Seluruh pasukan sudah berada di dekat hutan, kehancuran yang telah terjadi membuat mereka berempat tidak percaya dan kebingungan dengan apa yang telah terjadi.
"Apa-apaan semua ini?"
"Tidak mungkin ... Kehancuran macam apa ini?"
"Sigh ... Ini pasti ulah mereka yang datang dari dunia lain itu."
"Kenapa kau bisa sepercaya itu Leylia, kalau mereka berasal dari dunia lain?" Jawab Kevin bertanya.
"Yang jelas siapa lagi kalau bukan mereka!. Ini semua sudah jelas bukan?!" Leylia membentaknya.
"Tapi ... Komandan masih belum memberi tahu kita apa-apa tentang ini kecuali Dewi kutukan kematian itu."
"Memang benar ... Tapi, pasti ini tidak akan jauh dari orang sebelumnya yang pernah kita temui."
"Ya. Kita harus bisa memastikannya terlebih dahulu."
Leylia sedikit jengkel, tanpa basa basi langsung melesat kencang mendahului mereka bertiga dan para pasukan.
"Leylia, tunggu ... Jangan gegabah!" Kevin mencoba untuk memperingatinya dari belakang.
Leylia tidak peduli.
"Ayo!"
Kazim dan Sevila ikut melesat untuk mengejarnya. Kevin tertinggal sendirian dengan motor terbang pribadi miliknya dan beberapa pasukan yang mengikuti dari arah belakang.
Kevin benci sendirian, langsung melajukan motornya dengan cepat untuk mengejar mereka.
"Ayo. Lunatic!"
Motor itu langsung melesat dengan cepat meninggalkan pasukan yang berada di belakang, satu motor desain hitam arogan yang di ciptakan khusus untuk Kevin oleh perusahaan Avelux Gear.
Motor terbang yang di lapisi sihir penguatan kristal pengetahuan dan teknologi sihir canggih di dalamnya.
Yoru dan Asyluminaz masih saling bertatapan serius.
"Hebat juga kau bisa menghancurkan sumber dirinya yang berada di masa lalu dan masa kini yang mengandung sebab-akibatnya."
"Apaan?. Kau pikir aku tidak bisa menghancurkan kausalitas yang berada di dunia ini?. Ini terlalu mudah, jika dunia ini bisa melakukan hal itu. Mengapa aku tidak bisa."
"Huh ... Jika begitu, seharusnya kau bisa membunuhku dengan mudah bukan?"
"Ya ... Tapi, aku tidak ingin mengakhirinya secepat itu sebelum aku bisa membuatmu menderita di tanganku sendiri."
"Boleh juga gaya mulutmu itu, ya!"
"Itu benar ... Aku mengakui hal itu. Tapi, bersiaplah."
"Majulah, iblis rendah!"
Inilah saatnya, aku akan mencoba semua kemampuanku di tempat ini selagi aku bisa menggunakannya.
Mengarahkan tangan ke atas dan merapalkan mantra sihir di atas menara.
"Meteroit Blast"
Sekumpulan meteor api neraka jatuh dari atas langit dengan cepat untuk menghancurkannya.
"Ohhh, sekumpulan batu krikil, ya?"
Dia hanya berdiam diri dan menatapnya dengan santai.
*BOMM!*
Dia masih berdiri perkasa tanpa luka goresan sedikit pun, kecuali tanah yang hancur berada di belakangnya oleh ledakan tersebut.
"Hmmmmm ...?. Ini terlalu lemah, ya?" Berpikir sejenak menyimpan jari tangan di dagu.
"Bagaimana?. Apakah masih ada lagi?" Jawabnya arogan.
"Tidak, ini mungkin—"
Aku melesat dengan cepat ke arahnya dengan ancangan tangan yang sudah mengarah untuk meninjunya. Tangan kananku sudah di lapisi aura ungu gelap kehampaan untuk menerjangnya sekuat tenaga.
"Saatnya untuk pukulan kematian."
Dia hanya tersenyum senang dan tidak mencoba untuk menahan atau menghindari tinju keras dariku.
Aku berhasil memukul mundur dirinya ke belakang dengan guncangan keras yang membuatnya mendapatkan sedikit luka goresan.
Dirinya berhasil bertahan dari tinju kematian milikku sebelum hempasan angin keras muncul di belakangnya yang membuat permukaan tanah hancur.
".... Segini saja?" Berdiri tegak perkasa seraya menyeringai arogan.
Aku tidak peduli dan langsung melancarkan serangan sihir selanjutnya.
"Azebda."
*KKrrrkkk!*
Permukaan tanah di guncangkan dari alam bawah. Dia menyadari hal itu dan menghindar melompat ke udara.
Tulang setan berduri yang terlahir dari ketiadaan muncul dari bawah permukaan tanah yang membesar dan menjulang ke langit untuk menusuknya.
Aku sudah berada di belakangnya untuk menendang.
"Terima ini!"
"Cepat juga"
Dia terhempas dengan keras yang membuat sekeliling permukaan tanah hancur.
