Chereads / Wanita Libra Kehilangan Kegadisannya / Chapter 9 - Masakan Sang Ketua Osis

Chapter 9 - Masakan Sang Ketua Osis

Di ruang guru terjadi perbincangan menarik karena acara class meeting tahun ini sangat meriah karena kedatangan artis kondang bersuara merdu. dan juga tanpa adanya perkelahian di depan panggung karena juga diberi pengarahan kalo ada perkelahian saat acara belum selesai maka nilai mereka menjadi taruhannya.

ada sedikit makan-makan untuk guru yang hadir dan anggota osis lainnya tak lupa juga ada sepatah dua kata ang disampaikan pembimbing osis dan ketua osis yang menjadi lamanya acara tersebut belum juga di akhiri.

sekitar 45 menit guru-guru pun mulai bubar dan anggota osis tetap pada tempatnya yang juga pengarahan diambil alih oleh ketua osis kita Ivan. sekitar 15 menit Ivan berbicara pada anggota osisnya yang berisi kebanggaannya atas lancarnya acara ini, kebanggaan antusias mereka di anggota osis ini dan juga akan ada syukuran kecil-kecilan nanti saat waktunya sudah ditentukan.

untuk saat ini pikiran ivan bercabang karena adiknya juga sakit berada di UKS sedangkan dirumah pun orang tuanya sedang berlibur keluar kota yang tidak mungkin pulang dalam waktu dekat.

Ivan pun mengakhiri pertemuannya dan segera pergi ke UKS untuk menemui adiknya disana.tak lupa untuk membawa tas adiknya yang berada dikelasnya.

Selangkah demi langkah ia berjalan tanpa pikiran yang jernih karena memikirkan penyakit adiknya yang takut kambuh. Semoga tidak pikirnya berulang kali. 

Sampai di UKS dia langsung bertemu dengan penjaga sekaligus menanyakan kondisi adiknya yang alhamdulillahnya kabar baik , sedikit menenangkan pikiran Ivan yang amburadul sejak tadi.

Membuka gorden UKS disambut dengan 3 pasang mata yang tertuju padanya. Tidak tau mereka sedang membicarakan apa dari tadi sepertinya serius sampai Fany bisa beranjak dari tidurnya dan bungkus camilan yang banyak mereka buka tanpa sisa.

"Sedang ada gosip apa ibu-ibu?" Canda Ivan yang sedikit memecah ketegangan.

Mereka bertiga kikuk sambil membereskan sampah makanan ke plastik bersih bungkusan tadi. 

"Gosip per cewek an mas, laki-laki gaperlu tau" jawab Fany sambil bermain mata dengan Tari dan juga Dinda.

"Mas harus jadi cewe dulu ya biar bisa denger gosip kalian tadi?" Ivan memperpanjang percakapan.

"Gatau juga sih mas tergantung, kadang ada sesama cewe gosipin cewe lainnya. Iri dengki maksudnya" sambil ngomel Fany terlihat jengkel.

"Yaudah mas bersyukur banget jadi cowo kalo gitu." Ivan menyombongkan diri.

"Harus dong" Fany langsung ngegass menjawabnya.

"Mau pulang gak nih?"

"Maunya pulang sih mas, tapi masih belum puas ngobrol sama kakak ipar" Fany sambil tersenyum ke arah Tari.

Tari menunduk mendengarnya, tapi Dinda tersenyum melihat Tari sepertinya merasakan hal yang sama dengan Ivan.

"Halah, belum juga diterima mas dek, kakak iparmu cueknya masya allah pake banget. Mas kualahan tapi gamau nyerah sih" Ivan sambil melirik Tari yang masih menunduk.

"Kalo yang satu ini gamungkin aku ngehalangi mas , aku dukung mas sepenuhnya." Fany juga melirik Tari dan sesekali mengkode Dinda agar speak up juga.

"Iya aku juga dukung, walau gatau siapa orangnya tapi kalo seorang adik aja semangat nyemangatin masnya pasti cewe itu baik"sambung Dinda dengan suara yang sedikit mengarah ke arah Tari.

"Yaudah ayo Din, mereka juga akan pulang. Kita duluan ya Fan" Tari pamit tanpa melihat Ivan sedikitpun.

Tari dan Dinda keluar ruangan, Ivan dengan Fany pun memulai pembicaraan yang tidak santai. 

