Hmmmmmm, dikhianati seluruh dunia dengan janji manisnya ya?
Keduanya sepertinya sangat sulit untuk dipahami jika aku sendiri belum pernah dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, bahkan sepertinya aku terlalu cepat untuk bisa langsung mengambil kesimpulan sembarangan tanpa berpikir panjang dan berpikir keras.
Meskipun aku berusaha sedikit untuk tidak peduli dengan masa lalu yang dialami raja iblis sebelumnya, entah kenapa setelah aku melihat Haze, ketertarikanku padanya tentang cerita dari ingatan pemilik tubuh ini membuatku ingin mengingat dan mengetahui lebih banyak tentang hal itu.
Aku sendiri tidak mengerti apa yang membuatku ingin melakukan itu, sebaiknya aku bertanya sedikit demi sedikit saja. Itu tidak akan membebani perasaan dan pikirannya bukan?
Aku meletakkan sebelah tangan di daguku untuk berpikir sejenak dan bergumam pelan. "Hmmmmm ... Dikhianati oleh seluruh dunia dan diburu oleh para dewa surgawi, ya?"
Sepertinya dia punya masalah besar di masa lalu. Tapi, aku masih belum mengerti alasannya.
Haze yang mendengarnya hanya terkejut sesaat setelah aku mengatakannya, seolah-olah apa yang aku katakan terdengar samar-samar olehnya. "Eh? Ada apa, Azias-sama?"
Sebaiknya aku menanyakan hal lain terlebih dahulu sebelum aku benar-benar ingin mengetahuinya.
"Tidak, aku hanya tidak percaya kenapa aku bisa melihatmu seperti ini. Apa hanya aku yang bisa melihatmu seperti ini?"
"Tepat sekali. Mungkin bagi yang tidak bisa, mereka hanya akan mendengarkan suaranya karena tidak mungkin bagi mereka untuk bisa melihatnya."
"Apakah begitu ...."
"Ya, karena jika Anda bisa melihatku seperti ini, Anda harusnya sadar bahwa aku adalah pelayan setiamu dari masa lalu."
Apakah Haze berpura-pura tidak curiga dengan gaya bicaraku yang terlihat tidak seperti tuannya?
Hemmmmmm ... Sepertinya dia benar-benar percaya bahwa aku adalah dia di masa lalu. Tetapi ....
Jika dia mengatakannya seperti itu, aku seharusnya memiliki kemampuan yang sama dengannya untuk melihatnya tanpa membuatku bingung seperti ini. Tapi, sekarang aku bahkan tidak menggunakan kekuatan mataku sama sekali untuk bisa melakukan itu padanya.
Apakah dia menargetkannya hanya padaku karena aku pasti bisa melihatnya? Emmmmm, pemahaman ini bisa diperhitungkan. Karena jika dilihat dari kemampuan yang kumiliki sebelumnya, ini terlihat sama.
Aku sedikit merasa lega dengan gaya bicara Haze yang terlihat sangat santai dan elegan. Dia seolah membuat perbincangan ini terasa sedikit nyaman dengan ketegangan dunia yang masih ada di pikiranku.
"Maksudmu? Aku akan tahu bahwa kamu akan bertemu denganku di masa depan?" Aku memandangnya bingung, karena aku tidak ingat atau tahu siapa dia.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah dia mendapatkan kekuatan itu dari matanya? Aku baru saja dikeluarkan dari dunia mimpi realitas Tricella, lho.
Mengapa aku tidak mengerti sama sekali? Karena aku baru saja datang dari dunia manusia di era teknologi modern dengan kekejaman duniawi yang selalu mewarnai penderitaan setiap makhluk di dunia.
Terserahlah, lama kelamaan pikiranku akan hancur berkeping-keping karena aku tidak bisa berpikir logis. Kini, pikiranku hanya bisa terfokus pada kecurigaanku terhadap Ascendant Creator sebagai pencipta segala sesuatu yang kontradiktif di dunia gila seperti ini.
"Ya, alasan aku bisa melakukan ini adalah karena dua mata yang telah Azias-sama berikan padaku. Bahkan penguasa lain tidak memiliki kekuatan ini dan bisa melakukan ini kecuali aku."