Aku tidak akan diam saja. Terimalah tendangan selanjutnya!
Melesat dari arah udara dengan kecepatan tinggi dan menendangnya dengan guncangan keras yang membuat seluruh permukaan tanah di hancurkan menjadi sebuah kolam besar.
*BAMM!*
Ternyata begitu, dia masih berhasil menghindar dari seranganku. Aku berbalik dan melihat ke atas langit.
Dia sudah berada di atas langit, bergumam dan menatapku.
"Hmmmmm ...?"
Masih belum!
"Void Prison!"
"Sia-sia"
Dia dengan mudah menghancurkannya di atas udara sebelum rantai itu mengikatnya.
Ini adalah yang terkuat, terimalah!
"Georyzen!"
"Mungkin yang ini aku harus sedikit menahannya."
Dia mengarahkan telapak tangannya kedepan dan berhasil menahannya.
Tapi ....
"Hmmph ... Sepertinya aku arahkan kepada mereka saja."
Dia langsung membelokkan seranganku ke arah lain.
Leylia yang berada di depan melihat satu meriam setan kehampaan sedang melaju cepat ke arahnya.
Wajahnya sinis, tidak merasakan ketakutan atau kekhawatiran. Tangannya sudah bersiap memegang pedang Xariestella untuk menghancurkannya.
"Baiklah ... Aku akan menghancurkanmu, bersiap-siaplah" Berancang-ancang.
Lalu ....
"Leylia!" Seseorang berteriak dengan keras turun dari atas langit.
"Uh ..?" Leylia melihatnya.
Lucia dengan cepat langsung menahannya dengan sekuat tenaga di udara untuk menyelamatkan Leylia.
"Lucia ...?" Tercengang sejenak. "Kau dari mana saja?"
"Tidak ada waktu— ... Bisa menjelaskannya sekarang!" Guncangan keras membuatnya sedikit kewalahan saat berbicara.
"Dimana anak itu?"
"Di atas ... Sigh ... Serangan sihir macam apa ini!"
Meriam setan kehampaan terus bertarung dengan pertahanan sihir area miliknya.
Leylia langsung melihat ke atas langit. "Portal merah?. Apakah itu ulahnya?"
"Ya. Aku terus menjelajahi dunia lain dengan portal dimensi ciptaannya. Ini terlalu buruk, Ruby memang lucu dan polos ... Tapi, aku tidak menyangka dia bisa melakukan segalanya yang bisa menghancurkan hukum ciptaan yang berada di dimensi manapun. Tidak masuk akal ...."
"Apa?" Jawab Leylia kebingungan, seolah-olah itu adalah sesuatu yang sangat mustahil dilakukan oleh siapapun terutama di dunia ini.
Tiba-tiba, Ruby terbang keluar dari portal merah miliknya dengan wajah yang berseri-seri.
Seketika portal itu menghilang setelah dia keluar.
"Hore!. Ini sangat menyenangkan ... Sekarang aku bisa terbang di atas langit!. Kemampuan yang sangat luas biasa!"
Terbang melayang berdiri di atas pedang sabit merah miliknya dan turun dari atas langit untuk menghampiri mereka.
"Eh ..?. Apa yang sedang terjadi?" Melihat polos ke arah Lucia yang sedang menahan serangan milik Yoru dengan sekuat tenaga.
"Tunggu sebentar!!" Jawabnya sungguh tidak percaya. "Sekarang kau bisa terbang melayang di atas pedang sabit merahmu itu?!"
"Itu benar!" Senyum manis. "Hebat bukan?"
Menghela nafas dengan penuh penyesalan. "Ya. Mungkin kau bisa memiliki pangkat SSR di dunia ini."
"SSR?" Ruby tidak mengerti, menyimpan jarinya di mulut.
*KKrrrkkK!*
"Hey. Apakah kalian bisa sedikit membantuku?!"
"Baiklah. Tunggu sebentar ...."
"Sepertinya ini tidak akan berhasil ...."
Perlahan, pelindung area Anti-sihir miliknya akan segera hancur.
Seseorang melihat dari arah bawah dan mengarahkan tangannya ke atas langit.
2 mata biru muda bersinar terang menatapnya ke atas langit.
"Membekulah" Mengepalkan tangannya.
Perlahan meriam setan kehampaan mulai menjadi beku atas perintahnya. Lucia yang melihatnya terkejut, dia bingung.
"Eh ...?. Apa yang sebenarnya terjadi?. Siapa yang melakukannya?"
"Apakah ini, kakak Liza?"
"Liza?" Leylia menanggapinya.
Ruby menyadari hal itu dan melihat ke arah bawah. Berteriak keras memanggil namanya dari atas.
"Hoi!. ... Kakak Liza!" Melambaikan tangannya.
Liza mendengar hal itu dan melihat ke arahnya.
"Uh ..?. Siapa?" Jawab wajahnya datar.
Dia lupa dengan adiknya sendiri.
Lalu ....
2 perempuan kembar langsung muncul di hadapan Lucia. Bersiap untuk menendangnya ke atas langit secara serentak.
