Chereads / My Familiar Is The Strongest In The World (Webnovel Indonesia) / Chapter 13 - Chapter 12 : Ini Rahasia Kita Berdua!

Chapter 13 - Chapter 12 : Ini Rahasia Kita Berdua!

POV : Lilyana

[Nama : Nadia | Lv : 20 | Ras : Majin | Elemen Dasar : Api dan Kegelapan | Job 1 : Mahluk Panggilan | Job 2 : Belum diputuskan | Hp : 910 | Mp : 650 | Atk : 108(+10) | Def : 99(+13) | Spd 68(+7) | Dex : 48(+8) | MAtk : 76 | MDef : 68 | Lck : 18 | Sistem : Sistem Demon Eyes, Sistem Demon Mind, Sistem 2x Exp, Sistem perkembangan 2x, Sistem belajar 2x, Sistem Kontrak Mahluk Panggilan, Sistem Party, Sistem Itembox, Sistem Penguasaan Elemen Api, Sistem Penguasaan Elemen Kegelapan, Sistem Pendekar Pedang(Baru) | Sistem Berbagi: Sistem Pertahanan Elemen Air, Sistem Pertahanan Elemen Cahaya | Exp : 2134 | Next Exp : 266]

"Tunggu dulu Nadia... Apa-apaan sistem yang mengerikan ini?"

Dibanding denganku yang terlihat panik, Nadia diluar dugaan hanya menatap penuh heran seakan berkata "Memang apa yang salah?".

"Sistem macam apa yang bisa membuatku dapat melihat papan status?"

Melihat keterkejutan ku, Nadia mulai menjelaskan dengan tenang.

"Kamu pasti bakalan terkejut. Coba lihat sini!" Menunjuk papan status transparannya. "Dengan menggabungkan kekuatan Sistem Party, Sistem Demon's Eyes dan juga Sistem Demon's Mind, aku bisa memproyeksikan statusbox dan statusbar kepadamu. Dengan ini kita bisa melihat perkembangan status kita dengan lebih efisien."

Demon's Eyes? Demon's Mind? Apa-apaan itu? Kenapa banyak kata demon di sana?!

Kalau tidak salah 'Demon' berarti Iblis dalam bahasa kuno. Apa artinya dia memang memiliki kekuatan Iblis di dalam dirinya?

Apa mungkin dia memang seorang...

Iblis?

Tidak! Tidak mungkin! Mana mungkin seseorang seperti Nadia...

"Hey, Lily kamu gak apa-apa? Kenapa kamu keliatan kaya orang sakit gitu?"

"Eh, iya... Maaf?" Nadia mengembalikan ku ke alam nyata.

"Muka kamu pucet banget! Yakin kamu gak apapa?" Nadia bertanya dengan penuh perhatian.

"Nggak, aku gak apa-apa. Cuman sedikit syok."

"Syukurlah, tapi gimana dengan status box? Keren 'kan?"

"Dibanding dengan keren, lebih cocok ke menakutkan."

"Heeeeh?"

"Maksudku, kamu selama ini bisa mengintip status seseorang dan bersikap biasa saja."

"Memangnya kita nggak boleh melihat status orang lain?"

"Bukannya tidak boleh, hanya saja itu perbuatan yang tidak menyenangkan bagi beberapa orang."

"Heh? Kenapa?" Nadia bertanya dengan wajah yang terlihat sedikit kesal.

"Ada beberapa kejadian di mana seorang petualang dipersekusi dan dikucilkan gara-gara Status stat-nya yang rendah. Jadi kebanyakan orang tidak memberitahukan statusnya kepada orang lain."

"Oh, gitu... Kalau orang tahu kalau stat kita rendah, kita akan di bully."

Buli? Apa yang dia katakan?

Kadang-kadang Nadia selalu mengatakan kata yang aneh. Aku tidak begitu yakin, tapi sepertinya di dunianya ada semacam dialek khusus yang di gunakan untuk mempersingkat sebuah kata-kata.

"Oh, iya! Maaf kalau terlambat, tapi... Aku melihat status stat mu kemarin."

"Benarkah?"

"Ya, waktu kamu lagi tidur."

"Pasti sangat menyenangkan melihat stat rendahku."

"Memang statmu termasuk rendah?"

Aku menunduk untuk beberapa saat dan kembali melihat ke arah statusbox yang tercipta dari sistem milik Nadia.

