Chereads / CEO VS MAFIA : Love & Trap / Chapter 6 - Jebakan

Chapter 6 - Jebakan

Di mansion. Kennet sedang menyusun rencana. Pria kejam itu pun ingin sekali mendapatkan gadis impiannya yaitu Alyara. Hanya itu yang memenuhi pikirannya. Bagi Kennet, Alya sangat menarik, karena Kennet adalah orang sangat kaya yang memiliki segalanya, rumah mansion, mobil-mobil mahal, hingga private jet pun dia punya. Memang Kennet agak sedikit psycho dia sangat terobsesi pada Alya, menurutnya Alya adalah mainan yang harus dia dapatkan.

Kennet sedang duduk santai di mansion nya. Udara Jakarta yang panas membuat Kennet sedikit gerah. Dia meminum es lemon kesukaan nya. Pria itu sedang nonton televisi, Kennet pria arogan itu menonton sebuah stasiun televisi nasional, kaget dengan siapa yang dilihatnya.

Kedua mata Kennet tercengang kaget, melihat sebuah iklan sabun brand terkenal. "Alyara???" kata Kennet dalam hati dengan ekspresi kaget. Melihat bintang iklan di brand sabun Lovenia, Kennet terkejut, ternyata Alyara gadis incarannya menjadi bintang iklan di TV nasional Indonesia. Kennet terdiam memikirkan sesuatu. Dia tersenyum licik sedikit, kemudian mengambil smartphone-nya, dia menelepon seseorang yang sangat kaya sama seperti dirinya!

*****

Pagi. Alya baru bangun tidur, ketika membuka smartphone nya Alya membaca sebuah chat dari Daviel. 'Alya, bisa datang ke kantorku jam 2? Ada hal yang aku ingin bicarakan. Thanks.' Kata Daviel di chat, membuat Alya bergegas siap-siap karena sekarang jam 10 pagi, Alya masih bisa santai. Nanti dia bersiap-siap untuk bertemu Daviel.

*****

Jam 2 siang. Alya datang tepat waktu di PT Uniavara. Gadis itu membuka pintu ruangan di kantor C.E.O untuk bertemu dengan Daviel. Alya mengucapkan salam kemudian Daviel menyambutnya. Daviel mempersilahkan Alya duduk.

"Alya, ada kabar baik, kau tahu, brand parfum terbaru ingin mengontrakmu menjadi bintang iklan-nya, dengan honor Rp. 100 juta." Kata Daviel dengan senyuman senang, dia tahu bahwa Alya akan gembira.

"Oh ya? Mr. Carter… itu kabar bagus yah?" kata Alya dengan wajah takjub.

"Yang perlu kau lakukan, adalah tanda tangan kontrak dengan perusahaan, karena kita memiliki beberapa investor, perusahaan ini hanya sebagai pabrik juga." Kata Daviel menjelaskan.

"Kapan aku tanda tangan kontrak? Mr. Carter?" tanya Alya tak sabaran.

Daviel memberikan Alya sebuah map. Berisi beberapa lembar kertas kontrak.

"Ini dia Alya, kontrak kerjanya, boleh kau baca dulu. Ketika kau sudah tanda tangan, kabari aku." Kata Daviel, dengan gaya bicara yang santun dan ramah.

Alya sangat gembira, kemudian dia memasukan map itu ke tasnya.

"Terimakasih Mr. Carter."

"Sama-sama Alya."

*****

Keesokan harinya, Alya datang ke kantor C.E.O milik Mr. Carter, dia membuka pintu dan mengucapkan salam. Daviel menyambutnya. Alya pun berkata sopan dengan nada gembira.

"Mr. Carter, aku sudah tanda tangan kontrak!" kata Alya gembira. Alya memberi kontrak pada Daviel, satu. Dia memang menandatangani kontrak yang sama ada dua kontrak. Satu untuk Alya simpan, satu untuk klien.

"Luar biasa, Alya. Minggu depan kamu shooting di studio millennium. Aku kabarin lagi jadwalnya nanti. Setelah shooting, honor akan di transfer ke rekeningmu." Kata Daviel dengan nada memastikan. Dia tahu Alya sedang gembira.

Alya tersenyum manis, dia tidak tahu bahwa ada 'jebakan' menanti dirinya.

