Chereads / Wanita Libra Kehilangan Kegadisannya / Chapter 8 - Pertemuan Tak Terduga

Chapter 8 - Pertemuan Tak Terduga

UKS kembali ramai karena kemungkinan saat senam tadi ada yang belum sarapan dan berujung pingsan. Rata-rata penghuninya cewek sekitar 12 siswa yang saat ini masih berada didalamnya.

Ketua OSIS juga berada disana sedang mengobrol dengan penjaga UKS beda dengan yang kemarin, sekitar 2 penjaga berada disana yang sedang menemani siswa yang masih pingsan dan satunya lagi sedang berbincang dengan Ivan.

Tari di dekat kantin sedang asyik menonton drama korea di handphonenya tapi terganggu dengan ocehan Dinda yang mengatakan sesuatu yang mengganggunya.

"Tar, lu liat si ketua OSIS gak kemana?" Dinda sambil menyenggol bahu Tari karena sedari tadi dia tidak dengar karena ada headset di kedua telinganya.

"Lah mana gue tau emang gue siapanya" Tari dengan ngegas menjawab sambil membuka salah satu headset yang tercantol di telinganya.

"Yakali aja lu tau karena sejak tadi pagi gak ada tuh keliatan batang hidungnya" sahut Dinda penasaran.

"Kan ketua OSIS Din, ya pasti repot kalo ada acara sekolah begini" Tari masih meladeni dengan mata yang masih tertuju pada handphonenya.

"Liat Tar Tar ke UKS, yang kita omongin tuh ada disana" Dinda sambil menepuk paha Tari kencang.

Seketika Tari melihat ya bener apa kata Dinda. Ivan berada disana yang isi dari ruangan itu cewe semua. Mereka melihatnya karena badan Ivan yang tinggi saat berdiri terlihat di kaca.

"Ahh yaudah sih Din, dia sedang menjalankan tugasnya" sahut Tari masih santai.

"Lo gatau disana cewek semua? Ya ngapain juga berlama-lama disana kan Tar." Dinda serius sambil mengarahnya badan Tari menghadapnya.

"Ya mana gue tau, tanya aja sama orangnya ntar kalo ketemu" Tari kesal karena Dinda mengganggunya dengan hal yang ga penting menurutnya.

Tanpa lama-lama dari pembicaraan itu si Ivan terlihat keluar dari UKS dan melihat ke arah Tari dan Dinda yang juga sedang menatapnya serius.

Ivan berlarian dari arah UKS menujunya yang membuat Dinda memposisikan dirinya agar tidak canggung apabila benar jika Ivan menghampiri Tari.

Tapi zonk, Ivan tidak menghampiri Tari dan Dinda yang berada tepat di depan kantin. Dia buru-buru membeli makanan di kantin tepat dibelakang mereka berdua. 2 kantong plastik tidak lama berada di kedua tangannya. 

Tari yang sedari tadi memakai headset seketika membukanya karena suara teman-teman yang berada di kantin tersebut ramai karena Ivan membeli makanan sebanyak 2 kantong penuh.

"Tar, bisa minta tolong gak ?" Ucap Ivan dari belakang punggung Tari sambil bisik-bisik.

Tari langsung memposisikan dirinya untuk menghadap belakang tepat di depan muka Ivan yang sedang memelas minta tolong.

"Minta tolong apa?" Jawab Tari ketus karena kesal sudah 2 kali dia menghentikan kegiatan nonton drama korea gara-gara Ivan.

"Minta tolong ikut ke UKS sebentar, sambil bawain ini" sambil menunjukkan kantong plastik penuh dikedua tangannya.

"Lah, mau dikasih kesiapa? Kok ga bawa sendiri? Males ahh di sana pasti ramai siswa sakit." Jawab Tari tidak terima sebab dia masih badmood.

"Pliss tolongin lah, aku mau ke ruang guru sebentar soalnya ada yang mau aku urus" Ivan masih dengan wajah memelasnya.

"Cuma nganterin kan Tar, ambil aja kan Ivan gabakal tau kalo lu comot tuh makanan" Dinda berbisik tapi gasadar Ivan juga mendengarnya.

"Kalo buat Tari sama lu Din udah gue lainkan diplastik ini" sambil menunjukkan plastik yang didalamnya juga ada plastik.

