——Chapter 30
Neva terperangkap dalam genggaman batu yang sangat sempit dan keras, saatnya untuk Dewa Tlaltecuhtli menyerang untuk membinasakan makhluk yang sudah menghancurkan kawasannya, Tlaltecuhtli mengangkat tangannya dan mengumpulkan kekuatan pada gumpalan tangannya. Disisi lain Canon yang melawan Tonatiuh masih saling bertatapan, kekuatan mereka berdua seimbang, Canon memiliki garis penyerangan yang sangat kuat, kekuatannya akan terus bertambah diatas lawannya tak peduli seberapa kuat lawannya, kekuatan Canon akan terus diatas lawannya, sedangkan Tonatiuh memiliki garis pertahanan yang sangat kuat, tak peduli seberapa kuat musuh pertahanannya akan diatas kekuatan musuh yang ia lawan.
Kekuatan Canon akan terus berada diatas kekuatan musuh dan Pertahanan Tonatiuh akan terus berada diatas dari serangan musuh, Canon mencoba menyerang Tonatiuh dengan bola api yang di keluarkan dari jarinya, terlihat Bola api itu sangat lamban sekali untuk mengenai Tonatiuh dan sekejap menghilang di udara. Dalam sekejap Canon mengetahui bahwa pertahanan musuh akan lebih kuat dari kekuatannya, sedangkan kekuatannya akan lebih kuat dari pertahanan musuh.
Karena telah mengetahui kekuatan lawannya, Canon memikirkan sebuah ide gila yang akan ia coba saat ini. Cerita di pindahkan ke Neva, dalam hitungan ke tiga Tlaltecuhtli akan menyerang kearah Neva. Kini dirinya tak bisa berbuat apa-apa, Neva yang selama ini berpetualang dengan Canon... hanyalah pengikut seperti nyamuk. Serangan dari Tlaltecuhtli akan segera mengenai Neva dengan tangannya yang sangat berapi-api, tetapi sebuah keajaiban dari Plot Armor milik Neva, serangan dari Tlaltecuhtli tak akan pernah sampai ke arah Neva. Garis pertahanan yang dimiliki Neva adalah sebuah matematika dan hukum fisika yang dimana dapat mengendalikan ruang dan waktu, tetapi bukan menghentikannya melainkan membuat benda atau serangan apapun menjadi Lambat dihadapannya.
Sebuah garis pertahanan yang membuat sesuatu tak akan pernah sampai pada pemilik kekuatan tersebut, Semakin dekat serangan itu, semakin lambat jadinya dan serangan itu tidak pernah sampai, Paradox Zeno akan menjelaskan semuanya. Tetapi serangan lawannya akan seakan berhenti pada waktu 1,1111 dan seterusnya, tanpa berlanjut ke detik selanjutnya bahkan jika ada seseorang yang dapat melampaui ke tak terhinggaan tersebut maka kekuata Neva akan membuat tak terhingga dipangkatkan dengan tak terhingga lagi dan akan membuat lawan stuck pada waktu 1,1111.
Benar-benar pertahanan yang sangat menakutkan, sebuah Plot Armor yang menjadi sebuah bencana jika sebuah Author tak ingin kehilangan satu karakter dalam Fiksinya. Sangat terang-terangan bahwa ini adalah sebuah penyelamatan dari pembuat fiksi itu sendiri, sebagaimana sudah dijelaskan dari awal bahwa Neva hanyalah sebuah wanita biasa yang memiliki kekuatan setara dengan manusia pada umumnya. Tapi kini, ia mempunyai kekuatan pertahanan yang sangat Gila, tak ada seseorang pun yang dapat menyentuhnya, kini ia pun mendapatkan baju zirah berwana putih dengan di sertai merah muda dan sebuah topeng berwana putih.
Karena Neva telah memiliki garis pertahanan yang sunggu tiada taranya, perangkap yang tadi membuat Neva kesusahan telah hancur melewati batas 1,1111. Selain mendapatkan sebuah sebuah armor, Neva juga mendapatkan sebuah pedang yang diberi nama Excalibur. Pedang ini dapat menghancurkan bendungan yang sangat besar bahkan dapat membelah sebuah planet menjadi 24 bagian, saat pedang ini diayunkan dengan symphony yang seirama makan adanya sebuah "Element burst" yang di keluarkan Canon pada awal cerita.