[Nama : Lilyana Nevertari | Umur : 21 | Lv : 24 | Ras : Manusia | Elemen Dasar : Air dan Cahaya | Job 1 : Priestess | Job 2 : Summoner | Hp : 605 | Mp : 985 | Atk : 89 | Def : 68 | Spd 71 | Dex : 61 | MAtk : 103 | MDef : 84 | Lck : 331 | Sistem : Sistem Panji Pahlawan (Tersembunyi), Sistem Lucky Seven(Tersembunyi), Sistem Sihir Mujarab (Tersembunyi), Sistem Kontrak Mahluk Panggilan, Sistem Pemanggilan Mahluk, Sistem Penguasaan Elemen Cahaya, Sistem Penguasaan Elemen Air, Sistem Penguasaan Sihir Suportif, Sistem Penguasaan Sihir Penyembuhan | Sistem Berbagi: Sistem 2x Exp, Sistem perkembangan 2x, Sistem belajar 2x, Sistem Penguasaan Elemen Api, Sistem Pertahanan Elemen Kegelapan | Exp : 949 | Next Exp : 251]

"Sebenarnya, statku tidak begitu rendah awalnya." Aku menjelaskan semuanya seakan tidak ada hari esok. "Sebenarnya statku saat level 1 benar-benar menakjubkan. Kebanyakan poin statku di atas 10, hanya Atk dan Def-ku saja yang di bawah rara-rata. Apa lagi stat Luck-ku yang di luar nalar, membuat banyak orang berharap banyak padaku. Tapi semuanya berubah saat mereka menyadari kalau job Priestess-ku tidak bisa membuat stat-ku berguna."

"Lily..."

"Job milikku membuat aku tidak bisa menggunakan sihir serangan dan yang kulakukan hanyalah memberi support dan healing. Karena tidak bisa mengalahkan musuh, jadi aku tidak punya kesempatan untuk menaikan level ku."

"Memang tidak ada cara lain selain membunuh monster untuk menaikan level?"

"Tidak ada. Kita harus mengalahkan monster dengan serangan atau sihir yang kita sendiri baru kita bisa menaikan level."

Benar, kenapa aku bisa sampai di level 14 adalah karena selama ini aku hanya bisa mengalahkan slime. Slime adalah mahluk yang jarang menyerang balik, jadi aku bisa dengan leluasa memukuli mereka dengan tongkat sihir sampai menghilang. Selain itu, karena pertahanan mereka yang lemah aku jadi mudah untuk mengalahkan mereka dengan stat Atk-ku yang menggelikan.

"Kalau begitu, kenapa kamu kemarin bisa naik level? Padahal 'kan kau tidak melakukan apapun kemarin?"

Aku tersadar saat Nadia mengatakan fakta itu. Kemarin aku sama sekali tidak melawan monster dan hanya tertidur selama tiga jam karena kelelahan setelah memanggil Nadia. Tapi kenapa, aku bisa naik sampai sepuluh level?

Kalau ku ingat lagi, seharusnya Nadia hanya level satu saat dia di panggil ke dunia ini. Semua mahluk yang summoner panggil untuk pertama kali pasti memiliki level 1 dan kemudian tugas seorang summoner-lah yang harus melatih mahluk panggilan itu untuk menaikan level mereka.

Tapi walaupun begitu, kenapa Nadia bisa sampai level 20 padahal dia baru saja dipanggil?

"Hey, Nadia. Boleh aku tanya sesuatu?"

"Hah? Tentu..."

"Kamu kemarin melawan monster, ya?"

"Ya, kemarin aku melawan monster tengkorak."

"Berapa banyak tengkorak yang kamu kalahkan sampai kamu bisa naik sampai level 20?"

"Aku tidak yakin, mungkin lima belas?"

"Li-lima belas?!"

Seharusnya monster di sana berlevel antar 6-15, untuk seorang gadis berlevel 1 satu rasanya itu tidak masuk akal. Tapi kalau itu Nadia, entah kenapa aku merasa itu adalah hal yang biasa. Tapi seharusnya levelnya tidak baik sebesar itu juga, apa dia melawan monster yang lebih kuat?

"Oh, aku juga mengalahkan Skull General Aries berlevel 20-an kemarin!" Nadia berkata dengan bangganya.

"B-b-b-BOSS MONSTER?!"