"Lah kebeneran, okedeh kita bantu sana cepetan lakuin tugas lu katanya mau keruang guru" Dinda yang semangat langsung memegang kantong plastik tersebut.

"Emmm yaudah" Tari dengan wajah ga terimanya akhirnya menerimanya.

Tari langsung mengejar Dinda yang sedang lari kecil kearah UKS. dan tak lupa Ivan langsung menghampiri Tari yang mengejar Dinda untuk mengucapkan terimakasih.

Sesampainya di UKS Dinda bingung karena makanan yang dibawa untuk siapa. Dia lupa tidak menanyakannya pada Ivan karena terburu-buru.

Tari yang menyusul langsung mengambil makanan di kedua tangan Dinda sambil melainkan makanan mereka untuk diberikan pada Dinda.

"Bu maaf mau nanya, yang namanya Fany disini yang mana bu?" Tari bertanya sambil memegang makanan dikedua tangannya.

"Fany di ruang kanan paling belakang Tar" jawab guru penjaga UKS pada Tari yang clingak clinguk sambil memahami ucapan tersebut.

"Terimakasih bu" sambil mengeluarkan dus berisikan kue untuk penjaga UKS tersebut.

Tari pun langsung menuju ke arah yang ditunjukkan serta Dinda mengikuti dari belakang.

"Nah ini Din ruangannya, makanya jangan nyelonong aja lu" Tari menggoda Dinda yang sedikit ceroboh.

"Iya iya gue salah Tar" Dinda menjawab dengan menunduk kearah kaki yang sejak tadi tidak berhenti bergerak.

"Fany?" Tanya Tari pada satu-satunya siswa diruangan itu.

"Iya" jawab Fany singkat sekali.

"Nih makanan dari Ivan, mau yang mana nanti ku bukakan" Tari melanjutkan pembicaraan.

"Nanti dulu deh, kalo mood pasti makan" jawab Fany agak ketus.

"Oh yaudah, kutinggal sini aja ya makanannya" Tari masih lembut menjawabnya.

"Iya, kamu siapanya masku" Fany bertanya sambil membangunkan badannya yang sejak tadi rebahan dikasur.

Tari dan Dinda kaget dengan pertanyaan yang baru saja mereka dengar. Mau jawabpun bingung kenapa kalo hanya teman bisa mau dimintai pertolongan seperti ini.

"Kita temenan aja sih, sering ketemu makanya bisa akrab sampe bisa nganterin kamu makanan seperti ini. Dinda yang sejak tadi diam akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Oh cuma teman, kalo teman kenapa yang dibicarakan cuma Tari aja ya?" Fany terus bertanya karena penasaran.

"Mungkin karena kita sering ketemu aja sih Fan" Tari mencoba mengakrabkan diri.

"Masku itu jarang cerita cewe Tar, makanya ku pengen tau Tari yang mana . Ternyata kita cuma beda kelas aja." Dinda terus bercerita.

"Oh gitu ya Fan, pasti bosen yaa yang kamu dengar hanya nama ku" Tari merasa gaenak karena keliatannya Fany cemburu.

"Mau ku bukakan yang mana Fan, ayo sambil makan biar seru cerita kita" sambung Dinda yang bermaksud melerai pembicaraan mereka yang sepertinya akan mengarah ke pertengkaran.

"Iya deh, bukakan yang ini aja Din." 

Dinda membukakan makanan pilihan Fany sambil mengambilkan minuman juga.

"Ayo kalian makan juga mau yang mana ini banyak banget btw" Fany mulai mengakrabkan diri.

"Nggak deh Fan, kita udah kenyang mulai tadi nongkrong di kantin soalnya." Tari menjawabnya

"Kita sebenernya dibelikan juga oleh mas mu Fan" Dinda menjawab sambil memegang plastik makanan punya dia dan Tari.

"Nah, ayo makan disini aja. Kalo gadimakan masku bakalan marah pasti."

"Masmu bisa marah Fan" Tari penasaran.

"Kamu gatau aja dia kalo marah Tar" jawab Fany singkat.

"Emang gimana kalo marah Fan?" Dinda juga penasaran.

"Dia tuh titttttttt"

Seseorang membuka korden ruangan Fany seketika sunyi karena kedatangan seorang tersebut.