Chapter 24 - Tidak terduga

Sigh ... Siapa dia sebenarnya!. Apakah aku sedang di permainkan lagi? Nafasku sangat sesak dan sakit. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain meringis kesakitan tersungkur di atas tanah.

Jantungku terus berdetak dengan kencang, akut tidak pernah merasakan gejala ini sebelumnya. Tanganku mencoba menopang rasa sakit di dadaku.

Ini nyata, rasa sakit yang luar biasa merusak jantungku.

Dia berjalan tertawa ke arahku.

Bibir senyum lebar dengan mata melotot kepuasan. "AHAHHHAHAHHA! ... Ternyata ini berhasil ... Sebentar lagi kau akan mati ... Kutukan itu akan segera membunuhmu!"

Langkah kakinya terus berjalan sampai dia berada di dekatku.

Aku yang melihatnya jengkel dan kecewa. Karena aku pernah memiliki perasaan bahwa aku bisa mempercayainya. Suaraku berkumandang dengan keras meskipun rasa sakit ini bisa sedikit ku tahan.

"Kau! ... apa yang sebenarnya telah kau lakukan padaku!"

"Ahahhahahahahahaaa ... Aku tidak menyangka, tubuh manusia ini terlalu sempurna. Semua pengetahuan yang belum aku ketahui bisa ku dapatkan dengan mudah ... Ternyata aku tidak salah memilih orang untuk di jadikan bahan boneka penyamaran."

"Apaan?!"

Kapan dia melakukan hal itu kepadaku?. Aku sama sekali tidak merasakan apa-apa saat bersamanya sebelum kemari.

Tcihhh ....

Kesakitan gila macam apa ini. Seluruh tubuhku seperti di gerogoti oleh sesuatu ... Kutukan? Seluruh daging, tulang dan kulitku seperti sedang di kikis secara perlahan.

Ini lebih menyakitkan dibandingkan 1 pisau tajam yang tersusuk. Apakah ini yang disebut sebagai kematian secara perlahan?

"Siapa dirimu sebenarnya!" Jawabku yang menahan kesakitan dan mencoba untuk mundur pelan-pelan ke belakang.

"Tutup mulutmu raja iblis rendah ... Kau tidak akan bisa melawanku!. Sekarang, kau hanyalah seekor tikus di hadapanku." Dia mencekik leherku dengan keras.

"Apa ...?!!!"

Sigh ....

Aku berusaha untuk melepaskan genggaman kerasnya. Tapi, semua itu tidak ada gunanya. Aku nggak tahu harus melakukan apa lagi, tanganku sudah lemah seperti tidak mempunyai apa-apa.

Tubuhku mati kaku, hanya pikiran ku saja yang masih bisa ku kendalikan. Kenapa aku di kirimkan ke dunia yang penuh kengerian seperti ini.

Aku hanya ingin hidup tenang dan memiliki sesuatu yang berharga di hidupku!.

"Raja iblis katamu....? Apakah itu judul? Sebuah pangkat yang bagus untuk di dapatkan? Tidak ada!. Aku tidak membutuhkan nama itu." Dia mengangkatnya dengan cekikan yang lebih keras seraya aku menanyakan hal itu kepadanya.

Seakan-akan dia tidak peduli dengan pertanyaanku, merasa diriku sedang berpura-pura dan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Dia hanya tersenyum lebar.

Raja iblis?. Apa yang dia pikirkan, aku hanya seorang pengangguran yang terus bermain game seperti orang yang tidak memiliki tujuan hidupnya.

Kalau aku benaran raja iblis. Pasti aku bisa membalikkan situasi ini dengan mudah. Ya, aku tahu apa itu raja iblis. Aku pernah mendapatkan nama itu saat masih bermain game VR MMORPG. Tapi, aku sama sekali tidak membutuhkan nama itu dan tidak sengaja mendapatkannya dari seorang NPC perempuan yang tidak di kenal.

Dasar ramalan bangsat!

Jadi, apakah yang di ucapkan semuanya hanyalah kebohongan belaka?

"Se-sebenarnya apa yang kau ingin kan dariku ...." Wajahku terus menahan rasa sakit, berusaha agar bisa melepaskan cekikannya.

Aku terus meronta-ronta dengan sekuat tenaga. Aku berharap dia mau melepaskan ku, tapi itu adalah harapan bodohku. Berharap kepada seorang dewa yang ingin membunuh ku.

Menyebalkan! Sakit woi!.

Minta tolong dan berteriak keras? pasti itu tidak akan berguna, karena keheningan yang luar biasa menyelimuti tempat ini.

