Chapter 10 - Kebencian masa lalu

"Hmmmmm ... itu sudah menjadi tanggung jawabmu untuk mengatur hukum waktu. Itu tidak aneh jika selama ratusan juta tahun kau telah melalui banyak dunia berbeda."

Stillia mulai mengingatnya, perasaan penderitaan, kebahagiaan yang dia dapatkan dari manusia dan ras lain.

"Kenapa ... perasaan ini tidak pernah menghilang saat aku melewati satu dunia yang memiliki perasaan dan membuatku mencintai dunia itu."

Pada suatu hari, saat Stillia masih berada di dunia yang damai, dia sedang berada di satu tempat dengan tanaman bunga warna-warni yang mengelilinginya di mana-mana. 

Lapangan luas dengan berbagai tanaman bunga indah yang tidak bisa di nilai dengan harga, Stillia selalu dikelilingi dengan orang-orang baik, ramah, anak kecil yang menemani setiap saat dan berdatangan untuk menemuinya.

Kehangatan dan kebahagiaan rasa bersyukur yang tercipta dari lubuk hati paling dalam dari hati mereka masing-masing.

Satu dunia yang mempertemukan Stillia dengan semua ras apa-pun yang terlahir di dunia itu.

Dia mengepalkan kedua tangannya. "Kenapa ... kenapa manusia memiliki sebuah perasaan yang kuat untuk memiliki dan tekad kuat untuk merubahnya."

Ini singkat saja.

Masa lalu Stillia ....

Sebuah desa kecil bernama Esthamatya, hari cerah yang di penuhi embun pagi sejuk membuat kehadirannya kepada semua orang bergembira.

Kehangatan dan ketenangan luar biasa bisa di rasakan di desa itu, membuat kedua anak kecil berlari menghampirinya dengan penuh rasa senang dan kagum karena melihatnya sebagai sosok seorang pahlawan yang selalu menyelamatkan hidup mereka.

"Kakak pahlawan!"

"Kakak pahlawan!" Teriakan pagi hari anak laki-laki dan perempuan yang sangat kegirangan tersenyum senang berteriak berlari sambil memanggilnya.

Stillia mendengar dan melirik ke belakang.

"Kakak, kakak ...!"

"Apakah kakak sedang senggang ...?"

"Apakah kakak mau bermain dan berbicara dengan kami?"

Kedua anak kecil itu berhasil memberhentikan Stillia dan sudah berada di hadapannya.

"Ya!. Tentu saja, kakak Stillia akan menemani kalian bermain." Stillia menjawabnya dengan senang hati.

"Kenapa kakak sangat hebat dan sangat cantik?. Apakah kakak seorang malaikat yang akan terus melindungi kami?" Ucap anak laki-laki.

Penampilan kedua anak itu tidak terlalu bersih dengan baju kotor dan dekil. Seperti sudah melakukan satu kegiatan yang membuat mereka seperti itu.

Stillia hanya bisa tersenyum malu karena mendapatkan pujian dari anak itu.

"Apa kakak mau kue ini?. Ini sangat enak loh!"

"Benar, aku juga sudah bisa mendapatkan ini!"

Kedua anak itu mengulurkan tangannya kepada Stillia.

Satu anak perempuan memegang kue yang masih terasa hangat dan lezat. Satu anak laki-laki yang memegang beberapa uang koin perunggu dan perak di tangannya.

Anak perempuan lucu dan cantik itu memberikan senyuman manis kepada Stillia. Mencoba memberikan kue kesukaannya dengan raut wajah senyum ikhlas kepadanya.

"Terimakasih ...." Stillia menurunkan badannya dan mengelus kepala keduanya dengan senyuman.

"Tidak, tidak ... ini buatmu saja. Aku tidak mau memakannya, pasti itu kue kesukaan kamu, kan?. dan kamu mendapatkan uang ini dari mana?" Stillia menolak pemberiannya dengan lembut, serta wajah kebingungan karena anak laki-laki yang masih kecil itu sudah bisa mendapatkan uang.

"Tidak, aku tidak apa-apa ... sekarang aku sedang tidak lapar. Aku ingin kakak bisa menerimanya"

"Kami berdua sudah bekerja dan membelikan kue ini untuk kakak!"

Stillia terkejut. "Kalian bekerja ...? Kenapa kalian melakukan hal itu ... Kalian masih kecil, kakak tidak akan terima jika kalian sakit karena itu!"

Mereka tidak peduli dan menjawabnya dengan semangat yang terus membara di dalam hati kedua anak kecil itu.

"Jangan khawatir ... Kami kuat!. Jika kakak adalah seseorang yang membuat kami kuat ... Maka kami juga akan kuat seperti kakak."

"Benar! ... Tidak ada satu orang pun yang bisa mengalahkan kami ... Karena kami mempunyai malaikat yang selalu ada setiap saat!"

