Chereads / Fallen Orions Tales / Chapter 36 - Slow Kill Party (Ch8) Kejar Pengepul Itu!

Chapter 36 - Slow Kill Party (Ch8) Kejar Pengepul Itu!

Di siang hari yang panas, seluruh anggota Slow Kill Party sedang berada di area kota untuk menjalankan tugas. Mereka berempat berkumpul di depan sebuah gang, setelah sebelumnya berpencar beberapa saat.

Cherry bertanya pada mereka dengan nafas terengah-engah, akibat berlari kesana kemari. "Hah ... Hah ... Apakah kalian menemukannya?"

Akane bersandar di sebuah tembok rumah. "Belum."

Reina memberikan botol minuman dingin yang ia bawa. "Minulah, Cherry. Kau sepertinya sangat kelelahan."

"Waaah!" Cherry segera mengambil botol dari tangan Reina.

"Terimakasih, Reina! Kau memang sangat pengertian!" Cherry membuka botol tersebut, dan meminumnya dengan cepat.

Reina merespon Cherry dengan senyum manisnya seperti biasa. "Tak masalah."

Kurosaki memperhatikan sebuah foto yang ia pegang. "Sepertinya kita tidak ak ..."

Tiba-tiba, Kurosaki melihat sesuatu di seberang jalan.

"Semuanya, lihat!" Ia menunjuk ke sebuah gang di seberang jalan.

Disana, terlihat seekor kucing berwarna putih dengan ekor hitam. Di lehernya terdapat kalung berwarna biru dan plat nama yang tergantung.

Mereka berempat melihat kucing tersebut, dan memperhatikan foto di tangan Kurosaki dengan seksama. Saat dicocokan, foto tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kucing yang berada di seberang .

Cherry menatap ketiga temannya. "Tidak salah kan?"

Mereka bertiga mengangguk.

"Ayo!" Cherry menyeberang jalan, diikuti oleh yang lainnya.

Ia menghampiri kucing tersebut secara perlahan, berusaha untuk tidak menakutinya.

"Ayo kucing ke ..."

Melihat Cherry mendekatinya, kucing tersebut segera berlari kedalam gang dengan sangat cepat.

"Ah!" Cherry terkejut dengan pergerakan kucing tersebut yang sangat cepat.

Kurosaki berlari duluan. "Ayo kita kejar!"

Terjadi kejar-kejaran diantara mereka berempat dan kucing tersebut. Reina menggunakan Twin Storm untuk mengejarnya, tapi kucing itu memutari gang-gang yang lebih kecil untuk mempersulit mereka.

Saat melihat kucing tersebut berbelok di depan, Akane mengingat sesuatu. "Cherry, Kurosaki, kalian kejar!"

Ia melihat gang lain di depannya. "Reina, ikuti aku! kita akan mengambil jalan memutar."

Mereka bertiga mengangguk, mengikuti perintah Akane yang memahami rute gang kecil tersebut. "Baiklah!"

Mereka berempat akhirnya berpencar, dengan Cherry, Akane, dan Kurosaki yang terus mengejar, sedangkan Akane dan Reina mengambil jalan memutar.

Kucing yang dikejar kemudian kembali mengambil belokan secara mendadak.

"Ah, dia berbelok!" Cherry memperlambat larinya, agar ia bisa berbelok dengan tepat.

"Hati-hati tikungan!" Kurosaki yang berada di belakang Cherry juga ikut memperlambat larinya.

Saat berbelok, tiba-tiba ada seseorang dari arah berlawanan yang muncul.

"Eh!?"

Cherry menabrak pria itu dengan cukup keras, karena larinya yang masih cepat meski sudah diperlambat. Meski tubuh pria itu cukup tinggi dan besar, mereka berdua terjatuh akibat benturan yang terjadi.

"Cherry!" Kurosaki yang berada dibelakang menghentikan larinya. Ia berusaha mengangkat tubuh Cherry agar bisa berdiri lagi.

Cherry mengelus wajahnya yang terasa sakit karena tertabrak. "Aduh ... Maaf ya, kami sedang ..."

Saat membuka matanya, ia melihat banyak Crysta berserakan keluar dari kantung yang dibawa oleh orang tersebut.

"Banyak sekali ..."

Kurosaki ikut melihat Crysta yang berserakan. "Bukankah itu Crysta yang mahal?"

