Handphone Tari mulai berdering ketika perjalanan ke arah parkiran mobil dilantai atas.
Tapi Tari mengabaikannya karena handphonenya berada di tasnya dan ramainya mall pun mempersulitnya.
Tak hanya telpon, pesan pun mungkin sudah ratusan belum dia respon. Ivan orang dibalik kejadian tersebut tampak santai karena sambil menonton drama korea rekomendasi adiknya.
Di mobil pun Tari asyik mengobrol dengan mama dan papanya. Hingga lupa untuk melihat handphonenya yang sejak tadi minta dipegang dan membalas pesan yang menumpuk itu.
Sekitar 20 menit perjalanan dari mall kerumah Tari, akhirnya pun Tari pun langsung mengambil handphonenya sejak mesin mobil berhenti di halaman rumahnya.
Pesan paling banyak adalah pesan dari sang ketua osis Ivan dan pesan paling atas adalah pesan dari sahabatnya Dinda.
"Lu udah nyampe Tar? Gue udah nyampe nih." Pesan singkat dari Dinda.
"Iya baru sampe rumah gue Din, makasih udah mau nemenin gue ya" balas Tari juga singkat.
Selanjutnya Tari mengabaikan pesan dari Ivan karena akan mandi terlebih dahulu. Makan siang juga setelah itu karena mamanya sibuk menghangatkan masakannya.
Setelah mandi sekitar 10 menitan dia belum juga memegang handphonenya dan langsung makan siang bersama dengan mama dan papanya.
Menu siang kali ini spesial udang saus teriyaki dan tumis tahu dengan jamur. Spesial karena Tari tidak sarapan tadi pagi sedangkan papanya hanya sarapan roti bakar saja.
"Asyik ada jamur" Tari senang melihat jamur dihadapannya.
"Iyadong, mama tau kamu pengen jamur"
"Mama the best sih"
"Ini papa juga yang minta kali Tar" ucap papa Tari ga terima.
"Papa mah selalu ga terima kalo soal mama, cemburuan parah" goda Tari.
"Papa makan semua nih ntar kalo kamu masih godain papa" papa Tari ngejek Tari sambil memegang mangkok isian tumis tahu dan jamur itu.
"Yaa jangan dong"
Makan pun disegerakan tanpa ngobrol lagi karena makanan tersebut takut habis tanpa adil membagikannya.
Sungguh beruntung Tari terlahir di tengah-tengah keluarga yang sangat mengutamakan keharmonisan. Konon katanya papa mama Tari sudah pacaran sejak SMP dan SMA juga bareng tapi beda kelas. Walau memang putus nyambung tapi alhamdulillah sudah ada Tari ditengah-tengah mereka.
Makanan habis seketika untuk makan siang hari ini, mungkin karena hangat juga atau makanan kesukaan mereka juga. Tari langsung mencuci piring dan bersih-bersih dibagian dapur karena mamanya langsung pergi ke taman belakang dan papanya buru-buru pergi karena di telpon temannya untuk memancing.
Tari yang sudah selesai di dapur mengendap-endap pergi ke kamarnya karena kalo ketahuan pasti mamanya menyuruhnya untuk merawat bunga-bunganya.
Dengan hati tenang Tari membuka laptopnya bermaksud untuk melanjutkan drama koreanya yang belum tamat tempo hari.sambil menunggu laptop hidup, tangannya meraba handphone di meja sebelah tidurnya.
"Habis nonton drakor ya? Sampe aku spam ga ada balasan." Pesan terakhir dari Ivan tertulis disana.
"Lah tau aja nih, kemarin keganggu tamu jadi gajadi nonton sampai tamat" goda Tari karena Ivan tempo hari pergi bertamu.
"Tapi tamunya cakep kan?" Ivan lanjut menggoda Tari.
"Kalo cakep sih nggak, tapi dia bawa makanan kesukaan ku, jadi ga papa deh"
Pipi mereka berdua tiba-tiba merah karena malu.
"Aku juga lagi nonton drakor nih, rekom dari Fany."
"Sekelas ketua osis nonton drakor? Kek ga ada kerjaan lain ajadeh" jawab Tari penasaran dengan jawaban Ivan selanjutnya.
"Iya penasaran aja, kenapa adik + orang yang aku suka menyukainya"
Deg deg deg Tari tidak membalasnya karena detak jantungnya sudah tidak beraturan karena pesan dari Ivan.
Tari melanjutkan nonton drakor tanpa sadar hari mulai gelap dan baterai laptop hampir habis. Diapun mengakhirinya dan segera ke kamar mamanya untuk menanyakan sesuatu.
