Kereta dipenuhi dengan barang bawaan. Michelan mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil memeriksa satu per satu barang-barang di daftar perkamen.
"Ada satu buku yang kurang. Tidak ada
"Ada di Kereta 2!"
"Kumpulkan semua buku di Kereta 1. Agar lebih mudah dicari nanti. Berapa banyak baju yang ada di Kereta?"
Hari ini adalah hari dimana Aku, Balzac, dan Joshua pergi ke Kastil Duke.
Si Kembar menghabiskan sisa sepuluh hari di Wilayah.
"Apakah anda harus pergi sekarang?"
"Yaa, aku akan datang lagii waktu fase Istwirahat"
Setelah membereskan kamar. Aku berlari ke Michelan dengan melambaikan tanganku.
"Michelan, Michelaan!"
"Ya, Nona Muda"
"Bagaimana Han?"
Aku sedang membicarakan Han Jihyuk. Dia adalah orang yang akan menjadi kaki-tanganku, jadi lebih baik bagi dia berada di sisiku.
"Saya memasukkannya ke dalam Daftar Pekerja yang dipanggil ke Kastil Duke"
"Yay!"
Generasi ke-3 diizinkan membawa satu pendamping dan satu pengasuh. Tapi aku tidak punya pengasuh, jadi aku bisa membawa Han Jihyuk sebagai gantinya.
'Aku awalnya mencari pengasuh, tapi....'
Aku tertawa didalam hati.
Seseorang yang memperhatikannya melebihi seorang Pengasuh sudah ada.
"Baby, ayo!", Balzac memberi isyarat kepadaku dari jauh.
Balzac memanggilku Baby akhir-akhir ini.
Biasanya dia memanggilku seperti 'Hei', 'Anak Kecil', dan 'Bocah', Ayah memarahinya, dan dia mengubahnya cara memanggilnya menjadi Baby.
Aku menjawab, "Ya!" dan berlari.
Di depan Balzac, Joshua, dan kereta yang akan aku tumpangi, para pelayan, prajurit, dan pejabat berdiri berjajar.
Betty dan Heidi menangis seakan dunia runtuh.
"Hu Huu. Nona Muda, kapan saya bisa bertemu denganmu lagi...!"
"Uh Hu Hu!"
Mereka berdua sudah menangis selama 3 hari, dan mereka masih menangis saat aku akan pergi.
"Aku janjii akan datang lagi saat istwirahat"
"Terlalu, terlalu lama...!"
"Nona Muda, anda harus makan dengan benar. Pastikan anda tidur mengenakan selimut, dan jangan menendangnya karena panas...!"
Aku terperangkap di antara gadis-gadis lengket di kedua sisiku, yang terus meratap.
'Aku pasti terlalu banyak merayu mereka'
Bukan hanya pelayan yang seperti itu. Para pejabat dan prajurit melihatku dengan air mata membasahi wajah mereka.
'Kenapa mereka...?'
"Biaya perbaikan tembok benteng yang diberikan Nona Muda kepadaku... saya tidak akan pernah melupakannya"
"Fakta anda mengganti senjata yang sudah seperti rongsokan...!"
Pasti mereka sangat kesulitan sejauh ini.
Aku di sapa oleh para pekerja, pejabat, dan prajurit, lalu Balzac menggendongku.
"Apa sudah waktunna bwerangkat?"
"Apakah kamu masih menunggu, Elliotte", Joshua, yang berada di Kereta utama, tersenyum padaku.
'Joshua juga sangat baik', Di Novel asli, dia hanya memiliki musuh dan pion.
Aku penasaran aku di posisi mana, jadi aku bertanya, "Joshua, apakah aku adalha pionn?"
"Apa?"
"Bukann?"
"Elliotte, kamu adalah saudaraku, adikku"
"Bagaimanya dengan Balzac?"
"Dia hanya kebetulan tertera di Direktori Astra"
"...."
.... yah begitulah.
"Ayo berangkat"
"Elliotte, ayo"
"Apakah kalian melihatt Ayahh?"
Aku melihat ke arah gerbang dengan cemberut dan alisku menggantung ke bawah. Bangsa Asing melintasi perbatasan lagi, dan Ayah pergi untuk membereskannya, tapi dia belum kembali selama 3 hari.
Para prajurit berkata dengan ekspresi canggung
"Beliau akan menulis surat"
"Kondisi di perbatasan sedang tidak baik dan mencekam. Jalannya juga masih berupa alam liar sehingga Beliau tidak bisa mengantar kepergian Nona Muda-"
"Anda tidak boleh menunda kan?"
Melihat para prajurit banyak berkurang, yang lainnya pergi dengan Ayah, mereka pasti sedang berjuang.
"Baik", kataku dan masuk kedalam Kereta.
