Mama dan papa Ivan yang sedang berlibur keluar kota mendadak pulang karena mungkin firasat anak keduanya yang lagi sakit sampai ke mereka.
Tepat mendarat di bandara mama menelpon Fany agar segera mempersiapkan diri untuk pergi ke mall terdekat dari rumahnya.
Fany langsung menyetujuinya karena tidak mau mama dan papanya mengetahui kalo dia lagi sakit. Dengan wajah pucat Fany mempoles wajahnya dengan bedak dan lipstik agar pucatnya tidak terlalu kelihatan.
Setelah Fany membuat dirinya tidak terlihat lagi sakit pun terdengar klakson diluar rumah menandakan grab carnya sudah sampai.
Dia juga sudah bilang mamanya kalo kakaknya lagi tidak ada dirumah dan langsung memesan grab car setelah mamanya menyuruhnya untuk pergi ke suatu mall.
Menaiki mobil dan memberi petunjuk untuk bapak grabnya Fany langsung mengetik pesan untuk kakaknya kalo mama dan papanya sudah tiba dan kalo ada waktu untuk segera pergi ke mall yang dia tuju.
Tapi tanpa balasan, tanpa jawaban juga saat Fany menelponnya. Fany ga tau kalo sebenarnya Ivan lagi jalan dengan calon kakak iparnya dan mengabaikan segala yang bisa mengganggunya termasuk handphonenya dia bisukan.
Fany sudah sampai mall dan segera manaiki eskavator untuk pergi ke lantai paling atas karena dia ingin memesan makanan dulu sebelum mama dan papanya datang.
Dan benar saja mereka belum datang karena jarak bandara pun jauh dari mall. Sengaja Fany datang lebih awal karena memang juga ingin makan biar tidak terlihat kalo badan lagi tidak baik-baik saja.
Lama mengantri dan menunggu pesanan datang, Fany juga bersiap mempoles wajahnya lagi dengan mascara dan pemerah pipi tak lupa setting spraynya agar terlihat fresh.
Berbarengan dengan selesainya kegiatan Fany pun makanan yang ditunggu akhirnya terhidang di meja. Ramen katsu kesukaan Fany menjadi pilihannya selain buatnya juga tidak memakan waktu lama, ramen juga makanan penguat untuk Fany.
Handphone Fany berdering, mama tertulis disana.
"Langsung ke atas aja ma, di resto ramen kesukaan ku" Fany langsung menjawabnya karena sebelum mengangkat telpon dia membaca pesan mamanya yang mengatakan sudah sampai mall.
"Mau mama belikan apa nih dibawah lagi ada es krim diskon"
"Eskrim rasa durian deh ma kalo ada" Fany menjawab agar memperlambat mereka bertemu, karena ramen Fany belum habis.
"Siapp tuan putri"
Setelah menutup telpon, Fany buru-buru menghabiskan makanannya dan segera menaruh mangkok dan juga gelas ke dapur agar tidak terlihat habis makan dimejanya yang semula kotor karena Fany buru-buru sekarang sudah bersih tak ternoda.
Sesi memilah milah eskrim dibawah ternyata hanya membawa pesanan Fany untuk dibeli. Sedangkan eskrim buat mama dan papa hanya mengambil gratisnya karena buy 1 get 1 diskonnya apalagi ramai jadi enggan berlama lama di lantai bawah.
Segera menaiki ekcavator mereka berdua dengan sembari melihat kanan kiri mungkin saja ada barang diskon lainnya yang worth it untuk dibeli.
Tapi hingga di tempat tujuan tepatnya dilantai restoran tempat Fany berada pun mereka gaada mampir ke store-store karena ada diskon sih tapi merasa ga worth to buy aja sih jadi enggan untuk membelinya.
Clingak-clinguk di tempat tujuan pun mencari Fany anak mungil yang susah dicari pun akhirnya terlihat setelah lambaian tangan Fany untuk mengarahkan mereka untuk pergi kesana.
Cipika cipiki dan pelukan pun terlaksana, sebisa mungkin kulit Fany tak tersentuh oleh mama dan papanya. Cipika cipiki pun tidak menyentuh tadi karena khawatir orang tuanya tau kalo kulit Fany tidak seperti orang sehat biasanya.
