Peperangan terus berlangsung dengan sangat menegangkan. Mereka ber4 berhasil menahan efek kekuatan magis dari serangan tersebut.
Garda terdepan hangus menjadi abu, menyisakan para pemanah, juggernaunt, hewan iblis, penyihir dan beberapa kesatria yang tersisa di belakang
Kekuatan binatang ilahi dan sang raja langit terus beradu untuk saling mengalahkan. Serangan api kekejaman terus membesar untuk menembus serangannya.
Mecha gamera hampir terkena oleh serangan itu.
Tapi ....
Mecha Gamera langsung mengubah kekuatan magis penghapus keberadaan cahaya ungu besarnya menjadi tipis seperti jarum.
(Ultimatum Abolisher)
Itu membuat serangan api kekejaman milik Phoenix di lenyapkan, membuat dirinya mati dan menghilang. Akibat serangan Mecha Gamera tersebut, langit berubah menjadi satu lubang besar yang memperlihatkan dimensi luar dengan banyaknya bintik-bintik cahaya.
Mereka semua yang melihatnya tidak percaya.
Langit-langit perlahan mulai memperbaiki dirinya sendiri untuk menutup lubang itu.
Raja iblis kekejaman sangat jengkel, serta kecewa tidak terima dengan hal itu. "Dasar binatang ilahi bajingan! ... Aku sudah susah payah memeliharanya untuk menjadi seperti itu ... Kalian semua harus menerima akibatnya!"
Raja iblis langsung terbang ke udara untuk membalasnya. Mengarahkan satu tangannya ke atas. Terbentuk satu lingkaran sihir besar di atas menara.
"Terimalah kekejaman api neraka yang sesungguhnya! ... Zio Gadhera!"
Zio Gadhera. Meriam api matahari kehancuran di lepaskan.
Satu meriam miniatur matahari api kehancuran di keluarkan olehnya dari atas langit untuk menghancurkan mereka, sekaligus kerajaan Wizteria.
Tiba-tiba, Noah yang melihat hal itu langsung berteriak keras ke arah Historia.
"Historia! ... Bisakah kau sedikit menahannya untuk ku?! ... Kalau kau bisa, aku bisa menghancurkannya jika aku sudah siap!"
Historia mendengarnya. "Baiklah!! ... Jika dia bisa, aku harus sekuat mungkin untuk bisa menahannya. Tanganku tersisa satu, aku tidak peduli! ... Akan ku berikan semua energi sihir ku untuk bisa menahannya. Aku harus menggunakannya!"
Historia menarik nafasnya dalam-dalam. Tubuhnya mulai di penuhi dengan Aura partikel cahaya hijau, bintik putih keluar terpancarkan.
Seluruh penampilannya berubah, 4 helai sayap penciptaan terbentuk di belakangnya, serta mahkota bunga yang berubah menjadi mahkota 3 antena emas surgawi.
Penampilan menawan dengan rambut putih panjang sang penciptaan.
Queen of creation, Ratu Azvhira Historia Eliz. Telah menampilkan wujud sempurnanya.
Mengangkat satu tangannya ke atas. "Tidak ada pilihan lain ... Ayo!. Razhiel ...."
Permukaan tanah di guncangkan, satu helai akar daun terlahir keluar dari dalam dunia itu dan terus membesar. Pohon ciptaan telah di keluarkan olehnya untuk menciptakan apa yang telah di musnahkan.
Pohon terus membesar tepat berada di belakangnya, menciptakan kembali apa yang telah di hanguskan oleh Sang Raja langit Phoenix sebelumnya. Semuanya kembali normal menjadi satu dunia dengan keindahan alam yang tidak bisa di pandang sebelah mata.
Pohon penciptaan dengan keberadaan terendah dari penciptaan sesungguhnya yang di miliki oleh Dewi penciptaan. Pohon itu hanya membesar raksasa, tidak menembus langit serta dunia bawah dan tidak terhubung dengan dunia lain.
Dia mengarahkan tangan kirinya yang hilang ke atas langit, tangannya mengeluarkan cahaya emas partikel putih lalu terbentuk kembali.
Penghalang raksasa terbentuk di atas langit untuk menahan serangan (Zio Gadhera) oleh Historia.
Kekuatan penghancur dan penghalang luar biasa saling beradu satu sama lain dengan guncangan dahsyat yang membuat dunia itu bergetar hebat.
Historia sekuat tenaga menahannya, dia sangat tertekan.
Di sisi lain lain, Noah sedang bersiap. Berdiri tegak dan mengarahkan satu pedang besarnya ke depan. Dia menghiraukan serigala berkepala 3 yang berada di hadapannya.
Raja Leonis yang terpojok oleh kedua raja naga kegelapan, dia langsung berevolusi menjadi lebih besar dan lebih kekar dari pada sebelumnya. Tubuhnya berubah warna menjadi api neraka yang di penuhi dengan garis goresan emas dengan 2 tanduk naga.
Raja Leonis dengan mudah menghempaskan kedua raja naga itu dengan tinjunya. Membuat kedua raja naga kegelapan itu hancur berkeping-keping.
