Chapter 11 - Mata kebencian

Dunia hancur tanpa manusia baik tersisa. Membuat Stillia ingin memusnahkan semuanya, tapi hukum keberadaan dunia tidak memperbolehkan siapa pun untuk merusak kendali aturan kausalitas yang telah di tetapkan satu gelembung dunia.

Stillia bisa saja merusak hukum itu, mendistorsi dan menghancurkannya. Namun, dia tidak ingin melihat dunia itu menjadi tumpukan sampah berdarah.

Tapi ....

Ini adalah salah satu dunia yang paling di benci dirinya. Karena dia merasakan bagaimana menjadi sosok manusia sederhana yang tidak memiliki kekuatan di dalam tubuh bonekanya.

Boneka Stillia manusia biasa akan mati setelah menginjak umur 100 tahun selama penyamarannya menjadi manusia biasa.

Dia bisa sesuka hati untuk mengaturnya kembali, menciptakan kembali dan membuat bonekanya bisa hidup selama ratusan tahun.

Akar Kristal Ovaculus akan merekam semua kejadian apa pun yang ada di dunia itu dimana pun dia berada dan melahirkan kembali Stillia ke wujud keberadaan yang sebenarnya.

Keberadaan aslinya hanya akan terus berdiam di akar boneka itu (Ovaculus). Akar yang di ciptakan oleh Stillia yang membuat dirinya bisa menciptakan tubuh lain dengan kekuatan seperti manusia biasa. (Tergantung) Akar itu sangat kuat dan tidak bisa di hancurkan dengan mudah, sehingga mempunyai ruang dimensi yang akan terus menunggu kematiannya.

Shazira of Zevahara. Ruang dimensi rantai merah kegelapan tempat alam kesadaran dari tubuh boneka Stillia.

Dia akan terus pergi menjelajahi gelembung dunia lain untuk memenuhi tugasnya sebagai Dewi yang mengatur hukum waktu dari segala pengetahuan jika itu semua selesai.

Semuanya terus berputar seperti saluran air yang melingkar, dia akan pergi. Namun, akan kembali dengan jiwa boneka Stillia yang berbeda. Jika dia pergi, maka boneka lain yang seperti dirinya akan memasuki dunia itu dan terus mengulangnya sepanjang waktu.

Jika dunia itu memiliki sesuatu yang sangat berarti baginya, maka dia akan meninggalkan dunia itu secara damai dan meninggalkan kesan yang sangat berarti di dunia itu. Tapi, jika dunia itu di penuhi dengan berbagai kehancuran manusia. Maka dia tidak akan segan untuk memunculkan wujudnya secara paksa dan bermain untuk menghancurkan dunia itu.

Stillia adalah keberadaan yang selalu hadir di seluruh alam semesta, dia di sebut sebagai kehancuran dunia karena kehendaknya sendiri yang selalu melakukan hal itu sesuka hatinya.

Ini mungkin mudah baginya ... Tapi, sangat mustahil bagi hatinya yang perlahan menemukan perasaan lain yang terus membuatnya berpikir tentang manusia. Meskipun hanya tubuh lain (Boneka) yang memiliki keberadaan 10% yang bisa merasakan hal itu.

Karena wujud asli keberadaan Stillia itu sendiri tidak akan bisa membuat seluruh alam semesta itu bertahan, semuanya akan hancur karena kehadirannya yang bisa melebihi tatanan apa pun yang berada di dalamnya.

Ini adalah dunia yang membuatnya memiliki perasaan kebencian. Karena pada dasarnya dewa adalah sesuatu yang tidak seharusnya berteman dan memiliki perasaan kepada manusia.

Dia masih menatap kejadian itu dengan penuh kekosongan terlihat dari matanya.

Lalu ....

Kejadian yang sangat tidak diduga, para bandit datang mengacaukan tempat itu. Suara jeritan, kepanikan yang tak bisa dibendung membuat tempat itu berantakan.

Semua orang kocar-kacir.

Para bandit menembaki semua perempuan dengan peluru bius dan laki-laki di bunuh tanpa sisa.

Bukan bandit biasa, mereka menggunakan teknologi baju canggih dan senjata tempur militer layaknya teroris. Mereka menembaki semua orang yang berjenis kelamin laki-laki dan membawa semua orang yang berjenis kelamin perempuan termasuk anak kecil sekali pun.

