Pov : Gabriel
Namaku Gabriel Heinnsen. Panggil saja aku Gabe. Aku adalah mantan Petualang rank A yang beberapa tahun belakangan mendapat tugas untuk menjadi ketua Guild di Desa Donpapa.
Desa Donpapa adalah sebuah desa kecil di timur yang terkenal sebagai penghasil bahan pangan ke 3 terbesar di Kerajaan Celestial. Gandum dan sayur mayur tumbuh subur di desa tersebut. Sebagian besar warga di sana memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pemburu.
Walaupun begitu Desa Donpapa juga terkenal menjadi menjadi spot banyak sekali monster unik berkeliaran. Sebagai contohnya adalah General Skeleton yang mendiami reruntuhan Donpapa jauh di dalam hutan. Monster boss itu mampu membuat seorang pahlawan bertekuk lutut karena terlalu kuat. Untung saja monster itu tidak bisa keluar dari reruntuhan jadi Warga desa bisa hidup dengan tenang untuk beberapa saat.
Selain skeleton General, ada satu monster unik lain yang mengancam desa yaitu; Northenstar. Monster bertipe serigala itu selalu mengintai para pemburu yang memburu binatang sampai ke kaki Gunung Ertes.
Jangan lupakan juga dengan monster-monster dengan rank di atas rank D yang berkeliaran di sekitar Desa. Walaupun banyak monster di tempat itu, pengamanan di desa itu tidak terlalu kuat. Maka dari itu, Guild Petualang membuat cabang di daerah itu.
Awalnya hanya aku dan Istriku Reinee yang menjadi petualang sekaligus pengurus guild kecil itu, lalu para pemburu di kota itupun bergabung ke dalam guild dan menambah anggota guild menjadi 16 orang. Lalu beberapa tahun belakangan juga banyak sekali petualang yang mengunjungi Desa Donpapa untuk memburu monster rank D di sekitar Desa.
Walaupun desa kami tidak terlalu terkenal, tapi perputaran uang di guild tidak terlalu buruk Sampai bencana itu terjadi. Seekor Goblin Shaman, tiba-tiba muncul di hutan dan menjadikan para goblin di daerah itu sebagai anak buahnya. Dia mulai menguasai seluruh hutan Donpapa dengan waktu yang cepat. Karena hal itu, guild kamipun mendapatkan banyak keluhan dan laporan para petualang yang hilang di dalam hutan. Sudah ada 8 orang yang dinyatakan menghilang di dalam hutan dan 3 di antaranya di temukan meninggal dengan bagian tubuh yang tak utuh.
Akhirnya guild kamipun mendapatkan penilaian buruk dan menjadi tidak populer seperti dulu. Kalau begini terus Guild Petualang di desa Donpapa pasti akan mengalami ke kebangkrutan. Hampir 3/4 petualang di Desa tidak mau mengambil pekerjaan apapun yang berhubungan dengan hutan Donpapa dan beberapa mulai pindah ke Kota yang lebih aman.
Hal paling menakutkan adalah tentang Goblin shaman itu yang kemungkinan bisa menyerang desa kapan saja. Untuk menanggulanginya akhirnya aku putuskan untuk meminta bantuan guild pusat dalam rapat direksi bulan ini.
Seperti biasa sebelum rapat aku selalu menyempatkan diri untuk mencari informasi di sebuah bar di dekat gerbang timur ibukota. Semua orang di kota sepertinya sedang membicarakan satu sosok yang akhir-akhir ini jadi buah bibir. Dia adalah seorang Priestess dari parti pahlawan peringkat ke-7, Ramos Sidfrigh.
Dalam wawancara yang di lakukan oleh sebuah guild informasi dengan pahlawan Ramos, Ramos dengan terang-terangan menjelekan Priestess itu dan memberitahukan kepada semua orang untuk tidak berhubungan dengan gadis priestess tersebut. Alasannya karena dia tidak berguna sebagai seorang supporter healer dan juga Ramos menambahkan kalau gadis itu pembawa sial. Orang-orang tentu saja mempercayai hal itu karena Ramos adalah seorang pahlawan yang menjadi contoh kepahlawanan dan simbol kebenaran di kerajaan ini.