"Kami berdua akan terus berusaha dan bertambah kuat melebihi kakak bagaimana pun caranya!" Mereka berdua tersenyum manis.

Stillia sangat terharu dan tidak bisa berkata lebih karena tekad kuat yang dimiliki kedua anak itu.

"Kalian berdua ... Aku tidak mengerti kenapa kalian melakukan hal ini. Tapi, terima kasih ... Aku pasti akan terus menjaga dan merawat kalian sampai tumbuh besar. Aku tidak akan pernah melupakan apa yang telah terjadi kepada kalian semua ...."

"Jadi, aku harap kakak bisa menerimanya"

Stillia pelan-pelan mengambil kue itu.

Lalu ....

Semua anak lain yang sedang bersembunyi berdatangan ramai-ramai dari berbagai arah. Membuat Stillia sangat terkejut karena hal itu ....

" ...!!!"

"Eeeh?!"

Semua anak kecil dari berbagai ras yang pernah di ciptakan di dunia itu berkumpul, bersorak riang gembira dan melompat lompat di hadapan Stillia.

Elf, iblis, demi human dan lainnya.

"Kakak!"

"Kakak!'

"Terima kami juga!"

"Aku ingin kakak bisa menerima hadiah dari kami ...!"

"Kakak!"

Mereka terus menerus mengulangnya sampai membuat Stillia kebingungan dan tidak tahu harus melakukan apa.

"Tunggu-tunggu ... Aku bisa—"

Stillia yang merasakan hal itu menerima berbagai energi dari emosi, kesedihan, khawatir, rasa bersalah, senang, gembira dan gelisah memenuhi isi hati dan pikirannya. Karena mereka semua adalah anak yang memiliki penderitaan masa lalu yang kelam dan telah di selamatkan olehnya.

Karena sebuah tragedi malapetaka yang menyebabkan gelembung dunia itu hancur yang membuat semua tempat tinggal mereka, kedua orang tua mereka dan apa-pun yang berharga di dalam kehidupan mereka hanyalah cerita masa lalu yang mengerikan.

Stillia adalah karakter utama di dalam cerita tersebut yang akan menyelamatkan dunia itu dari kehancuran. Membuatnya bisa menemukan keberadaan yang masih tersisa dan bisa di selamatkan olehnya.

Stillia menyelamatkan mereka dan membuat satu desa kecil untuk tempat tinggalnya. Desa yang di lindungi area Anti-sihir dengan berbagai ras di dalamnya.

Hadiah terus berdatangan untuk di berikan kepada Stillia secara berbondong-bondong menghampirinya. Membuat Stillia kewalahan karena niat mereka yang ingin membalas kebaikan Stillia karena telah merawat mereka dan menyelamatkannya.

Itu adalah sebuah perasaan yang belum pernah stillia dapatkan sebelumnya.

Semua orang tua yang masih hidup dan masih bertahan dari kepunahan. Mulai menampakkan dirinya masing-masing untuk melihat kebahagiaan itu dengan senyuman.

Stillia melihatnya, hatinya merasakan kebahagiaan yang sangat mendalam.

.

.

"Aku selalu menyamar menjadi orang lain dengan keberadaan seperti manusia biasa untuk melihat berbagai dunia" Kedua matanya berkaca-kaca hampir meneteskan kedua air mata.

Tapi ....

Aura merah negativ tiba-tiba keluar yang membuat Hexalus membuka matanya.

"Dunia yang begitu indah! ... Tidak ada satu pun manusia keji! ... Tapi ... itu semua hanyalah awal mula terlahirnya kehancuran dunia lain yang tercipta ... Dunia penuh misteri ... Dunia penuh penderitaan ... Semua dunia memiliki arti dan ceritanya masing-masing ...."

Stillia mengeraskan kedua pijakan kakinya dan memunculkan Aura merah tua negativ yang lebih besar di hadapan Hexalus.

*KKrrrkkkkk!*

Permukaan tanah dan dinding tempat itu retak hancur karenanya.

"Sisi lain dunia berkata tidak. Semuanya berbeda saat aku melintasi waktu untuk memasuki dunia lain. Itu bukan dunia yang kuharapkan ... Dunia menjijikkan! ... Dunia menyedihkan! ... Manusia menyedihkan yang tidak memiliki hati dan dengan kebahagiaan yang tidak terlahir alami di hatinya ... Manusia bodoh, lemah berada di mana-mana."

Satu gelembung dunia yang telah di isi oleh semua manusia yang tak memiliki hati, kekuasaan adalah segalanya, berhati iblis. dunia kejahatan, kematian, dan prostitusi adalah segalanya.

Orang kuat berada di atas dan orang lemah mati di tindas.