*****

Studio Millenium. Salah satu studio perfilman yang terkenal di Jakarta. Alya datang di studio tepat waktu. Gadis itu seperti biasa, di rias di ruang makeup oleh makeup artis professional. Rambut hitam Alya yang panjang di catok berbentuk gelombang yang cantik. Alya pun mengenakan gaun putih indah dengan jahitan mutiara-mutiara. Disini konsep iklan adalah kerajaan kuno gaya eropa klasik. Alya disuruh beradegan bagaikan seorang putri.

Alya sedang di tengah-tengah kamera-kamera yang menyorot dirinya. Alya beradegan dengan bagus dan anggun. Sutradara dan para kru bertepuk tangan. Proses shooting berjalan dengan lancer dan bagus.

Tiba-tiba… dari ujung sana…

Di ujung ruangan. Seseorang bertepuk tangan sangat keras. Membuat Alya memperhatikan dari jauh. Pria itu, dia memandang Alya begitu fokus. Alya merasakan pandangan pria itu dingin-angkuh-licik. Pria itu datang menghampiri Alya dengan gaya santai tapi pasti, ketika pria itu mendekat… 'deg' jantung Alya berdetak kencang. Alya luar biasa kaget. Pria itu berhenti dihadapan Alya. Gadis itu kaget bukan main.

"MR. KENNET WRIGHT???" Alya berkata sedikit teriak dengan nada kaget. Gadis itu sedikit gemetar karena ketakutan.

Alya terdiam kaku. Para kru agak bingung dengan reaksi Alya. Kennet tersenyum jail-yang iseng, dia senang melihat Alya panik, menurutnya Alya sangat imut dengan kedua pipi merah merona.

"Halo, Alyara…" sapa Kennet dengan santai tapi agak arogan. "Senang bertemu denganmu, acting-mu bagus, Alyara aku kagum padamu!" Kennet memuji dengan rayu-an.

Alya dengan polos bertanya, "Apa yang anda lakukan di sini Mr. Wright?" kata Alya bingung.

Kennet bicara dengan nada agak jail tapi senang karena jebakan nya berhasil, "Apa kau tidak tahu? Aku klien pemilik brand parfum terbaru!" jawab Kennet mantap. Dengan detail mengamati ekspresi Alya yang tercengang tak percaya. Dia tahu, dengan kontrak yang sudah di tanda tangan oleh Alya, gadis itu tak akan bisa lolos.

"Alyara-ku sayang, aku siap memberikan pekerjaan apapun padamu, dengan honor mahal yang fantastis, tapi kau harus memenuhi keinginanku! Dengan kontrak yang sudah kau tanda tangan, kurasa kau tak mungkin bisa menolak!" Kennet berkata dengan senyuman licik, sambil memandang wajah Alya yang menurutnya amat cantik, dan lugu.

Gadis indo itu ingin menangis. Dia tahu, Kennet akan bertindak gila pada dirinya yang lugu.

*****

Shooting berlangsung di studio millennium. Alya yang ketakutan harus acting se-profesional mungkin beradegan sesuai naskah iklan. Cukup rumit konsep iklan ini. Alya yang takut pada Kennet pun harus terlihat tenang dan professional. Dia di kontrak 1 tahun menjadi Brand Ambassador parfum milik Kennet. Kennet menonton Alya shooting hingga selesai. Pria itu senang melihat Alya ber-acting. Menurutnya, Alya cukup professional untuk ukuran artis pendatang baru.

"Cut!... yah selesai!" kata sutradara. Para kru bertepuk tangan. "Yah, boleh pulang!" terlihat para kru mulai bubaran.

Alya pun mulai beres-beres, tak lama Kennet menghampiri Alya. Alya merasakan hal yang janggal. Dia sangat takut pada Kennet. Dia tahu Kennet orang yang berbahaya.

"Alyara…" sapa Kennet. "Kerja yang bagus! Kau cukup professional, menjalankan shooting, kau mau pulang kan?" tanya Kennet dengan niat jahat yang hendak dilaksanakan olehnya.

"Bukan urusanmu, Mr. Wright!" Alya berkata judes.

Gadis itu merapihkan tasnya, sendiri. Tidak ada yang menemani Alya pulang, dia sendirian.