"Fan, mas minta tolong jaga kesehatan ya.. ayah sama bunda belum bisa pulang cepat." Ivan memulai pembicaraan tersebut dengan menepuk pundak Fany yang sejak tadi duduk di ranjang.

"Iya maaf mas, gara-gara Fany mas jadi khawatir" Fany ngobrol sambil memakai sepatu agar tidak terlihat bahwa air matanya sudah hampir jatuh.

"Yaudah ayo pulang, sampe rumah mas masakin makanan kesukaan mu" Ivan sambil menggandeng tangan Fany yang baru saja memakai sepatu.

"Okedeh mas" Fany sambil mengusap linangan air yang jatuh sedikit agar tidak ketahuan oleh masnya.

Sekitar 15 menitan mereka sampai rumah, Ivan langsung berkecimpung di dapur untuk menyenangkan adiknya dengan makanan kesukaannya.

Proses demi proses masak Ivan telaten melakukannya demi adik satu-satunya yang saat ini sedang sakit. Udang saus pedas manis dan sayur pakis terhidang setelah kurang lebih 25 menit Ivan memasaknya.

"Faaannn, makanan sudah siap ayo makan dulu" Ivan memanggil Fany sambil teriak karena jarak dapur dan kamar Fany agak terlalu jauh.

Dikamar Fany masih melakukan kegiatannya mandi sejak tadi belum selesai dia akhiri. Maklum wanita memang lama kalo sudah di kamar mandi. Entah apa yang dia lakukan. Tapi setelah handphonenya berdering dengan nama masnya pun Fany buru-buru untuk mengakhiri kegiatannya dan segera pergi ke dapur untuk makan bersama dengan masnya.

"Emmmm enak mas, buatan mama kalah sama buatan mas nih" Fany berkomentar dengan nada yang menggoda.

"Yaudah makan yang banyak, mas gabakal tiap hari juga masak ginian kan"

"Siap maskuuuu"

10 menitan mereka mengakhiri kegiatan makan bersamanya hingga adzan maghrib berkumandang. Mereka akhirnya melakukan kegiatan sholat berjamaah di musholla dekat dapur. Tak lupa mengaji mereka lakukan juga.

Hingga adzan isya' berkumandang mereka melanjutkan sholat berjama'ah lagi agar tenang jika sudah mau istirahat nantinya.

Setelah itu Ivan lagi-lagi pergi kedapur untuk membuat salad buah agar di kamar adiknya bisa memakannya. Potong demi potong Ivan memotong buah buahan dan tak lupa membuat saus dan memarut kejunya. Akhirnya salad buah juga terpampang nyata didepannya dan segera dia bawa ke kamar adiknya agar bisa dimakan.

Dikamar Fany sedang menonton drama korea, sama dengan hobi Tari yang baru Ivan ketahui juga. 

"Mas boleh nonton juga Fan"? Ivan bertanya dengan nada penasaran akan jawaban Fany.

"Boleh sih mas, tapi aku gayakin mas bakalan suka" 

"Iya ya, seharusnya nonton dari awal biar bisa paham ceritanya ya"

"Nah itu mas tau, kalo mau nonton ini di laptop ku banyak drama koreanya mas. Mas tinggal kirim yang menurut mas bagus ke laptop atau handphone mas nanti tonton sendiri" Fany menjelaskan dengan sungguh.

"Boleh deh nanti mas minta ya Fan"

"Siappp mass"

Setelah Ivan memilih drama korea di laptop Fany kurang lebih 10 judul yang Fany kirim ke handphone milik Ivan.

Dia mencoba menonton drama korea juga karena cewe yang dia sukai juga menyukai itu. Dia penasaran kenapa dia menyukai hal tersebut. Dia juga ingin nyambung kalo ngobrol sesuatu mengenai drama korea tersebut.

Setelah menerima file drama korea Ivan langsung menuju kamarnya untuk mengirim pesan pada Tari karena dia gaakan mengirim pesan terlebih dahulu kalo bukan Ivan dulu yang mengirim pesan.

"Malam cantik" Ivan memulai pesannya.

Lama tak ada jawaban seperti biasa tapi Ivan tetap mengirim pesan walau tanpa balasan.

Sambil menunggu pesan dibalas, dia pun menonton drama korea yang baru adiknya kirim. Hingga tengah malam belum juga tamat,tapi sudah ketiduran karena mungkin Ivan juga capek karena kegiatannya disekolah serta merawat adiknya.