Chereads / Wanita Libra Kehilangan Kegadisannya / Chapter 4 - Cool And Sweet

Chapter 4 - Cool And Sweet

Sang ketua OSIS masuk ke ruang UKS sambil membawa 2 tas ransel serta camilan untuk kedua wanita yang berada disana, ya Tari dan Dinda tak lupa juga membawa camilan juga untuk penjaga UKS yang belum terlihat keberadaannya sejak tadi.

Ivan meletakkan plastik berisi camilan untuk penjaga UKS terlebih dahulu di meja depan.

Lalu menuju Tari yang langsung duduk seketika melihat Ivan yang sedang menujunya.

Si Dinda yang senyam senyum sendiri melihat Tari yang sedang kikuk karena adanya Ivan diantara mereka berdua.

"Nih tambahan cemilan buat yang sedang sakit dan yang menemani" sambil memberi se plastik besar cemilan.

Mereka berdua hanya mengangguk tanda mengerti.

Disela-sela mereka membongkar cemilan, Ivan sambil meletakkan tas ransel milik mereka berdua yang alhamdulillahnya cukup ringan.

"Terimakasih loh kak" mereka berdua bersamaan dengan lantangnya berucap.

"Mulai nih mulai, gapapa hitung-hitung ini ucapan terimakasih saya karena kalian ikut serta dalam lomba yang tanpa persiapan dan berakhir seperti ini" 

"Bukannya sekarang biasanya rapat OSIS ya, besok kan masih ada class meeting" Tari terheran.

"Iya mereka lagi rapat tanpa ketuanya, karena ketuanya sedang berada disini"

Seketika mereka bertiga terbahak-bahak karena lelucon yang sebenarnya gak lucu.

"Dah dah dah berhenti ketawanya, km dan mendingan Tar? Ucap Ivan mendahului.

"Mendingan sih, tapi enakan tidur dirumah sih"

"Oke kita pulang setelah kamu habiskan teh mu itu Tar"

Tari langsung buru-buru meminumnya lalu cepat mengajak Dinda untuk pulang.

"Ayo Din, teh nya sudah habis"

"Siap tuan putri"

"Boleh kuantar Tar?" Ivan bertanya.

Tari nampak bingung

"Eh iya Tar maaf, kok mami gue tiba tiba minta jemput ya. Km bareng Ivan aja ya,gue pulang duluan,,, dadadaaa"

Sambil melambaikan tangan dan buru-buru pulang.

"Ayo Tar, barang-barangnya tak bawakkan" 

Keluar dari UKS menuju parkiran ternyata papasan dengan penjaga UKS yang baru saja keluar dari kantor.

"Ohh, sudah mau pulang mbak?"

"Iya bu , terimakasih bu".

"Jangan terima kasih ke ibu, pacarmu yang harusnya dapetin itu" sambil menoel punggung Ivan.

"Anu bu kita ga pacaran" Tari kikuk.

"Iya sekarang, kita kan ga tau yang akan terjadi besok, lusa, bulan depan dan tahun depan ya kan Van?"

Ivan hanya tersenyum melihat wajah Tari memerah.

"Yaudah Van, jagain pacarnya jangan sampe pingsan lagi , ibu mau ke UKS dulu"

"Iya bu, di meja ada sedikit cemilan bu"

Penjaga UKS tidak menjawab karena sudah jauh dari mereka berdua.

Sesampainya di parkiran, Tari menunggu Ivan dulu untuk ke pertemuan rapat OSIS sebentar.

Lalu sekitar 5 menitan Ivan muncul di belakang Tari dengan membawa helm milik salah satu anggota OSIS.

"Nih pakai atau mau ku pakaikan?"

Tari langsung mengambil helm dan langsung memakainya.

Setelah keluar dari halaman sekolah, Tari pun memposisikan dirinya untuk bonceng di belakang motor yang Ivan kendarai.

"Mau langsung pulang atau masih mau mampir neng ? Ivan bertanya.

"Pulang aja, mau langsung istirahat"

"Tapi aku lagi laper nih, mau gak temenin dulu makan apa kek gitu"

"Sebentar?"

"Iya sebentar, kan makannya cowo cepet kecuali kamu juga mau makan sih"

"Ngga deh mau makan masakan dirumah aja"

Ivan menghentikan motornya berhenti disebuah warung mie ayam langganannya.

"Pak 1 porsi biasa"

"Oke boss"

"Kamu mau minum apa? Tadi di sekolah kan udah minum teh anget berapa gelas?"

