Dimensi mimpi ketiadaan sejati ... Ruang sunyi yang melukiskan seekor naga berkepala 3 sedang tertidur lelap di atas tumpukan emas yang berkilau terang.
Cahaya surgawi membuat suasana ruangan itu terlihat sangat nyaman nan agung. Tidak ada satu orang yang berani membuatnya terbangun, semuanya hening atas perintah yang dia inginkan untuk bisa tertidur dengan nyaman.
Lalu ....
Bintik-bintik partikel cahaya merah tiba-tiba berkumpul di hadapannya yang mulai terbentuk membesar dan menari-nari menjadi sebuah kristal merah api menyala melayang.
"Ada apa Tarzatus?. Tumben sekali kau mau menemuiku?" Hexalus mengetahuinya.
Kristal itu menjawabnya, suara pria arogan. "Sudah lama kita tidak bertemu, Hexalus. Sudah sekian lama sejak kita bersembilan berpisah dari kehancuran itu. Aku tidak tahu mau berbicara kepada siapa lagi selain kepadamu ... Aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Ini mungkin, sedikit terlihat konyol."
"Hmmmmmm ... Aku pikir kau lebih baik menggunakan suara wanita saja. Suara itu tidak cocok denganmu."
"Sejauh itu kau masih mengingat tentang diriku, ya?"
"Hmmmph ... Meskipun kau tidak memiliki jenis kelamin yang pasti "No gender". Aku hanya bisa mengingatmu sebagai seorang wanita."
"Baiklah kalau begitu." Suaranya langsung berganti menjadi seorang wanita dewasa. Menghela nafas sejenak. ".... Ternyata benar, menjadi seorang pria bijak itu sangat merepotkan ... Mengatur semua hukum yang diciptakan di seluruh dunia membuatku sedikit merasa bosan."
Seluruh alam semesta memiliki konsep hukum sama yang telah diciptakan Tarzatus. Namun, konsep hukum itu sendiri memiliki perbedaan kekuatan yang sangat berbeda di setiap tingkatan gelembung dunia yang di kuasai oleh 10 tuhan tertinggi.
Membuat makhluk hidup yang berada di tingkatan gelembung dunia kedua dan seterusnya tidak akan memiliki konsep hukum atau terikat dengan konsep hukum itu sendiri.
"Itu adalah tanggung jawabmu sebagai Dewi hukum ... Apakah kau sudah merasakan keberadaan mereka yang tidak terikat konsep hukum milikmu di dunia itu?" Ucapnya dengan serius seraya menanyakan hal itu kepada Tarzatus.
"Ya. Mereka semua sekarang sedang berada di duniaku, termasuk anak itu."
7 orang dunia lain.
Hexalus mulai membuka matanya (Kepala bagian tengah). "Meskipun mereka tidak terikat oleh konsep hukum milikmu. Kau bisa meresetnya sesuka hatimu, bukan?"
"Tepat sekali. Tapi, sepertinya itu terlalu monoton jika aku harus menciptakan ulang dunia itu dari 0 ... Meskipun begitu, mereka tidak ada apa-apanya bagiku."
Mereset semua makhluk hidup menjadi 0 (manusia biasa) dengan sistem hukum miliknya. Tarzatus sudah berada di luar cerita itu sendiri yang bisa menciptakan kembali dunia itu serta alur cerita yang berada di dalamnya. Hukum mutlak Tarzatus adalah salah satu yang sangat mustahil untuk di hancurkan atau di hilangkan. Karena hukum adalah perwujudan dari dia sendiri.
"Seharusnya kau sedikit belajar tentang dirinya, Tarzatus ...."
"Maksudmu, Stillia?"
"Tepat sekali. Jika kau tidak ingin merasa bosan, bermainlah sedikit dengan dunia ciptaanmu itu. Kau bisa mengatur cerita dunia itu sesuai keinginanmu sendiri, bukan?"
Menghela nafas. "Yahhh, itu memang benar ... Tapi, aku tidak mau melakukannya." Lanjutnya tidak peduli. "Membosankan ... Aku yakin, ini pasti adalah ulah dia yang melakukannya. Mengirim mereka ke duniaku dan tanpa se-izin dariku?. Sungguh merepotkan." Jawabnya nada sinis merendah, kesal.
"Ya. Siapa lagi kalau bukan Dewi bodoh itu. Kau harus menerimanya ... Sangat merepotkan jika boneka itu hancur dan menghapus sejarah cerita yang tercipta di dunia milikmu itu."
"Ya. Mereka sekedar boneka, tapi sangat merepotkan."