Dugaanku benar, tetapi ini masih membingungkan bagiku, aku sama sekali tidak bisa berpikir jernih setelah Haze mengatakannya seperti itu.
"Hadiah dariku?"
Benar-benar gila, aku tidak pernah memberikan hadiah apa pun kepada orang lain selama aku berada di dunia itu.
Sejak kapan?
Meski aku mengatakannya seperti itu, sepertinya firasatku benar, dia mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan mataku pada tahap pembukaan pertama (Evil Eye's Warping of Reality) yang bisa mengetahui, melihat, melakukan apapun tidak peduli mustahilnya hal itu.
Jika benar mata itu adalah hadiah dariku, seharusnya aku bisa merasakan kekuatan yang kuberikan padanya. Tetapi ....
"Tepat sekali."
Wajahnya dipenuhi kegembiraan seolah itu adalah sesuatu yang sangat dia dambakan. ".... Kekuatan mata ajaib yang sungguh luar biasa, mata kehancuran yang tidak bisa dimiliki oleh makhluk manapun ...."
".... Bahkan, makhluk rendah akan tunduk kepadaku ... Itu semua, karena aku bisa menghancurkan, melakukan apapun yang mustahil sesuai yang aku inginkan dengan melihatnya saja." Haze menjawabnya dengan penuh keagungan dan kegembiraan karena memiliki mata kehancuran yang kuberikan padanya.
Itu semua adalah kekuatan mata instan aktivasi dari (Red Moonlight Eye of Reality Destruction) yang selalu dia gunakan untuk menemukan dirinya.
"Benar-benar mata yang bisa memikat makhluk rendahan menuju kematiannya sendiri, ya?"
"Itu benar, aku bisa melakukannya kapanpun aku mau dan menjadikannya apapun yang aku mau."
Kekuatan dari kemampuan mata yang selalu aktif, ya?
Menarik! Parasnya yang cantik dan mata Red Moonlightnya yang begitu menawan sebanding dengan kekuatan besar yang dimilikinya.
Tapi, aku masih tidak percaya kalau aku bisa memberikan dan menciptakan kekuatan mata penghancur yang begitu gila kepadanya.
Yah, meskipun membingungkan. Kekuatan dari kemampuan (Evil Eye's Warping of Reality) yang aku miliki itu sendiri akan aktif secara instan saat aku mengggunakannya, kalau itu benar, maka dia memiliki kesamaan denganku saat menggunakannya. Bahkan, aku sendiri selalu menahan diri untuk tidak melakukan apapun sebelum aku sendiri yang menginginkannya.
Hanya sebuah kemungkinan.
Namun jika aku memaksakan diri untuk mencoba mengingatnya, aku tetap tidak bisa mengingat apapun yang pernah aku lakukan padanya dengan iming-iming penjelasan seperti itu yang membuatku ingin tahu lebih dalam.
Tiba-tiba Haze berseru dengan wajah yang terlihat mengkhawatirkan sesuatu. "Azias-sama!"
"Ada apa?"
Sepertinya dia mulai mencurigaiku.
"Kenapa, kenapa Anda terlihat tidak mengingatku sama sekali? Biasanya Anda tidak seperti itu padaku. Kenapa?" Haze menatapku dengan rasa khawatir dan curiga yang membuat pikirannya terbebani karena melihatku yang berbeda darinya.
Sepertinya dia benar-benar yakin dan selalu berharap bahwa aku adalah Raja Iblis sebelumnya yang bereinkarnasi di masa depan.
"Meski begitu, aku tidak tahu harus berkata apa padamu."
"Ehh? Mengapa anda berbicara seperti itu?"
Aku menarik nafas panjang, tidak ada pilihan lain selain aku mengatakan yang sebenarnya. "Aku minta maaf, karena aku tidak bisa mengingatnya sama sekali."
"Mustahil … Azias-sama, kenapa?"
"Maafkan aku ...."
Seketika harapan Haze mulai sirna yang membuat perasaannya terguncang dengan kepalsuan yang telah dilihat dengan kedua matanya. "Jika Anda ingat, Anda adalah Raja Iblis sejati dari penguasa pertama Sea of Stellar sebelum Dewa Surgawi turun dari langit untuk menghancurkan ketidakseimbangan dunia." Air mata kesedihan mulai keluar dari tempatnya.