"Bukankah pahlawan baru itu terlalu banyak bicara untuk seorang yang mencuri title orang lain?" aku mulai memuntahkan semua keluhanku pada seorang bartender yang selalu setia mendengarkan celotehan ku saat aku masih berada di Ibukota.
Alasanku bertanya seperti itu karena aku tahu kenyataan kalau pahlawan Ramos dulunya hanyalah petualang rank B yang mendapat titel pahlawan karena telah mengalahkan mantan pahlawan peringkat pertama Karis The Mad Scientist yang di anggap sebagai penghianat oleh kerajaan.
"Karena dia berhasil mengalahkan peringkat pertama, tentu saja orang-orang sangat menghormatinya dan diapun jadi besar kepala."
"Tapi tidak harus menjelekan gadis itu juga." Aku mulai kesal.
"Haha, apa kamu di pihak gadis Priestess itu?"
"Tentu saja! Apa kau pikir yang dia katakan di surat kabar sudah terlalu berlebihan untuk seorang gadis?"
"Kau tidak salah, aku juga mungkin sependapat denganmu tentang Nona Lilyana."
"Apa kau mengenalnya?" aku terkejut dengan pengakuan yang Noel si bartender katakan.
"Tentu saja, dia adalah pelanggan tetap di sini."
"Eh? Benarkah?"
"Sebenarnya bukan dia yang menjadi pelangganku, tapi Si Ramos itu. Dia disuruh untuk membeli anggur oleh pahlawan itu. Dan kau tahu apa yang dia bilang saat pertamakali dia membeli sebotol wine di tempatku?"
"Apa itu?"
"Dia bilang 'Saya Lilyana dari parti pahlawan Ramos, maaf kalau tidak sopan. Saya punya 5000 Gulden, apa ada minuman anggur yang bisa saya beli?' aku membalasnya dengan 'Semua anggur di tokoku berharga di atas 10000 Gulden.'"
"Bukannya itu memang harga termurah untuk sebotol wine?"
"Ya, tapi dia sangat bersikeras untuk membelinya dengan harga 5000 gulden. Dia sampai bersujud dan berkata kalau dia tidak bisa mendapatkan wine dengan harga 5000 Gulden maka dia akan di keluarkan dari party-nya. Mendengar itupun aku menjadi kasihan pada gadis itu dan akhirnya memberinya harga yang murah."
"Dia diancam dikeluarkan dari party karena sebotol wine? Kasihan sekali anak itu."
"Untungnya gadis itu adalah gadis yang baik, beberapa hari kemudian dia membayar sisa uang untuk pembayaran wine tempo hari. Setelah itu, karena pahlawan Ramos menyukai wine dari barku, Lilyana menjadi sering datang kemari dan membeli Wine dengan harga pasar. Aku pernah mendengar dari salah seorang pegawai penginapan tempat Pahlawan tinggal kalau Nona Lilyana hanya diberi 5000g setiap di suruh membeli wine, jadi kemungkinan sisanya dia tambah dari uang sakunya sendiri."
"Pahlawan itu benar-benar pelit dan tidak punya kesadaran diri. Tidak hanya menyuruh rekan party-nya untuk membelikan dia sesuatu dengan ancaman, tapi dia juga sampai tega membuat gadis itu harus menambah uang membeli barang miliknya."
"Walaupun begitu, dia selalu datang dengan tersenyum seakan tidak ada yang terjadi, bahkan untuk beberapa kesempatan dia membantuku melayani di bar ini saat pelanggan sedang ramai."
"Kau benar. Waktu pertama kali dia datang ke Guild-ku pun dia terlihat sangat ceria walaupun aku tahu dia pasti mendapatkan perundungan di Ibukota."
