Chereads / CEO VS MAFIA : Love & Trap / Chapter 9 - Terikat Kontrak

Chapter 9 - Terikat Kontrak

Sebulan kemudian…

Setelah viral isu memalukan tersebut. Alya mengalami keguguran. Gadis itu sempat di rawat di rumah sakit terdekat, tapi tidak terlalu lama. Alya mulai bangkit dari masa keterpurukannya. Gadis itu mulai berkarya, menulis novel pertamanya, yang terinspirasi dari kehidupannya. Alya berfokus untuk jadi penulis bestseller. Dengan followers yang banyak di social media Alya dapat mengumpulkan ribuan calon pembeli novel nya.

Alya masih terhantui oleh sosok Mr. Kennet Wright, yang membuat dirinya terikat kontrak dengan pria kejam itu. Hal buruk yang hampir menimpa Alya gara-gara kelakuan bejat Kennet pun masih membuat Alya trauma. Tapi dia tahu, brand parfum milik Kennet akan di jual dikalangan internasional, Kennet orang yang sangat kaya dan berbahaya.

Smartphone Alya berdering. Terlihat siapa yang nelepon. 'Mr. Kennet Wright' Alya agak panik, dia mengangkat telepon itu dengan takut-takut. Dia trauma dengan kejadian yang hampir menghilangkan harga dirinya di studio. Tapi mau gimana? Alya sudah terikat kontrak dengan Kennet dan gadis itu sudah di bayar. Maka setiap jenis brand parfum milik Kennet, Alya harus siap shooting atau fotoshoot.

"Halo?" Alya menjawab telepon itu.

"Alyara-ku sayang… bagaimana keadaanmu?" tanya Kennet dengan nada menggoda. "Berita tentang mu? Apakah itu benar? Bagaimana kau bisa hamil? Alya?" Kennet berkata dengan nada mengejek.

Alya terdiam sejenak. Dia tahu, Kennet pasti akan suka dengan berita itu. Dia sadar Kennet bisa mengejek dirinya, atau bahkan memfitnah Alya di depan seluruh rakyat Indonesia.

"Alyara, minggu depan kau shooting lagi, di Grand Golden Hotel. Jadwal akan di kabarkan lebih lanjut!" kata Kennet dengan nada suara yang licik. "Oh ya, Alyara ingat rahasia kecil kita, jangan sampai ada yang tahu!" ancam Kennet halus. Dia tahu Alya pasti ketakutan mendengar ancaman ringan itu.

Alya pun mulai pucat. 'Hotel' segala macam fitnah bisa terjadi di sana.

"Tapi… Mr. Wright… aku… aku…" kata Alya takut-takut.

"Jangan mendebatku, Alya! Turuti saja keinginanku! Nanti aku kasih bonus tunai untuk harga dirimu!" Kennet berkata iseng, tapi tetap saja menggoda. "Okay, Alyara!" telepon di tutup. Kennet yakin kali ini pasti dia sanggup menjebak Alya!

Gadis itu terdiam sedih. Mau tidak mau, dia harus menuruti keinginan Kennet. Shooting di Grand Golden Hotel salah satu hotel bintang lima di Jakarta. Alyara terdiam memikirkan nasib buruk yang akan menimpanya.

*****

Hari shooting telah tiba. Dia mau shooting di Grand Golden Hotel, Alya tak sendirian dia mengajak Dania, gadis imut yang menjadi sahabatnya. Agar Kennet tak curiga, Alya membocorkan rahasia nya, maka dia mengajak Dania bukan mom atau Daviel.

Alya dan Dania tiba di hotel bintang lima. Grand Golden Hotel. Sesuai waktu yang Kennet kabarkan.

"Ternyata begini yah lokasi shooting!" kata Dania takjub.

Dania melihat sekelilingnya. Alat-alat shooting yang canggih, bagai kualitas iklan mahal. Dania takjub sekarang Alya adalah bintang iklan terkenal kelas dunia.

"Iya, ini shooting brand parfum internasional. Visual dan produk harus sangat bagus!" jawab Alya berusaha menutupi ketakutannya pada Kennet.

Mereka berdua duduk di restoran. Alya heran, mengapa dia dan Dania datang ke-pagi-an? Para kru masih sepi dan alat shooting masih di tata.

Tiba-tiba…

"Alya… aku mulas…" kata Dania menahan perut mulas. "Aku ke toilet dulu yah!" Dania berjalan pamit menuju toilet di hotel. Alya duduk sendirian di restoran.

Alya memesan minum di restoran. Sambil menunggu Dania, Alya duduk sendirian di restoran. Sosok menakutkan bagi Alyara datang. Mr. Kennet Wright. Pria itu menghampiri Alya yang sedang duduk sendirian. Alya terdiam kaku dan trauma. Alya mulai merasakan niat buruk Kennet.

"Alyara kau datang tepat waktu." Kata Kennet, dia duduk di hadapan Alya di restoran.