Boneka yang memiliki esensi penghancur sejarah, alur cerita dan ciptaan alam semesta yang terlahir ketika dia dihancurkan. Kehancurannya membuat dunia itu terhapuskan dari sejarah awal dan akhir cerita yang menjadi alur waktu perkembangan dari dunia itu sendiri.
Membuatnya mati adalah kesalahan besar bagi seseorang yang ingin membunuhnya. Tidak peduli jika dirinya mati secara instan, sejarah akan terhapus dan tidak bisa di ciptakan ulang selain boneka itu sendiri yang dilahirkan kembali oleh dirinya yang asli.
"Jika kau mau dan ingin membunuh mereka semua ... Satu cakarku saja bisa menghapus dan melenyapkan duniamu itu kalau kau tidak keberatan." Jawabnya seraya menggores permukaan tanah dengan satu cakarnya.
"Tidak, itu tidak perlu ... Jangan khawatir, aku bisa mengaturnya sendiri."
"Baiklah kalau begitu, Aku tidak akan memaksa."
"Ya. Aku ingin menemuimu hanya penasaran dengan anak itu. Apakah dia benar ramalan itu?. Aku tidak terlalu begitu percaya."
Hexalus benci karena dia menanyakannya. "Sigh ... Mau sampai kapanpun aku tetap tidak akan mau menerimanya!. Kau benar, bocah itu adalah ramalannya. Raja iblis sejati yang ditunda kelahirannya."
"Raja iblis sejati, ya?"
"Ya. Aku tidak tahu apa alasannya ... Tapi, aku bisa merasakan hal itu saat aku bertemu dengannya."
Perasaan yang membuat dirinya merasa khawatir tentang keadaan masa depan yang akan terjadi jika semuanya telah sesuai rencana sang pencipta (Supreme Creator).
"Bertemu?."
"Itu semua gara-gara boneka bangsat itu yang membawanya."
"Boneka Stillia, ya?. Tapi, ini sangat mustahil bukan?. Tidak ada satu orangpun yang bisa melihat dirimu ... Kalau begitu, seharusnya dia sudah terhapus permanen setelah bisa melihat kehadiranmu, kan?"
"Ya, kau benar. Seharusnya dia sudah menghilang dan tidak akan terlahir kembali ... Tapi, aku masih tidak mengerti kenapa dia tidak mati setelah melihat kehadiranku ... Pirasatku, ini bukan sekedar gelar raja iblis biasa. Ada sesuatu yang tidak bisa aku lihat dengan mata sihirku, sangat dalam dan jauh di dalam jurang dirinya ... Kalau ini benar, dia mirip seperti diriku yang memiliki sebuah ketiadaan sejati yang tidak bisa dihancurkan."
"Tidak mungkin ... kalau begitu, dia bisa?"
Hexalus masih tidak mau menerimanya. Dia akan selalu membenci ramalan itu, tidak ada yang bisa membuatnya merasa tenang setelah kelahiran Yoru yang telah datang ke dunia ini sebagai wadah raja iblis.
"Bisa setara denganku ... Tapi, jangan khawatir. Jika aku mau, sekarang aku bisa membunuhnya ... Keberadaan dirinya masih seperti bakteri yang tidak berguna."
"Hmmmmm ...?. Bocah menarik!. Aku akan memperlihatkan sesuatu kepadamu. Aku tidak menyangka anak ini bisa melakukannya."
Tiba-tiba, retakan portal dimensi muncul keluar di hadapan Hexalus.
2 kepala yang lain tertidur, spontan terbangun dan melihatnya.
Portal terbentuk layaknya cermin biru yang menggambarkan adegan Yoru sedang merapalkan sihir (Androa Ameda) dihadapan sang pencipta sihir penghancur itu sendiri.
"Bagaimana menurutmu?"
"Hmmmmm ... Lantang sekali kau bocah iblis!. Kau bisa menggunakan sihir penghancur milikku yang bahkan tidak ada satu pun yang bisa melakukannya selain diriku sendiri. Menarik!. Sepertinya kau memang layak di sebut sebagai raja iblis sejati, bocah."
"Apakah dia memiliki kekuatan untuk bisa mempelajari semua sihir hanya dengan melihatnya saja?"
Hexalus hanya bergumam untuk berpikir sejenak. Kedua kepalanya yang lain saling melirik satu sama lain untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada Hexalus sebagai kepala bagian tengah yang akan mendengarkannya.
".... Begitu ya. Aku pikir itu semua hanya perasaanku saja ... Ternyata ini benar. Sekarang kau tidak bisa mengelak dari pandanganku lagi, Astrehezia Zehnovoid."
"Siapa dia?"
Menatapnya serius. "Satu nama yang melekat kuat dan menyatu di dalam jiwanya ... Kehampaan sejati yang bisa melahap semuanya ... Aku berterimakasih."
