Chapter 31 - Sesuatu yang datang sementara

Semuanya telah kembali. Kegelapan sejarah masa lalu telah menutupi segalanya, tidak ada seorang pun yang bisa melihat kelanjutan cerita masa lalu.

Semuanya hanyalah kisah ilusi yang telah dihapus dan dihancurkan olehnya saat ia memperkenalkan kedatangannya ke dunia itu. Masa lalu yang masih penuh dengan misteri, dunia kematian boneka Stillia untuk yang pertama kalinya dengan menyisakan ruang dan waktu kosong.

Stillia telah menghapus sejarah cerita masa lalu, tidak ada dunia dan kehidupan yang tersisa. Semuanya telah terhapus bersama dirinya yang menghilang sebagai boneka ciptaannya.

Tidak ada seorang pun yang dapat menciptakan kembali sejarah masa lalu kecuali Ascendant Creator.

Namun, semua itu terbantahkan oleh kebenaran yang terkandung di dalamnya. Melahirkan dunia yang sama dengan peradaban dan cerita sejarah yang berbeda.

10.000 tahun ke depan ….

Mirellia terhenti dengan penuh penyesalan yang membuat hatinya terguncang oleh cerita masa lalu. Mirellia tidak akan pernah mengerti dan mengetahui tentang kisah masa lalu yang selalu ia cari sepanjang hidupnya.

"Kenapa? Kenapa aku tidak pernah mengetahui sejarah dunia itu. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini semua akan sia-sia? Itu tidak mungkin ...."

Cengkeraman tangannya dipenuhi amarah yang tidak bisa diredam dengan mengingatnya yang seketika membuat kristal bencana itu pecah berkeping-keping di tangannya.

"Tidak, aku masih punya tujuan lain kenapa aku terus hidup di dunia ini ... Semuanya adalah tanggung jawabku untuk menjaganya ... Ini adalah dunia kekejaman yang di penuhi misteri dan tersimpan di dalam kegelapan seluruh dunia."

Aura putih kesucian mulai membara keluar menyelimuti seluruh tubuh Mirellia.

"Nah, apa yang bisa dilakukan oleh orang tua sepertiku? Mungkin ini terdengar bodoh ... Tapi, ini belum berakhir ... Aku masih percaya bahwa setelah kematian pasti ada kelahiran kembali yang akan menceritakan semua kisahnya. Karena itu ...."

Mengarahkan tangannya ke depan dengan penuh perasaan untuk melewati penderitaan masa lalu yang belum pernah ia alami sebelumnya. Mencoba melupakan segala beban hati dan pikiran yang selalu menghantuinya, Mirellia akan mengenangnya sebagai pahlawan sejati yang terus mewarnai hidupnya.

"Tunggu aku di sana guru … Aku pasti akan segera menemuimu jika kehidupanku sudah selesai … Aku tidak akan menyia-nyiakan seluruh kehidupan yang selalu mewarnai dunia itu dengan senyuman dan ketangguhanmu."

Menekan tangannya ke dinding kutukan kematian dalam ketenangan. Seketika bunga melati putih mulai menjalar keluar dari ujung kaki dan tangannya. Membuat seluruh tempat itu mulai diwarnai dengan melati putih kesucian yang dilepaskannya untuk melawan kutukan kebencian.

Dinding kutukan maut mulai hilang dan runtuh karena adanya bunga melati putih yang menyucikannya.

Kubah kutukan maut lenyap, semuanya lenyap bagai lubang kebencian yang terlahir kembali menjadi kesucian hati yang alami.

Mirellia mulai melangkah maju dan memasuki tempat itu untuk mendekati Astela sambil melepas kalung permata mawar milik gurunya.

Dewi kematian mengetahui hal ini dengan ekspresi kebencian terhadap Mirellia karena telah menghancurkannya.

"Cih ... Sepertinya ada yang mulai merusak dinding kutukan kematianku. Sepertinya ini adalah perbuatan darinya."

Mirellia memegang erat kalung permata mawar merah milik gurunya dengan penuh kepercayaan. Hatinya sudah mempunyai tekad yang kuat untuk melupakan dan melangkah maju agar bisa memenuhi permintaan gurunya.

Kalung permata mawar merah itu dikenakan dengan lembut pada Astela yang terbaring di bawahnya.