Neva mengangkat pedangnya dan saat ingin mengayunkan pedang tersebut terlihat adanya aura hitam dipadu dengan warna merah tua yang menyelimuti pedang tersebut, angin-angin berhembus sangat kencang, awan menjadi abu-abu diikuti sambaran petir yang sangat dahsyat. Neva mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah dengan tenaga yang tidak terlalu kuat tetapi tidak juga terlalu lemah.
"EXCALIBUR!!...." ucap Neva sembari mengayunkan pedangnya, dan terlihat saat Pedang telah menyentuh kepala dari Tlaltecuhtli, tanah pun retak dan hancur berkeping-keping. Kepala Tlaltecuhtli terbelah menjadi dua, element burst keluar dengan hebohnya menciptakan ledakan yang super duper besar melebihi ledakan Atom, kepala dan tubuh Tlaltecuhtli terbagi menjadi dua, tetapi karena ia adalah sebuah tanah yang besar, tubuhnya hancur seketika. Semua daratan retak dan hancur mengikuti terbunuhnya Dewa Tlaltecuhtli, dan tumbuhan hijau tumbuh kembali dengan tanah baru yang subur.
Di sisi lain Canon dan Tonatiuh masih saling bertatapan hingga salah satu dari mereka menyerang, Aura Canon tak dapat mendeteksi bahwa musuhnya ini mempunyai firasat untuk menyerang. Tak ingin berlama-lama... Canon mengaktifkan Instant Death miliknya, Tonatiuh terdiam seakan sedang sakaratul maut... Canon tersenyum dan berkata "Tamat lah Riwayatmu", tetapi yang sebenarnya adalah Tonatiuh tidak dalam sekejap mati. Dalam hal ini garis pertahanan Tonatiuh mendeteksi adanya serangan Ghoib seperti instant death tersebut.
Pertahan pola Tonatiuh akan trus berada diatas serangan lawannya, sedangkan kuantitas serangan Canon juga akan trus berada diatas kekuatan lawannya. Singkatnya hanya perlu keberuntungan dari keduanya jika salah satu tak dapat menahannya, lapisan dari serangan ini berkemungkinan akan sampai pada tahap Infinity pangkat Infinity hingga tujuh kali, benar-benar kekuatan yang tak terbayangkan dari keduanya.
Canon secara cepat memikirkan bagaimana keberuntungan berada di pihaknya dan terlintas sebuah ide dari pikiran Canon, ia menggunakan Divine Authority yang dimana salah satu kekuatannya adalah memanipulasi keberuntungan. Canon memakai kekuatan tersebut dan dilapisi hingga tak terbatas serta lebih kuat dari sebelumnya hingga tak terbatas, yang benar saja... Canon benar-benar memanipulasi keberuntungan itu sendiri, pertahanan dari Tonatiuh satu langkah lebih lambat dari Canon, sehingga membuat celah Instant Death nya memasuki celah tersebut. Semua telah di kendalikan oleh Canon, Tonatiuh mati tak berdaya terkena kematian instan milik Canon.
Kini Canon dan Neva di pertemukan kembali dan Canon sempat terkejut melihat penampilan Neva yang berbeda, memakai zirah bertopeng dan membawa sebuah pedang besar. Canon bertanya "Apakah kau telah mengalahkan Dewa satunya?", Neva menganggukkan kepalanya. Canon berfikir bahwa dirinya telah meremehkan Neva karena selama ini dia tidak pernah berkontribusi dalam hal apapun saat berperang. Kini Canon tak perlu mengkhawatirkan Neva lagi, dirinya sudah bisa menjadi wanita yang terkuat.
Dinding transparan kembali muncul dan bertuliskan Angka 7 dengan simbol D yaitu dimensi, Canon melihat kearah Neva dan berkata "ayo?". Neva memegang tangan Canon dan mereka berdua pergi bersama ke Dimensi 7 untuk melanjutkan perjalanan mereka memperbaiki Tatanan Dunia.
Bersambung...