Tapi naluri seorang mama terutama tau kalo putrinya sedang tidak baik baik saja kesehatannya walaupun hanya pusing mamanya tau apalagi ini bibir merah layaknya sakit tipes pun mereka tau walaupun bibirnya dipoles gincu semerah apapun itu .
"Mau makan daging grill nak?" Mama bertanya sambil memilah makanan di buku menu yang tersedia setelah mereka duduk dibangku pengunjung.
"Boleh deh ma, tapi aku tanpa nasi ya.. lagi diet soalnya" Fany berbohong karena sudah kenyang sejak tadi.
"Nasi mu tak makan papa Fan, pesan lengkap aja ma telurnya double" papa bersikeras memesannya karena tau Fany butuh nutrisi.
"Minumnya air putih semua ya..
Oke kalo gitu mama pesan dulu deh ke mbaknya karena kalo nunggu disamperin bakalan lama. Storenya rame kali ini" mama ngoceh sambil melipat buku menunya.
Mama memesan langsung ke meja kasir dan disambut senyum hangat oleh mbaknya.
Mama papa dan Fany menunggu dengan sembari mengobrol oleh-oleh apa saja yang mereka bawa sambil sesekali memperlihatkan foto foto indahnya ke Fany yang cemberut karena ga diajak liburan oleh orang tuanya.
Makanan siap dihidangkan dan siap untuk grill daging kita sendiri. Mama selaku chef disini pun memperlihatkan keahliannya.
Tanpa berantakan pun mama bisa memasak sambil sesekali mengobrol dengan putrinya yang sibuk mem video mama yang lagi asyik masak daging didepannya.
Hingga akhirnya makanan siap dimakan mereka pun memakannya bersama. Fany yang tadinya ga makan nasi tapi di suruh makan telur double oleh papanya.
"Mama tau kalo kamu ga baik baik saja Fan, makanya mumpun disini ayo makan banyak kalo mau lagi nanti mama pesankan."
"Yakali Fany bisa makan banyak ma, aku bukan mas kali."
"Lah iya masmu pergi kemana tumben ga ikut"
"Mana Fany tau, ga bilang juga. Tadi ke kamarnya sudah kosong."
"Biasa ma anak laki jangan dikekang. Paling udah punya pacar dia"
"Bukan pacar sih pa, masih mau" sahut Fany sambil cengengesan.
"Kamu tau tau aja Fan" mama menahan rasa penasarannya.
"Liat aja nanti, mas lagi usaha banyak buat dapetin itu cewe ma pa"
"Mmm yaudah makan yang lahap habis dari sini kita ke dokter."
"Fany gapapa sih ma, cuma pas gaada mama Fany jadi ga bisa makan enak."
"Yaa belajar masak dong, anak cewe cuma bisa make up doang tapi ga bisa masak."
Fany diam membisu sambil menunduk menikmati makannya dengan lahap yang berkurang karena perkataan mamanya.
Ga sampai setengah jam makanan habis tak tersisa tapi seorang kepala keluarga belum kenyang katanya, mama pun memesan ramen porsi L untuk suaminya itu.
Menunggu ramen dihidangkan lagi pun Fany pamit untuk membeli sesuatu di store sebelah.
"Fany beli sesuatu dulu ya ma di sebelah, galama kok"
"Ada uang?" Mama bertanya.
"Makanya Fany nunggu mama buat beli itu mau minta uangnyaa sekalian" Fany cengengesan.
Mama pun memberikan uang cash untuk Fany. Dan dia langsung kabur setelah memegang uangnya.
"Kelakukan anakmu tuh pa"
"Anakmu juga kali ma"
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak hingga akhirnya seorang pria dan wanita berada di belakangnya menghentikan ketawaan mereka.
"Ivan deh kayaknya ma" papa penasaran.
"Van van van" mama memanggil dengan nada sekeras mungkin karena disana ramai sekali.
Seketika Ivan menoleh karena baju bagian bawah ditarik oleh Tari karena mendengar kalo Ivan dipanggil sepasang orang tua.