Sekarang apa lagi? Penguasa pertama Sea of Stellar? Apakah kastil ini hancur karena terjadi perang mengerikan antara raja iblis dan para dewa surgawi?
Tidak, itu tidak bisa dipercaya dengan mudah.
Sepertinya aku harus berusaha mengatakan yang sejujurnya bahwa aku bukan Azias dari pemilik jenazah sebelumnya.
"Kalau aku boleh jujur, aku bukanlah Raja Iblis Azias yang kamu maksud."
"Tidak, itu tidak mungkin ...." Haze menggelengkan kepalanya.
"Aku hanyalah manusia pecundang yang telah bereinkarnasi ke dalam tubuh ini. Aku tidak ingat apapun tentangmu atau sejarah dunia ini."
Hahhhh, dunia mimpi bajingan! Ini semua gara-gara mereka yang selalu mempermainkanku, aku pasti akan membayarnya suatu saat nanti.
Haze yang mendengarnya dengan tidak percaya, mencoba mendesakku bahwa aku adalah dia ketika aku mengatakannya seperti itu. "Kamu adalah Raja Iblis Azias, kan?!! Kamu tidak sedang mempermainkan dan berbohong padaku, kan?!"
Meski sikapnya santai dan anggun, ternyata semua itu bisa dihancurkan oleh perasaan mendalam yang menggoncang hati dan pikirannya.
"Tidak, kenapa aku harus membohongimu seperti itu. Aku bukan Azias. Aku Shinka Rainmaru, seorang pecundang bodoh yang selalu di permainkan dunia."
Haze semakin bingung dan cemas dengan air mata yang terus mengalir keluar dari ujung matanya.
".... Tidak … Itu mustahil … Mustahil! Ini seharusnya benar, dia sendiri telah berjanji kepada kami. Bohong! Kamu pasti sedang berbohongkan?!" Haze terus mendesak diriku.
Tidak ada kata-kata gugup sama sekali yang terlihat di wajah dan mulutnya saat dia berbicara dengan lantang kepadaku seraya menahan rasa sakit dari sebuah harapan yang terlihat dari wajahnya saat dia menatap ke arahku.
Sungguh pemahaman luar biasa yang tidak bisa di mengerti dengan mudah, sebenarnya aku tidak tega, tapi mau bagaimana lagi?
Tak ada pilihan lain selain kejujuran yang bisa menjelaskan segalanya meski membawa kehancuran yang akan menjadi bencana meski itu adalah kebaikan yang tidak bisa dianggap dan dirasakan dengan mudah.
"Kalau aku bisa mengingatnya, seharusnya aku sudah tahu namamu dari awal, kan? Tapi, aku sama sekali tidak bisa mengingatnya. Aku bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku."
".... Azias-sama … Tolong, jangan mempermainkanku seperti ini! Aku sudah yakin ini adalah reinkarnasinya!" Haze memegang kepalanya dengan kedua tangannya saat dia menahan kegilaan luar biasa yang membuat harapannya sirna.
"Maafkan aku ...."
"TIDAK." Matanya melotot terbuka seraya melihat ke bawah dengan tetesan air mata terlihat di tepinya.
"Tidak, tidak, tidak ... Mustahil harapanku selama 900 juta tahun hilang seperti ini ... Semuanya tidak akan sia-sia ... Harapanku! Aku selalu menunggunya sendiri dalam kehampaan yang menyatu dengannya." Haze menggelengkan kepalanya dengan kegilaan saat mata ajaib (Red Moonlight Eye Of Reality Destruction) mulai terbentuk di kedua pupilnya yang bersinar keunguan.
Aku menundukkan kepalaku sedikit karena aku merasa bersalah atas perbuatanku padanya.
"Maafkan aku ...."
Aku tahu dia pasti tidak akan bisa menerimanya dengan mudah. Kata maaf akan selalu menjadi akhir pembicaraan sebelum kehilangan sesuatu yang berharga bagi siapa pun yang memilikinya.
Tiba-tiba saat itu ....
.
.
************