— Chapter 24
Hestia, Artemis dan Demeter sudah tidak tahan akan perkataan Hera yang sangat mengagungkan Canon, mereka bertiga sontak masuk kedalam arena dan menyerang Canon. Perasaan agresif dari ketiga Dewa tersebut benar-benar tidak dapat di kontrol, peraturan dilanggar dan acara tidak berlangsung sesuai yang di inginkan. Hera tak menginginkan hal ini terjadi, dia tidak ingin Olympus hancur, kejadian ini semua karena perilaku Dewa-dewa yang sangat sombong dan angkuh. Hera tak setuju bahwa mereka adalah tingkat terakhir dari Hiarerki, ia yakin pasti ada Sang Maha Agung yang berada diatasnya, dan itu adalah Canon sang penakluk para Dewa.
Canon melihat kearah Hestia, Artemis Demeter. Setelah tatapan dari Canon sampai kearah bola mata Hestia, ia pun membuat Domain Api untuk memindahkan Canon. Tetapi saat sudah berada dalam Domain, Hestia terkejut melihat Canon yang tak ada dalam Domainnya, Hestia tak tahu bahwa Canon dapat menghindari atau kebal terhadap pemindahan Ruang dengan disengaja untuk memindahkan Arena pertarungan. Hestia terjebak beberapa saat sebelum dapat keluar dari Domain untuk kembali ke Realitas.
Artemis menggempurkan Dunia dan mengontrol semua hewan di Dunia, Artemis memunculkan berbagai hewan seperti sang Raja hutan, harimau, rusa, gajah, dan masih banyak lagi. Semua hewan yang di panggil oleh Artemis sudah otomatis menjadikannya hewan buas bahkan omnivora sekaligus, semua hewan dengan nalurinya dan atas perintah majikannya yaitu Artemis langsung dengan spontan menyerang Canon. Tetapi... hal yang tak di sangka kembali terjadi, terlihat bahwa semua Binatang yang bahkan totalnya mencapai 200.000 ekor semua terdiam hanya menatap Canon, mata mereka seakan-akan sangat terpesona melihat Canon. Yang maha Agung Canon dikelilingi banyak binatang bahkan ia mengelus kepala dari salah satu binatang tersebut.., Artemis terkejut hingga terjatuh ke tanah, semua hewan yang dipanggilnya pun pergi kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.
Kini tersisa Demeter yang berhadapan dengan Canon, Artemis dan Hestia telah tak berdaya dan terjebak dalam kesombongan dan sifat angkuhnya sendiri. Demeter sedikit terpukau melihat kekuatan Canon, tetapi dengan kekuatannya sendiri... ia pun juga percaya bahwa ia dapat mengalahkan Canon, secara bahwa kekuatannya dapat memanipulasi Kematian dan Kesuburan. Dengan kesadaran matanya ia dapat membunuh lawannya dalam sekejap, Karena Canon telah mengalahkan Hera dengan meluluhlantakkannya ia juga mendapat Kekuatan Divine Authority yang dimana kekuatan ini bergabung dengan kekuatan Auf—Die—Knie milik Canon, sudah dipastikan Canon terus bertambah kuat, walaupun musuh berada satu tingkat di atasnya ia akan naik ke tingkat selanjutnya.
Demeter melihat Artemis yang jatuh tak berdaya benar-benar marah kepada Canon, ia melihat Canon dan matanya aktif dengan seketika. Knie dari Canon secara otomatis aktif dari mata Canon untuk melindungi Canon dari serangan mematikan tersebut, serangan Demeter tidak mempan dihadapan Canon tetapi Demeter tak terkejut seperti dewa lain yang terkejut jika serangannya tak mempan, sepertinya Demeter memang sudah menduga jika hal itu terjadi. Tak disangka dengan kekuatan kesuburannya Demeter telah menanam sebuah bibit didalam Tanah dan dengan seketika tumbuhlah sebuah Pohon beringin yang sangat sangat besar hingga tingginya dapat dilihat dari bawah tanah. Demeter menjebak Canon didalam pohon beringin tersebut yang dimana isi perut dari Pohon tersebut adalah penyusutan dimensi, jika lawan terus menerus didalam Pohon itu kemungkinan besar dimensi ia akan menyusut hingga Nol Dimensi.
Terlihat didalam perut Pohon itu semua hanyalah Dimensi berwarna hitam yang tak ada garis sedikit pun atau bahkan sebuah titik sekecil apapun, Canon berjalan-jalan didalam Dimensi yang sangat luas itu. Canon memegang dinding dimensi tersebut dan sontak perut dari Pohon tersebut meledak sekencang-kencangnya karena tak kuat menahan kekuatan Canon yang begitu besar, Demeter jengkel dan tak tahu bagaimana melawan musuh yang berada tingkatan jauh diatasnya.
Terlihat dari atas Hestia telah keluar dari Domain dan Artemis sudah dapat berdiri dengan tegak serta berjalan dengan lancar, mereka bertiga dapat berkomunikasi tanpa berbicara saling berhadapan. Mereka menyusun strategi Bagaimana cara mereka mengalahkan Canon, Hestia mengusulkan sebuah Ide "Bagaimana jika kita menyerang Dia secara bersamaan dari berbagai Arah titik buta??!!!", Lantas Demeter menjawab "Ide yang sangat bagus, kita tak tahu ia dapat menangkal semua serangan kita atau tidak, secara bahwa kita menyerang bersamaan". Artemis hanya mengangguk dan mengikuti alur pertempuran, aba-aba telah dimulai oleh Hestia "1...2...3...!!! SERANG!!". Hestia memunculkan sebuah Meteor sebesar Olympus, Artemis meluncurkan berbagai panahnya yang sudah diselimuti Api dengan kecepatan setara cahaya, sedangkan Demeter mengikat tubuh Canon agar ia tak dapat melarikan diri.
Canon benar-benar sudah bosan, sebelum semua serangan yang diluncurkan para dewi mengenai dirinya.. Canon telah mengaktifkan Auf yang dimana terlihat semua serangan bahkan Para dewi tersebut terhenti, Mereka dilihatkan bahwa adanya sebuah Narasi yang dimana terlihat bahwa Canon seakan-akan adalah sosok entitas terkuat yang Maha Agung. Canon yang telah berada diatas dan benar-benar melampaui yang ada dibawahnya atau bahkan segalanya. Semua serangan Dewi seketika lenyap karena tak berani melukai Sang Maha Agung, sedangkan mereka Para Dewi dengan spontan dan tiba-tiba bersujud dihadapan Canon. Tubuh, tangan, mulut, gerakan engsel dan Anatomi seakan-akan bergerak dengan sendirinya, rasa dimana ditunjukannya Sang Tertinggi Maha Agung Sesosok tertinggi dalam kehidupan membuat mereka merasa ingin memuja-mujanya dengan Rasa Hormat, mereka benar-benar takut terhadap apa yang mereka Alami
Kesimpulannya ketiga Para dewi tersebut dan juga Hera sudah tunduk pada Canon Sang Maha Agung, mereka berempat sudah tak dapat melakukan apapun didepan Canon. Mereka hanya bisa memuja-mujanya dalam jangka waktu yang lama, Canon menatap ke arah Aphrodite dan berkata "Lain Kali tepatlah pada peraturan yang kau buat, Peraturan sama saja dengan Janji terikat" dilanjutkan dengan "jadi... Siapa lawanku selanjutnya?"
Bersambung...