Aku benar-benar tidak tega melihatnya menjadi gila karena siksaan penderitaan dari harapan yang membuatnya putus asa. Namun, itu semua berubah ketika terdengar suara yang sangat bising pada wujud bentuk tubuhnya, Haze tiba-tiba mengalami kerusakan yang membuatku spontan terkejut setelah melihatnya.
"Eh? Ada apa ini?" Aku melirik ke kiri dan kanan untuk mengamati tempat itu sebentar lalu kembali menatap Haze dengan cahaya tubuhnya yang berkedip-kedip tak jelas.
"Haze ...?"
Semuanya tampak baik-baik saja kecuali bayangan cahaya dari tubuhnya Haze yang menjadi kabur dan samar-samar seperti program yang dirusak oleh sesuatu.
Sepertinya ada yang salah, apakah ini salahku?
Tidak, firasatku mengatakan itu akan sama dengan suara wanita sebelumnya yang tiba-tiba menghilang. Tapi, kenapa selalu seperti ini? Apa alasannya?
"Apa yang terjadi? Haze, apa kau bisa mendengarkan suaraku?"
Apakah ini merupakan perwujudan tubuh astralnya yang dikirim ke masa depan untuk dapat melihatku dan secara tidak langsung dia ingin membuat tuannya dapat melihat dirinya dengan mengirimkan tubuh tersebut? Hmmmmmm ....
Karena jika ini hanya sekedar penglihatan dari mata kehancurannya saja, pasti kejadian ini tidak mungkin terjadi karena hanya matanya saja yang terus menjelajahi waktu.
Kalau begini ceritanya, berarti Haze?
Dia tidak menjawabnya. Tapi, mulutnya seperti terus berbicara sesuatu.
Mata ajaib kehancurannya tiba-tiba padam.
Beralih pandangan ke dunia masa lalu di mana Haze berada. Dunia dengan timeline ruang dan waktu yang berbeda dengan dunia Shinka yang kini ia tinggali di masa depan.
Wajah putus asa terlihat dengan kegilaan yang masih mengguncangkan perasaannya, Haze perlahan melangkah mundur dengan gerakan yang tidak normal sambil melihat bayangan cahaya dari tubuh astralnya yang sedang dirusak oleh sesuatu.
Apa yang Haze lihat sekarang adalah dunia dengan istana kerajaan raja iblis yang masih utuh.
"Apa yang terjadi?" Haze melihat kedua tangannya, tubuhnya sempoyongan dengan bayangan terang acak seolah-olah sedang dirusak oleh sesuatu. "Apa yang terjadi dengan tubuh Astralku di sana? Ini tidak mungkin, tubuh Astralku tidak mungkin dirusak semudah itu ...." Haze mengangkat kepalanya. "Azias-sama!"
Seketika Haze tersentak kaget, matanya terbuka lebar, pandangannya menjadi lebih luas, melihat Shinka tidak berbuat apa-apa dan mengalami kerusakan gambar yang sama seperti Haze dengan bayangan cahaya biru yang mulai terdistorsi oleh sesuatu.
".... Kenapa jadi seperti ini, mustahil ... Azias-sama, bisakah kamu mendengar suaraku?!! Azias-sama?!" Kedua matanya yang terbuka lebar bergetar, Haze memanggilnya dengan teriakan prihatin.
Haze perlahan mengambil beberapa langkah ke depan untuk mendekatinya seraya mengulurkan sebelah tangannya.
Haze kembali menitikkan air mata kesedihan dari matanya yang terus terguncang oleh kenyataan pahit yang dialaminya.
Seketika telapak tangan Haze terhenti karena terhalang oleh dinding dimensional yang memisahkan mereka.
Air mata mengalir deras di pipinya yang semanis gula putih.
".... Hiks ... Hiks ... Tidak!" Menangis keras, karena apa yang diharapkannya telah menjadi sebuah kegagalan pahit yang terlihat jelas di hadapannya. "Kenapa ini harus terjadi lagi dan lagi … Mengapa harus seperti ini ... Azias-sama."
Haze menatap ke arah cahaya bayangan Shinka dengan mata menawannya yang bersinar terang, terbuka lebar.
Haze meletakkan kedua telapak tangannya, aliran listrik yang dahsyat menyambar ke seluruh tangannya ketika dirinya menyentuh penghalang dinding realitas yang memisahkan mereka berdua di 2 dunia yang berbeda.
Tidak peduli seberapa besar rasa sakit yang di alami tangannya ketika menyentuh dinding realitas. Haze akan tetap menyentuhnya meski kematian akan terjadi sekalipun.
