Chereads / Fallen Orions Tales / Chapter 54 - Chapter 44 - Perjalanan Menuju Dunia Lama

Chapter 54 - Chapter 44 - Perjalanan Menuju Dunia Lama

Setelah merasa sudah cukup terbiasa dengan dunia Toram, seluruh anggota Slow Kill Party kembali kepada para dewa untuk mengajarkannya. Para dewa antusias menyambut mereka yang telah beradaptasi dengan cepat. Kemudian, Watt menawarkan diri sebagai perwakilan para dewa yang akan berbicara pada sang raja.

"Sampai nanti semuanya!" Watt membuat sebuah lingkaran sihir yang mengelilingi dirinya dan semua Slow Kill Party. Mereka segera berteleportasi ke tempat tujuannya, yaitu ibukota.

Mereka masuk dan mengikuti berbagai prosedur yang ada sebelum bertemu sang raja. Karena mereka membawa berita darurat, ada beberapa prosedur yang bisa mereka lewati untuk mempersingkat waktu. Setelah semuanya selesai, mereka langsung berhadapan dengan sang raja di tahtanya.

Meski seorang dewa, Watt menundukkan tubuhnya saat memberi salam pada raja. "Senang bisa bertemu denganmu yang mulia."

Sang raja mengangkat tangan kanannya. "Tuan Watt, kudengar kau adalah dewa. Akulah yang senang bisa bertemu dengan sosok dewa secara langsung."

Sang raja menurunkan kembali tangannya, menandakan kalau Watt dan yang lainnya bisa mengangkat tubuh mereka. "Kukira para dewa hanya sebuah hal fiksi yang memberi efek psikologis positif."

"Itu benar yang mulia, tapi kami memang tidak pernah melakukan apapun untuk menunjukkan eksistensi kami pada kalian selama ribuan tahun."

"Jadi, kenapa kalian kesini?"

Watt dan seluruh anggota Slow Kill Party kemudian menjelaskan apa yang terjadi secara bergantian dan rinci. Sang raja bisa langsung memahami situasinya. Ia terlihat berbicara dengan penasihat disebelahnya.

Sang raja berdiri. "Kalian dipersilahkan kembali. Aku akan mengirimkan bantuan sekarang juga."

Sang penasihat memberi hormat pada raja dan berjalan pergi menuju pintu keluar. "Aku akan memanggil para jendral untuk menyiapkan prajuritnya!"

Untuk mempercepat perjalanan, Watt menawarkan sang raja untuk membiarkan ia mengantar seluruh pasukannya. Sang raja setuju, dan Watt dipersilakan membawa mereka semua menuju kota setelah semuanya siap. Permintaan bantuan juga disebarkan ke berbagai tempat, bahkan sampai ke tempat pekerja serabutan. Seluruh kekuatan yang ada sedang dibutuhkan, karena kerajaan saat ini sangat kekurangan personil militer.

Saat sedang menunggu pasukan bersiap di ruang tamu, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan mereka dengan sangat cepat.

"Kalian!"

Terlihat Saki yang dipenuhi dengan keringat datang dengan nafas terengah-engah. Bisa dipastikan kalau ia telah berlari cukup lama sampai bisa seperti itu.

Kurosaki berdiri dan menghampiri Saki. "Shiro, ada apa? Kenapa kau kesini?"

Saki masih terengah-engah. Ia menarik nafas yang cukup panjang dan menghembuskannya kembali untuk menenangkan tubuhnya. "Kudengar kalian terlibat dengan portal? Kalian juga akan pergi ke dunia lain untuk menyelamatkan mereka yang terjebak disana?"

Kurosaki mengangguk. "Iya."

"Aku juga mendengar ada sosok dewa yang muncul ke dunia ini."

"Itu juga benar."

Watt melambai pada Saki dari tempat duduknya. "Halo, kalian membicarakanku?"