"Emm gatau berapa gelas, tapi gapapa ga usah pesen minum disini" jawab Tari.

Pesanan Ivan datang, mata Tari langsung tertuju dengan mie ayam + jamur di atasnya.

"Mauu?"

Tari menggelengkan kepalanya.

"Yaudah aku makan dulu yaa"

Sesi makan yang kalo dihitung 3 kali suapan, perut Tari berbunyi menandakan dia lapar.

Tari tersenyum ke arah Ivan.

"Boleh pesankan 1 porsi persis seperti yang kamu makan?sekalian teh anget boleh juga"

"Siapp tuan putri"

Setelah Ivan memesan pesanan Tari, Ivan menghentikan sesi makannya bermaksud untuk menunggu Tari agar bisa makan bersama.

Tak perlu menunggu lama akhirnya lapernya Tari akan segera terbayarkan karena melihat pesanannya diantarkan.

Setelah pesanannya sampai di meja, Dia pun meraciknya dengan saus, kecap dan cabe tentu.

Seketika tangan Tari di pegang oleh Ivan karena cabe yang dia masukkan ke dalam mangkok bukan hanya sedikit untuk orang yang sakit karena datang bulan.

"Kamu ga inget kalo lagi kedatangan tamu? Bukannya ga boleh makan pedas ya kalo lagi seperti itu?"

"1 sendok lagi pliss" Tari memohon.

"Setengah aja ya" Ivan sambil memasukkan setengah sendok cabe ke dalam mangkok Tari.

Tari yang cemberut tapi langsung memakannya karena sudah gak tahan dengan laper nya perut yang ga bisa dikondisikan.

Tanpa waktu lama mereka menyudahi makannya dan bermaksud untuk langsung pulang.

"Makasih bang"

"Sering-sering kesini sama pacarnya jangan bareng temen mu seng cowo itu"

"Hehe iya bang, pamit bang"

Tari yang denger ucapan abangnya langsung mengernyitkan dahi.

"Aku jalan kaki aja deh,lagian udah deket rumah ini" Tari memulai pembicaraan.

"Yahh jangan dong, disini rawan begal kamu mau dibegal emang?"

Tari yang juga takut dibegal langsung naik ke motor Ivan. Bukan apa-apa Ivan berbicara begal, karena Tari tanggung jawab dia karena dari sekolah kan Tari pulang bareng Ivan dan yang kedua daerah itu memang terdapat begal.

Ivan yang melajukan sepedanya pun masih bertanya pada Tari.

"Misal aku chat nanti kamu bales gak ya?"

"Tergantung" jawab Tari.

"Tergantung apa?"

"Yaa penting atau gak plus lagi mood balas atau nggak juga"

"Ya ampun, aku juga manusia" ivan sambil bernyanyi diatas motornya.

Sesampainya dirumah Tari, mereka masih mengobrol.

"Nanti aku chat ya cantik"

"Ga Punya nomor ngapain chat"

"Oh iya belum dikasih ya, nih masukkan nomormu" sambil ngasih handphone.

"Apaan sih, gausah" Tari menangkis tangan Ivan.

"Yaudah deh, demi menjaga mood tuan putri hari ini."

"Iyaaa udah hati-hati".

"Beneran mau pisah ni?"

Tari bingung tapi juga pipinya memerah seketika.

"Yaudah aku pulang ya, salam mama papamu".

Ivan pun melajukan motornya dan akan pergi ke sekolah dulu karena rapat mungkin belum selesai.

Tak lupa Ivan juga membeli gorengan untuk camilan anggota OSIS di sekolah.

Setelah Ivan pulang, Tari mikir didalam kamarnya.

Ada ya manusia yang diluar cool banget tapi tadi kenapa sweet banget. 

Mana bukan jadi apa apanya lagi, tapi sweet gitu.

Apa jangan-jangan dia juga gitu ke semua orang?

Tari bertanya-tanya sambil membuka handphone di tangannya ternyata sudah banyak pesan masuk.

"Lo udah nyampe Tar?" Dinda bertanya.

Dinda hanya membalas "iya baru nyampe"

"Lah bukannya dah tadi pulangnya ya kenapa baru nyampe"

"Panjang ceritanya"

"Cerita ayo"

"Besok ya Din, hari ini capek banget"

"Siap tuan putri, cepet sembuh ya"

Dinda langsung istirahat dan seketika terbangun oleh dering telepon yang mengagetkannya.