Chereads / Menaklukan CEO Kejam / Chapter 19 - Alirra dan Jebakan

Chapter 19 - Alirra dan Jebakan

Di pesta. Memang para model terkenal di undang di pesta elit yang akan di rayakan minggu depan.

Para model di agency ka Aryo di undang, tak terkecuali Alirra, model nakal yang eksotis yang selalu berpenampilan menggoda.

Apa? Minggu depan pesta elit yang dhihadiri oleh Mr. Fematson? Batin Alirra penuh semangat.

Ini kesempatan ku untuk membuatnya cinta padaku, mungkin aku akan berakhir di ranjang CEO tampan itu. Batin Alirra semangat.

Namun, kesenangan nya buyar begitu saja ketika mengingat Shayran.

Model bule itu. Shayran, dia penghalang aku dan Arderan. Aku akan buat rencana heboh agar Shayran patah hati. Batin Alirra penuh kedengkian.

☆☆☆☆☆

"Undangan?" Shayran berkata agak teriak pada ka Aryo.

"Iya, undangan dari Mr. Fematson." Kata ka Aryo dengan wajah serius.

"Oh tidak, tidak, tidak, aku tidak mau datang!" Bantah Shayran spontan.

Dia hampir melecehkanku di yacht, di mall di toko ZARA, apa lagi yang dia persiapkan untuk menjebak ku? Model itu berkata lemas. Merasa tak berdaya akibat ulah pria pria nakal.

"Shayran, kaka punya kontrak beberapa project dengan Mr. Fematson, nilainya miliaran rupiah, kalau kesalahan sesuatu kaka bisa di somasi, kamu pun juga di somasi, paham?!" Ka Aryo berkata sangat jelas dengan terbelalak karena menurutnya sangat serius.

"Somasi?????? Emang aku salah apa?" Kata Shayran tidak mau kalah.

Ka Aryo bernafas dulu langsung melanjutkan ceritanya pada Shayran.

"Shayran, aku pun punya beberapa project tayang secara nasional dan international. Shayran isi kontrak nya sangat detail, kita tidak bisa mengelak begitu saja." Kata ka Aryo. "Kamu diminta untuk ikut oleh Mr. Fematson, dia bahkan memberikanmu gaun dress pink muda yang sangat cantik.

Ka Aryo mengeluarkan sekotak bertulisan PRADA dan sepatu mahal.

"Shayran, hadiah dari Mr. Fematson, gaun pink muda brand PRADA sangat cantik kan?" Kata ka Aryo mencoba membujuk Shayran, karena dia dan para model bisa di somasi kalau menyalahin kontrak.

Wanita itu memegang gaun indah itu. Jarang sekali dalam hidup Shayran mampu membeli barang branded kelas dunia, yang dia mampu hanya ZARA dan sejenisnya itu pun hasil kerja kerasnya sebagai model.

"Mau ikut yah Shayran aku mohon, kaka janji tidak bakal meninggalkan kamu sendirian, kaka akan selalu menemani kamu. Yah?" Bujuk ka Aryo dengan wajah memelas.

Shayran menghela nafas.

"Baik kaka aku ikut, tapi tidak lama lama yah, aku masih trauma dengan kejadian di masa lalu" jawab Shayan ogah ogahan.

"Baiklah Shayran kaka jemput kamu yah" kata ka Aryo managernya. Karena Shayran agency milik ka Aryo pun semakin banyak yang daftar untuk jadi artis atau aktor pendatang baru.

Menghadiri pesta elit lagi? Apa yang akan Arderan perbuat? Mungkin jebakan gila lagi? Batin Shayran. Walaupun ada setetes rasa cinta pada Arderan yang segera Shayran tepis jauh jauh.

Jatuh cinta dengan Arderan Fematson? No way, aku hampir ternoda karena ulahnya, mana mungkin sekarang aku menyukainya. Batin Shayran gemas.

☆☆☆☆☆

KRING.

Shayran berada di rumah nya yang sederhana. Tak di duga siapa yang datang. Mungkin paman nya yang rindu pada nya.

Shayran membukakan pintu. Terlihat di depan pintu, seorang model yang satu agency dengannya.

Alirra.

Alirra? Ngapain itu orang kemari? Biasanya dia bersikap angkuh dan tukang ngejek para model lain. Urusan apa dia kemari?

Batin Shayran kesal. Alirra memang model sombong yang berlagak tenar, padahal Alirra masih mengandalkan bisnis terlarang nya. Namun Shayran tau itu tapi gadis itu diam saja tak mau urusan dengan wanita nakal bernama Alirra.