Semua laki-laki dari mulai anak kecil sampai tua di tembak mati di tempat, membuat seluruh kota itu di penuhi jenazah di mana-mana.

Stillia hanya terus terdiam dengan suara kebisingan tersebut, dia menundukkan kepalanya. Semua bandit masih belum mengetahui identitas dari sosok orang berjubah tersebut, sebelum ada sesuatu yang muncul di hadapan Stillia dan bisa memperlihatkan wajahnya.

" ....!"

3 kepala demi human terjatuh dari atas tali gantung dan bergelinding menghampiri Stillia yang sedang terkena tekanan luar biasa.

3 kepala dengan senyuman manis bercak darah.

Para bandit telah mencuri ke 3 tubuh dari demi human tersebut dan membuang kepalanya di hadapan Stillia. Demi human adalah keberadaan yang harus selalu di musnahkan di dunia itu dan di jadikan boneka sex oleh seluruh bandit dunia.

Stillia gila, matanya terguncang hebat.

Matanya berubah warna dan berbentuk.

(Higanbana eyes of hatred destruction). Mata merah kehancuran kebencian higanbana.

"Kenapa! ... Aku! ...."

Memegang kepalanya dengan sangat keras. "Apa! ... Apa yang sedang terjadi! ... Kenapa! ... Kenapa! ... Kenapa! ... Aku?!"

Stillia asli mengetahuinya, berusaha keluar dari tubuhnya hanya karena ingin bermain untuk menghancurkan dunia itu.

Dia mulai berjalan bangun dari ruang dimensi rantai merah kegelapan Kristal Ovaculus tempat dia menunggunya.

Para bandit mengetahuinya, mereka tidak segan untuk menyerangnya berbondong bondong. Karena tidak ada pilihan lain selain membunuhnya, mereka sudah mengetahui sosok Stillia bukan lah keberadaan manusia biasa pada umumnya.

Semua orang serentak menyerangnya dari berbagai arah.

Stillia asli mengetahui hal itu dan mengendalikan tubuh bonekanya yang berada di luar.

Tangannya di arahkan ke depan.

Boneka Stillia sangat terkejut, tidak percaya kenapa dirinya bisa melakukan hal itu.

".... Eh ? "

Semua orang yang menyerangnya mati, tubuhnya lenyap menjadi debu hanya dalam satu kedipan mata.

"Siapa! ...." Melihat kedua tangannya yang bergetar hebat. "Sebenarnya siapa diriku? ... Kenapa!" Jawab tubuh boneka manusia biasa Stillia dengan ke gilaan yang membuatnya terus menderita.

Tubuh boneka Stillia mendengarkan suara bisikan di dalam pikirannya.

"Kau adalah aku ... dan aku adalah kau .... "

"Siapa?! ... Apa yang kau lakukan?!"

"Kau ... Tidak pantas menanyakan hal itu kepadaku ... karena kau adalah boneka buatan milikku!" Stillia terus berjalan dan mengeluarkan Kristal Ovaculus di tangannya.

Kristal bundar dengan cahaya biru bintik hitam. Bentuk akar dari tubuh boneka manusia buatan Stillia.

"Sekarang kembalilah!!"

"Tidak! ... Tidak!. Aku tidak mau!. Menjauhlah dari kehidupan ku!!!" Menggelengkan kepalanya.

Kelima jari Stillia mengeluarkan (Varion) Api merah tua pembalikan yang terus meremukan Kristal Ovaculus secara pelan-pelan berada di tangannya.

*KKKrrrkkkkk!!!*

"KYAHHHHHHHHHHHHH! ....." Aura negativ merah tua keluar dari dalam tubuh boneka itu.

Para bandit kembali menembaki dan menyerangnya secara bersamaan.

Semua peluru dan apa pun yang mendekatinya akan di hanguskan menjadi debu.

Dia sangat menderita, tubuh dari boneka itu tidak bisa menahan semuanya.

"Peringatan!"

"Peringatan!"

"Peringatan!"

"Ancaman terdeteksi ... Memulai penghukuman mati ... Target di temukan ... Memulai pemusnahan!!"

Sebuah sistem peringatan yang menutupi semua langit dengan tanda bahaya akan kehadiran Stillia yang akan segera muncul.

(Death Penalty) dilepaskan.