Ekspresi kengerian, haus darah menyelimuti dirinya seraya sudah mendapatkan apa yang dia mau untuk membunuh diriku.

"Ha ...! Iblis rendah sepertimu tidak pantas berbicara satu kata-pun kepada dewa kematian seperti ku, kau seharusnya mati dan tidak pernah datang ke dunia ini meskipun dia telah meramalkannya!"

*Kkreekkk!*

Tulang leherku retak.

"A-AKHH ...!"

"Aku tidak sudi iblis rendah sepertimu bisa menandingi kami para dewa ... Tidak akan pernah ada keberadaan seorang raja iblis yang bisa menandingi kekuatan dewa sekali pun!"

Menandingi?

Dia membantingkan ku dengan keras ke tanah yang membuat kesan hancur dengan guncangan dahsyat.

"Uhakkkkk ...!"

Matanya melotot kebencian. Dia langsung bersiap-siap untuk menginjak dadaku dengan kaki kanannya.

Sigh ....

"Aku tidak akan membiarkan iblis rendah sepertimu bisa hidup dengan tenang di dunia ini ... Kau harus di hukum mati karena ke lahiranmu yang telah datang ke dunia ini!"

Menendang dengan kekuatan yang lebih keras.

Suara guncangan keras dengan hembusan angin terdengar yang membuat diriku tertekan terus ke dalam tanah.

"Arghhhhhhh ....!"

Hentakan dahsyat, sekeliling tanah mengalami keretakan karena hal itu.

Kutukan hitam membesar menjalar keluar ke seluruh tubuhku. Kutukan kematian yang membuat seluruh organ dalam ku mengalami kerusakan yang sangat parah dengan garis-garis hitam muncul di semua kulitku.

Kesadaranku sudah hampir runtuh. Aku hampir mati, tidak bisa bangkit, badanku seperti semen yang sedang di bekukan. 

Kenapa ....

Kenapa aku harus dikirimkan ke dunia seperti ini!. Ini bukanlah keinginanku, orang bodoh mana yang mau menerima keadaan seperti ini saat kau tidak tahu apa-apa.

Semuanya pasti akan mengalami hal yang sama dan memiliki jalannya masing-masing. Jika memang benar aku seorang raja iblis.

"Kenapa!"

"Kenapa!"

Langsung pada intinya saja.

Jika memang benar aku adalah ramalannya, maka tidak ada yang tidak mungkin jika aku berusaha mengeluarkan potensiku untuk bisa mewujudkannya.

Kalian pikir dengan dunia mengerikan ini akan membuatku bisa menyerah dan mati menyedihkan karena aku tidak mampu menahan ketakutan yang terus menghantui suluruh jiwaku?

Tidak! ....

"Aku tidak akan pernah menyerah karena hal menyedihkan seperti ini!!!"

"Maka dari itu ....."

Kepalaku mulai terangkat pelan-pelan.

"Aku akan mengubahnya menjadi apa yang aku inginkan!"

Aku memegang kakinya dengan kedua tanganku sekuat tenaga.

"HHHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ....!!!"

Mengangkatnya dengan kekuatanku yang tersisa untuk bisa melebihi batasanku sendiri.

Mata putih dengan ekspresi kemurkaan.

Kakinya pelan-pelan mulai terangkat.

Dia sedikit heran saat melihat diriku yang bisa menahan hantaman keras dari kakinya, beserta kutukan itu. "Apa?." Dia senyum kegirangan karena menemukan target yang tepat. "Sudah kuduga kau memang benar raja iblis itu."

Suara sistem muncul di dalam pikiranku.

"Akses terbuka!"

Tapi aku masih belum menyadarinya karena emosi dan jiwa yang menggebu-gebu. Aku tidak bisa mendengarkan apa-pun yang sudah tersampaikan ke otak, hanya ada perasaan kemurkaan yang bersemayam kuat di dalam jiwaku.

Aku berhasil mengangkat sedikit kakinya.

Sedikit lagi ...!!!

Aku tidak akan pernah mau mati lagi untuk yang kesekian kalinya!

Lalu ....

Dia dengan sengaja mengangkat kakinya dan menendangku dengan keras ke arah lain. Pinggang kananku menjadi bagiannya.

"Gahhhhhhhhh ...."

*Gusrakk ... Gusrakk!*

Terguling-guling ke arah lain dan berhasil terduduk bersender di dekat pohon besar.

Sigh ....

Aku menatapnya, kesakitan ini terus menggerogoti tubuhku tanpa henti.

