Murka-Ku bagaikan api mendidih yang ingin membinasakan mereka bertiga dari dunia ini. Tak ada yang bisa kupikirkan selain membalas perbuatan mereka sebelumnya padaku.
Ya, tidak salah lagi, ini adalah hari pembalasan bagi mereka.
Benar-benar kekuatan yang luar biasa, aku merasakannya menggunakan tubuh ini, mungkin akan sangat menyenangkan jika tubuh asli dan bukan tubuh sementara ini bisa merasakan apa yang disebut pertarungan secara langsung.
Benar sekali, pasti sangat menyenangkan bisa bermain dengan boneka seperti mereka.
"Aku pasti akan melenyapkan kalian semua. Aku tidak akan membiarkan kalian lepas dari pandanganku."
"Ohh, gaya bicaramu masih tidak berubah ya." Asyluminaz mendengus nyengir dengan tatapan serius ke arahku. ".... Sekarang, tunjukkan kekuatanmu yang sebenarnya pada kami, Raja Iblis kehampaan."
Aku membalas tatapannya. "Ya. Akan kutunjukkan padamu siapa aku sebenarnya. Boneka sepertimu hanyalah wujud kebodohan belaka. Kita tidak punya banyak waktu untuk menunggu satu sama lain. Karena sebentar lagi mereka akan datang menyerang tempat ini."
"Benar. Semut-semut itu akan segera menemui ajalnya. Oleh karena itu, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bisa melenyapkanmu selamanya!"
Lelucon macam apa yang dia katakan? Ahaha, mungkin berpura-pura lemah adalah langkah awal memulai cerita yang menarik dengan skenario yang sudah aku rencanakan dengan sempurna.
"Baiklah. Mari kita lihat, siapa yang akan menang dari pertarungan ini!"
Yahh, aku sudah tahu itu sih, karena aku sekarang bisa merasakan berbagai emosi dan penglihatan masa depan meski hanya beberapa menit saja.
Memang hanya beberapa menit sih, tapi jika aku ingin mengetahui lebih banyak dengan kekuatan mataku, akan terasa membosankan jika aku bisa mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
Jadi, bersenang-senang adalah hal pertama yang harus aku lakukan.
Ini adalah keterampilan yang aku miliki ketika menggunakan karakter itu, meskipun itu tidak akan berfungsi untuk keberadaan yang lebih kuat seperti Crystal Drake ketika aku melawannya di game itu, karena dia berhasil menghalangi penglihatan masa depanku tentang dia.
Aku yang sekarang adalah salinan tubuhku di game itu. Memang agak mengejutkan ketika wanita itu memberikannya padaku, tapi aku masih belum bisa mempercayainya sepenuhnya. Bahwa semua keahlian yang kumiliki sudah ada di tubuh ini.
Sepertinya aku harus mencobanya satu per satu.
"Misery, Tazlia, Serang dia!"
"Tentu saja! Kita berdua pasti akan segera membereskan tikus ini!"
"Tidak perlu banyak bacot, majulah!"
"Dengan senang hati!"
Keduanya langsung melesat cepat ke arahku. Menebaskan 3 cakar tajam dan 1 pedang ke arahku dari dua sisi berbeda.
Mungkin bagi orang awam atau seorang hero, ini adalah pergerakan yang sangat cepat dan tidak bisa mereka hindari.
Keduanya terlalu cepat.
Tapi, jika itu di depanku.
"Lambat!"
Secepat apa pun mereka melakukan gerakan yang mampu melampaui ruang-waktu, semua percuma jika yang mereka lawan adalah aku.
Ini adalah pertama kalinya, aku berhasil memblokir kedua tebasan mereka dengan penghalang (perisai) mengambang milikku yang memungkinkan untuk memblokir serangan apa pun (bukan sihir) akan selalu aktif meskipun aku tidak melihatnya.
Mereka hampir berhasil untuk memotong leherku.
Tapi, tebasan mereka bertabrakan dengan penghalang yang membuat mereka tertegun sejenak.
"Apa? Sebuah pelindung Anti-sihir?"
"Tidak, sepertinya itu bukan penghalang Anti-Sihir. Aku yakin itu adalah pertahanan khusus yang membuat serangan apa pun diblokir."