Kalung mawar merah itu tiba-tiba bersinar dan menghasilkan tangkai bunga mawar di dadanya, kemudian menyebar memenuhi tempat itu dengan bunga mawar merah dan bunga melati putih yang berpegangan tangan di dalam lingkaran roda waktu yang akan membuat keajaiban menjadi sebuah kenyataan.

Membentuk sebuah lingkaran besar dengan bunga melati putih kesucian yang berperan sebagai lapisan luar dan bunga mawar merah berada di tengahnya.

Segala kebencian dan kutukan kematian mulai sirna dan musnah. Tubuhnya pulih seiring berjalannya waktu dan perlahan terbangun dari ruang gelap yang membuatnya terus menunggu.

"Uh? Ibu? Dokter?"

"Ya, bertahanlah Astela. Aku akan segera mengantarmu pulang."

Dengan perasaan yang membuatnya tenang, Astela kembali tertidur karena melihat bayangan Syelina dan Mirellia yang sedang melihatnya secara bersamaan.

Mirellia yang menyadari hal itu melirik ke sisi lain.

"Guru?"

Syelina hanya tersenyum lembut dengan penuh harapan untuk anaknya kelak.

Syelina pergi dalam keheningan, hembusan angin mawar membawanya pergi meninggalkan sang murid yang selalu menyayanginya.

Daun mawar merah perlahan menghilang meninggalkan tangkai bunga higanbana yang terjatuh di dekat Mirellia.

Mirellia selalu menaruh kepercayaan kepada gurunya yang akan selalu menemaninya di dimensi lain. Mirellia yang melihatnya memasukkan bunga higanbana tersebut ke dalam sakunya dan segera membawa Astela untuk pergi dari tempat itu.

Hembusan angin dari bunga mawar merah dan melati putih akan selalu membawanya maju untuk terus bertahan di dunia ini.

.

.

Ini benar-benar sangat menyakitkan.

Sekarang hanya ada ruangan kegelapan yang selalu mewarnai dan menemani kehidupanku dalam kesendirian, bahkan tak ada satu orangpun yang ingin memanggil namaku untuk terakhir kalinya.

"Benar-benar dunia gila, kenapa ini harus selalu terjadi kepadaku? Kenapa? Bahkan aku sama sekali tidak melakukan apapun untuk bisa memulainya. Bajingan, aku benci dunia ini."

Bahkan takdir telah menuliskan kematianku untuk mati, menjadi seseorang yang berguna itu memang sangat mustahil untuk bisa aku lakukan karena tak ada secercah harapan untuk bisa mengubahnya.

"Sepertinya sebentar lagi aku akan benar-benar menghilang ...."

Tak ada satupun cahaya harapan yang bisa membuatku merasa bahwa itu adalah harapan yang selalu aku banggakan untuk bisa melangkah maju.

"Ya, semuanya sudah berakhir ... Tidak ada satupun dari mereka yang ingin memiliki teman yang tidak berguna sepertiku."

Menyedihkan.

".... Sampai jumpa ...."

Tiba-tiba, satu kristal kecil mulai menunjukkan jalannya kepadaku, menyinari dan menerangi segala kegelapan yang selalu aku rasakan di dalam kesendirian.

Aku menemukannya.

Dia bersinar terang dengan cahaya putih kesucian dan sudah berada di kedua telapak tanganku yang bersinar terang.

Ini mungkin sulit dipercaya, aku tidak tahu siapa yang memberikannya kepadaku. Dia datang seperti perantara yang akan membimbing jalanku.

Inilah yang aku harapkan....

*KkkrrackkkK!*

Tapi, semua itu lenyap dalam satu kedipan mata yang membuatnya pergi meninggalkanku sendirian untuk kesekian kalinya.

"Ahh, ini memang pantas untukku. Ya, sebuah harapan palsu."

Aku tidak pernah beruntung kalau soal ini, sepertinya aku tidak pantas mendapatkan apa itu kehidupan baru.

Dunia yang membuatku sangat benci.

Semuanya hanyalah ilusi dari bayang-bayang kegelapan yang selalu mempermainkanku.

Inilah kenyataannya, sebuah ilusi pahit yang selalu melukiskan kehidupanku. Seorang pecundang dan tidak berguna sepertiku memang pantas untuk menerima ini.

"Aku benci semuanya ...."