Kennet sedikit tersinggung. Dia melihat Alya berjalan menjauh dari dirinya, Alya berjalan cepat menjauh dari Kennet. Terlihat, pria itu marah melihat Alya menolak dirinya.

"Kau tak bisa pergi begitu saja dariku Alyara!" protes Kennet marah. "Kau sudah tanda tangan kontrak, dan kau sudah baca kan? isi kontrak itu?" kata Kennet dengan nada kesal.

Alya menghela nafas. Dengan wajah sedih dia berkata, "Aku memang sudah tanda tangan kontrak, tapi aku adalah artis bukan pekerja paksa!" kata Alya sedih.

Pria kejam itu hendak mendebat Alya. "Alyara! Sekarang kau terikat dengan kontrak… turuti saja apa mau ku!"

"Apa yang kau inginkan Mr. Wright???" Alya berkata dengan suara lumayan keras.

Kennet menatap Alya dalam. Kedua mata hijau Kennet terlihat liar.

"Lepaskan pakaianmu!" perintah Kennet dengan tegas dan ekspresi wajah yang terlihat jahat. Memang studio sudah sepi, hanya ada mereka berdua.

*****

Vino dan Shane menghack smartphone Alya. Mereka mendengar percakapan Alya dan Kennet, di studio millennium, dengan aplikasi hacker, mereka berdua merekam pembicaraan Alya dan Kennet di studio. Kedua pria nakal itu terkaget-kaget mendengar perkataan Kennet.

"Ternyata, Alya sedang dalam masalah besar." Kata Vino, lalu Shane mengangguk.

"Gadis secantik Alya, selalu dalam masalah. Pertama dengan kita, kedua dengan pria kejam itu!" kata Vino bingung.

"Siapa sebenarnya Mr. Kennet Wright? Kata Shane pada Vino dengan nada bingung.

"Satu-satunya cara, kita selidiki saja profile Mr. Kennet Wright! Siapa sebenarnya dia, sepertinya dia menginginkan Alya!" kata Vino, pria nakal itu mulai berpikir.

"Vino, ingat jebakan yang kita lakukan pada Alya bulan lalu?" kata Shane mengingatkan.

"Oh, ya itu akan cukup mempermalukan Alya dengan rekaman percakapan yang ada!" kata Vino yakin.

*****

Alya berdiri dengan wajah pucat. Dengan kedua tangan gemetar, Alya sangat takut. Di dalam studio millennium, hari sudah mulai malam. Gadis itu ketakutan terutama ketika dia menatap sorot mata Kennet yang begitu jahat! Alya menjalan mundur selangkah. Dilihatnya, Kennet berjalan menuju Alya dengan langkah gagah dan pasti, datang menghampiri Alya. Alya gemetaran dan ketakutan. Kedua tangan Kennet bagai cakar singa yang lapar. Alya bernafas tak beraturan, gadis itu ingin pingsan dalam sekejap.

Tiba-tiba… di ujung sana…

Di pintu studio ruangan utama. Muncul sosok yang menjadi penolong bagi Alya!

"Alya!" panggil Daviel teriak dari ujung pintu. Dengan suara keras menggema di ruangan. Membuat Alya dan Kennet menengok ke ujung pintu secara bersamaan.

Daviel Carter, dia berjalan dengan gagah menuju tempat Alya dan Kennet berdiri. Alya menghembuskan nafas lega. Dia segera berlari menuju Daviel. Gadis itu terlihat pucat dan ketakutan. Kalau Kennet, dia sangat kaget, wajah Kennet menahan marah yang luar biasa, Kennet hanya berdiri di tempat berusaha menutupi ke-jengkelan-nya.

"Alya, sudah selesai shooting kah?" tanya Daviel ramah. Tak tahu apa yang hampir menimpa Alya. "Alya, kamu terlihat pucat, apa kamu kelelahan?" kata Daviel agak bingung.

Alya diam saja. Kemudian Daviel menuntun Alya keluar dari studio, "Aku antar pulang yah." Kata Daviel lembut. Dia mulai curiga ada sesuatu buruk yang hampir menimpa Alya.

Mereka berdua pergi meninggalkan Kennet sendirian, di studio millennium.

...…..

Silahkan berdonasi ke author 

DANA: 085218926699