Mr. Avanaker, pamannya Shayran sedang berkeliling rumah-rumah yang akan dia beli. Bukan kawasan elit yang mahal, hanya rumah kecil yang terlihat nyaman.
Dengan uang hasil menjual lahan tambang pada para konglomerat itu, Mr. Avanaker memulai hidup yang nyaman. Hutang lunas, bisa punya rumah yang layak, bisa membeli kendaraan mobil yang tidak mahal tentunya, dan bisa berdagang usaha kecil kecilan.
Itu semua membuat dirinya bersyukur dan memiliki semangat hidup, terutama untuk selalu menjaga Shayran ponakan nya yang cantik seorang model. Biasanya Shayran yang memberikan uang setiap bulan untuk paman nya, tentu dari gaji Shayran sebagai model dan bintang iklan, gaji nya lumayan, cukup besar karena Shayran sudah mulai populer di indonesia. Sekarang, paman nya terlihat senang, segar, dan juga sehat.
1 juta dolar amerika, mungkin bagi konglomerat itu tidak mahal. Batin Shayran minder.
Apa yang Mr. Fematson lakukan disana? Kebetulan yang membingungkan. Batin Shayran bingung.
Shayran mulai membayangkan sosok Arderan.
Dia itu kejam, pembunuh, tapi dia mempunyai sisi baik. Dia sopan, tegas, berkarisma, dia sangat tampan. Batin Shayran sambil berpikir membayangkan tatapan Arderan ketika beberapa kali mereka bertemu.
Arderan tak memiliki pacar? Masa? Model kelas dunia ga ada yang jadi pacarnya? Shayran terdiam kaget sambil berpikir.
Model itu pun terdapat setetes rasa suka di hati Shayran.
☆☆☆☆☆
Alirra sedang menguntit Shayran. Saingan nya di agency ka Aryo. Model eksotis itu pun mengenakan jaket serta topi untuk tutup kepala. Dia berjalan di malam gelap mengikuti Shayran.
Kemana Shayran pergi? Mungkin ke hotel? Untuk bisnis terlarang? Batin Alirra.
Malam gelap.
Shayran berjalan kaki. Ke sebuah bar.
Bar? Wanita itu belum pernah minum alkohol seumur hidup nya, itu yang aku tau. Batin Alirra penasaran.
Shayran memasuki bar. Dia ingin bertemu seseorang.
Di dalam ruangan. Musik yang berisik dan lampu disko remang-remang membuat beberapa tamu bernari riang.
Kecuali Shayran, dia pusing melihat lampu disko yang bersinar redup beriringan dengan hentakan musik berirama kencang.
Shayran memakai topi agar tidak ketahuan bahwa itu dirinya hanya Alirra yang tau siapa itu Shayran.
"Mr. Fredric, maaf saya terlambat." Kata Shayran pada seroang pria bule dari negara Denmark. Shayran bicara bahasa inggris yang lancar.
"Shayran sayang, silahkan duduk" ujar pria kejam itu. Penampilan Fredric bagaikan mafia kejam, di dampingi puluhan bodyguard pria itu menatap wajah dan tubuh Shayran seolah dengan sinar X ray.
"Aku baru sanggup membayar hutang anda sekitar 10 000 dolar amerika" kata Shayran sambil menyerahkan sekotak berisi uang dolar.
Fredric mulai membuka kotak itu, kemudian menghitung uang di meja. Setelah sekian lama, Fredric terlihat puas.
"Sudah 10 000 dolar amerika. Sisanya tinggal 25000 dolar lagi yah" kata orang kaya tersebut.
Di sana Alirra pun mengintip. Shayran punya hutang? Mengapa dia tidak jual dirinya saja? Pria bernama Fredric itu tampan walaupun lebih tua usianya sekitar empat puluh satu? Kalau aku jadi Shayran aku sudah berada di ranjang nya. Batin Alirra bingung. Sambil menyamar.
"Terimakasih mister, berarti tinggal sisanya yah?" Kata Shayran dengan bahasa inggris.
Fredric tak henti menerawang tubuh Shayran.
Wanita cantik sekali, model terkenal pula? Batin Fredric penuh hasrat pada Shayran.
"Baiklah mister saya pamit dulu" Shayran berkata kemudian membalikan tubuhnya.
Fredric memggenggam tangan Shayran dengan nakal.
"Shayran, mau kemana sayang? Aku belum selesai!" Kata Fredric dengan nada merayu.
"maaf tuan, tapi saya harus pergi" Shayran menarik tangannya dari genggaman pria nakal itu.
"Shayran" genggaman Fredric semakin kuat. "Ayolah Shayran, sebentar saja"
Teman teman Fredric tertawa jahat sambil bercanda iseng.
Merasa akan di lecehkan Shayran menarik tangan nya agar terlepas dari pria itu.
"Mr. Fredric, lepaskan aku!" Bentak Shayran marah.
Laki laki itu semakin beraksi. Dia menarik tubuh Shayran paksa hingga gadis itu teriak. Fredric dan teman teman nya tertawa semakin keras. Tawa sinis yang jahat.
"Lepaskan!" Teriak Shayran panik.
Alirra pun yang sedang menyamar malah bengong.
"Hey, hutang orang tua mu belum lunas, ini baru pokok, Shayran kalau kau tak sanggup bayar, serahkan saja dirimu! Aku akan bayar mahal untukmu!" Fredric mulai merangkulnya dengan paksa. Fredric mulai bertindak nakal.
"Tak mungkin aku melakukan itu!" Bentak Shayran sambil berontak.
"Mengapa tidak? Aku orang yang kaya, konglomerat dari eropa, aku pun sangat tampan, mengapa kau menolak ku?" Bantah Fredric sakit hati.
Memang Fredric itu pria Denmark yang tampan. Berambut cokelat gelap di potong pendek khas pria eropa, berusia empat puluh satu tahun berpenampilan muda dan atletis.
Shayran masih berontak.
Tiba tiba.
"Fredric lepaskan dia!" Suara keras yang berwibawa menghentikan tingkah nakal Fredric.
Fredric menengok dan mendapatkan apa yang dia lihat. Arderan Fematson.
"Arderan, nice to see you bro," kata Fredric kemudian melepaskan Shayran.
Shayran bernafas tersengal sengal kemudian traumanya timbul lagi.
"Jangan ganggu dia!" Kata Arderan pada Fredric.
Fredric berkata takut takut.
"Ayahnya punya hutang 50000 dolar amerika. Dan dia belum melunasi sepenuhnya" adu Fredric.
Arderan mengeluarkan cek. Kemudian menuliskan nya. "Ini aku yang melunaskan nya" Arderan memberi cek itu pada Fredric. Teman nya itu kaget, Arderan peduli dengan gadis malang yaitu Shayran.
"Mulai sekarang jangan ganggu Shayran lagi" kata Arderan dengan wajah ganas.
Fredric terdiam malu. "alright, i promise".
Arderan menggandeng Shayran pergi. Tentu saja mereka segera keluar dari bar menuju mobil Lamborghini milik Arderan. Meninggalkan bar yang hampir menjadi makar untuk Shayran. Wanita itu selamat.
Alirra tercengang sekaget kaget nya.
Ternyata CEO itu menyukai Shayran.
Batin Alirra penuh kedengkian.
....
Readers tolong komentar yah tp yang sopan komentarnya supaya author semangat nulis. Kalau mau pesen hardcopy novel juga boleh silahkan tulis di komentar ntar ku balas. Makasih.