Erlita sedang nangis di kamarnya. Gadis itu merasakan patah hati yang pertama kalinya. Gadis itu pun nangis sesunggukan dan sangat membenci Kayla. Dia berpikir, mengapa Kayla yang blasteran seolah dapat apa yang diinginkan setiap gadis remaja? Tampang yang cantik? Body yang ok? Karir sebagai model di majalah remaja terkenal dengan honor lumayan untuk ukuran siswi SMA. Mengapa untuk cewek seolah fisik adalah segalanya?
HP Erlita berbunyi. Dilihat siapa yang nelepon. Karen. Sahabat nya pun sedang menelepon Erlita yang sedang terpuruk.
"Erlita? Gimana kamu?" kata Karen pura-pura perhatian.
"Aku… lagi sedih. Biasalah gara-gara Armand." Jawab Erlita.
"Emang Armand itu keterlaluan! Gara-gara Kayla dia jadi begitu ke lo!" kata Karen pura-pura membela Erlita.
"Iya, ini patah hati pertama gue. Rasanya sakit yah." Keluh Erlita pada Karen.
"Sekarang, gue dan Mia boleh ga datang kerumah lo?" tanya Karen dengan nada perhatian.
"Hm… gue sedang sedih, dan terpuruk, tapi bolehlah datang aja."
"Ok, gue dan Mia segera nyampe rumah lo jam 5 sore, besok kan libur!" kata Karen di telepon. "Ok Erlita." Telepon ditutup.
Erlita sekarang menunggu kedatangan kedua sahabatnya. Walaupun dia tidak tahu apa-apa tentang kelakuan busuk nya Karen!
***
Di kamar. Di rumah Erlita. Karen dan Mia sedang nge-gosip. Mereka tau bahwa Erlita sedang patah hati dan stres. Mereka bertiga membicarakan tentang Kayla, Armand dan foto cowok misterius yang ada di foto bersama Erlita. Padahal rencana busuk itu adalah rencana Karen.
"Lihat ini cowok, gue bahkan ga kenal dengan cowok itu!" kata Erlita mengadu.
"Iya yah, kayaknya bukan murid sekolah kita!" kata Mia setuju.
"Lalu kita harus gimana dong? Nyari sosok cowok itu? Mau nanya kemana? Namanya aja ga ada, kalo itu foto tokoh editan gimana?" Karen pura-pura bingung.
Mereka bertiga terdiam sejenak.
Tiba-tiba…
Karen punya ide brilian, kali ini untuk menyabotase urusan Kayla.
"Kalo gitu, Erlita, satu-satunya cara lo kita comblangin deh ke cowok baru. Kita kan anak cheers kita kan pusat perhatian para cowok. Ntar ketika lomba kejuaraan Cheerleader kita comblangin deh elo ke cowok keren yang lain. Armand mah ga ganteng-ganteng amat!" kata Karen meyakinkan.
"Bener yah?" kedua mata Erlita bagai punya harapan baru.
"Iya tenang aja, tiga minggu lagi kan kita lomba tingkat provinsi! Ka Alana aja mulai besok nyuruh kita latihan cheers setiap hari sepulang sekolah! Semoga aja tim cheers kita menang!" kata Mia menambahkan mendukung Erlita agar tidak galau, terutama menjelang kejuaraan lomba cheerleader.
Erlita mengangguk setuju. Dia berharap bisa nemu cowok pengganti Armand. Yang lebih penyayang pada dirinya.
***
Di sekolah. Gossip tentang di tampar nya Kayla oleh Erlita pun sudah ramai di bicarakan para siswa-siswi. Mereka kaget, bahwa Kayla dianggap perebut cowok orang sampai di tampar oleh Erlita di Mall of Jakarta. Kayla pun datang kesekolah dengan wajah menahan malu dan bingung. Dia bahkan tidak kenal siapa Erlita, Kayla pun baru kenal Armand ketika dia fotoshoot di Mall of Jakarta kemarin.
Tiba-tiba sosok cowok yang Kayla taksir datang mendekati Kayla dengan wajah panik dan kasihan.
"Kayla?" panggil Ronald di hall sekolah. "Kamu di tampar oleh Erlita?" tanya Ronald penuh perhatian.
"Iya." Jawab Kayla dengan wajah sedih.
"Keterlaluan jahatnya itu Erlita!" kata Ronald membela Kayla. "Kalau kata gossip, kamu ngerebut Armand cowoknya Erlita, makanya kamu di tampar oleh Erlita! Apakah itu benar?" tanya Ronald santun berusaha memberi informasi.