"Alirra, ada apa?" Jawab Shayran berusaha sopan.

"Hai Shayran, boleh aku masuk?" Sapa wanita eksotis itu.

Mereka berbicara dengan bahasa inggris yang lancar.

"Aku dengar, ada pesta minggu depan, apakah kau mau ke mall bersama? Kita belanja, ke salon, dan lain lain?" Tanya Alirra sopan. Senyuman nya seolah tulus.

Shayran tercengang. Tumben wanita sombong itu bertingkah baik. Ada sesuatu yang ga beres. Kata Shayran dalam hatinya.

"Yah mau yah yuk, kita belanja di ZARA kamu kan paling suka ZARA." kata Alirra membujuk Shayran.

"Baiklah. Mau kapan?" Jawab Shayran.

"Besok kan hari minggu. Kita jalan jam 1 siang. Aku yang jemput kamu." Kata Alirra bersorak penuh kemenangan.

Shayran mengangguk, "jam 1 siang"

Alirra pun sepakat. "Alright, Shayran. Sekarang aku pamit dulu yah."

Alirra berjalan pergi naik mobil pribadinya. Sambil melambaikan tangan pada Shayran. Shayran pun melambangkan tangan pada Alirra. Walaupun hati Shayran kaget luar biasa.

☆☆☆☆☆

Jam 1 siang. Di Grand Diamond Mall.

Shayran dan Alirra sedang belanja di toko butik yang mahal. Mereka belanja gaun untuk menghadiri pesta mahal minggu depan.

Alirra ambisi tampil mempesona agar Arderan tergoda. Beda halnya dengan Shayran, wanita itu memilih tampil elegan tak terlalu seksi, kesopanan dalam berpakaian di utamakan oleh Shayran.

"Shayran, kamu pilih gaun hitam itu?" Tanya Alirra bingung. Mengapa Shayran tidak tampil seksi? Batin Alirra bingung.

Sedangkan Alirra, dia memakai pakaian tipis yang menerawang tubuhnya, hingga bagaikan bikini yang dia kenakan, gaun abu-abu yang Alirra kenakan tak sanggup menutupi area terlarang nya, Alirra akan berpenampilan vulgar untuk menarik perhatian CEO itu.

Shayran terdiam, mengingat kejadian di yacht bahwa Arderan hampir merenggut kehormatan nya.

Menurut Shayran, Arderan itu kejam tapi punya sisi baik yang lembut.

Tanpa sepengetahuan Shayran, Alirra memasuki sejenis morfin ke tas Shayran. Lalu, model cantik itu pergi ke ruang ganti baju untuk menelepon polisi.

"Halo, pak polisi, teman saya bernama Shayran menyembunyikan morfin di tasnya"

Kata Alirra penuh semangat. Dan pura pura takut.

"Dimana posisi teman anda sekarang?" Tanya polisi.

"Di Grand Diamond Mall. Lantai tiga, di butik pakaian bernama Existia" adu Alirra siap menjebak Shayran.

"Kami segera kesana" kata pak polisi, telepon di tutup.

Alirra tersenyum puas. Sebentar lagi nama baikmu akan hancur, karirmu sebagai model pun akan berantakan. Batin Alirra dengki.

Sekitar 30 menit kemudian.

Para polisi mendatangi butik. Membuat semua orang heboh.

"Siapa yang bernama Shayran?" Kata polisi tegas.

Shayran mengangkat tangan ragu-ragu.

"Saya.. saya yang bernama Shayran"

"Nona Shayran, berikan tas mu. Sekarang ada pemeriksaan" kata seorang polisi.

Shayran memberi tas nya. Tas brand ZARA kesukaannya.

Polisi menggeledah isi tas Shayran dengan teliti.

Mengejutkan.

"Morfin?" Kata polisi itu curiga.

"Nona Shayran anda di tangkap karena mempunyai morfin, sejenis narkoba" kata polisi.

Sedangkan polisi lain mulai memborgol Shayran. Wartawan dan orang-orang heboh memvideokan kejadian yang suatu saat akan viral.

Lalu, Alirra pura pura ngebela Shayran.

"Tunggu, pak jangan bawa Shayran dulu, mungkin ada yang menjebak nya! Bagaimana kalau tes urin?" Kata Alirra mengikuti para polisi yang membawa Shayran.

"Ntar kita tes urin, nona Shayran harus diintrogasi" jawab polisi.

Berhasil. Tes urin? gampang, aku sudah mencampur morfin ke air minum Shayran. Shayran sebentar lagi karir nya akan hancur. Alirra gembira dalam hati nya.

Keberhasilan Alirra hasil bertindak jahat.

....