Syelina yang melihat Noah ingin di makan oleh para serigala berkepala 3, langsung menghampirinya dengan cepat.
"Tak akan kubiarkan!!"
Semua serigala itu serentak melompat ke arah Noah, tapi itu semua terlalu lambat. Syelina dengan mudah menebas mereka semua dengan cepat untuk melindungi suaminya.
*SING! SING! SING!*
Keberadaan mereka langsung menghilang menjadi butiran debu.
Historia masih menahannya dengan sekuat tenaga.
*KKrrrrkkk!*
Pelindung miliknya perlahan mulai retak, raja iblis kekejaman melihat hal itu dan tidak segan untuk mengeluarkannya lagi. Raja iblis kekejaman langsung memanggilnya lagi untuk mendorongnya agar lebih kuat.
1 meriam api matahari kehancuran raksasa di keluarkan lagi dari atas langit, mendorong 1 meriam sebelumnya dengan gaya tekanan yang lebih besar.
Historia tidak tinggal diam, dia langsung melapisi pelindung itu berkali kali lipat untuk bisa menahannya.
Noah perlahan memancarkan Aura biru pekat keluar dari dalam tubuhnya. Pedang polos besarnya tiba-tiba berubah bentuk menjadi pedang lain dengan warna biru, serta lapisan emas.
Partikel emas menari-nari di pedang besar miliknya untuk mewujudkan keberadaan pedang yang lebih sempurna.
" ....?!!"
Seluruh penghalang berlapis milik Historia hancur beruntun, dia sangat kesal karena tidak bisa menahannya. 2 meriam api matahari kehancuran terlihat di atas langit, meriam api matahari kehancuran akan segera memusnahkan semuanya.
Raja Leonis yang melihatnya hanya terdiam santai, berdiri tegak perkasa menyimpan kedua tangannya di dada.
"Menarik! ... Aku akan membantumu, meskipun ini hanya sekedar angin biasa." Jawabnya arogan.
Mengarahkan satu tangannya ke atas langit, jari tangannya membentuk seperti lingkaran kecil layaknya ingin menyentil sesuatu.
Kemudian di sentil kan ke arah 2 meriam tersebut.
Tiba-tiba, sentilan jarinya tersebut membuat hempasan angin keras ke atas langit untuk mendorongnya dengan dorongan yang tidak masuk akal.
Hempasan angin dahsyat membuat kedua 2 meriam api itu di perlambat oleh sentilan angin biasa darinya.
.
.
Pedang besar milik Noah sudah terbentuk sempurna menjadi pedang Zenryukiten (Heavenly Destroyer). Pedang yang telah di ciptakan oleh Noah sejak dirinya masih menjadi murid dari sang legenda 2 pahlawan.
Pedang yang terlahir dari keberadaan jati diri mereka sendiri untuk menciptakannya. Mengeluarkan, serta melahirkan satu konsep kehancuran yang telah dibentuk dan di pelajari oleh mereka berdua berkat bantuan dari kedua gurunya.
Dia menciptakan kembali pedang perusak surgawi untuk menghancurkannya. Pedang perusak surgawi yang dapat di ciptakan, di kembalikan, bahkan di ubah-ubah sesuai kehendaknya sendiri.
Karena pedang itu adalah perwujudan kekuatan dari dia sendiri.
"Yosh! ... Sekarang giliranku!"
Dengan cepat, Noah langsung melompat terbang ke atas langit untuk menghancurkannya.
Dia mengarahkan pedangnya, ujung pedang tajam beradu dengan tekanan luar biasa yang di akibatkan oleh sihir magis dari serangan kuat raja iblis kekejaman. Keduanya saling beradu yang membuat guncangan di udara, cahaya biru keluar dari ujung pedang Noah untuk menembusnya.
Dengan sekuat tenaga, Noah terus mendorong pedangnya untuk menembus kekuatan magis penghancur dunia dengan pedang perusak surgawi miliknya.
"Sigh ... Tekanan yang sangat kuat! ... Kekuatan yang sangat menarik untuk di hancurkan! ... Tapi, mungkin cukup sampai di sini saja!!" Jawab Noah arogan senang, membuat suaranya berkumandang keras di atas langit.
2 cahaya saling bertabrakan keras, seketika Noah berhasil membelah 2 meriam api matahari kehancuran sekaligus di atas langit.
Semuanya terlihat sangat menegangkan dan menyenangkan bagi mereka ber4 yang menikmati pertarungan.
Tapi, itu semua tidak berlaku yang membuat dirinya hanya terdiam duduk di atas lapisan pelindung kubah 7 roh surgawi.
Dia hanya cemberut meratapi pertarungan yang sangat membosankan.
Seseorang yang tidak di ketahui, duduk di atas pelindung 7 roh surgawi, mengenakan jubah hitam sambil memegang dagunya yang meratapi pertarungan membosankan tersebut.
"Membosankan sekali!" Jawabnya kecewa.
Secara mengejutkan, suara itu terdengar oleh sang raja dan perdana menteri yang berada sebelah kanan bawah.