"Ya, begitulah... Kenapa sampe teriak-teriak kayak gitu?"

"Tidak, maksudku... Bagaimana bisa Kamu mengalahkan monster yang lebih kuat darimu?!"

"Ah, emang sih levelku sama boss itu beda jauh, tapi aku pasti hoki banget karena bisa ngalahin dia."

"Hoki?" Aku tidak tahu arti kata yang dia katakan, "Tapi kamu beneran ngalahin boss itu 'kan?"

"Ya, tentu saja!"

"Pantas kemarin tidak ada monster yang menyerang kita di reruntuhan itu."

Karena Nadia mengalahkan boss reruntuhan itu, maka otomatis monster-monster lemah yang menjadi bawahannya pasti akan lenyap pula. Namun apa benar dia mengalahkannya sendiri?

"Kamu masih gak percaya? Ya udah aku tunjukkin aja!"

Nadia menekan sesuatu di layar status miliknya dia terlihat tersenyum bangga akan sesuatu.

"Ini lihat!"

Zreng!

Sebuah pedang besar tiba-tiba muncul entah dari mana, terbang melayang dan kemudian jatuh di genggaman Nadia. Pedang dua tangan itu berwarna hitam dengan ukiran tengkorak di pangkal pedangnya. Bilahnya terlihat seperti pisau besar dengan ketajaman yang bila dilihat dari jauh pun orang sudah tahu kalau pedang itu sangat berbahaya.

Tapi bukan itu masalahnya sekarang...

"KAMU PUNYA ITEMBOX?!"

Aku kembali berteriak terkejut.

"Ya, bukannya kamu udah lihat di statusku tadi?"

Benar juga, aku baru sadar!

"Memang apa yang salah dengan itembox-ku?"

"Sistem Itembox adalah sistem yang sangat langka, kelangkaannya mungkin 1 banding satu juta kesempatanmu mendapatkan sistem ini!"

"Hah selangka itu? Apa mungkin sistem ini sistem SSR?"

"Es, es, apa?"

"Sudahlah! Bukannya bagus aku punya satu." jawabnya tenang.

"Nadia kenapa kamu bisa tenang seperti itu!?"

"Emang aku harus gimana?"

"Kalau pihak kuil tahu tentang ini, mereka pasti akan menargetkanmu."

"Menargetkanku?"

"Ya, mereka pasti akan merekrutmu dan menjadikanmu budak untuk jadi gudang penyimpanan."

Aku tidak berbohong, kenyataannya sekitar tiga tahun yang lalu muncul sebuah rumor di mana ada seorang pemuda dari salah satu party pahlawan yang berafiliasi sebuah kuil bunuh diri. Penyebabnya karena dia stress dan tertekan karena hanya di jadikan kuli pembawa barang oleh party pahlawan tersebut. Alasannya tentu karena dia adalah seseorang dengan Sistem Itembox yang bisa membawa menyimpan barang di dalam dimensi lain.

Saat mengingat lagi rumor itu, entah kenapa aku jadi teringat dengan diriku sendiri. Untung saja Aku tidak sampai mengakhiri hidupku sendiri saat masih berada di party pahlawan Ramos. Bila aku pikir lagi, sepertinya pemuda itembox itu juga sepertinya mendapatan perlakuan yang hina sama sepertiku hanya karena kami bukan tipe petarung.

Sangat tidak adil!

"...Kalau gitu, aku harus gimana, Lily?" Nadia bertanya padaku dengan penuh harap. Aku tidak mendengarkan apa yang dia katakan sebelumnya, tapi sepertinya dia tidak mau sistemnya diketahui.

"Oke... Kalau begitu, ayo jadikan ini rahasia kita berdua!"

"Ah, benar juga! Lagipula hanya kita berdua yang tahu."

"Karena kita bisa melihat sistem kita, kita tidak perlu pergi ke Oracle atau Penilai Agung kuil manapun. Jadi keberadaan Sistem Itembox-mu juga akan aman."

"Jadi kita sudah sepakat?"

"Tentu saja!"

Kami saling bertukar senyum untuk beberapa saat sampai aku mulai mengulurkan tanganku pada Nadia.

"Kalau begitu, ayo kita ambil beberapa quest!"

"Ayo!"

Nadia menyambut tanganku dan kamu keluar dari ruangan penilai itu setengah berlari sambil tetap saling bergandengan tangan.