Satu kota bangsawan yang ramai dengan suara sorak-sorak kebencian, banyak kerumunan orang yang sedang berkumpul di tengah jalan kota bangsawan. Panggung besar dengan tirai merah yang tertutup.

Semua orang saling berbisik-bisik satu sama lain.

Di sisi lain, banyak orang yang tersenyum kegirangan dan memegang ponsel. Sekumpulan orang bangsawan yang sudah memiliki teknologi canggih.

Terlihat jauh di depan ....

1 orang berpakaian hitam dengan topi bundarnya seperti penjual budak dan 2 orang lain dengan tubuh kekarnya.

Mereka berada di atas panggung dan berbicara kepada semua orang seperti mengumumkan sesuatu. Stillia yang menyamar sebagai seorang pedagang biasa mengenakan jubah, mencoba untuk melihatnya lebih dekat.

Stillia menerobos beberapa orang yang menghalanginya.

"Lihatlah!. Saksikanlah" Pria itu mengangkat kedua tangannya ke atas dengan angkuh. "Betapa hebatnya kita sebagai manusia kasta terkuat yang bisa melampaui apa-pun. Tidak ada yang bisa menghalangi prioritas kita sebagai raja terkuat!"

Dia berbalik dan memperlihatkan sesuatu.

"Lihatlah. Aku sudah mempercantiknya menjadi barang bagus" Tirai merah terbuka memperlihatkan 3 manusia demi human cantik berumur dewasa yang terikat oleh borgol.

"Aku akan memberikan harga lebih untuk kecantikan mereka. Silahkan berikan nominal uangnya!!! ...."

Tapi ....

Semua orang tiba-tiba berteriak menyampaikan keluh kesah mereka.

"Itu benar!. Anak kami mati karena terkena penyakit manusia kotor sepertinya"

"Kembalikan anak dan keluarga kami!"

Itu membuat Stillia kebingungan melihat ke arah kanan kiri.

"Ada apa ini?"

"Matilah kalian hama-hama kotor!"

"Kalian adalah manusia pembawa sial yang membuat kami menderita!. Kalian semua menyebabkan suamiku meninggal hanya karena membantu dan berteman denganmu"

Sang penjual budak pura-pura terkejut saat mendengarnya ....

"Ohh, ternyata mereka virus bagi kalian ...."

Mereka terus berteriak keras membuat kericuhan.

"Ini tidak mungkin. Aku tidak percaya. Semua orang atau keberadaan makhluk hidup pasti akan menerima kematian jika takdir telah menentukan jalannya. Belum tentu itu berasal darinya. Kenapa mereka menyalahkannya?" Jawab Stillia di dalam pikirannya.

Stillia tidak ingin menggunakan kekuatannya sama sekali. Ini adalah tubuh bonekanya yang masih menjadi manusia biasa. Tubuh Stillia yang asli hanya bersemayam di dalam akar muasal jiwa bonekanya.

Penjual budak itu perlahan berjalan berbalik dengan nada yang menyenangkan. "Ehhehe ...." Dia tertawa senang karena sesuatu yang ia harapkan bisa terjadi.

"Baiklah ...." Dia berputar lagi dan berteriak."Bagaimana kalau kita hukum mati mereka?!"

"Benar!!"

"Ya!"

Tali gantung turun dari atas tirai. Stillia sangat kaget saat melihat mereka seperti ingin di eksekusi mati. "Apa?!. Apa yang akan mereka lakukan!"

Pria itu berjalan mendekati satu demi human bertelinga ras kucing.

Wajah senyum jahat.

Demi human itu ketakutan.

*Plakk!*

Pria itu menamparnya satu sekali dengan keras. Demi human menundukkan kepalanya. Dia berbalik kepada semua orang dan berkata.

"Lihatlah!" Dia arogan. "Mungkin ini cukup untuk mengobati hasrat nafsu kalian semua. Aku akan memberikan hadiah kecil untuk kalian! ... Tapi kalian harus membayarku dengan mahal!"

"Ya!!!"

Tangan pria itu mulai melecehkannya di mulai dari wajah dan merobek pakaiannya yang membuat demi human itu tidak mengenakan pakaian memperlihatkan tubuhnya.

*Sreekk!*

Tubuh rusak dengan banyaknya luka goresan.

Demi human itu menutup bagian dada dengan kedua tangannya dan terduduk.

"Woahh ...!!!" Semua orang berteriak melihatnya.

Mereka memotretnya menggunakan ponsel. Namun, mereka semua tidak mau menerimanya karena tidak bisa melihat keindahan lekukan tubuh yang eksotis di tutupi demi human itu.

"Oy! ... Singkirkan kedua tanganmu itu!"

"Aku ingin melihatnya!"

"Oy! ... kau merusak harga jual fotonya!"