"Nanti setelah maghrib Tari boleh ke mall sendirian ma? Mau ke gramed ajasih."
"Kok sendirian sih Tar, ajak Dinda tuh"
"Dinda lagi ga bisa ikut ma"
"Ajak si ketua osis juga ga papa kok Tar" mama menoleh sambil senyum.
"Males kalo cowok mah, ribet pasti gamau lama-lama"
"Terserah kamu ajadeh, tapi mama titip belikan buah ajadeh"
"Kalo beli buah berat dong Tari ntar ma"
"Makanya sama Ivan ajaa ya"
"Nggak males, ketua osis itu sibuk ma"
Tari langsung mandi dan bersiap untuk me time ke mall. Bukan kali pertama dia demikian tapi kali ini beda karena di titipin buah yang pasti ga hanya sedikit yang harus dia bawa ntar.
Pakaian proper selesai dan hijab anti badainya pun sudah rapi siap untuk pergi ke medan perang. Tapi tiba-tiba terdengar mamanya sedang mengobrol dengan seseorang diruang tamu.
Wajah bengong terlihat dari wajah Tari di lorong rumahnya yang mengarah ke ruang tamu.
Karena yang diruang tamu Ivan, orang yang disuruh mamanya untuk menemani Tari.
"Sebentat ya nak, Tarinya mau tante panggil dulu"
Mama Tari buru-buru untuk menemui Tari tanpa sadar dia sudah mendengar percakapannya dengan tamu sejak tadi.
Mama Tari pun tanpa basa-basi langsung memegang tangan Tari untuk mengikutinya dan segera menemui tamu tersebut.
"Nak Ivan kesini mama yang nyuruh, kebetulan dia juga mau ke mall katanya Tar" mama Tari menjelaskan.
Tari yang masih dengan wajah datarnya tau kalo me time nya kali ini ga berhasil.
"Sudah berangkat sana biar ga terlalu malam pulangnya" mama Tari terlihat bahagia.
"Oh iya tante, kita berangkat dulu kalo gitu" Ivan menjawab dan bermaksud untuk salam ke mama Tari.
Tari yang sejak tadi kayak kambing bego pun ikut keluar untuk berangkat ke mall bareng Ivan.
Mereka akhirnya menaiki mobil Ivan yang terparkir diluar pagar untuk memudahkan keberangkatan.
"Mau langsung ke gramed atau makan dulu Tar" tanya Ivan yang matanya sesekali melihat bidadari di sampingnya.
"Ke gramed dulu aja" Tari ketus.
"Nanti kalo laper bilang aja ya"
Tari hanya menganggukkan kepalanya.
Akhirnya tiba di mall dengan sangat cepat karena jalanan bisa dibilang sepi gatau kalo nanti malam.
Memarkirkan mobil dan segera turun dari mobil.
Tari ingin sendirian masuk mall tapi gaenak aja sih sudah numpang tapi seenaknya sendiri.
Tujuan pertama Tari gramedia yang ga terlalu ramai. Kali ini dia ke gramed ga cari buku melainkan alat tulis semacam bolpoin, tipe x kertas dan semacamnya.
Ivan yang mengikuti Tari sejak tadi langsung menggenggam tangan Tari untuk ke area buku bacaan bermaksud mencari buku yang waktu itu rebutan dengan Tari.
Mencarinya yang cukup lama, dia akhirnya bertanya pada karyawan disana dan ternyata terselip tepat dibawah dia berdiri saat itu.
"Kamu mau cari buku lagi ga Tar"
"Bacaan dirumah masih banyak, ga dulu deh"
"Masih mau cari apa lagi?"
"Sudah gaada yang dicari lagi sih, tapi perutku sudah bunyi btw" Tari mengatakannya sambil malu malu.
"Yaudah bayar dulu terus cari tempat makan"
Tari langsung memberi 2 jempol untuk Ivan yang akhirnya Ivan ga tahan untuk mencubit kedua pipi Tari saat itu juga.
Keluar dari gramed Tari menunjuk salah satu restoran di mall tersebut yang ga terlalu ramai sih tapi enak makanannya. So suki nama tempatnya.
Di tempat itu mereka langsung memilih tempat dekat dengan dapurnya agar bisa melihat proses persiapannya. Tanpa sadar meja sebelah sedang senyum senyum ke arah mereka sesekali memanggil nama Ivan berkali-kali.
Tapi karena backsound di restoran tersebut mereka tidak mendengar.