"Iya Mr. Wright… sesuai kontrak kerja kita."

"Kau pekerja professional." Kennet memujinya.

Alya diam. Dia mengangguk, seorang pelayan laki-laki mengantarkan minum untuk Alya, strawberry-vanilla yang dingin. Alya meminum minuman itu lumayan banyak, Kennet terlihat tersenyum jahat, dengan kedua mata yang memandang tajam pada Alya. Sorot mata Kennet terlihat sadis-tapi rupawan.

Tiba-tiba…

Alya pusing. Pandangan nya kabur. Kennet beranjak mendekatinya. Pandangan Alya memudar. Alya roboh, Kennet menangkap Alya dari samping. Alya pun pingsan.

*****

Kedua pria nakal itu sembunyi-sembunyi di hotel bintang lima di Jakarta. Mereka melihat Alya pingsan setelah meminum minum pesanannya.

"Shane… Alya pingsan!" kata Vino heboh.

"Pria itu… itu kan… Mr. Wright…" kata Shane pada Vino.

Kennet menggendong Alya menuju lift. Kennet pun memang dikelilingi sekitar dua orang bodyguard nya!

"Mr. Wright membawa Alya ke kamar…" kata Vino tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kedua pria itu mengikuti Kennet, Kennet membawa Alya ke lantai paling atas kamar honey moon suite. Hotel memang sumber fitnah dan jebakan bukan?

*****

Di kamar honey moon suite. Alya sedang tiduran di ranjang. Gadis itu pingsan dia tak sadarkan diri. Tepat di dekatnya, Kennet berada. Pria itu memandang Alya begitu fokus, dia sangat mengagumi kecantikan fisik Alya. Pria itu sudah lama menunggu saat seperti sekarang. Yang ada di benaknya hanya Alyara bertahun-tahun dan sekarang dia berhasil mendapatkan Alya dengan mudah dengan cara menjebaknya.

Keinginan 'gila' nya segera ingin dia penuhi. Kennet melepaskan jas tuxedo nya dengan cepat, untuk melaksanakan kebutuhannya.

Tiba-tiba…

Pintu kamar nya di dobrak paksa oleh enam orang polisi. Para polisi memasuki kamar dengan paksa. Melihat Alya yang sedang pingsan, keenam polisi itu menodong Kennet dengan pistol! Kennet kaget, dia mengangkat tangan dan melihat keenam polisi siaga.

"Lepaskan gadis itu!" perintah polisi Indonesia itu keras.

Kedua polisi menolong Alya, gadis itu mulai sadar dari pingsannya.

"Apa-apaan kalian?" protes Kennet marah pada polisi Indonesia dengan logat prancisnya.

"Mr. Wright, anda di tahan karena tuduhan penculikan dan pelecehan!" kata seorang polisi tegas.

"Apa kalian gila? Aku bukan penculik!" protes Kennet marah.

Datang seorang gadis imut berkacamata memanggil nama 'Alya'. "Alya… Alya… kamu baik-baik aja kan?" Dania terlihat histeris.

Alya mulai sadar dari pingsannya. "Alya… bertahanlah!..." Dania teriak panik sambil mengguncang tubuh Alya.

Disana, empat orang polisi hendak mau memborgol Kennet. Pria kejam itu mengeluarkan sebuah kontrak, yang sudah di tanda tangani oleh Alya.

"Aku bukan penculik!" protes Kennet, "Dia, Alyara terikat kontrak denganku!" kata Kennet sambil memberikan map berisi kontrak yang Alya sudah tanda tangan. Pada seorang polisi. Polisi itu membaca isi kontrak yang tak terlalu panjang tapi sangat jelas. Polisi itu terdiam sejenak. Lalu dia bicara pada Kennet.

"Ini… kontrak yang sangat jelas… kurasa kita tidak bisa menuntutmu, Mr. Wright." Kata polisi itu memasang wajah percuma. Dia tahu siapa Kennet, orang yang cukup terkenal di kalangan polisi internasional.

Mendengar itu, Dania teriak protes, "Apa? Tidak bisa menuntutnya? Pria itu sudah jelas melecehkan Alya!" kata Dania berteriak marah.

Kennet tersenyum santai aja, yang terlihat tetap jahat.

"Aku akan menyelamatkan Alya! Dia adalah sahabatku!" kata Dania penuh semangat.

Alya sudah sadar dari pingsannya. Dania segera merangkul Alya yang lemas. Dania menuntun Alya keluar kamar hotel. Diikuti dua orang polisi. Shooting di batalkan. Kennet menyuruh para kru dan sutradara bubar karena dia juga takut ketahuan. Maka tidak ada shooting.

Alya dan Dania kalut. Mereka berdua menangis. Untungnya ketika Kennet membawa Alya ke kamar hotel Dania melihatnya lalu menelepon polisi, beruntung hotel itu tidak jauh dari kantor polisi.

...…..

Silahkan berdonasi ke author se ikhlas nya

DANA: 085218926699