Menyelidiki keluarga Kerringson tidak lah mudah. Albert Kerringson, adalah seorang konglomerat dari eropa. Namun siapakah Albert Kerringson yang mati di bunuh dengan cara kejam? Lalu mengapa anak-cucu nya di buru?
Pada tahun 1935.
Albert Kerringson adalah orang miskin biasa yang bekerja menjadi tukang kebun, dengan gaji tak seberapa. ia bekerja rajin dan profesional walaupun hanya profesi yang dianggap rendah oleh kalangan elit. Untuk membeli baju dia pun harus menabung, namun, Albert muda sangat sayang pada ibunya. Albert tak mempunyai papa, papa meninggal akibat stroke ketika Albert masih balita. Hidup hanya berdua dengan ibunya, adik perempuan nya di titip di rumah tantenya, Albert berusaha menjadi anak yang berbakti pada ibunya, walaupun pekerjaan nya hanya seorang tukang kebun, Albert selalu memprioritaskan kebutuhan ibu tercinta. Mulai dari memberi makanan yang layak, membelikan ibunya beberapa baju bagus, dan menabung untuk masa depan nya, itu pun dia lakukan dari hasil kerja kerasnya sebagai tukang kebun, di suatu negara di eropa lebih tepat nya di negara denmark.
Suatu ketika di rumah, ketika Albert pulang kerja di sore hari, beberapa tukang pukul menggedor rumah nya. Di sana hanya ada Albert dan ibunya, mereka berdua ketakutan.
Albert muda yang masih berusia tujuh belas tahun, ketakutan namun memeluk ibunya yang menangis.
Pintu di dobrak, masuklah sekitar enam orang berpenampilan kejam serta membawa pukulan dari kayu keras.
"Siapa yang bernama Arnold Kerringson?!" bentak tukang pukul itu marah. Tubuh kekarnya bagaikan siap menghajar.
Albert memberanikan diri untuk jawab.
"Arnold Kerringson adalah papahku dan dia sudah meninggal" jawab Albert takut takut.
Tukang pukul itu menggebrak meja hingga meja itu retak. "apa kamu bilang??? sudah meninggal??? dasar maling kau Kerringson, papahmu mempunyai hutang USD 100 000! Kembalikan uang itu!" bentak tukang pukul itu marah.
Ibunya Albert sangat ketakutan dia memeluk Albert erat.
"Maaf..... maaf..... kami tak punya uang sebanyak itu." Kata ibunya Albert ketakutan.
"Tidak punya uang? Kalian akan lihat sendiri akibatnya!" Ancam tukang pukul itu.
Albert memberanikan diri untuk menjawab. "tuan, saya dan ibu saya keluarga miskin, kami tidak pernah tau mendiang papahku Arnold Kerringson punya hutang yang sangat mahal. Mohon maaf tuan, maafkan kami!" pinta Albert memohon.
Tukang pukul itu malah membentak Albert kasar.
"Dasar kamu! Apa profesi kamu?" bentak tukang pukul galak itu.
Albert menjawab malu, "Tu-tukang kebun. tuan" jawab Albert dengan rasa pedih di hati yang luar biasa.
Aku hanya seorang tukang kebun, aku bahkan tidak sekolah. Batin Albert minder.
"pokoknya kalian harus bayar hutang itu, aku beri waktu sebulan! Jika tidak bayar, kalian terima akibatnya!" ancam tukang pukul itu.
Pintu di banting para tukang pukul sudah pergi.
Albert dan ibu nya nangis, sebenarnya Albert punya saudara perempuan yang di titip di rumah tante nya karena ibunya dan Albert tidak sanggup membiayai hidup adiknya tersebut.
☆☆☆☆☆
Satu bulan berikutnya.
Albert setelah pulang kerja datang ke pada ibunya. Ketika sampe rumah, Albert terbelalak. Ibu tercinta nya sedang tergeletak dengan lebam di wajahnya, tubuh nya penuh memar. Ibunya demam, dan menangis.
Albert menjerit keras. Kemudian memeluk ibunya penuh kasih sayang, Albert menelepon ambulans. Ketika ambulans datang, ibu nya sudah tak tertolong lagi.
Albert sangat terpukul. ia menangis sepanjang minggu karena kehilangan ibunya. Hati nya mempunyai dendam pada orang orang yang menyiksa ibunya.
Ternyata semua orang kaya raya adalah penjahat. Selalu menindas ke yang miskin. Aku orang miskin dan aku benci menjadi miskin! Batin Albert penuh dendam.