Ternyata begitu, aku bisa menebaknya. Kenapa mereka membenci keberadaan seorang raja iblis ... Karena di mata mereka aku adalah virus kehancuran yang bisa merusak apa-pun saat aku di lahirkan ke dunia ini. Semua dewa akan datang menghampiriku dan membunuhnya. 

Itu benar sekali, faktanya bahwa dewa utama saja yang baru aku temui bersama nenek lampir itu. Dia benci jika keberadaanku bisa mengganggu dan menandingi dirinya suatu saat nanti.

Tapi, kenapa? statusku rusak dan tidak berguna semua? Apakah karena dunia ini yang mereset semuanya dan merubahnya menjadi 0? Aku sama sekali nggak mengerti.

Apakah hukum dunia ini yang merubahnya?

Aku nggak paham kenapa seorang sepertiku bisa menjadi seorang raja iblis. Apakah ramalan itu sendiri yang merubahku menjadi raja iblis?.

"Apakah ini semua ada hubungannya dengan masa lalu saat aku berada di game itu untuk membantunya?" Batinku.

"Aku tidak menyangka ... kau bisa bertahan sampai sini iblis rendah!"

"Uh-Gahhhhhh ...." Kutukan ini membuatku tidak bisa banyak berbicara.

"Sepertinya butuh beberapa detik lagi supaya kau bisa mati ... Tapi, jika kau seperti ini ... Sepertinya aku akan ingin sedikit bermain santai dulu denganmu ...."

Apa?! Apa maksudnya?. Sepertinya dia berusaha untuk terus membuatku menderita.

Ahhh ....

"Akan ku hancurkan seluruh bagian tubuhmu satu persatu!"

Sigh ... Yang benar saja!

Dia berjalan pelan-pelan ke arahku.

Sebenarnya dia siapa? Jika dia memang benar seorang dewa, tapi kenapa tubuhnya masih menjadi seperti manusia biasa?.

Hmmmm ... sepertinya dia masih menyimpan wujud aslinya.

Kemungkinan besar ada.

Aku tidak akan pernah menyangka kalau dia adalah dewa yang sedang menyamar dengan kesempurnaan luar biasa yang membuat diriku tidak berkutik sama sekali.

Dia masih belum memperlihatkan wujud aslinya.

Tapi, jika ini hanya sebuah mimpi. Maka aku tidak perlu khawatir... Kalau ini benar kenyataannya, maka semua alur cerita ini telah di siapkan dengan sempurna olehnya sebelum aku menginjak ke dunia ini.

Tapi, Sejak kapan?

Sepertinya seluruh dewa dan semua makhluk keberadaan yang berada di dunia ini, pasti akan membenci dan berusaha untuk menyingkirkanku.

Ini semua telah terbukti.

Aku mencoba mengingatnya, dan benar saja. Aku mengingat satu hal yang membuat diriku merasa tidak nyaman dengan banyaknya kejanggalan. Itu saat dia memeluk diriku dari belakang dan kedatangannya saat aku di tendang oleh Astela. Aku sama sekali nggak melihat dia selain Astela yang berada di bawahku saat aku terlempar dari langit.

Aku tahu itu adalah reruntuhan yang luas dan masih ada bangunan kecil yang tersisa. Aku nggak tahu. Ini tidak bisa di percaya, aku masih belum bisa menyimpulkan mana yang benar atau yang tidak.

"Apakah ini saat aku membaca buku itu ...?!"

Dia menjawabnya senang karena aku mengetahuinya. "Benar sekali ... Aku diam-diam menggunakan sihir kutukan kematian pada tubuhmu saat kau sedang membaca buku membosankan itu"

"Apakah semua pengetahuan yang kau ucapkan itu adalah kebohongan belaka?"

"Tidak, cerita yang sedikit menyenangkan, itu semuanya benar. Tidak ada satu-pun dialog ku yang salah saat mengatakannya padamu."

"Apa?"

Dia bilang dialog? Sepertinya ada sesuatu yang telah di rencanakan sebelum ini terjadi ... Apakah dia mempunyai komplotan bersama dewa lain?

Semuanya masih menjadi misteri, kekuatan gila apa lagi yang dia miliki selain ini. Kekuatan yang bisa menyamakan dirinya dengan tubuh orang lain beserta pengetahuan dan unsur lain di dalamnya?

Mengerikan.

Ini pasti yang membuat dirinya sangat sempurna saat menyamar.

Ini tidak mungkin ... Aku harap ini benaran sebuah mimpi. Tapi, ini sungguh terlihat nyata bagiku yang telah merasakannya.

"Sigh ... Ternyata semuanya telah di atur dengan sempurna ... Seharusnya dari awal aku tidak pernah mempercayaimu dokter cabul. Tidak ... Mungkin lebih tepatnya Dewi cabul menyedihkan sepertimu!" Kataku yang meledeknya.

