Kembali menuju ke pangkalan pusat angkatan udara yang sedang di pimpin oleh Komandan Bristina Avelux.
Mereka semua sedang berfokus untuk mencari informasi lebih dalam dengan peristiwa yang sedang terjadi.
Tiba-tiba, Angie mendapatkan sebuah sinyal yang mencoba untuk menghubungkan dengan pusat.
Regu Pleton Nixis 1 yang sedang di pimpin oleh Kazim Hercules.
Dia melapor. "Komandan. Sepertinya Regu Nixis 1 ingin melaporkan sesuatu."
"Baik!. Hubungkan dengan mereka."
Angie menghubungkan komunikasi jarak jauh antara Kazim dengan Komandan Bristina lewat sinyal yang dikirim oleh Kazim sebelumnya.
Kazim Hercules muncul di layar hologram. "Komandan. Senang bertemu kembali dengan anda. Saya ingin melaporkan sesuatu ... Sepertinya ini akan menandakan sesuatu yang sangat buruk. Terutama di 3 persimpangan jalan kota Monac."
"Apa itu?." Komandan menanyakannya.
"Tolong lihat ini."
Layar monitor berpindah menuju ke 3 persimpangan jalan, menemukan keretakan pada aspal jalan dan cairan berwarna biru pekat muncul menyebar keluar dari bawah. Kamera di zoom untuk memperlihatkan cairan tersebut dari dekat.
"Apa ini?. Aku belum pernah melihat cairan seperti ini sebelumnya."
Layar kecil memperlihatkan 2 persimpangan lain, di awasi oleh rekan lainnya yang berada di sana. Layar kembali berpapasan dengan Kazim Hercules yang sedang berada di tempat kejadian.
"Kami tidak tahu ... Ini tiba-tiba muncul setelah kami mengeceknya kembali. Sepertinya cairan ini yang membuat jalan itu retak ... Tapi, selebihnya kami tidak tahu ... Kami minta maaf." Kazim merasa bersalah karena tidak tahu tentang hal itu.
"Tidak perlu dipikirkan ... Kami di sini akan mengurusnya. Tolong berhati-hatilah."
"Baik."
"Hmmmm ....? Tunggu sebentar, sepertinya aku sedikit mengetahui tentang cairan itu ... Aku akan mencoba untuk mencari tahunya." Yotaro yang sedikit paham dengan hal itu langsung cepat mencari informasi dari gambar tersebut.
Pusat komando tidak perlu memiliki sampel dari cairan tersebut, karena teknologi yang sudah sangat canggih yang selalu di kembangkan karena dilapisi dengan kristal pengetahuan yang bisa membantunya.
Meskipun hanya dengan lewat gambar atau sebuah tulisan saja sudah cukup bagi mereka untuk memecahkan informasi itu.
"Baiklah. Aku sangat mengandalkanmu prajurit." Kazim berharap kepadanya.
"Terimakasih!. Aku akan berusaha." Yotaro menjawabnya dengan sebuah kepastian.
Komandan Bristina sedikit khawatir dan langsung menanyakan tentang keadaan penduduk warga sekitar yang berada di area itu.
"Bagaimana dengan semua penduduk yang berada di sana?. Apakah kalian berhasil mengamankannya?"
"Semua orang telah kami perintahkan untuk segera mengevakuasi ke wilayah yang lebih aman. Tenang saja, tidak ada satu orang pun yang masih berada di wilayah ini"
"Bagus. Aku selalu mengandalkan kalian ...."
"Ya!."
Komandan Bristina menghela nafas, seperti banyak penyesalan masa lalu yang terjadi di dalam hidupnya. " .... kenapa ini harus selalu terjadi."
"Komandan ...? Apakah anda baik-baik saja?." Kazim melihatnya khawatir.
"Tidak ...." Komandan Bristina sedikit tersenyum. "Lupakan saja." Komandan Bristina kembali tegar.
"Baik."
Regu nixis 1 terbagi menjadi 3 kelompok yang berisi 4 orang. Mereka semua berpencar dan membagi tugasnya masing-masing.
Kecuali 1 kelompok yang berisikan 5 orang termasuk Kazim.
Raut wajah mereka tidak berhenti merasakan apa itu yang namanya penasaran terhadap cairan lengket tersebut. Pikiran mereka dihantui dengan hal itu yang membuatnya berani untuk mendekati cairan tersebut.
Mereka perlahan mendekati cairan itu, Kazim yang sama penasaran dengan cairan itu berjalan untuk melihat lebih dekat.
"Apa ini?." Kata satu perempuan berambut coklat kelompok 2 yang perlahan mendarat dari atas udara untuk mendekati cairan itu.
"Berhati-hatilah. Kita masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi." Pria berambut coklat mengikutinya dan memegang bahu perempuan itu.