Cahaya solar biru besar dari langit di turunkan untuk menghukum mati Stillia. Hukuman mati karena kehadirannya yang akan merusak tatanan dunia tersebut karena ingin menghancurkannya.

.

.

Semuanya hancur tak terbayangkan. Tidak peduli serusak apa pun dunia tersebut, Death Penalty pasti akan di turunkan ketika ada satu kehadiran yang akan merusaknya dan Law Of Creation akan melahirkannya kembali menjadi dunia yang baru.

Tapi ....

7 spiral emas besar gerigi lingkaran waktu menghancurkan Death Penalty dan memutar balikan kehancuran yang telah terjadi.

Death Penalty lenyap, cahaya redup karena tidak bisa membunuhnya.

Waktu berhenti. Semua dunia menjadi benda mati.

Dia keluar dan berjalan di atas udara. "Manusia bodoh ...."

Sinar matahari meneranginya dari belakang, dia berdiri tegak perkasa di atas langit dengan mata merah terang yang menyala menyinari dunia itu dengan penuh kebencian.

"Time Goddes Of All Knowledge"

Tangga putih menuntunnya keluar dari portal biru di atas udara.

"Seharusnya aku tidak membiarkan satu gelembung dunia tercipta yang memiliki manusia sampah seperti kalian terlahir ... Dunia ini ... Kalian semua ... Tidak perlu lagi menunggu apa-pun tentang kematian ...."

Stillia terus berjalan dan menginjakkan kakinya di dunia itu. Dia ingin bermain, waktu kembali dimajukan.

Semua orang kembali bergerak menjadi benda hidup, dunia itu di penuhi dengan suasana yang sangat mengerikan hanya karena kehadirannya.

Tiba-tiba, langit-langit di penuhi dengan ratusan portal besar dan kecil yang membuat 669 kepala dunia yang menguasai seluruh gelembung dunia yang berada di dalam dunia ini berdatangan ke tempat itu untuk membunuhnya.

Semuanya telah berbalik.

Stillia yang melihatnya merasa senang. "Araaa-araaa! ... Sepertinya kalian bisa mengetahui isi pikiran ku ...."

Semua orang tidak peduli dan tidak segan untuk langsung menyerangnya secara bersamaan.

Tapi, tidak ada satu-pun perasaan yang membuat Stillia khawatir tentang itu.

Menghela nafas. "Membosankan! ... Aku tidak suka bermain dengan lembaran kertas seperti kalian, tidak peduli seberapa banyak kalian ... Aku akan menghancurkan kalian dalam satu kali serangan!" Stillia perlahan mengangkat satu tangan kanannya ke atas.

Partikel cahaya emas mulai terlihat di telapak tangannya.

"Sebanyak apa pun kalian mencoba ...." Partikel sihir biru yang tidak terhitung jumlahnya bermunculan menjadi satu dan menari-nari mengelilingi telapak tangan kanannya. 12 Kristal besar merah kehancuran menari-nari di atas menara.

669 kepala dunia mengeluarkan sihir terkuatnya masing-masing untuk membunuh Stillia.

Tapi, semua itu tidak ada artinya di hadapan Stillia.

669 kepala dunia sudah menyerangnya secara beruntun dengan kekuatan penuh. Tapi, itu tidak membuat Stillia terluka, kewalahan atau pun merasakan yang namanya kehancuran. Mereka hanya melewatinya dan terus melewatinya.

Tidak ada yang bisa menjangkau keberadaan dirinya yang berada di masa lalu, masa depan, masa kini dan luar dimensi dari waktu itu sendiri. Semuanya hanya arus waktu yang terus di balikan. Keberadaan hukum waktu dari seluruh ciptaan alam semesta membuatnya tidak bisa di rusak sama sekali.

"Itu semua tidak akan berguna ...."

Tembakan tenaga Solar, serbuan misil, roket launcher, sihir dahsyat 669 kepala dunia dan para bandit teroris. Terus dilepaskan ....

Semuanya di perlambat ....

"Jika seluruh dunia membenciku ... Aku tidak peduli ... Aku ... Semua! ... Semuanya akan ku hancurkan!!"

Pedang Saziel sudah terpanggil, terbentuk dari 12 kristal merah kehancuran dengan corak emas bintang biru surgawi berada di tangannya.

(Abolisher of causality).

"Saaaazziieell ...!!! " Stillia menebaskannya secara Vertikal dengan nada yang berkumandang sangat keras.