Saki terkejut. Ia segera menundukkan dirinya karena merasa sudah lancang. "Maaf yang mulia! Saya tidak berniat untuk kasar."

Watt tertawa. "Haha, tak apa. Lanjutkan saja pembicaraan kalian."

"Terimakasih yang mulia!" Saki mengangkat kembali tubuhnya.

"Jadi, apa yang kau lakukan kesini?" tanya Kurosaki.

Cherry bergeser untuk memberikan tempat bagi Saki untuk duduk sebelum ia menjelaskannya. "Saki, sini!"

Saki duduk di sebelah Cherry dan mulai menjelaskan tujuannya datang kesana.

"Sebenarnya, aku telah menawarkan diri untuk menjadi pemandu party kakak dalam misi penyelamatan ini."

"Pemandu?" Akane bingung dengan ucapan Saki.

"Ya, pemandu. Raja membagi seluruh pasukan menjadi tim dengan 5 orang anggota. Karena banyak murid akademi yang ikut diturunkan dalam misi pencarian, maka raja meminta setiap tim yang berisikan murid akademi memiliki satu senior."

"Ah ... begitu rupanya."

Kurosaki menawarkan minuman pada Saki. "Yah, kalau begitu tim kita akan sangat enak."

Reina mengangguk. "Ya, kita sudah kenal satu sama lain dengan baik."

Saki mengambil minuman yang diberikan oleh Kurosaki. "Mohon kerjasamanya kakak semua!"

Beberapa telah berlalu. Seluruh pasukan sudah bersiap sedia untuk dibawa. Watt dan yang lainnya keluar dari ruangan untuk menyambut mereka semua. Setelah memperkenalkan dirinya dengan singkat, Watt langsung membawa mereka kehadapan dewa lainnya dengan teleportasi. Seketika, mereka sudah berada di depan portal menuju dunia Toram.

Newton terlihat semangat dengan banyaknya bantuan yang mereka terima. "Bagus! Dengan begini, semuanya akan lebih cepat!"

Curie kemudian menjelaskan pada mereka tentang apa itu dunia toram persis seperti apa yang ia ceritakan pada anggota Slow Kill Party. Setelahnya, Galilei melanjutkan penjelasan mengenai dunia Toram berdasarkan informasi yang diketahui oleh Slow Kill Party. Setelah memahami semua yang dibutuhkan, para pasukan langsung membuat kamp sementara diluar tembok kota karena di dalam sudah terlalu padat oleh bangunan.

Sambil mendirikan bangunan, para ahli strategi termasuk Saki berkumpul untuk mendiskusikan cara seperti apa yang akan mereka lakukan untuk melakukan penyelamat dengan cepat dan efisien. Mereka semua mengerahkan segala kemampuan berpikirnya ditengah waktu yang singkat itu. Setelah sekian lama berdiskusi, akhirnya mereka bisa menemukan sebuah rencana yang dianggap paling baik untuk dilakukan. Mereka langsung menghadap para dewa dan melakukan diskusi lagi untuk meminta bantuan mereka. Para dewa setuju dengan rencana tersebut dan langsung ikut membantu mereka dengan aktif. Mereka juga membuatkan peta dunia Toram serta titik-titik dimana mereka dapat merasakan kehadiran seseorang disana.

Setelah kamp-kamp selesai dibangun, mereka semua segera dikumpulkan di depan portal. Banyak orang yang terdiri dari prajurit, murid akademi, pemburu, bahkan warga sipil juga ikut dalam rencana penyelamatan ini. Mereka semua berbaris sesuai dengan timnya masing-masing dan mendengarkan penjelasan mengenai rencana mereka dari pimpinan tertinggi disana.