Wanita yang menggunakan 1 pedang mengatakannya dengan benar, aku menghargai dia karena mengetahuinya sambil memberikan senyuman kepada mereka.
"Ya. Kau benar, aku tidak perlu melakukan apapun untuk bisa menahannya. Mungkin ini terlihat curang ... Tapi!"
Aku tidak peduli jika melakukan sebuah kecurangan di dunia gila seperti ini.
Seraya langsung mencekik leher mereka berdua dengan keras dan menerbangkan mereka ke udara.
Rupanya begitu, yang satu memiliki 3 cakar tajam besi berwarna merah tua dan yang satu lagi membawa pedang yang diselimuti aura kutukan kematian.
Senjata yang cukup bagus. Aku suka modelnya, bahkan sepertinya itu bukan senjata biasa. Senjata mereka memiliki kemampuan yang luar biasa, itu benar, aku bisa merasakan kekuatan mereka dengan sumberku.
"Hanya itu yang mampu kalian berdua lakukan? Membosankan." Aku mencibirnya dengan senyuman.
Tazlia dan Misery merasa frustasi, itu bukan kemampuan mereka yang sebenarnya. Masih ada kekuatan lain yang tersembunyi di dalam tubuh mereka.
"Masih belum … Jangan pernah meremehkan kami berdua hanya karena kamu adalah raja iblis."
"Tikus sepertimu ... Lebih baik, mati saja!"
"Ohhhhhh ...."
Aura kutukan hitam pekat Tazlia dan Misery terpancar dengan ganas dan mengamuk seperti bencana yang akan menghancurkan apapun.
Penampilan mereka berubah, partikel hitam pekat yang tak terhitung jumlahnya menutupi tubuh mereka dengan 2 sayap hitam dan 2 tanduk setan merah memanjang di ujung dahi mereka.
Sambil tersenyum garang, mereka mengatupkan kedua giginya yang perlahan mulai tampak taringnya, dan mata merah cerah serta bintik kuning mata ularnya menatap tajam ke arahku.
Tak sampai disitu saja, ternyata senjata mereka bertambah menjadi 2 dan siap menyerangku lagi.
"Sekarang, tikus lemah! Ayo kita mulai acara pembunuhanmu!"
"Aku pasti akan memotong seluruh tubuhmu, pria tampan!" Misery terkekeh nyengir dengan suara keras. "Yyaahhahahahahha ... Tamatlah riwayatmu, tikus!"
Apaan coba? Senyuman kejam seperti psikopat? Sungguh, mana mungkin aku takut pada hal bodoh seperti itu.
Hahhh, bahkan aku tidak peduli berapa persentase kemenangan mereka untuk bisa mengalahkanku.
"Ternyata model penampilan asli kalian berdua bagus juga. Kalau begitu … Ikuzo!" Aku dengan senang hati menerimanya dengan tatapan serius.
Wowww!!
Tiba-tiba mereka sudah berada di hadapanku dengan cepat, bahkan sepertinya ini sudah melebihi kecepatan mereka sebelumnya.
Menarik! Mereka sepertinya bisa menyamai kecepatanku.
Meski begitu, penghalang besar terbentuk lebih cepat di depanku, tapi mereka dengan mudah menghancurkannya.
Tazlia menyerangku lebih cepat, dia terus mengayunkan tebasan cakarnya dan menari dengan indah menghadapi gaya bertarungnya yang tidak biasa, bahkan efek tebasannya berhasil merobek dinding dimensi ketika aku selalu menghindarinya.
Meski dinding dimensionalnya terkoyak, perlahan pulih dan menghilang dengan sendirinya.
Gerakannya sangat cepat sehingga aku harus selalu menggunakan Anti-Sihir di kedua telapak tanganku untuk bisa menghadangnya.
Tapi, jika aku terus seperti ini, pasti akan terasa sangat membosankan.
Aku langsung bergerak sangat cepat, melampaui gerakan Tazlia yang terus menyerangku, kini aku berada di belakangnya yang membuat Tazlia terkesiap saat menyadarinya.
"Ehhh?"
Aku langsung menendangnya dengan keras. "Selanjutnya!"
Setelah Tazlia terhempas dengan keras ke arah lain, satu detik setelah itu, Misery melesat cepat ke arahku dengan cepat dan hampir menebas leherku dari arah belakang bagaikan peluru yang melebihi kecepatan cahaya. Tapi ...