Semuanya lenyap dalam satu kedipan mata, hukum, serta sesuatu yang berada di dekatnya dihancurkan. Hukum keberadaan mereka hancur tak tersisa dan tidak bisa di kembalikan. Langit khatulistiwa terbelah, semuanya terbelah beserta isi-isi yang berada di dalamnya.

Satu gelembung dunia terbelah menjadi dua bagian, beserta gelembung dunia tak terhitung yang berada di dalamnya di hancurkan. Tidak ada satu-pun makhluk hidup yang berhasil selamat kecuali dirinya.

Stillia berbalik dan berjalan tanpa melihatnya kembali.

"Aku pasti akan kembali selama 10.000 tahun ke depan. Aku harap kalian para manusia tidak pernah menyia-nyiakan waktu dengan sesuatu yang tidak penting dan menjijikkan."

Stillia berjalan pergi memasuki portal biru miliknya.

Meninggalkan 1 Dunia hancur tak terbayangkan hanya karena di hancurkan dalam 1 tebasan.

Abolisher of causality. Pedang penghapusan kausalitas, Saziel. Pedang penghapusan kemuliaan 12 bintang surgawi, pedang yang mampu menebas apa pun tanpa memikirkan cerita, konsep, atau keberadaan hukum kausalitas yang berada di dalamnya.

****

Stillia mengusap kedua air matanya yang berlinang. "Tunggu sebentar ... Apakah aku benar sedang ber-akting?. Cerita ku baru sampai mana?" Dia berpikir sejenak, berhenti menangis lalu memegang dahinya. "Hmmmmm ... ini seperti mimpi, kenapa aku tiba-tiba lupa."

Hexalus yang mendengarkannya dari tadi mengambil satu koin emas dengan cakar besarnya, menanamkan sihir penguat pada koin emas itu yang membuatnya sangat kuat dan cepat.

*Piwww!*

Stillia masih berpikir keras tentang cerita masa lalunya, dia masih mencoba untuk mengingat cerita lain yang ia dapatkan sebelumnya. "Hmmmmmmmmmmmmmmmmm ....? " Keningnya sampai mengkerut.

1 koin emas melaju cepat mendekati keningnya, jarak antara kening dan koin emas itu sudah 1 meter. Tapi, koin emas itu tiba-tiba berhenti setelah melebihi jarak dari 1 meter. Koin itu memasuki sebuah penghalang ruang dimensi tak terlihat milik Stillia yang bisa memberhentikan serangan apa pun secara otomatis ketika keberadaannya merasa terancam. Itu semua tanpa Stillia sadari.

Koin itu tidak hancur, karena sihir penguat Hexalus yang sudah tertanam di dalam koin itu. Semuanya akan hancur jika hanya serangan biasa atau dalam skala terbatas.

Jika koin itu berhasil melewatinya, maka itu tidak akan berpengaruh sama sekali. Koin itu akan terus melewatinya, semuanya tidak ada artinya kecuali serangan tersebut terbentuk dalam skala kekuatan yang lebih besar dan dapat menembusnya seperti serangan milik Hexalus sebelumnya.

Stillia menyadari ada sesuatu yang mendekat, dia melihatnya. Ada 1 koin emas yang melayang tepat di depan matanya.

"Eh? Kenapa ada 1 koin emas yang melayang?. Apa kau yang memberikannya kepadaku?" Stillia mengambilnya bingung. "Hmmmm ... Aku tidak menyangka ... Ternyata kamu sebaik ini kepadaku ... Terima kasih!!"

Stillia tersenyum, menyimpannya dan kembali berpikir untuk mengingat cerita masa lalu. "Hmmmm ... Cerita mana lagi yang akan ku bawakan"

Dia adalah seorang dewi, tapi berpikir seperti orang bodoh.

(Boneka ke 5677. Code : Kebodohan surgawi).

Dia masih berusaha untuk mengingatnya.

Hexalus hanya bisa mengeluh, menghela nafas karena tidak bisa berbuat apa-apa tentang dirinya.

"Kenapa aku bisa memiliki Rival Dewi bodoh dan menyebalkan seperti ini. Tapi ...." Hexalus jengkel, meninggalkan kesan 1 mata biru terang tajam menatap ke arah Stillia. "Meskipun terkadang sifat dia bodoh seperti ini, aku tidak boleh meremehkannya. Karena di balik orang bodoh pasti ada sesuatu yang mereka simpan yang belum pernah di ketahui siapa pun."