".... Sekarang, bangunlah … Aku sudah menunggumu. Ini belum berakhir, banyak makhluk lain yang telah menunggu kepulanganmu."

"Apa? Suara siapa itu?" Aku terkejut kebingungan ketika ada seseorang yang menjawabnya. Bahkan aku sama sekali tidak mengenali suara tersebut.

Siapa dia?

Seketika ruang kegelapan dihancurkan olehnya dengan mudah, membuatku berhasil melarikan diri dari penjara kegelapan.

Dia telah menyelamatkanku, ternyata ini belum berakhir. Pendengaranku tidak tuli, mataku tidak buta, aku bisa merasakan kehadirannya meskipun aku tidak dapat melihatnya.

Dia membuatku percaya, bahwa jangan pernah melupakan seseorang yang selalu menemanimu meski dia hanya ilusi, gambaran, dan tak pernah terbentuk sekalipun.

Karena dia akan selalu ada meski kamu terlihat sangat tidak berguna atau bodoh, karena pada dasarnya mereka akan selalu ada meskipun keberadaan mereka tidak nyata.

"Aku hanya ingin memiliki kehidupan baru yang bisa membuatku nyaman. Tidak ada dunia lain yang bisa aku jalani selain kehidupan baru yang bisa membuatku lebih berarti untuk terus menjalaninya ...."

"Sekarang, buka matamu ...."

.

.

Aku membuka kedua mataku. "Uh? Di mana ini?"

*Whhuuuussshhhh*

Ada angin sejuk menerpa tubuhku yang membuat segalanya terasa seperti mimpi, membuatku nyaman dan sadar akan kenyataan yang ada.

"Padang rumput? Tidak, tidak mungkin langit seindah ini berada di padang rumput biasa ... Apa aku benar-benar berada di surga?" Pandanganku melihat ke arah lain. "Tempat apa itu? Dan siapa dia? Apakah dia yang telah membawaku kemari?"

Aku berdiri dan mencoba untuk mendekatinya.

Sulit dipercaya, aku melihat ini seperti hamparan padang rumput yang luas, aku bahkan tidak bisa melihat ujungnya sama sekali. Indahnya pemandangan langit biru membuatku tak percaya kalau tempat ini benar-benar ada.

Aku melihat tempat itu seperti taman kerajaan. Ada begitu banyak bunga mewarnai tempat itu, sungguh sulit dipercaya. Aku melihat wanita itu duduk dengan tenang dan memandang ke depan dengan membelakangiku.

Itu adalah tempat pertemuan minum teh seperti di istana kerajaan.

Wanita itu memiliki rambut silver panjang dengan gaun biru tua dan mahkota melayang yang berada di kepalanya?

Mahkotanya tidak berbentuk dan terlihat seperti ratu kerajaan. Ini lebih seperti antena besi berwarna ungu panjang yang berputar di atas kepalanya.

"Selamat datang ... Kamu tidak perlu kaget seperti itu, duduklah."

"Apakah kau yang membawaku ke tempat ini?"

"Benar, aku sudah menunggumu. Duduklah, ada yang ingin kubicarakan padamu."

"Menungguku?"

Apa maksudnya?

"Siapa kamu? Aku tidak mengenalimu sama sekali kecuali suara yang kudengar sebelumnya terlihat sama denganmu." Aku memandangnya dengan tidak percaya dari belakang.

Tapi suara itu benar-benar mirip dengan wanita ini. Apakah dia benar orangnya?

"Bisakah kamu duduk sebentar? Aku sudah menyiapkan secangkir teh hangat untukmu."

Aku hanya bisa terdiam dan berpikir sejenak setelah dia tidak menjelaskan siapa dirinya kepadaku. Aku tidak mengerti mengapa dia menyembunyikan identitasnya.

Ini terlihat mencurigakan, tapi kenapa?

"Apa yang kamu pikirkan? Aku tidak akan membunuhmu hanya karena panas teh hangat yang akan menghanguskanmu."

"Begitu ya."

Aku mulai duduk di tempat itu dan melihatnya dari arah belakang, tapi dia sama sekali tak menoleh ke belakang dan mengacuhkanku. Apa yang sedang di sembunyikan olehnya? Kecantikan?

Tidak mungkin.

Apakah dia akan terus seperti itu untuk selalu memunggungiku?