"Eh? Dia berada di Desamu?"
"Ya, dia menjadi Petualang rank E di tempatku."
"Rank E? Bukannya terakhir kali dia memiliki rank B."
"Rank B adalah rank untuk party-nya. Tanpa party, petualang akan di berikan peringkat berdasarkan sumbangsihnya pada guild."
Noel menuangkan wine dengan kadar alkohol rendah ke gelas milikku yang sudah kosong.
"Ini bonus." katanya.
Akupun menenggak satu sloki wine murah yang dia tuangkan sebelumnya. Setelah itu aku kembali melanjutkan penjelasanku.
"Karena dari awal Lilyana hanya mengambil pekerjaan khusus party, dia jadi tidak memiliki prestasi dalam pekerjaan solo-nya. Karena itu rank miliknya tetap menjadi rank E setelah dia keluar dari party pahlawan."
"Begitu ya?"
"Tapi walaupun begitu, di hari pertama dia berkerja dia berhasil mengumpulkan banyak sekali tanaman herbal yang langka dari Hutan Donpapa yang berbahaya."
"Apa kau memaksanya untuk pergi ke tempat berbahaya seperti itu?"
"Aku tidak memaksanya, dia yang memilih sendiri pekerjaan yang ingin dia kerjakan." Aku menghela nafas dalam, "Pada akhirnya aku dan Istriku mulai memilihkan pekerjaan untuknya, karena kalau tidak dia pasti akan mengambil misi yang berbahaya."
"Karena dia berasal dari party besar, dia jadi selalu terbiasa memilih pekerjaan yang sulit."
"Ya, seperti itulah."
"Sekarang apa yang dilakukan gadis itu sekarang?"
"Kalau tidak salah, sebelum aku pergi, dia bilang akan meneliti reruntuhan Donpapa."
"Dan kau biarkan dia pergi?"
"Ya, mau bagaimana lagi, dia sangat ngotot ingin pergi ke sana. Lagipula dia punya sihir penyamaran yang sempurna, karena itu aku tidak terlalu khawatir."
"Walaupun begitu, tetap saja..." Wajah Noel terlihat sedih hingga tak mampu untuk mengangkat kepalanya.
Tennenet! Tenenenet!
Terdengar suara notifikasi dari alat sihir komunikasi milikku. Alat sihir ini dapat membuat kita bisa berkomunikasi meski tidak berada di tempat yang sama. Dari warna kuning yang muncul dari batu yang ada pada alat sihir berbentuk gelang itu, aku tahu kalau yang menghubungiku adalah Istriku Reinee.
"Rei, ada apa?"
(DARURAT!) tiba-tiba dia berteriak membuat aku dan Noel yang mendengarkannya terkejut.
"Apa maksudmu dengan darurat?"
(Aku juga tidak tahu dengan pasti, tapi di Hutan Donpapa tina-tiba saja muncul cahaya terang.)
"Cahaya terang? Apa maksudmu?"
(Aku juga tidak tahu! Tapi semua orang yang melihatnya mulai panik dan ketakutan.)
"Memang sebesar apa cahaya itu?"
(Aku tidak bisa memastikannya, tapi cahaya terang itu bisa dilihat dari pintu masuk desa.)
"Apa ada monster baru yang muncul?"
(Kami sedang mengirim tim pengintai ke sana.)
"Kalau begitu, hubungi lagi setelah pengintaianmu selesai."
(Baiklah!)
"Hey, Gabe. Apa yang terjadi?"
"Aku juga tidak tahu, satu-satunya dugaanku adalah ini semua ulah si Goblin Shaman itu. Kalau begitu aku harus segera memberitahukan ini pada Direktur Guild secepatanya!"
"Kalau begitu, aku berdoa yang terbaik untukmu."
"Terima kasih, kawan. Aku pergi dahulu. Sampai nanti!"
Setelah itu aku berlari terburu-buru menuju gedung Guild petualang pusat.