Seketika membuatnya semakin kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka menendangnya ke atas langit dan langsung menjauh menuju kedua sisi yang berbeda. Mereka serentak mengeluarkan senjata andalan mereka.
2 Sniper hitam legam dengan corak emas sudah berada di kedua tangannya.
Ujung senapan bercahaya emas dengan kilatan kuning menyala ganas.
"Demonic Blast!"
Cahaya solar kuning melesat dengan cepat ke atas langit.
*BOMM!*
Seketika langsung menghancurkan meriam setan kehampaan di atas langit dengan guncangan hebat di udara.
Kedua perempuan itu langsung menghampiri Lucia, Leylia dan Ruby.
"Kalian berdua siapa?" Jawab Lucia menatap mereka berdua.
Mereka berdua tidak menjawabnya dan saling melirik satu sama lain.
.
.
"Ternyata begitu ... Mereka semua sudah berada di tempat ini."
"Ya. Jadi aku sengaja memberikan sedikit hadiah untuk mereka."
"Apakah kau akan terus menghindari seranganku hanya kau benaran seorang Dewi gadungan?" Jawab Yoru yang terus mencemoohnya.
"Tutup mulutmu!. Sekarang giliranku ... Akan kupastikan ini akan segera berakhir." Mengangkat tangan kanannya ke atas langit.
Partikel hitam tak terhingga terus menari nari di atas telapak tangannya. Lingkaran sihir besar terbentuk di atas menara.
"Baiklah. Tunjukkan kepadaku."
Dia datang, seluruh awan di hempaskan jauh oleh kehadirannya. Aura hitam menerangi kelahirannya yang tercipta oleh sihir magis miliknya.
Pedang raksasa kutukan surgawi (Heavenly Damnation Giant Sword).
Sudah berada di atas langit dan bersiap untuk di lepaskan sesuai perintahnya. Pedang merah raksasa perkasa melayang dia atas langit dengan kutukan hitam tebal yang menyelimutinya.
Semua orang yang melihatnya tercengang tidak percaya.
"Ini tidak mungkin ... Ini adalah kekuatan dewa yang sesungguhnya." Jawab Kazim yang baru sampai di tempat itu dan bertemu dengan yang lainnya.
"Kekuatan para Dewa, ya?" Lucia menanggapinya dengan khawatir.
Dia sungguh arogan. "Bagaimana?. Aku bisa membuatnya menjadi lebih banyak lagi dari pada ini."
".... Aku tidak melihatnya."
Dengan senang hati dia memunculkannya kembali menjadi 3 pedang raksasa perkasa di atas langit tepat berada di belakangnya.
Jadi begitu, ternyata dia memang serius ingin membunuhku sekarang. Tapi, aku akan sedikit mencoba sesuatu tentang apa yang sudah aku ingat dari pertarungan antara nenek lampir dan naga itu.
Aku tidak percaya jika aku bisa melakukannya sekarang. Ini sedikit membuatku gelisah, tapi aku tetap ingin mencobanya.
Sebuah sihir penghancur yang pernah diperlihatkan oleh naga itu kepadaku.
"Baiklah. Aku akan memperlihatkan sesuatu yang akan membuatmu sedikit terkejut."
"Apa?"
Aura ungu gelap kehampaan mulai menyelimuti seluruh tubuhku. Mengangkat tangan kananku ke atas langit dengan partikel sihir biru tak terhingga yang mengikutinya menari-nari di dekat tanganku.
Partikel ungu gelap dan biru mulai menyatu menari-nari di telapak tangan kananku. 3 kristal biru ketiadaan dan 3 kristal ungu kehampaan mulai terbentuk di atas menara berjejer melingkar.
Spontan dia terkejut. "Tidak, ini tidak mungkin ... Jangan-jangan ... kau?!"
"Ya. Ini adalah serangan yang di miliki oleh naga itu. Hexalus. Ya. Itu benar namanya ... Tapi, aku tidak peduli."
"Itu mustahil ... Kau memiliki partikel sihir ketiadaan yang dimilikinya?"
"Ya. Bisa dibilang seperti itu."
"Mustahil!." Bersikeras tetap tidak percaya. "Kapan kau bisa mempelajarinya?. Kau baru saja bangkit dan terlahir kedunia ini?."
"Aku baru saja mempelajarinya. Tidak ada yang mustahil bagiku selagi aku masih hidup di dunia ini."
Androa Ameda (Meriam neraka ekstrim dari ketiadaan alam semesta) sudah terbentuk di atas telapak tanganku.
"Sigh ... Baiklah!. Mari kita lihat siapa yang akan musnah terlebih dahulu." Dia mengangkat tangannya ke atas.
"Huh ... Aku tidak peduli. Ayo!"
"Androa Ameda (Meriam neraka ekstrim dari ketiadaan alam semesta)" Dilepaskan.
"Heavenly Damnation Giant Sword (Pedang raksasa kutukan surgawi)" Dilepaskan.
.
.
********