Dengan cepat aku berbalik.
Benturan keras terjadi antara pelindung Anti-sihir milikku dan kedua pedangnya yang di lapisi aura kutukan hitam pekat.
"Apa? Semudah itu? Meskipun aku menyerang titik butamu, kau masih mampu menahannya?"
Aku memblokirnya dengan salah satu tanganku yang dilapisi lapisan Anti-Sihir yang berlapis-lapis agar tidak mudah di rusak olehnya.
"Jangan terkejut begitu, kamu pikir aku tidak bisa melihat gerakanmu? Yang benar saja. Kalian bahkan masih dalam jangkauan pandanganku."
"Itu tidak mungkin ..."
"Bodoh, tidak ada yang mustahil." Aku segera meninju angin dengan tanganku yang lain dengan getaran udara yang kuat sehingga membuat Misery terbang keras ke arah lain.
".... Ahhhhhhhh ...."
"Segini saja perlawanan kalian?"
Tiba-tiba ....
Misery dan Tazlia bergerak sangat cepat dari 2 sisi berbeda untuk menyerangku secara bersamaan.
Tabrakan keras kembali terjadi yang membuat dunia dan udara bergetar hebat karena kuatnya serangan mereka, meski begitu, aku masih mampu memblokirnya dengan kedua tanganku yang dilapisi anti-sihir.
Ini bukanlah serangan biasa, kedua senjata mereka telah dilapisi dengan kekuatan magis sangat besar yang membuat aura senjatanya terpancar sambil terus berusaha menembus pertahananku.
3 cakar besi dengan api tua kehancuran dan 2 pedang dengan api kutukan hitam pekat menutupinya mengamuk satu sama lain dan saling bertarung sengit dengan penghalang anti-sihirku.
"Serangan yang cukup mengesankan."
Senjata itu mungkin layak untuk di koleksi.
"Mau sampai kapan kau akan menjadi pengecut seperti ini tikus rendah!"
"Jika kau benar-benar raja iblis, jangan terus-terusan menghindar seperti pecundang yang takut mati."
Aku hanya bisa tertawa ketika mereka seolah-olah sudah meremehkanku. "Ahhaha ... Pengecut? Tidak, turunkan semangat kalian sedikit. Harapan itu menyakitkan lho."
Sambil melihat mereka, aku segera merapalkan mantra sihir Azebda dari bawah telapak kakiku.
Seketika, tulang-tulang berduri raksasa keluar dari bawah tanah dan muncul tepat di bawah kaki mereka.
Namun, mereka berdua berhasil menyadarinya dan menghindarinya terbang ke udara.
Mereka berdua menarik juga untuk dijadikan sebuah hiburan.
"Georyzen." Aku segera melemparkan meriam raksasa iblis penghancur ke arah mereka berdua.
Sebuah meriam hitam yang dilapisi dengan api kehancuran berwarna ungu tua menyelimutinya.
Mereka dengan cepat menyadari hal ini dan menjauh satu sama lain.
Ini adalah kesempatanku untuk menjatuhkan salah satu dari mereka terlebih dahulu.
Mereka menengadah ke langit untuk melihat dampak dahsyat jika terkena serangan tersebut, meriam tersebut pecah sehingga menyebabkan udara dan dunia bergetar hebat.
Aku sengaja menghancurkannya.
Kebodohan mereka karena melihat hal itu tidak menyadari kalau aku sudah berada di belakang salah satu dari mereka—Tazlia.
"Sepertinya aku harus menyingkirkanmu terlebih dahulu."
Tazlia tercengang setelah menyadari hawa kehadiranku. "Apa? Sejak kapan?"
Aku segera meninju dia dengan keras ke bawah, meninggalkan kesan kehancuran tak terbayangkan pada permukaan tanah.
Misery yang melihat rekannya di perlakukan seperti itu merasa jengkel dengan emosi yang sudah meluap. "Sial! Berani-beraninya kau!"
"Kau diam saja disitu. Nikmatilah kesengsaraan akhir yang akan melenyapkanmu." Aku merapalkan mantra sihir Void Prison kepadanya.