"Fokus pertama kita adalah membangun pos kemanan dan fasilitas lainnya di berbagai tempat, karena tidak mungkin bagi kita untuk langsung membawa mereka kesini. Kita akan masuk dan memeriksa kondisi disana lebih dulu. Setelahnya, kita akan membangun pos sesuai dengan instruksi yang telah diberikan pada masing-masing tim. Untuk para tim penjelajah, kalian dipersilahkan untuk menjelajah sejauh mungkin. Akan tetapi, mohon untuk tetap mengutamakan keselamatan kalian, agar kalian tidak ikut menjadi orang yang diselamatkan."

Pimpinan tertinggi menatap mereka dari ujung ke ujung. "Apakah ada pertanyaan?"

Situasi menjadi hening, menandakan kalau instruksi sudah dipahami oleh semua orang. Mereka sudah siap untuk menginjakkan kakinya di dunia yang asing.

"Kalau begitu, dimohon untuk para tim penjelajah memasuki portal sesuai dengan urutan!"

Mereka semua yang bertugas sebagai penjelajah langsung berbaris sesuai dengan urutannya agar tidak saling desak-desakan saat melalui portal yang tidak terlalu besar. Sementara para penjelajah berbaris, para pembangun bersiap dengan mengambil berbagai material serta peralatan yang akan mereka gunakan nantinya. Berbeda dengan tim penjelajah yang hanya berisi 5 orang dalam satu tim, tim pembangun berisi sekitar 15-30 orang tergantung dengan besarnya pos atau fasilitas yang mereka bangun. Mereka jugalah yang akan menjadi pengurus dari tempat tersebut setelah dibangun. Juru masak juga tersebar ke berbagai tim pembangun karena para dewa hanya bisa menyediakan bahan pokok. Mereka tidak butuh makan sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara membuat makanan enak. Hal itu membuat juru masak sangat dibutuhkan dalam membuat makanan yang dapat meningkatkan semangat semua orang.

Slow Kill Party mendapatkan giliran pertama untuk masuk. Akan diberikan jeda waktu beberapa saat sampai tim selanjutnya masuk, membuat mereka memiliki kesempatan untuk bergerak sesuai arahan lebih dulu. Sesampainya di depan portal, Cherry langsung memasukkan tangannya tanpa ragu. Tepat sebelum masuk sepenuhnya, ia menengok kebelakang. "Semuanya, kalian siap?"

Mereka berempat menangguk.

Melihat teman-temannya yang sudah yakin, Cherry langsung masuk sepenuhnya kedalam portal dan menjadi yang pertama sampai di dunia Toram. Akane, Kurosaki, Reina, dan Saki yang memegang toples cahaya ikut masuk setelahnya. Setelah sampai, mereka semua berusaha menahan nafasnya sampai cahaya pada toples dilepaskan oleh Saki. Ia juga menyiapkan toples lainnya yang digunakan sebagai lentera khusus.

Cherry membuka tasnya untuk memeriksa barang bawaannya. "Kami datang kembali, Toram."

Saki membuka toples tersebut, melepaskan cahaya yang melayang disekitar mereka sambil memberi penerangan dan membersihkan udara. Mereka bisa bernafas dengan lega kembali dan mengetahui apa yang mereka pijak.

Saki memperhatikan lingkungan sekitar dengan sedikit waspada. Ia mengangkat lenteranya cukup tinggi dan melihat kedepan. "Jadi seperti ini dunia Toram ..."

Akane berjalan mundur hingga berada di depan kiri Saki. "Ya, dunia gelap yang kosong."

Kurosaki pindah ke depan kanan Saki. "90% pasti kosong, 10% nya tidak jelas."

Reina berdiri tepat di depan Saki sambil melihat ke kanan dan kiri. "Kuharap 10% nya lagi adalah jelas kosong."

Cherry mengeluarkan lentera khusus kedua dari tasnya dan berjalan di depan. Hanya ia yang merasakan sesuatu di dalam bangunan berada jauh di depan, sehingga ialah yang diberi tugas untuk memimpin jalan. "Apapun itu, kita harus bisa menyelamatkan semuanya!"