Aku berharap dia mencemooh aku karena mengatakan hal yang tidak pantas kepadanya.

"Apa?!" Wajahnya datar dengan kebencian yang mendalam. "Berani -beraninya kau mengatakan nama tidak pantas itu di depan Dewi kutukan sepertiku!!!"

Uh? ... Ahhahha ... Murkalah sepuasmu dasar dewi cabul menyedihkan.

Aura hitam pekat besar keluar menyelimuti tubuhnya.

Menghempaskan hembusan angin dengan kuat yang membuat guncangan di udara dan keretakan pada tanah yang berada di bawahnya.

Warna matanya berubah menjadi mata ular merah bintik tengah kuning menyala.

Tiba-tiba, terbentuk kurungan hitam kutukan kematian yang membuat 1 area menyebar membesar dari satu titik tengah ke titik lain seperti bentuk setengah bola yang membuat semuanya mati saat berada di cakupan area yang termakan oleh kurungan kematian tersebut.

Astela yang sedang mencari dokter Mirellia asli merasakan hempasan angin yang sangat keras ke arahnya dari arah Selatan.

Aura kutukan hitam menjalar ke seluruh hutan di dekat distrik 7 yang membuat tanaman bunga, hewan kecil dan apa-pun yang berhubungan dengan makhluk hidup akan mengalami aura penderitaan dan kematian.

Astela adalah salah satu orang yang terkena jangkauan ruang lingkup dari kutukan tersebut.

Astela tidak sadar bahwa dirinya sudah terkena kutukan kematian.

"Apa ini ...? Kenapa tubuhku terasa sedang di gerogiti .... " Kepalanya pusing, penglihatan matanya tidak teratur, dada sakit dan jantung berdebar kencang.

*Degg ... Degg!*

Darah tersentak keluar dari dalam mulutnya.

"Uhukkkkkk ...." Melihat darah yang menempel pada tangan kanannya. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi ...?!"

*Degg ... Degg!*

Akar muasalnya di selimuti dengan kutukan api hitam kematian.

*KKrrrkkkkkk!*

Akar muasalnya mengalami keretakan yang membuatnya menjerit meringis kesakitan.

"AHHHHHHHHHHHH ...."

Astela langsung terkapar. "Ke-ke-napa ...? Apa yang sebenar—"

*KKkrrkkk!*

"Ahhhhhhhhhhhhhhh ...."

"Ke-mana perginya mereka ...? Apakah a-aku ... A ...." Terbata kesakitan.

*KKrrkkk!*

"AHHHHHHHHHHH ...."

Astela pingsan karena tidak bisa menahan luka kutukan yang mulai merusak dan menggerogoti akar muasalnya. Bagaimana pun juga, jika ada seseorang yang berhasil menyentuh keberadaan akar muasalnya. 

Maka pasti akan membuatnya merasakan kesakitan yang luar biasa karena jiwanya yang dirusak.

Dokter Mirellia yang asli sedang berada di tempat berbeda dan jauh dari Astela. Dia berhasil menemukan 1 kepingan kecil kristal bencana yang berada di reruntuhan itu.

Dia masih belum merasakan ada hawa kutukan yang menyelimuti tempat itu, karena Mirellia tidak terkena jangkauan dari kutukan kematian tersebut.

Kemudian berbalik ke arah belakang dan mulai merasakannya.

"Hawa mengerikan apa ini ...?" Melirik ke arah kupu-kupu yang sedang melintas dengan tenang ke arah depan. Kemudian kupu-kupu itu langsung hangus terbakar oleh api kutukan yang membuatnya mati. "Apa ...?" Lanjutnya yang terkejut setelah melihat hal itu.

.

.

"Apa ...?! Cuman sekedar ini saja kekuatanmu"

Aku tidak takut!

"Baiklah ... Akan ku perlihatkan penderitaan yang lebih menyakitkan dari apa pun yang pernah tertuliskan di dunia ini!"

12 mata merah ular hitam kematian terbentuk dari aura kutukan dirinya sendiri yang langsung mengarahkannya kepadaku. 12 ular langsung menggigit seluruh tubuhku dan mengeluarkan api hitam.

Mulut, hidung, mata dan telinga ku sudah di lumuri dengan darah yang terus berceceran keluar.

Tapi ....

Ini masih belum membuatku merasa takut dan menyerah karena ini. Aku terus berusaha mengelak agar dia bisa mencemooh aku.

"Sighh ... Apa! ... INI MASIH BELUM SEBERAPA ...!!!".

.

.

*************