Stillia dan Hexalus adalah Rival abadi dengan keberadaan yang tidak bisa di ganggu gugat di Gelembung dunia perairan terdalam selama ratusan juta tahun. Mereka adalah 2 orang terkuat yang pernah ada dan terlahir di dunia ini kecuali dia.

7 dewa lain tidak ada yang bisa melampaui mereka, hanya dewa yang menduduki posisi ketiga yang bisa hampir seimbang melawan mereka berdua.

"Hey, aku ingin menanyakan sesuatu." Hexalus bertanya.

Stillia memiringkan kepalanya. "Apa?. Tumben sekali kau bertanya." Dia berjalan mendekatinya. "Apa mungkin ... kau kesepian dan ingin melanjutkan pertarungan kita?" Stillia merayu, menunjukkan tangannya kepada Hexalus. "Kalau itu maumu ...." Kemudian Stillia berpikir sejenak. "Hmmmmmm ... Sepertinya aku tidak bisa melakukan hal itu ... Kau tahu aku hanya bagian kecil dari dia yang asli, kan?!. Jadi, lain kali saja" Tersenyum polos.

Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan Stillia untuk menghibur Hexalus.

"Sigh ...." Hexalus semakin kesal dan menghembuskan angin dari ketiga mulutnya yang membuat rambut Stillia berantakan seperti benang kusut yang di acak-acak. "Bukan itu yang ku maksud!!"

Stillia mengangkat tangan kanannya dengan muka kusut dan berantakan. ".... Terus apa?."

"Hahhhh ... Kenapa dia tidak mati saat memasuki tempat ini ...?" Menatapnya serius. "Kenapa dia terlihat biasa saja setelah melihat kehadiran ku? ... Seharusnya tidak ada satu pun manusia yang bisa memasuki tempat ini"

"Kan aku yang membawanya kemari."

Hexalus menolak ucapan yang di katakan Stillia. "Hmmm ... Tidak, itu tidak mungkin. Meskipun dia hanyalah satu kertas atau seni yang bukan dari gambaran aslinya, tetap akan terhapus setelah memasuki dunia ini kecuali orang yang setara denganku."

"Jadi?." Stillia bingung.

Hexalus berpikir keras tentang diriku. "Aku merasakan ada kekuatan besar yang sedang mengalir di dalam dirinya. Aku tahu dia adalah ramalan yang di katakan olehnya. Tapi ... dia tetaplah seorang manusia, aku tidak bisa melihat akar Cryva dari inti kekuatan yang dia hasilkan dari dalam tubuhnya. "

"Apa kau tidak merasakannya ?" Kata Hexalus yang mencoba memastikan hal itu, terus bertanya kepada Stillia.

"Hmmmm ...? Aku sedikit merasakannya. Tapi, Aku tidak memperdulikan hal itu"

Stillia tidak peduli jika Yoru memiliki sebuah kekuatan besar karena tidak membuat dirinya terganggu. Kemudian dia penasaran karena menyadari sesuatu saat berusaha memikirkan keanehan tentang dirinya.

"Apa mungkin dia adalah ...."

Hexalus mengetahuinya, menatap ke atas langit, serius dan khawatir. "Sighh ... Raja iblis sejati yang setelah sekian lama menghilang dan ditunda kelahirannya ...."

.

.

Langit hitam tak berujung dengan titik-titik cahaya yang berkumpul, 10 bola kecil yang melayang mengelilingi 1 Kristal biru di atas meja. Seseorang sedang menulis di sebuah buku, tangannya bergerak, bibirnya tersenyum senang dengan tinta hitam yang membasahi kertas itu.

Dia berbicara.

"Raja iblis sejati yang ditunda kelahiran kedatangannya selama 100 juta tahun dan dituliskan khusus olehnya, ya?"

Ekspresi mulutnya tiba-tiba berubah.

Dia kesal. "Apaan!. Kau hanya menulis sesuatu yang tidak berguna. Jika benar, datanglah!" Menantangnya. "Jika kau memang benar diciptakan untuk bisa membunuh ku! ... Jangan pernah membuatku kecewa ... Makhluk rendah ketidakpantasan!"

Meninggalkan kesan senyum lebar penuh arti.

.

.

*******