Kemudian aku melihat keluar jendela dan melambaikan tangan, "Sampai jumpaa!"
"Anda harus kembali dengan sehat!"
"Pastikan untuk menutup dirimu dengan selimut saat tidur!"
"Kalau ada yang mengganggu anda, silahkan beritahu saya!"
Orang-orang berteriak dengan penuh semangat setelah kereta mulai bergerak maju.
Joshua terkekeh, "kamu populer"
"Karwena aku syuuka pekerja dan keluarga kitaa"
"Baiklah"
Joshua mengulurkan tangan untuk membelai pipiku, tapi Balzac yang memelukku, geram
"Hari ini giliranku!"
"Aku tidak sempat menghabiskan waktu bersamanya karena harus berkemas kemarin"
Baru-baru ini, mereka berdua berdebat tentang aku. Ada pertengkaran hebat tentang siapa yang akan bermain denganku, dan itu hampir membuat Kastil runtuh.
Jadi aku mengatur urutannya.
Satu hari, Joshua
Satu hari, Balzac
Dan satu hari, Ayah
...Ayah tidak mengerti kenapa dia harus bersaing dengan anak-anaknya.
Kereta bergerak cepat karena dilengkapi dengan batu pelindung
.
Tepat 5 jam kereta berjalan tanpa henti. Kami pun tiba di gerbang masuk Kastil Duke. Di gerbang masuk, sejumlah besar kereta berbaris.
"Wow...."
"Tidak mengherankan. Mereka semua adalah anak-anak yang datang untuk menerima Pendidikan Keturunan Langsung"
Mendengar kata-kata Joshua, Balzac mengerang dan dengki, "Kenapa di Astra ini ada begitu banyak anak sih?"
"Kondisi buruk ini memang sudah ada sejak dulu, kan?"
"Heh?"
Ketika Balzac bertanya-tanya apa maksudnya, Joshua menjawab dengan tatapan lelah.
"Nenek moyang kita adalah orang gila yang sangat suka mengumpulkan Anugerah. Bukankah itu alasannya Ia memiliki banyak anak dan cucu?"
"Haa...bahkan kalau Kakek memaksaku menikah 9 kali. Aku akan terlalu sibuk untuk bisa melakukannya"
"Ya, memang benar Nenek Moyang digambarkan sangat gila akan kerabat darah, tapi walaupun dengan banyaknya jumlah anak dalam klan. Itu juga diimbangi dengan kekayaan"
'wow....', aku memperhatikan Balzac dan Joshua tanpa berkedip, 'Mereka masih muda, tapi mengerti urusan keluarga dengan baik'.
Mereka memahami hubungan kekerabatan. Bahkan mereka mengatakan hal-hal yang sulit, aku yang dewasa di dalam tidak bisa tidak terkejut.
Lagi pula, kami harus menunggu sangat lama untuk melewati gerbang. Bahkan baru melewatinya sedikit, kami disuruh langsung pergi ke aula tanpa membongkar barang bawaan kami.
Berdiri menghadap pintu, para penjaga meraung keras.
"Tuan Balzac, Tuan Joshua, dan Nona Elliotte dari wilayah Daymond, memasuki ruangan!"
Sebuah pintu besar di buka.
Segera setelah kami memasuki aula, ada sekitar 20 anak terfokus pada kami.
"Itu Balzac. Hari ini pun menakutkan"
"Bukankah Joshua mendapat peringkat ke 2 di ujian terakhir?"
"Mereka hanya beruntung"
"Hei...si kembar ada disini!"
Kata seseorang diantara obrolan
"Darah kotor"
Seketika mataku tertuju pada mereka.
Ada campuran ejekan dan rasa jijik di tatapan mereka.
Pada saat itu
BANG-! Balzac menendang meja, "Joffrey, aku peringatkan untuk berhati-hati dengan moncongmu"
"Bal, Balzac"
Joshua melihat ke anak-anak di sekitarnya lalu melihat ke anak itu, "Rupanya kau lupa apa itu rasa takut karena tidak bertemu denganku selama beberapa bulan?"
Anak laki-laki bernama Joffrey merengek.
"Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?! Lagipula itu tidak ada hubungannya denganmu!"
"Dia adikku"
"Dia adikku"
Kata Balzac dan Joshua bersamaan
'Ketikan menyaksikan mereka seperti ini, mereka benar-benar terlihat seperti saudara kembar'
Anak-anak itu tampak kesal. Pedahal Mereka adalah si kembar yang telah berkali-kali menekankan, 'Mereka tidak akan memiliki kasih sayang pada siapa pun di [IPTVG]'. Pasti mengejutkan untuk sepupu-sepupu yang melihat pemandangan seperti ini.
'Tunggu sebentar, kalau begitu...apa aku sudah memiliki penyokong?!'