"Aku mohon ... Aku sudah bertarung 900 kali ... Tapi kenapa ... Aku ...." Haze terus menitikkan air matanya, mencurahkan seluruh perasaannya yang mendalam bagaikan dasar jurang yang tidak pernah di temukan. ".... Aku tidak pernah berhasil sekali pun, padahal ini pertama kalinya aku bisa berbicara dengannya lagi ... Ini membuat hatiku sangat senang setelah bertemu dengannya lagi, tapi ...."
Haze merasa ini adalah harapan terakhirnya untuk bisa bertemu dan melihat dirinya yang telah bangkit kembali setelah 900 juta tahun menunggu dalam kesendirian.
Haze terus menitikkan air mata sambil meratapi penderitaan yang selalu ia rasakan. "Hiks ... Hiks ... Dunia ini ... Mengapa hal ini selalu terjadi padaku ... Tolong jawab panggilanku ... Aku mohon padamu ... Azias-sama! Aku tidak ingin hal ini terjadi lagi ... Aku mohon!" Haze terus memohon, berharap bahwa Shinka akan menyadari apa yang sedang dilakukannya. Haze akan berjuang mati-matian untuk bisa berbicara dengannya.
Shinka merasa dirinya tidak mengerti dan merasa cemas, bingung, tidak tahu harus berbuat apa, sama seperti yang dirasakan Haze.
"Apa yang dia lakukan? Kenapa wajahnya terlihat khawatir seperti itu? Dan ada apa dengan telapak tangannya yang seperti terhalang oleh sesuatu. Apakah ini ...."
Wajahnya terlihat sangat khawatir sambil terus berbicara yang mana aku sama sekali tidak mengerti apa yang dia bicarakan, jika kubaca gerak mulutnya, sepertinya dia sedang meneriakkan sesuatu dengan wajahnya yang berkaca-kaca.
Entahlah, lanjutnya seperti itu sambil memukul sesuatu yang ada didepannya dengan tangannya secara paksa. Aku mencoba memanggil namanya sambil berjalan beberapa langkah ke depan untuk mendekatinya.
"Haze? Apa yang terjadi denganmu?" Aku mengulurkan tanganku untuk menyentuhnya.
Tiba-tiba, sambaran listrik melesat ke arah tanganku dengan cepat ketika tanganku mencoba untuk mendekati wajahnya.
"Apa? Jangan bilang ...." Aku mencoba meletakkan satu telapak tangan dan mengira ini hanyalah ilusi biasa. "Tidak, bukan itu ... Sepertinya ini adalah penghalang yang memisahkan dunia saat ini dan dunianya."
Sulit dipercaya, ternyata perasaan buruk itu akan benar-benar terjadi. Tapi, mengapa hal ini bisa terjadi?
Padahal dia terlihat biasa saja dan tidak ada yang mencurigakan sama sekali saat pertama kali aku bertemu dengannya.
Siapa yang melakukan ini? Hmmm, dari awal aku memang sudah curiga sih, tapi permainan ini terlalu pintar dan sulit aku tebak dengan mudah.
Bajingan! Kalau saja aku bisa menggunakan mata itu, pasti semuanya akan terbongkar dengan mudah tanpa harus merasa kebingungan seperti ini.
Seketika sebuah sistem muncul di depanku saat aku menyentuh dinding realitas yang memisahkan kami berdua.
Cr-ring.
[Sistem Notifiaksi]
Peringatan: Siaran langsung dari dunia lain akan segera dihancurkan. 30 detik tersisa untuk pemusnahan.
Huh? Sistem apa lagi ini?
Sebenarnya apa yang terjadi?
Tapi, sepertinya itu bukan suara dari sistem yang digunakan wanita itu sebelumnya. Aku merasa ini adalah sistem yang ada di dunia ini dan bukan milikku pribadi. Aku yakin semua orang di dunia ini pasti memilikinya.
Ya, ini adalah sistem yang sama saat aku memainkan game Isekai Virtual Reality sebelum aku memasuki dunia gila ini, sebuah sistem yang selalu membantuku saat masih menjadi pemain baru.
Walaupun sistem selalu membantuku, namun ketika aku mempunyai kekuatan 3 mata sejati, aku malah tidak memerlukannya sama sekali dan menonaktifkannya secara permanen karena sikapku yang tidak suka diperintah oleh orang lain termasuk suara sistem yang selalu mengusik fikiranku.
Hmmmmm, apa yang membuat sistem bawaan dunia ini tiba-tiba aktif? Mungkinkah karena namaku yang sudah terdaftar di dunia 10 sang pencipta? Bisa jadi.
Aku mengingatnya dengan suara sistem wanita yang mengatakannya ketika aku masih di peti mati sebelumnya. Dan ketika aku menggunakan senjata ini untuk menghancurkan kristal ungu, aku dapat menyalurkan energi sihirku ke dalam senjata tersebut dan berhasil menembakkannya.