"Hmmmm ... Masih belum, kamu belum layak untuk bisa bertemu denganku. Kamu harus menjadi lebih kuat untuk bisa bertemu denganku suatu hari nanti. Bahkan kamu sekarang terlalu lemah untuk bisa melihatnya, jadi harap bersabar."

"Ternyata kau bisa membaca pikiranku, ya?"

"Apakah itu sesuatu yang sangat mustahil untuk di lakukan?"

"Tidak ...."

Mungkin lebih baik aku diam saja dan mendengarkan seluruh perkataannya dengan baik seperti seorang murid yang sedang memperhatikan gurunya.

Mungkin dengan meminum secangkir teh hangat akan membuatku merasa tenang, tapi tanpa kusadari, seketika aku bisa merasakan sebuah ingatan masa lalu tentang kehangatan kasih sayang dari mereka berdua. Bahkan wajahku tak bisa berbohong setelah membayangkannya, aku merasakan hal itu dalam keheningan seraya meneguk secangkir teh tersebut.

Dia menyadarinya dan tertawa pelan dengan suara rendah.

Suaranya yang sangat lembut membuatku merasa nyaman dalam ketenangan yang mendalam ketika menyadari dia sedang mentertawakanku.

Aku tahu dia akan mengetahuinya karena bisa membaca isi pikiranku, jadi aku tidak peduli dan berpikir untuk membiarkannya saja.

"Apa yang lucu?"

"Tidak, lupakan saja. Aku tidak akan mengganggu kebahagiaanmu bersama mereka."

"Begitu ya. Baguslah kalau begitu."

"Ya. Tapi, Dansetsu Yoru-kun?"

"Apa?"

"Apakah aku boleh bertanya sesuatu kepadamu?"

Hmmmm sepertinya aku harus berhati-hati. "Ya, kau boleh melakukannya."

"Apa pendapatmu tentang dunia ini?"

"Dunia ini? Dunia yang sedang kita tempati sekarang?"

"Bukan, dunia sebelum kamu pindah ke tempat ini."

Ternyata yang dia maksud adalah dunia bajingan itu.

Aku kesal saat dia menanyakan hal itu. "Aku benci dunia itu. Jika aku bisa kembali ke dunia itu, aku ingin menghancurkan dunia itu dalam sekejap dengan kekuatanku sendiri. Jika kamu mengetahuinya, kamu seharusnya bisa merasakan hal yang sama denganku, kan? Bahkan aku dibunuh oleh Dewi kematian di dunia itu dengan mudahnya."

"Hmmmm Dewi kematian yang dia ciptakan ya? Cukup menarik." Dia mengatakan itu dengan suara pelan, membuatku merasa tidak peduli karena aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Dunia yang gila sekali, saat aku menginjaknya, kematianku sepertinya sudah direncanakan dengan sempurna. Sungguh menyebalkan!"

"Ohh, begitu ya."

"Apaan dengan suaramu itu? Apakah kau sedang mengejekku?"

"Tidak, ternyata mereka diciptakan tidak berguna."

"Huh? Apa maksudmu?"

Mereka? Apa yang dia maksud dengan mereka? 

Apakah ini tentang para dewa yang tidak berguna? Entahlah, dia membuatku sangat kebingungan dan tidak mengerti sama sekali.

"Bagaimana? Apakah kamu ingin kembali? Kamu menginginkan dunia di mana kamu berharap hidupmu lebih bermakna, bukan?"

Tiba-tiba dia menawariku sesuatu yang sangat menarik, inilah yang kuharapkan. Kesempatan untuk kembali ke dunia itu.

"Iya. Tapi, sekarang aku tidak punya apa-apa untuk bertahan hidup di dunia itu. Aku ingin kekuatan dari game itu bisa kembali padaku, kalau bisa, maka aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu."

"Baiklah, aku akan memberikannya padamu. Karena kamu masih memiliki tugas yang harus diselesaikan di dunia itu."

Semudah itu dia ingin mengembalikannya padaku? Apakah aku bisa mempercayainya?

Terlingat sangat mencurigakan sekali.

"Tugas?"

Aku bahkan nggak tahu apa maksudnya, mungkin pikirku itu adalah tugas yang bisa berhubungan tentang ramalan itu.

"Aku tidak perlu menjelaskannya, seharusnya kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan."