Lanjutnya. "Ini semua berkat kedua rekanku yang menggunakan pengetahuan maha tahu dan maha kuasa mutlak yang membuat mereka tertarik untuk mengetahuinya."
"Aku pikir ini hanya sekedar lelucon ... Tapi, ternyata tidak. Jadi, bagaimana cara dia bisa merebut sihir ketiadaan milikmu?"
"Ini terlalu hina jika kau mengetahuinya ... Pusaran kehampaan yang tercipta di dalam ruang kosong miliknya bisa mendapatkan semua energi kehidupan, kekuatan magis dan emosi jiwa yang terlahir dari seluruh ciptaan makhluk hidup, termasuk yang tidak memiliki bentuk sekalipun ... Tidak ada yang bisa menghentikan pusaran kehampaan miliknya ... Ini pasti akan sedikit merepotkan, Jika kau bertemu dengannya, maka dia akan mendapatkan sebuah kekuatan sihir baru untuk bisa di gunakan meskipun dia belum menyadarinya"
"Ini terlalu menarik!. Tapi, apakah itu mustahil untuk dihancurkan?"
Hexalus mengarahkan cakarnya ke depan cermin itu untuk mengetahui keadaan yang sedang terjadi di dunia milik Tarzatus.
"Tidak, aku sudah bilang bukan?. Aku bisa membunuhnya sekarang jika aku mau. Kau harus terus mengawasinya ... Jika tidak, duniamu pasti akan mati terlahap oleh kehampaan miliknya."
Menghela nafas sejenak karena baru mengetahuinya.
"Mungkin ini adalah penyebabnya mengapa dia tidak terhapus saat melihat kehadiranku ... Tapi, jangan khawatir. Dia masih terlalu lemah untuk bisa melakukannya."
"Baiklah. Apakah kau mengetahui hal lain?. Sepertinya kau masih menyimpan sesuatu dariku."
"Ahahhahahahaha .... "Terkekeh karena dia menyadarinya. "Baiklah jika kau memang benar ingin mengetahuinya"
"Apa?"
"...."
"Apa ..?" Jawabnya datar.
"Tidak ... "
"Haa ..?"
"Tidak ada apa-apa. Kau sendiri yang terlalu penasaran."
"Apa kau berniat melakukan itu seperti dahulu lagi?"
"Tidak ...."
"Ternyata kalian berdua sama-sama menyebalkan!. Pantas saja kalian menjadi rival abadi selama ratusan juta tahun hanya untuk sebuah kesenangan belaka dan menghancurkan miliyaran dunia bahkan lebih dari itu yang tak bersalah."
"Tepat sekali. Tidak ada hari yang bisa membuat diriku merasakan sebuah kesenangan selain pertarungan yang luar biasa." Jawabnya arogan.
Sesuatu yang sangat menyenangkan baginya adalah sebuah pertarungan yang tidak berujung.
"Begitu ya. Mungkin ini sudah cukup bagiku untuk bisa mengaturnya dengan cara yang benar ... Terima kasih. Selanjutnya aku akan mencari tahunya sendiri."
"Huh ... Kau datang hanya ingin membuatku melakukan sesuatu yang bahkan kau sendiri bisa melakukannya ... Apakah itu sangat membosankan yang membuatmu berani melakukan hal ini kepadaku?"
"Ya. Kau benar ... Sepertinya lain kali aku harus lebih berhati-hati dan menggunakan kekuatanku ketika aku ingin menemuimu kembali."
"Hmmmph ... Baiklah. Aku akan selalu menunggunya."
Seketika, suara Tarzatus menghilang. Hexalus langsung menajamkan kedua tatapan matanya yang membuat kristal penghubung komunikasi jiwa keberadaan itu hancur berkeping-keping di hadapannya.
Kristal Zhafahyr : Adalah kristal penghubung komunikasi jiwa keberadaan kekuasaan pencipta 10 tuhan tertinggi yang telah menyatu di dalam tubuh mereka masing-masing. Keberadaan yang saling terhubung satu sama lain hanya dengan Kristal Zhafahyr yang terbentuk jika mereka ingin menemuinya secara tidak langsung (Kristal telepati tapi berkomunikasi secara langsung).
Hexalus kembali tertidur, memejamkan kedua matanya.
"Hmmmmmm ... Aku harap kau tidak mati terlebih dahulu, bocah ... Aku akan selalu menunggu kedatanganmu ke duniaku kalau kau berhasil melewati 9 dunia kekuasaan tertinggi milik mereka ... Sekarang, teruslah hidup meskipun hidupmu itu tidak berguna."
.
.
***********