Pria itu kembali berdiri, dan menutup kembali kantungnya tanpa mengambil Crysta yang terjatuh. "Sial!"

Ia hendak mendorong Cherry. "Menyingkirlah!"

Dengan cepat, Kurosaki meraih tangan pria itu. "Tunggu dulu."

Ia melipat tangan pria itu di belakang punggungnya, dan menjatuhkannya tengkurap diatas tanah.

"Sepertinya kau bukan orang baik." Kurosaki menahan punggung pria itu dengan lututnya, sehingga ia tidak bisa bergerak kemana-mana.

"Kurosaki!?" Cherry menjadi bingung dengan apa yang dilakukan oleh Kurosaki.

Kurosaki menengok. "Pria ini mencurigakan. Kita tidak bisa membiarkannya bebas."

"Kenapa?"

Kurosaki menatap Crysta yang berserakan. "Lihat saja itu. Jika ia tidak melanggar hukum, ia seharusnya merapihkannya kembali, dan tidak berlari terburu-buru."

Pria itu kemudian berbicara. "K-kalian, dengarkan aku."

Kurosaki memperkeras tekanan lututnya. "Jangan harap."

Pria itu mencoba berbicara kembali, sambil menahan sakit di punggungnya. "A-ah ... Kalian bisa mengambil itu, jika kalian melepaskanku!"

"Itu?" Cherry kembali berdiri, dan melihat Crysta yang berserakan.

"Y-ya! Kalian bisa memilikinya. A-aku tidak akan memintanya ke kalian, j-jadi tolong lepaskan aku!"

Kurosaki menekuk lengan pria itu dengan lebih keras. "Kau pikir kami peduli?"

"T-tapi harganya lumayan mahal loh!" Pria itu merasakan rasa sakit yang semakin besar, akibat kuncian dari Kurosaki.

Tak kehabisan akal, ia kembali mencoba membuat penawaran. "B-bagaimana jika aku memberikan tambahan lagi dari sini?"

Ia melempar kantung yang ia pegang dengan sebisanya. "K-kalian bisa mengambil beberapa lagi, tapi tetap sisakan untukku ya!"

Cherry mengambil kantung itu. "Lebih baik aku ambil semuanya saja."

"Cherry!" Kurosaki terkejut dengan jawaban Cherry.

Cherry tertawa kecil. "Bercanda, ehe." Ia membuka kantung tersebut, dan mengumpulkan kembali semua Crysta yang terjatuh. "Lagipula, aku tidak membutuhkannya. Crysta ini untuk mage."

"Yah, bukan itu maksudnya ..." Kurosaki sedikit lega, tapi ia bertanya-tanya apakah Cherry mengerti apa yang ia maksud atau tidak.

Setelah Cherry selesai mengumpulkan semua Crysta yang berserakan, terdengar suara langkah beberapa orang yang berlari dari ujung gang.

"Seharusnya ia lewat sini!"

"M-maaf, kami malah memperlambatmu."

"Tak apa, kalian juga sedang mengerjakan tugas kan!"

Dari suaranya, bisa diperkirakan bahwa itu adalah suara Akane dan Reina, serta satu orang lain yang sedang bersama mereka.

"Hmm?" Cherry menengok kebelakang, kearah sumber suara tersebut.

Kemudian, terlihat Akane dan Reina yang berlari menuju mereka bersama seseorang, ditambah dengan kucing yang mereka kejar dalam pelukan Reina.

"Itu kan ... " Kurosaki mengingat siapa orang yang sedang bersama Akane dan Reina.

"Kak Ashborn!?" Cherry terkejut ketika melihat kedatangan mereka.

Setelahnya, Ashborn memborgol tangan pria itu ke kakinya agar ia tidak bisa lari. Ia kemudian menjelaskan kalau pria tersebut adalah seorang pengepul Crysta yang kabur saat hendak ditangkap. Aktifitas pengepulan adalah aktifitas yang dilarang oleh kerajaan, karena berpotensi merusak, bahkan memonopoli harga pasar. Oleh karena itu, ia ditugaskan untuk menangkap pengepul yang sudah terkuak identitasnya.

Ashborn membuka kantung yang diberikan oleh Cherry. "Wah, ini sih banyak sekali."