Aku bersumpah akan membalas orang orang bejat tersebut. Aku harus berhasil, aku harus menjadi..... konglomerat!" batin Albert.
Albert memutar otak cerdasnya.
☆☆☆☆☆
Tiga tahun kemudian. Setelah tragedi kematian ibunya, Albert pun mulai menjadi distributor suatu produk. Dia membeli produk-produk kebutuhan rumah tangga langsung dari pabrik-pabrik dengan harga murah lalu dia jual dengan harga standart. Keuntungan mulai pesat karena Albert selalu mengutamakan kejujuran dan kesopanan kalau bekerja. Para pembeli, percaya pada Albert sebagai orang jujur dan ramah tamah. Albert pun mulai bisa menabung, tabungan nya sangat lumayan dia bisa beli rumah yang rapih, kendaraan, bahkan dia bisa bikin PT. Perusahaan sendiri, semakin tahun Albert semakin kaya, setelah tiga puluh tahun kemudian, Albert Kerringson menjadi konglomerat terkenal di denmark.
Albert sering di bicarakan di kalangan elit. Terutama para wanita, mereka semua nge fans dengan Albert.
Albert Kerringson menjadi tenar.
☆☆☆☆☆
Hingga suatu saat. Albert sedang berada di ruangan kantornya yang mewah. Di depan nya duduk dua orang detektif yang profesional, siap menerima perintah.
"aku minta kalian cari siapa yang membunuh ibuku!" kata Albert geram.
"Siap boss dilaksanakan!" Kata seorang berkacamata hitam yang bertubuh kekar.
"Inilah data orang yang menghancurkan keluargaku?" Tanya Albert serius.
"Benar tuan Albert, itu data lengkapnya."
"Habisi mereka! Dan bawa kepala-kepala mereka kepadaku!" Perintah Albert tegas penuh dendam.
Detektif-sekaligus tukang pukul itu nurut. Mereka mengangguk patuh.
"Ini cek uang hasil usaha kalian" kata Albert memberikan masing-masing orang cek-cek yang sangat mahal.
"Terimakasih boss" jawab mereka bersamaan. "Perintah akan segera dilaksanakan!" Kata salah seorang tukang pukul berbadan kekar.
"Terimakasih, rapat selesai." Kata Albert, menandakan agar tukang pukul itu semua pergi.
Albert sendirian di ruangan kantornya sambil termenung.
Orang-orang baik padaku karena aku kaya. Semua wanita mengejar-ngejarku karena aku kaya, aku memang tampan, tapi yang utama adalah harta dan posisiku sebagai konglomerat. Batin Albert sedih.
☆☆☆☆☆
Seminggu kemudian.
Sekitar beberapa tukang pukul datang pada Albert di kantornya. Mereka membawa karung berukuran besar.
"Tuan Albert, boleh kah kita masuk?" tukang pukul itu berkata sopan.
"Silahkan, ayo silahkan duduk" jawab Albert mantap.
Setelah duduk, para tukang pukul itu bicara sebentar tentang para pembunuh ibunya.
"Ini kepala-kepala, orang-orang yang menghancurkan ibu mu" kata seorang tukang pukul sambil menyerahkan karung besar yang tebal.
Albert tersenyum jahat, penuh rasa puas.
ia membuka karung itu dan mengeluarkan kepala-kepala itu satu per satu.
"usaha yang bagus tuan-tuan" Albert ternyum jahat dengab penuh kemenangan.
Albert melihat wajah-wajah mengerikan itu dengan teliti, di hafalkan wajah-wajah durhaka itu dengan detail.
"Ini dokumen-dokumen berisi keluarga mereka" kata tukang pukul itu lagi.
Albert membuka dokumen itu satu persatu. Dia hafalkan marga nama belakang mereka.
"Lainn, Howard, Emedy..." Albert mulai menghafalkan nama-nama belakang musuh-musuhnya. Mereka semua konglomerat. Batin Albert dendam.
"Dendamku sudah terbalaskan. Terimakasih tuan-tuan, ini bonus cek untuk kalian"
Albert memberikan masing-masing orang itu cek dengan harga yang sangat mahal.
Para tukang pukul keluar dari ruangan. Namun di kantor Albert tersenyum penuh kemenangan.
Yang Albert tak tahu, bahwa musuh-musuhnya yang juga konglomerat men-target dirinya, dan seluruh keluarga besarnya!
....