Namun bukan hanya itu masalahnya, yang membuatku merasa bingung sendiri adalah bagaimana caraku bisa melihat statusku sendiri?
Hal lain yang ingin kutanyakan adalah kenapa aku tidak bisa menggunakan kekuatanku sebelumnya yang sudah memiliki sumber kekuatan 3 mata sejati? Merepotkan, aku benci hal ini.
Mungkin bukan itu yang harus aku pikirkan saat ini, karena apa yang ada di hadapanku sekarang lebih penting daripada memikirkan diriku sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat ini.
Cerita brengsek!
Sepertinya Haze terus berbicara kepadaku dengan tatapan putus asa, ini terlalu kejam karena aku tidak bisa mendengarnya sama sekali. Yang bisa kulihat sekarang hanyalah dia sedang menangis dan memohon sambil menempelkan telapak tangannya ke dinding realitas yang menghalanginya.
Aku tidak tega melihatnya seperti itu, kenapa ini harus terjadi?
Perasaanku tiba-tiba melonjak menjadi kesedihan karena melihatnya tersiksa seperti itu. Biarpun aku mencoba meneriakinya, semuanya akan sia-sia karena aku tahu.
Kalau aku melakukannya dengan berteriak, maka itu akan terdengar percuma dan pasti akan sama seperti apa yang Haze lakukan padaku dengan terus berbicara sehingga tidak ada satupun dari kami yang bisa mendengar pembicaraan satu sama lain.
Namun di balik itu semua, aku merasa ada sesuatu yang sangat aneh di dalam diriku. Entah apa itu, aku merasa ini semua seperti yang pernah aku rasakan sebelumnya, tapi kapan, dan bagaimana hal itu bisa terjadi?
Hatiku memang terasa sedih, namun pikiran dan jiwaku seolah menolaknya dan memilih hal lain yang membuatnya tidak peduli dengan situasi seperti ini.
Cr-ring.
[Sistem Notifikasi]
Peringatan: Siaran langsung dari dunia lain akan segera dihancurkan. 15 detik tersisa untuk pemusnahan.
"....."
.
.
Mereka berdua merasakan kesedihan yang sama dan saling berpandangan secara tidak langsung dengan 2 kondisi alur dunia yang berbeda, mereka dipisahkan oleh tembok realitas yang tidak mengizinkan siapapun untuk melakukan hal-hal yang telah dilarang oleh sang pencipta dari Ascendant Creator ke-2 – Trifanie Mercuryfa Aurora.
Tatapan Haze hanya bisa melihat bayangan cahaya Shinka yang perlahan meredup dan menghilang dengan tak terhitungnya jumlah perasaan sedih yang terus terasa di dalam jiwanya seraya menatap terbuka dan menangis sekeras-kerasnya karena hal ini tidak akan terjadi lagi seumur hidupnya.
Sedangkan Shinka hanya bisa melihat wajah manisnya yang terus menjerit menangis dengan mata terbuka lebar karena harapan yang tidak di inginkan oleh Haze akan terulang kembali, yaitu hilangnya ingatan akan tuannya yang telah bangkit dari reincarnasinya.
Keindahan mata Red Moonlight yang begitu menawan dengan indahnya pancaran partikel cahaya di dalamnya, terasa begitu mendalam dengan tetesan air mata yang terus mengalir terlihat di hadapan Shinka yang terus menatapnya.
Alih-alih seperti raja dan pelayan setianya, mereka malah terlihat seperti sepasang kekasih yang dipisahkan oleh dua dunia yang membuat mereka tak bisa di pertemukan oleh keadaan.
Meski begitu, perasaan yang dirasakan keduanya telah bercampur aduk dengan harapan dan ingatan masa lalu yang membuat keduanya tertekan karena hal tersebutlah yang membuat mereka tidak bisa saling memahami antara satu sama lain.
Sistem memberikan peringatan terakhir.
[Sistem Notifikasi]
Peringatan: Siaran langsung dari dunia lain akan segera dihancurkan. Hitung mundur dalam 10 detik tersisa untuk pemusnahan.
Hitung mundur di mulai.
10
Seketika, Haze yang masih berduka atas kesedihannya di dunia itu, tiba-tiba terlempar ke belakang dengan keras seperti hantaman yang menghantam perutnya dari dinding realitas yang membuat sebagian dari tubuhnya rusak.(Terkena serangan Time Corrupted karena memaksakan hal yang mustahil, membuat Hukum Waktu di dunia nyata mampu dengan cepat merusak tubuhnya) dengan darah yang tersentak keluar dari mulutnya.
