akan semprot mereka lebih pedas lagi. Untung saja ada si mata kejora yang menawan tadi. Kalau tidak, hmm tidak mungkin dia melarikan diri seperti maling tadi.

Gladi resik dimulai. Suara serak Faris langsung mengudara memenuhi aula. Beberapa penonton perempuan yang berasal dari berbagai macam fakultas mulai menjerit-jerit senang. Terutama seorang gadis berambut panjang yang cantiknya mungkin menyamai gambaran tentang Cleopatra. Karena itulah teman-temannya memanggil mahasiswi cantik itu dengan sebutan Cleo. Dan namanya memang Cleopatra Adelina. Mahasiswi Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Kuat, begitu dia selalu memperkenalkan diri jika ditanya kuliah di mana. Maklumlah, Cleo memang putri tunggal seorang pengusaha kaya raya yang berdomisili di Jakarta. Gadis itu pintar dan baik di kalangan teman-temannya. Cuma memang agak sedikit tinggi hati. Mungkin karena belum pernah menjumpai kesulitan hidup sedari masih bayi.

Cleo selalu setia hadir setiap kali ada pertunjukan band yang melibatkan Metal Tawakkal. Faris adalah idolanya. Dia menyukai warna suara Faris. Serak tapi tinggi. Cleo sendiri memanggil Faris dengan sebutan Faris Bolton. Katanya suara Faris tidak kalah dengan si penyanyi terkenal Michael Bolton. 

Hanyut akan suasana gladi resik yang memacu adrenalin, Faris benar-benar mengerahkan kemampuannya menyanyi. November Rain dari Guns & Roses serta Nothing Else Matternya Metallica habis semua dilibasnya. Metal Tawakkal memang penganut genre musik heavy metal garis keras. Genre lain yang mau mereka mainkan selain heavy metal hanya satu, musik gambus padang pasir. Aneh memang.

Cleo melompat-lompat dari tempat duduknya saking girangnya setelah lengkingan melodi Metal Tawakkal mengakhir gladi resik. Gadis cantik yang pernah jadi model Gadis Sunsilk itu menghampiri Faris diikuti oleh rombongannya yang semua terdiri dari cewek-cewek modis masa kini.

"Hei, Bolt. Suaramu memang oke banget! Kenapa gak coba masuk dapur rekaman sih?" Faris tersenyum ramah kepada Cleo dan kawan-kawannya. Dengan kalimat seadanya pemuda itu menyahut pendek.

"Sudah pernah." Mata Cleo langsung berbinar terang. Menunggu penjelasan Faris lebih lanjut.

"Kami sudah pernah rekaman di dapur kosnya si Jenglot anak Teknologi Industri." Faris menyebutkan kawan akrabnya satu lagi yang tidak ikut band namun berperan sebagai manajer pro bono.

Binar mata Cleo langsung meredup mendengar jawaban main-main Faris. Dia hendak bersandar di bahu Faris untuk balas menggodanya namun pemuda itu pura-pura membetulkan tali sepatu. Bandut menggantikan posisi Faris. Cleo otomatis mundur menggunakan gigi 5. Cepat sekali. Bandut nyengir kuda. Dia sebetulnya sedang menyelamatkan Faris. Kawannya itu meski berpenampilan dan bergaya roker tapi punya prinsip tidak mau bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Prinsip yang seringkali jadi bahan ledekan kawan-kawannya. 

Cleo memandang Bandut dengan sebal. Bandut pura-pura tidak tahu. Dia bergeser mendekat ke arah Faris sehingga tubuhnya berada di antara Faris dan Cleo. Kembali Cleo mundur secara reflek. Bau kaus Bandut sangat aneh! Antara bau comberan bercampur dengan kimchi basi. Cleo tidak ragu-ragu menutupi mulut dan hidungnya menggunakan sapu tangan.

Kali ini tidak cuma Cleo yang mundur. Faris juga menjauh sambil menarik-narik kaus Bandut sembari memijit hidungnya tanda kalau kaus itu sangat bau. Bandut mengangkat bahu sambil menggumam kesal kepada Faris.

"Syukur-syukur lu udah gua selamatkan dari terkaman Gadis Sunsilk! Huh!"

Ronan mengambil alih situasi. Dia mengajak Cleo dan rombongannya ngobrol. Bertanya apakah ada feedback dengan penampilan Metal Tawakkal tadi. Dia juga meminta saran khususnya kepada Cleo jenis kostum apa yang sebaiknya besok mereka pakai.

Cleo dengan senang hati menjelaskan secara panjang lebar. Tapi matanya tak pernah lepas dari Faris yang diam-diam hendak pergi dari situ.

"Heiii Bolt! Mau kemana kau?!" 

Faris menghentikan langkah dan tersenyum tipis kepada Cleo. 

"Gak kemana-mana. Aku cuma mau beli rokok."

Ali melempar sebungkus rokok Jarum Super ke arah Faris. Ditangkap dengan sigap oleh Syuhada yang memelototi Ali sambil mengedip-ngedipkan matanya. Artinya mungkin seperti ini; Bocah tengik! Hanya kau yang tidak berusaha menyelamatkan Faris dari wanita zaman Fir'aun itu!

Ali menganga sambil menggaruk kepala. Ah iya dia selalu lupa.

***