Void Prison: Rantai iblis penjara dari kehampaan. Sebuah sihir void yang mampu mengikat musuh dengan erat yang membuat tubuhnya perlahan hancur menjadi serpihan debu seiring dengan energi magis penggunanya yang terus terhisap oleh rantai kekosongan tersebut.
Misery mencoba melarikan diri, namun rantai sudah mengikatnya dengan erat.
".... Apa ini? Kenapa aku merasakan kekuatanku terus dihisap oleh rantai ini?! Dasar tikus sampah! Lepaskan aku sekarang juga!"
Dia hebat. Aku tidak menyangka dia masih bisa menahannya. Apakah dia termasuk dewa juga? Hmmmmm, jika benar, sungguh pelayan cantik yang menarik.
Tazlia yang berada di bawah telah sadarkan diri seraya mencoba untuk bangun.
Aku turun dari udara sambil perlahan berjalan ke arahnya dengan santai.
"Bagaimana? Serangan itu cukup kuat, kan?"
"Sial ... Raja iblis tikus sepertimu tidak pantas memperlakukanku seperti ini ...." Darah keluar dari mulunya. ".... Apa ini? Kenapa sakit sekali, pukulan apa itu? Tidak mungkin ... Bagian dalam tubuhku ... Sakit." Dengan sekuat tenaga, Tazlia perlahan berdiri sambil menahan erangan kesakitan.
Tepuk tangan. "Hebat! Aku tidak menyangka kau masih hidup cantik."
Nyengir. ".... Ini hanya pukulan biasa, mana mungkin aku mati semudah itu ...." Muntah darah.
"Kau benar, saking lemahnya dirimu, satu pukulan saja hampir bisa membunuhmu dengan mudah. Aku senang kau masih bisa bertahan dari pukulanku. Seharusnya, tubuhmu hancur berkeping-keping setelah terkena serangan itu."
Emosi Tazlia meluap-luap. "Apa katamu?! Kau ... Aku pasti akan membunuhmu! Kau tidak pantas mengalahkanku." Tazlia mulai bangkit dengan tubuhnya yang telah pulih karena regenerasi instannya seraya menatap tajam ke arahku. "Hukum ilahi akan menghancurkanmu … Kau harus menanggung konsekuensinya!"
Kebencian yang tak terhitung jumlahnya membuat Tazlia sangat geram dan ingin menghancurkanku.
"Dengan ini ... Berakhir sudah!!!"
Kemudian Tazlia bergerak sangat cepat dan sudah berada di hadapanku, menebaskan cakar kehancuran Shatter of Reason yang terus-menerus mengayun ke arahku dengan gaya bertarung akrobatiknya.
Aku mencoba menghalau serangannya dengan perisai anti-sihir berlapis-lapis, namun dia berhasil menghancurkannya dengan mudah dengan cakar kehancuran Shatter of Reason dari senjata yang dimilikinya.
Menyadarkanku bahwa semua akan sia-sia jika aku terus menghindari dan menahannya.
"Senjata perusak alasan, ya? Merepotkan juga senjatamu itu."
"Ahhaha ... Mau pergi kemana kau tikus pengecut! Aku pasti akan selalu mengejarmu kemanapun kau pergi. Aku mulai! Menjeritlah sesuka hatimu!"
Tazlia kembali melesat dengan cepat ke arahku.
Tapi, aku hanya berdiam diri seraya memejamkan dan membiarkan dirinya bisa menebasku sesuka hatinya.
Gumamku pelan. "Kau ... Terlalu bodoh, ya. Yahh, binatang bodoh sepertimu pantas mati sih."
Hahhhh ... Membosankan sekali.
Maaf ya gadis cantik, sepertinya itu saja untuk saat ini. Ini memang sangat menyenangkan, namun mungkin akan terlalu membosankan bagiku jika terus seperti ini.
"Tamatlah riwayatmu!!"
Seketika Tazlia tertegun ketika senjata Shatter of Reason miliknya hancur dengan begitu mudahnya.
Eh? Mengapa? 2 Senjata pemusnah alasanku hancur berkeping-keping? Tidak ... Bahkan dia hanya diam saja seperti itu, bagaimana dia melakukannya?
Ucap Tazlia di dalam pikirannya ketika melihat kehancuran yang terjadi pada kedua senjatanya yang hancur berkeping-keping tanpa sebab.
Ini tidak mungkin terjadi ....
.
.
***********