9
Shinka yang masih menatapnya dalam diam tiba-tiba dikejutkan oleh Haze yang terlempar seperti itu dan terlihat jelas di depan matanya.
"Haze!"
Lalu ....
Shinka tersentak kaget dengan matanya yang terbelalak saat melihat sesuatu yang tidak di inginkan siapa pun terlihat jelas di matanya. Shinka melihat wujud cahaya tubuh Haze telah tertusuk oleh tombak yang telah menunggu di belakang.
Kedua kakinya melangkah mundur, kedua matanya terguncangkan oleh sesuatu yang membuatnya merasa tak percaya dengan apa yang dilihat matanya.
8
.... Apa maksudnya? Ini tidak mungkin ... Aku tidak buta kan? Ini tidak mungkin ... Kenapa pelayan itu menusuknya dari belakang?
Jiwa Shinka bergetar hebat setelah melihat kenyataan pahit tentang Haze yang di tusuk oleh pembantunya sendiri.
7
Kemudian, pelayan itu segera mengeluarkan tombaknya lagi dengan cepat dan mengucapkan kata-kata kasar yang tidak dimengerti oleh Shinka karena tidak dapat mendengarnya.
6
Kenapa dia melakukannya? Tunggu sebentar, apa yang dia bicarakan? Aku tidak mengerti ... Jangan lakukan itu.
Shinka melangkah maju lagi dan mencoba menabrak dinding realitas yang menahannya.
5
"Jangan! Aku harus bisa menyelamatkannya! Perasaan ini ...." Shinka memukulnya. ".... Membuatku tak mengerti arti akhir dari segalanya. Sial!!!" Shinka frustrasi dan membentur tembok kenyataan dengan keras.
Pelayan Haze yang lain dengan keras menendang dirinya ke tengah taman, menyebabkan dia berguling tak berdaya di depan mereka berdua, dan berhenti di dalam lingkaran sihir yang telah diciptakan oleh dua gadis yang selalu berputar riang gembira di tempat itu.
"Kalian! Jangan lakukan itu padanya. Kalau tidak ...." Ancamnya Shinka dengan kasar.
4
Tiba-tiba kedua pelayan itu menyadari kehadiran Shinka dan menatapnya dengan mata merah sambil menyeringai bahagia.
Seketika Shinka terkesiap saat mereka bisa mengenalinya.
"Huh? Mereka bisa melihatku? Mustahil ... Ada apa dengan mereka berdua? Kenapa mata mereka menatapku seperti itu? Mungkinkah ...."
Shinka mulai terpancing emosi dengan jiwanya yang mendidih dan membara panas di hati serta pikirannya.
"Bajingan!! Aku tidak akan pernah memaafkan kalian semua jika mencoba membunuhnya!"
Kedua anak kecil yang sedang asyik bermain di taman dari tadi, merasa sangat senang karena telah membuat formasi lingkaran sihir di tengah taman untuk membunuh Haze.
3
Kedua anak itu mulai menjauh dari lingkaran sihir dan menghampiri 2 pelayan lain yang berdiri memandang ke arah Haze yang tak berdaya di tengah taman.
".... Hrraaahhhhhhh ... Dasar para manusia bangsat!! Aku pasti akan membunuh kalian, semuanya!!!"
Seraya terus membentur pembatas dinding realitas dengan keras.
".... Kalian ... Aku mohon ... Jangan lakukan itu."
Dasar tidak berguna! Kenapa aku malah menjadi pengecut seperti ini ... Kenapa? kenapa?
Maafkan aku Haze, karena telah membuat harapanmu menjadi sebuah penderitaan ... Aku tidak tahu siapa diriku sebenarnya.
Maafkan aku, jadi tolong ... Jangan lakukan itu padanya. Siapapun ... Tolong!
2
Lingkaran sihir mulai bercahaya merah terang menutupi pemandangan mata mereka yang melihatnya.
"Jangan ...." Putus asa.
Dan ....
1
Selamat tinggal ....
Huh?
JBLEBB!!
Shinka segera membuka matanya dan menatap dalam keheningan yang tak terbayangkan di wajahnya, yang begitu terpana melotot hingga dia tidak percaya bahwa dia telah melihat sesuatu yang tidak di inginkan dirinya.
"Haze ....?"
Haze telah tertusuk hingga tewas oleh tulang taring putih raksasa yang muncul dari lingkaran sihir, menusuk dadanya dengan wajah yang telah rusak (Corrupted) dengan darah mengucur dari seluruh tubuhnya.
Darah kehancuran terus mengalir deras membasahi tulang taring raksasa yang melukiskan pemandangan taman dengan kemegahan darah segar telah digambarkan dengan sangat tragis.
.
.
************