Tubuh manusia biasa Stillia hanya terdiam kesal dan tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya sedang menyamar sebagai seorang pedagang biasa.

Keberadaan Stillia tersebar di seluruh dunia, meskipun itu hanyalah tubuh boneka yang terdapat keberadaan asli dari Stillia itu sendiri di dalamnya.

Boneka dengan wujud manusia biasa yang tidak bisa di hitung jumlahnya di seluruh gelembung dunia, tercipta untuk bisa mengetahui segala hal informasi apa-pun, serta seluruh tatanan yang telah tercipta di dunia lain.

Tidak akan pernah ada satu-pun orang yang bisa merasakan keberadaan Stillia yang asli di dalamnya tubuhnya, itu semua hanyalah omong kosong yang tidak akan pernah di ketahui siapa-pun. Kecuali dirinya sendiri yang ingin mencoba keluar dan bermain-main dengan dunia itu.

Boneka ciptaannya itu sendiri tidak pernah mengetahui bahwa Stillia yang memiliki wujud keberadaan 10% dari yang aslinya sudah berada di dalam dirinya.

Stillia sudah mengatur dan merencanakan semuanya yang membuat boneka itu bisa di kendalikan secara otomatis tanpa boneka itu menyadarinya.

"Oy kalian berdua!" Menyuruh kedua temannya.

Kedua temannya mendekati 2 demi human yang lain dan melakukan hal sama. Mereka merobekan pakaiannya dan memperlihatkan 3 demi human itu tidak mengenakan busana sama sekali dengan banyaknya luka goresan.

Pria itu mendekatinya, lalu menginjak kepala demi human menggunakan kaki kanannya. "Aku bisa saja membebaskan kalian!" Dia melepaskan injakan kakinya dan menyentuh wajah demi human itu dengan tangannya, dia menjilat wajahnya seperti orang cabul.

"Jika kau mau melakukan hal itu terus dengan ku ... kau pasti bisa bebas ... Dengan syarat!" Mengeraskan cengkeraman tangannya. "kau harus selalu melayaniku setiap hari dan bisa membuatmu menderita sesuai keinginanku sendiri" Tertawa gila." Ahahahahahaaahahaa ... Tapi ... Sekarang aku sedang membutuhkan uang dan akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkannya !." Jawabnya dengan tatapan melotot senyum lebar.

"Manusia seperti kalian seharusnya memang pantas untuk mati!" Dia melepaskannya dengan kasar.

Demi human tidak melawan dan hanya menangis meneteskan air mata.

Dia mengaitkan tali gantung kepada 3 demi human itu dan berjalan ke depan untuk mendekati semua orang. Berbicara bahwa acara meriahnya akan segera dilakukan.

"Baik. Bergembiralah kalian semua! ... Inilah penantian yang kalian tunggu ... sebentar lagi! ... Lihatlah!, bagaimana kematian menjemput mereka!"

"Tungg―" Stillia tidak ingin melihatnya.

Pria penjual budak melihatnya dari atas.

Stillia mencoba untuk meraih mereka dengan tangannya, namun itu hanya sebuah harapan yang pasti tidak akan pernah didapatkan olehnya.

1 Demi human mengangkat kepalanya, melihat ke arah Stillia dengan wajah tersenyum ikhlas yang di perlihatkan untuknya.

Lalu, dia seperti berbicara kepada Stillia.

"Tidak apa-apa ... Terimakasih ...." Tetesan air mata.

Tiba-tiba, tubuh Stillia manusia biasa bisa mengingat banyak kejadian masa lalu yang telah ia lewati karena ucapan demi human itu. Membuat Stillia terus mengingat banyak masa lalu yang membuat dirinya benci dan jengkel karena perkataan yang sama di ucapkan oleh demi human itu.

"Terimakasih Stillia ... Kau harus percaya ...." Seorang nenek yang sekarat di tempat tidur karena kutukan.

"Kau pasti bisa melakukannya ...." Seorang pria yang mati di tengah peperangan.

"Kakak Pahlawan sangat cantik ...." Kedua anak kecil.

"Percayalah ... Pada dasarnya manusia itu memiliki hati nurani." Teman seperjuangan.

Stillia terus mengingatnya... Hati dan pikirannya di guncangkan oleh penderitaan itu.

Hatinya hancur ....

Wajahnya bergemetar ....

Tali gantung dengan cepat membawa mereka ke atas. Kematian mereka sudah tidak bisa di ragukan lagi.

Semua orang kembali memotret adegan itu, lekukan tubuh yang indah tidak tertutupi membuat semua orang senang dan bersorak-sorak kegirangan setelah melihatnya.

Stillia yang melihatnya hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong yang mendalam.

Semua orang ramai berfoto.

Mata kebencian yang mulai bangkit menunjukkan jalannya di alam bawah sadar.

.

.

******