2 laki-laki lain menjaga daerah sekitar.
Perempuan itu mencium baunya. "Uhokkk ...." Perempuan itu langsung menutup kedua lubang hidungnya.
".... Apa kau baik-baik saja?" Pria itu sama mencium bau busuk dan menutup hidungnya. "Busuk sekali!."
Mereka berdua langsung menjauh dari cairan itu.
Tatapan Kazim Hercules merasa tidak percaya dan mencoba mendekatinya. Kemudian dia mencium bau busuk yang sangat menyengat.
"Ketua!. Apa kau merasakan aromanya?" Kelompok 3, seorang pria yang berbicara dengan rasa mual di mulutnya.
"Benar. Aku seperti mau mati saat mencium aromanya ... Semuanya berhati-hatilah jangan terlalu dekat dengan cairan ini." Kazim mencoba memperingati mereka.
"Ya!." Semua orang menjawabnya.
Kazim terus melihat cairan itu, dia sangat penasaran.
Dia mencoba untuk memberanikan dirinya menyentuh cairan itu. Dia ingin memastikan apakah benar bahwa cairan inilah yang membuat jalan ini retak. Tangannya perlahan ingin menyentuh cairan itu.
Tiba-tiba ....
"Tunggu!. Jangan di sentuh!." Semua orang terkejut saat mendengar teriakan Yotaro yang keras terdengar dari alat komunikasi mereka.
Yotaro sudah berhasil mendapatkan informasi dari cairan tersebut.
"Jika kau menyentuhnya, tanganmu akan mengalami kerusakan fatal yang bisa membuat tanganmu meleleh seperti Es yang di cairkan oleh Api."
"Apa?!." Mereka yang di sana mendengarnya."Apa maksudnya?"
"Kau tidak berbohong kan?." Kazim sangat khawatir saat Yotaro mengatakan hal itu.
"Ini kenyataannya. Berhati-hatilah!" Tangannya bergerak dengan cepat untuk terus berusaha mencari informasi lain.
Di sisi lain, Saragi sedang kebingungan dengan alat pelacak gelombang elektromagnetik yang berada di layar monitornya. Sebuah radar yang bisa mendeteksi keberadaan hawa panas, jumlah energi sihir, potensi kehancuran dan keberadaan makhluk lain.
*Tinung Tinung Tinung*
"Apa ini?. Kenapa ini tiba-tiba berbunyi, aku tidak melihat apa-apa ...." Radar itu terus berbunyi pelan dan tidak menampilkan adanya sesuatu yang akan datang.
Saragi masih menunggunya. Pelan-pelan radar itu mulai bisa melacaknya dan menampilan 3 titik kecil acak terlihat.
3 titik itu mulai membesar.
"Aku tidak mengerti. Apa maksudnya ini!"
Radar itu tiba-tiba berbunyi dengan suara keras seperti alarm peringatan bahaya.
*Tinung! Tinung! Tinung!*
"Tidak mungkin. Semua berhati-hatilah!. Sepertinya akan ada sesuatu yang akan menghampiri kalian." Jawabnya panik dan khawatir saat melihat adanya bahaya yang mendekati mereka.
Mereka semua mendengarnya.
" ....?!!!"
"Semuanya!. Menghindar!." Kata komandan Bristina dengan suara keras yang membuatnya berpikir bahwa monster itu akan datang dari arah bawah tanah tempat yang sedang mereka tempati.
*Kkkreekkk!*
*Kkkreekkk!*
Tanah di guncangkan yang membuat aspal jalan retak.
Tanah terus bergetar, cairan itu mulai meluas menyebar keluar secara paksa yang membuat retakan semakin besar layaknya air pipa yang bermasalah.
"Sigh ...." Mereka sigap, terbang ke langit dengan cepat untuk menghindari kedatangan makhluk itu.
"Semuanya bersiap-siaplah!, kita akan kedatangan tamu!"
*BOMM!*
Jalan itu hancur, membuat kepingan batu terlempar ke mana-mana. Cairan keluar menyembur dan terciprat ke seluruh bangunan yang berada di sekelilingnya. Debu ledakan menghalangi pandangan mereka, mulai terlihat bayang-bayang seekor monster raksasa yang sudah muncul menampakan wujudnya.
Itu sangat besar, perlahan debu itu mulai menghilang. Memperlihatkan sosok monster ular hitam raksasa dengan kepala naga dan tubuh dengan duri-duri kristal ungu terang yang menyelimutinya. Dia menjulang tinggi ke atas, Kazim yang melihatnya seperti seekor tikus kecil yang sedang di mangsa olehnya.
"Tidak mungkin ... Tidak mungkin! ... Kenapa ada monster sebesar ini ...."
.
.
*****