Tentu saja, Ayah adalah pendukungku, tapi dia tidak bisa terlibat langsung dalam Pendidikan Generasi Ke-3.
'Jadi, aku membutuhkan pendukung lagi di tempat pelatihan ini...!'
Di dalam kepalaku, Dum-Dum-Dum, bell berbunyi, dan keriuhan meledak.
Aku menangkup pipiku dengan ke dua tangan.
'Kerja bagus, diriku!'
Sebagian besar Keturunan Astra memiliki Anugerah yang agresif. Di sisi lain, Anugerahku adalah membaca komentar, yang tidak membantu sama sekali dalam keadaan darurat.
Tapi Balzac dan Joshua adalah yang paling kuat di Generasi Ke-3 Astra saat ini.
'Kakak-kakak laki-lakiku, kalian bisa diandalkan'
Aku terkekeh sendiri.
Pada saat itu.
"Viscount Debussy, memasuki ruangan!"
'Viscount Debussy?'
Penjaga itu meraung keras.
Balzac, Joshua, dan aku segera mengambil tempat duduk.
Viscount Debussy memasuki pintu dengan mengenakan jubah hitam dan topi cendekiawan. Viscount Debussy yang naik ke podium, berkata.
"Saya adalah Oberic Debussy, yang akan bertanggung jawab atas Pendidikan Keturunan Langsung"
Aku menatap Viscount Debussy dengan tatapan terkejut. Awalnya, orang lain yang akan bertanggung jawab atas Pendidikan Keturunan Langsung. Peran Viscount Debussy adalah untuk memerintah orang-orang kepercayaan di dekat Kakek.
Aku memiringkan kepalaku, lalu 'Oh' menganggukkan kepalaku.
'Karena disini ada anak berusia tiga tahun yang mungkin akan kesulitan mengikuti pelatihan'. Itu sebabnya mereka menempatkan Viscount Debussy, yang di hormati okeh Generasi ke-3, di posisi Ketua Umum.
"Sesuai dengan tradisi Keluarga, peringkat akan menentukan segala akomodasi. Mulai dari Kamar, pelayan, dan bahkan uang saku kalian"
Seorang gadis berambut pendek yang duduk paling dekat dengan podium mengangkat tangannya.
"Itukah sebabnya saya belum bisa membongkar barang bawaan saya? Karena kamarnya belum ditetapkan?"
"Anda benar"
Pada saat itu, anak-anak menjadi ramai dan bertanya.
"Apakah peringkatnya akan di putuskan sesuai peringkat pelatihan terakhir kali?"
"Aku...aku tidak enak badan waktu itu...aku tidak bisa menghadiri penilaian terakhir...bagaimana aku tahu berapa peringkatku?"
"Peringkat penilaian terkahir kacau! Aku tidak lulus ujian karena aku terluka di pelatihan luar Kastil!"
Saat kebisingan bertambah, para profesor yang berdiri di belakang Viscount Debussy tampak cemas. Kemudia Viscount Debussy membenturkan palu Duk, Duk, Duk.
"Kamar kalian akan ditentukan berdasarkan hasil ujian yang akan dilakukan hari ini"
Hari ini?!
Anak-anak kebingungan
Balzac yang menyadarkan kepalanya ke telapak tangannya, mendecak lidah, "Mereka tidak memberi waktu untuk bernafas"
Joshua yang duduk dalam postur tegak, berkata dengan santai, "Sepupu-sepupu pasti sudah menyiapkan banyak hal di fase istirahat mereka, jadi tidak apa untuk mengujinya dari awal"
Viscount Debussy melihat ke sekelilingnya dimana anak-anak kebingungan, dan tersenyum, "Mulai sekarang, kalian akan berburu harta karun"
"Berburu harta karun?"
"Harta karun?"
"Ya. Disetiap tempat menyembunyikan catatan bertuliskan nomor di atasnya. Semakin berharga tempat itu, semakin tinggi peringkatnya. Mulai sekarang, sampai waktu matahari terbenam, di jam makan malam bawahlah catatanmu"
Setelah mengatakannya Viscount Debussy memutar jam pasir besar di atas podium. Pasir di jam pasir mulai berjatuhan ke cawang bagian bawah jam.
'Ketika pasirnya habis, tandanya ujian selesai'
Anak-anak langsung berlarian keluar dari pintu.
Balzac dan Joshua juga bangkit.
"Joshua, kemana kamu akan pergi?"
"Orang bodoh mana yang mengungkapkan taktiknya pada musuh?"
"Sial", Balzac dengan tangan disilangkan, bertanya padaku kali ini
"Baby, kemana kamu akan pergi?"
"Yah...itu rahwasiaa"
"Oke, kalau begitu aku bertaruh aku akan menjadi yang pertama menemukannya lebih dulu"
Kami bertiga segera meninggalkan ruangan.