Ia menengok kearah pria tersebut sambil tersenyum. "Kurasa kau bisa dipenjara seumur hidup."

"Cih." Pria itu tampak sangat kesal.

Cherry mendekatkan dirinya pada Akane dan Reina, lalu berbisik, "Sebenarnya apa yang terjadi?"

Reina tersenyum kecil. "Yah, cukup mengejutkan ..."

Akane melipat tangannya, dan mulai menjelaskan. "Kami bertemu kak Ashborn di sebuah tikungan. Ia tidak sengaja menabrak kucing itu cukup keras, sehingga mudah untuk kami tangkap."

"Kasihan kamu ya, lagian lari terus sih." Reina mengelus-elus kucing yang sudah pasrah ditangkap.

Kurosaki meregangkan tubuhnya setelah cukup lama mengunci pria itu. "Hahhh ... Jadi tugas kita tinggal mengembalikannya pada pemiliknya?"

Akane mengangguk. "Ya."

Ashborn kemudian berdiri, dan menghampiri mereka berempat. "Terimakasih ya. Karena kalian, ia bisa tertangkap dengan mudah."

Cherry melirik kearah pria tersebut. "Yah, aku tidak menyangka kalau ia adalah pengepul."

"Ah, sebagai permintaan terimakasih ..."

Ashborn mengambil sesuatu dari kantung bajunya.

"... Bagaimana ak mentraktir kalian makan eskrim?"

Ia mengeluarkan beberpa kupon diskon dari salah satu kedai es krim yang sedang ramai dibicarakan.

"Wah!" Cherry menatap kupon itu dengan perasaan senang.

Sebelum ia mengambil kupon tersebut, Akane menepuk bahunya. "Maaf, tapi kami harus menyelesaikan ini dulu."

Reina mengangguk sambil mengelus kepala kucing di pelukannya. "Ya, kami masih perlu mengantarnya pulang."

Kurosaki ikut menambahkan, "Mereka benar. Kami juga harus segera melaporkannya jika sudah selesai."

Cherry menengok kearah teman-temannya. "Ah, benar juga."

Ia menundukkan tubuhnya. "Maaf kak Ashborn, tapi kami harus menolak tawaran itu."

Mendengar jawaban mereka, Ashborn berpikir sebentar. "Hmm, bagaimana jika setelah menyelesaikannya? Kalian bisa kalau setelah itu kan?"

Cherry menjadi bingung dengan Ashborn yang bersikeras mentraktir mereka. "Eh? Bukannya kakak masih sibuk juga?"

"A-ah ... Aku tidak sesibuk itu kok ..." Suara Ashborn menjadi terbata-bata. Terlihat dengan jelas bahwa ia memiliki maksud tersembunyi.

"Jadi, kenapa kakak memaksa?" tanya Akane.

Tiba-tiba, Ashborn menundukkan tubuhnya, memohon kepada mereka. "Kumohon! Kalian bisa menjadi alasanku untuk beristirahat!"

"Eeeh!?" Mereka berempat terkejut. Mereka tidak memahami apa yang Ashborn maksud.

"Jika aku beralasan membalas bantuan kalian, maka aku pasti akan diizinkan! Jadi kumohon, terimalah tawaran ini!" Ia kembali memberikan kupon yang ia pegang ditangannya pada mereka.

Karena Ashborn sudah memohon seperti itu, Cherry mau tak mau menerimanya.

"Y-yah, jika kakak memaksa ..." Cherry mengambil kupon tersebut dari tangan Ashborn.

Setelah kuponnya diambil, Ashborn dengan cepat meraih pria pengepul itu. "Baiklah, sampai jumpa di kedai eskrim!"

Ia langsung berlari dengan cepat menggunakan Twin Storm, membawa pengepul itu bersamanya.

"Sampai jumpa ..." Cherry melambai pada Ashborn yang berlari dengan cepat.

Akane menghela nafas. "Hah ... Kita tentu tidak bisa menolaknya kan?"

Kurosaki tertawa sambil menaruh tangannya di pinggang. "Hahaha, setidaknya ini tawaran yang saling menguntungkan."

Sambil mengelus kembali kucing di pelukannya, Reina menjawab, "Tapi sekarang kita harus mengembalikannya lebih dulu."

"Kau benar!" Cherry menunjuk ke jalan yang ada didepannya.

"Mari kita selesaikan tugasnya!"