"Armand? Aku baru kenal Armand ketika aku fotoshoot di Mall of Jakarta, aku bahkan ga kenal dengan Erlita. Aku kan murid baru di sini!" Kayla ngadu pada Ronald dengan wajah sedih dan malu. "Dan aku single sekarang aku tidak punya pacar!" Kayla mengadu pada Ronald.
"Keterlaluan itu Erlita! Kurangajar!" amuk Ronald membela Kayla. "Jangan khawatir, Kayla! Aku akan bela-in kamu, aku cari cara bagaimana aku ngebantu kamu! Kamu tenang aja yah."
Kayla mengangguk. "Iya Ronald, makasih yah."
"Sama-sama Kayla, jangan patah semangat yah!"
"Iya Ronald."
Di balik tembok. Karen, Mia, dan Erlita sedang mengintip percakapan Kayla dan Ronald. Mereka bertiga mempunyai maksud jahat pada Kayla. Erlita menduga Kayla merebut pacarnya, kalau Karen dia emang dari awal dengki dengan Kayla, karena Ronald cowok paling keren di sekolah naksir Kayla dan nge-date segala!
"Sialan!" amuk Karen pada kedua temannya.
"Ronald mau nge-bela Kayla?" kata Erlita dengan nada benci.
"Kayla di bela Ronald? Wah kayaknya mereka ntar lagi jadian deh, atau mungkin udah jadian!" kata Mia polos membuat Karen naik darah.
Kalo sampe Kayla jadian dengan Ronald, lihat saja, ga bakalan ada ampun cewek indo itu. Tapi Ronald kan cowok eksis super-gaul. Kalo dia bela-in Kayla, apa yang bisa gue perbuat? Bisa-bisa gue dipermalukan di depan seluruh murid sekolah. Karen berkata dalam hati dengan kehawatiran.
Ketiga cewek itu ketika sedang mengintip di balik tembok, di sapa oleh Alana yang muncul di belakang mereka.
"Eh, Karen, Mia, Erlita! Kalian lagi ngapain?" tanya senior cantik berperawakan judes itu.
"Eh ka Alana…" kata mereka bersamaan dengan wajah kaget.
"Kalian ingat yah mulai hari ini sampai menjelang lomba, kita latihan cheers setiap hari setelah pulang sekolah. Jangan lupa minum susu dan makan-makanan bergizi yah agar kalian tidak sakit pas hari lomba!" kata Alana seperti biasa dengan nada tegas.
"Ok ka." Jawab Mia. Kedua temannya mengangguk. Mereka takut ketahuan mengintip percakapan Kayla dan Ronald.
***
Kayla sedang duduk di meja. Di kelas. Pelajaran matematika berlangsung, gadis itu bergegas mengambil buku-buku di tas nya. Kayla menemukan sesuatu, sebuah kertas. Kertas di bungkus kaleng yang jelas. Ketika Kayla membaca isi kertas itu.
Kertas itu berbunyi:
Dear, Kayla
Kalo elo berani ngadu apapun ke Ronald, pasti lo kita habisin! Jangan mentang-mentang lo paling cantik di sekolah lo bersikap manja pada Ronald!
Paham?
Kayla bernafas tersengal membaca surat itu. Itu surat ancaman. Kayla ingin sekali menangis dan pindah sekolah, tapi dia bukan orang-berada. Papanya yang asli belanda di PHK dari perusahaan karena sakit-sakitan sering tidak masuk kerja. Lalu, mom hanya bekerja sebagai karyawan biasa, Kayla pun mempunyai adik laki-laki kecil yang masih sekolah dasar berusia sekitar Sembilan tahun. Karir Kayla sebagai model pun untuk uang tambahan perekonomian keluarga nya. Kayla menduga bahwa itu Erlita yang sengaja naro surat-kaleng itu.
Gadis indo itu terdiam menahan airmata yang hendak keluar. Jangan sampai ada yang tahu dia nerima surat-kaleng itu, terutama pihak guru. Bahkan sekarang, Kayla tak berani mendekati Ronald, cowok yang emang Kayla taksir semenjak mereka kenal.
Gadis itu berusaha bersikap normal. Seolah tak ada apa-apa. Dia pun menghindar sebisa mungkin dari Erlita. Dia kenal Karen, yang ngasih dia job fotoshoot di mall. Tapi Kayla tidak menduga bahwa itu semua rencana busuk Karen. Yang dia hindari adalah Erlita, bukan Karen. Bagi Alya sosok Karen ramah-periang bahkan ngasih dia job foto model beserta honor yang lumayan.
......