"Apa? Tunggu ... Apakah kamu!—" Aku menunjukknya, berpikir dia adalah orang yang sedang aku cari, tapi aku tidak mempunyai banyak bukti jika dia benar adalah orang tersebut.

Sungguh permainan yang sangat merepotkan.

Dia berdiri dan berjalan 4 langkah ke depan.

Tiba-tiba, aku melihat 3 kristal warna ungu, biru dan merah muncul mengambang di hadapanku yang terlihat sangat indah seperti bintang surgawi.

"Ambillah ... Itu adalah kesempatanmu."

"Kau ... Jangan bilang kau telah mengetahui semuanya tentang diriku." Aku menatapnya tajam dari arah belakang. 

"Kamu harus mengerti, aku telah bekerja keras untuk menemukanmu. Aku telah mencarimu berkali-kali di masa lalu, sekarang, dan masa depan."

"Apa? Apa maksudmu?"

Aku tidak mengerti sama sekali.

"Aku bisa menemukanmu karena kamu mempunyai perasaan yang sama dengan sesuatu yang sangat aku benci. Kamu harus ingat, tidak ada seorang pun yang bisa bertemu dan melihatku seperti ini meskipun itu adalah keberadaan dimensi tinggi atau apa pun kecuali kamu. Karena kamu adalah pengecualian satu-satunya ... Yahhh, meskipun ini adalah tubuh palsu yang lemah dan tidak berguna."

"Hmmm ... begitu ya. Tapi, apakah aku bisa mempercayaimu?"

Aku masih belum paham dengan apa yang dia bicarakan, membuatku harus berpikir lebih keras, sepertinya hal itu sama sekali tidak mungkin aku lakukan.

"Apakah kau meragukan kemampuanku?"

"Tidak, Baiklah ... Aku akan percaya padamu." Aku mengambil 3 kristal tersebut dengan satu tangan dan memasukkannya ke dalam tubuhku.

"Bagaimana? Apakah itu sama persis seperti yang ada di dalam permainan itu?"

Perasaan ini benar-benar membuatku tahu bahwa kekuatan yang aku miliki di dalam permainan itu telah kembali dan menyatu dengan tubuhku lagi.

"Ya, aku bisa merasakannya. Tapi, kenapa kau bisa memiliki kekuatan ini dan memberikannya padaku?"

"Itu adalah kekuatan milikmu, 'kan?"

"Kau benar, tapi kenapa gaya bicaramu sangat mencurigakan sekali?"

Apakah dia memang benar-benar bisa dipercaya? Aku tidak begitu yakin, tapi setelah aku melihat dan merasakan kekuatan ini. Sepertinya dia sedang tidak berbohong kepadaku.

"Tidak ...." Bibirnya tersenyum manis. "Saat kau hidup kembali, aku akan memberikan tubuh sementara untukmu agar bisa bertahan di dunia itu. Karena sekarang kau belum bisa melawannya, sebelum kau benar-benar menjadi kuat dan kembali ke dalam tubuh aslimu … Ini adalah pengecualian, tubuhmu akan hancur setelah mengalahkan Dewi itu. Apakah kau yakin bisa menerimanya?"

Semua perkataannya membuatku sangat curiga akan suatu yang membuatku merasa penasaran dengan sebuah kejanggalan cerita yang akan benar-benar terjadi.

"Ya. Aku pasti akan melewati semuanya, sekalipun itu berarti aku harus bisa menghancurkan semuanya ... Akan kutunjukkan padamu kalau hidupku sangat berharga!"

Aku memandangnya dengan serius meskipun dia tidak pernah menoleh ke arahku.

"Bagus. Sekarang, buka matamu dengan penuh keyakinan bahwa kamu bisa melewati semuanya ... Kamu harus kembali dengan selamat dan keluar dari segalanya."

Aku mengambil napas dalam-dalam dan memejamkan kedua mataku. Seketika aku menghilang, meninggalkan dia sendirian di tempat itu dengan keheningan total yang mengelilinginya.

Saat aku pergi dengan cahaya biru yang membawa tubuhku pergi untuk di hidupkan kembali.

Dia tersenyum lembut sambil meneteskan satu air mata yang membuat seluruh tempat itu hancur berkeping-keping meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi dengan kegelapan.

.

.

********