Sang raja langsung melihatnya kebingungan.
"Apa?!. Kau siapa? ... Kenapa kau tiba-tiba berada di situ?!"
"Hey, kau penyusup ya!" Ucap perdana menteri lantang. "Apa yang kau lakukan ... cepat tunjukkan siapa dirimu!!"
"Tidak ...." Dia berdiri. "Aku bukan siapa-siapa, aku hanya seorang perawat magang yang ingin merasakan kesenangan"
"Apa maksudmu?"
"Sepertinya mereka sangat cocok ... Aku harus membuatnya lebih meriah lagi ... Sampai jumpa!!"
Dia langsung menghilang pergi dalam sekejap.
Sang raja dan perdana menteri langsung mengkedipkan kedua matanya karena tidak percaya. Dia langsung menghilang saat mereka ingin melihatnya kembali.
"Kemana perginya dia ?"
.
.
Astela penasaran, dia ingin mengetahui apa maksud ucapan dari sang perdana menteri. Dia sangat khawatir, terus memikirkan tentang keberadaan ibu dan ayahnya.
Dia terus berlari ke depan, menerobos semua orang yang berada di tengah jalan. Astela tidak peduli jika ada seseorang yang menghalanginya.
Wajahnya terus di penuhi dengan kecemasan mendalam akan keadaan kedua orang tuanya.
Astela berlari sekuat tenaga untuk menuju ke arah gerbang utama. Dia di ikuti oleh Mirellia yang mengejarnya ter engah-engah jauh dari arah belakang.
2 meriam api matahari kehancuran telah di hancurkan.
Mereka ber4 berkumpul di satu titik. Noah yang berhasil membelahnya, membuat jubah kesatrianya hancur dan memperlihatkan tubuh kekarnya yang vulgar.
Tidak disangka, sebelum mereka saling berbicara. Tiba-tiba, sang raja iblis kekejaman langsung menghampiri mereka ber4. Mereka ber4 tidak percaya, bahwa sang raja iblis kekejaman ingin langsung berhadapan dengan mereka.
Dia jengkel. "Dasar sampah bajingan! ... Aku sendiri yang akan menghabisi kalian ber4 ... Kau sudah mempermalukan ku hanya karena pedang mainanmu itu! ... Kau harus membayarnya! ... Tidak akan kubiarkan takdir merebut kematianmu sebelum aku puas menghancurkanmu!"
"Begitukah ?"
"Apa kau yakin ?"
"Sepertinya ini sangat menarik!"
"Apa kau tidak buta ...?"
Mereka tidak peduli dan malah mengejeknya.
Raja iblis kekejaman senang, arogan, menatap mereka tajam dan memancarkan aura kekejaman di sekelilingnya.
"Ya. Apakah kalian ingin mencobanya ?"
*Tap ... Tap ... Tap!*
Seseorang berjalan menengahi pembicaraan mereka ber5. Dia berjalan dengan santai dengan kepala yang menunduk ke bawah. Mereka yang melihatnya kebingungan.
"Kenapa aku melihat ada satu hama ...?" Ucap raja iblis yang berada di sebelah kanan.
"Siapa kau?!" Syelina menatap tajam ke arahnya di sebelah kiri.
Langkahnya berhenti. "Kalian tidak perlu khawatir ... Aku hanya seorang perawat magang yang sedang ingin mencari kesenangan ...."
"Suara itu?" Syelina terkejut saat mendengar suaranya. ".... Apakah itu kau Velina? ... Seorang perawat anak-anak yang berada di kerajaan?"
"Velina ...?"
"Benar ... Tapi, apakah ini tidak akan terlalu membosankan? ... 1 perawat magang melawan 5 orang terkuat?"
"Apa?! Apa maksudmu Velina?! ... Kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu? ... Dan kenapa kau memakai jubah hitam segala?!"
Dia terkekeh kecil. "Tidak, kalian hanya—"
Tiba-tiba, raja iblis kekejaman dengan cepat menebas dirinya dengan pedang kehancuran yang membuat mereka kebingungan.
" ...?!!!"
Tidak terjadi apa-apa.
Raja iblis kekejaman terkejut. "Apa?! ... Kenapa?! ... Apa yang sebenarnya terjadi! ... Tidak mungkin hama sepertimu bisa menahan serangan dari pedang ini!"
Dia menatapnya dari tudung jubah bayang-bayang hitam. Matanya bersinar merah menatap tajam ke arahnya. "Hama katamu?! ... Apakah layak kertas sepertimu mengatakan hal itu kepadaku?"
"Velina! ... Siapa kau sebenarnya?!" Jawab Syelina dengan suara keras ke arahnya.
"Boneka ke 799 ... Kode : Penghancur kesenangan dunia ... Dewi waktu dari segala keberadaan pengetahuan seluruh alam semesta .... " Mengangkat kepalanya, melepaskan jubah kepala yang tertutup dan memperlihatkan wajahnya yang tersenyum angkuh. " .... Namaku ... Stillia"
.
.
********