Dan aku menyusuri gedung baru yang digunakan sebagai Pusat Pendidikan Generasi Ke-3...
"Kenapa kalian mengikuti?!"
"tidak ada yang mengikutimu kok"
"Yeah?"
Mereka bertiga berjalan beriringan
'Apakah arahnya kebetulan sama?'
Apakah hanya aku yang berpikir demikian? mata Balzac dan Joshua menghindariku.
"...."
"...."
"...."
Kami bertiga mulai berlari tanpa peduli siapa yang akan sampai duluan. Dan ketika kami sampai...
Itu adalah 'Kantor Kakek', kita bukan satu-satunya yang menghampiri Ruang kerja. Kebanyakan anak-anak yang telah berlari duluan sudah bertengger di sekitar Pintu Kantor.
'Semuanya menyadarinya'
Tempat yang paling mulia adalah Ruangan Kakek!
"Kapan Kepala Keluarga akan keluar?"
"Jangan dorong-dorong"
"Apakah kamu mau masuk? Kau tidak akan berani, kan?"
Anak-anak saling berbisik.
Aku menatap Ruang Kerja Kakek dengan tenang. Tempat yang di duga semua orang.
Peringkat.
Ujian.
Ketika semua anak menggabungkan semua petunjuk yang diberikan Viscount Debussy, jawabannya jelas.
'Aku memberitahu kalian untuk membuka pintu itu dengan segala yang kau punya'
Anak-anak dengan orang tua yang paling berpengaruh akan menghubungi orang tua mereka. Beberapa anak dengan banyak koneksi akan memanfaatkannya. Seorang anak dengan Anugerah fisik yang hebat akan mencoba menyelinap ke Ruang Kerja itu.
Itu benar-benar perburuan harta karun yang bisa menentukan 'Peringkat'
"HaHa", tawa Joshua terdengar dari samping. Sepertinya anak jenius itu memperhatikan maksud dari teka-tekinya.
Balzac memasang ekspresi bingung di wajahnya, "Kenapa? Ada apa? Kenapa kalian semua terlihat seperti sudah tahu jawabannya kecuali aku?"
***
Seiring berjalannya waktu, anak-anak berperingkat tinggi mulai memperhatikan maksud dari teka-teki tersebut. Mereka berhamburan mencari jalan.
Joffrey mengerutkan keningnya, 'apa, kemana kalian semua pergi?'
Bukankah ini tempat yang paling berharga?
Joffrey cemberut dan menendang gadis di sebelahnya, "Hei kepala jamur"
"Eh, ya?!"
"Kemana mereka semua pergi?"
Nama gadis itu Dionera, dengan rambut sehitam bulu burung gagak dan keriting bagaikan pudel. Dia buruk rupa dan penakut, tapi ada kalanya dia menurut dengan baik.
"Saya tidak tahu.."
"Kau sendiri akan bagaimana?"
"Ah, saya pikir saya akan pergi mencari cara untuk masuk ke Ruang Kerja..."
"Coba jelaskan?"
"Karena masuk ke Ruang Kerja adalah ujian yang sesungguhnya....kan"
saat Dionera berbicara dengan terbata-bata, Joffrey menyeringai.
"Kenapa baru bilang sekarang!"
"Karena Jo, Joffre baru bertanya padaku sekarang..."
Sementara Dionera bergumam, Joffrey segera berlari dengan cepat, 'Ngomong-ngomong kemana perginya Darah Kotor itu?', Ia kesal bagaimana Balzac mengancamnya hanya karena anak itu.
'Tampaknya si kembar telah berpisah....'
Joffrey menyeringai. Ini adalah hari pertamaku di Pusat Pelatihan Keturunan Langsung, jadi aku harus mengamankan kemenanganku. Dan membuat anak itu mengerti tempatnya.
'Kamu pantas menderita karena ada Darah Kotor di dirimu'
Joffrey belok ke Paviliun. Dia melihat sekeliling untuk mencari Elliotte, dan dengan bagian belakang kepala berwarna kuning terlihat di sudut. Dia mengikutinya, sampai ke dekat gudang tempat menyimpan peralatan kebersihan.
'Apa yang akan dia lakukan di gudang?'
Karena tidak ada cara untuk masuk ke Ruang Kerja, rupanya dia mencari catatan di ruangan lain?
Joffrey menyeringai, dengan perlahan-lahan mendekati gudang.
Dan saat Elliotte masuk cukup dalam dari pintu.
BANG-!
Dia menutup pintu dan menguncinya.
"Kau akan tetap disini sampai makan malam selesai, ini harga yang pantas untuk Darah Kotor yang berani datang ke Kastil Astra!"
Dia terkikik dan pergi tanpa melihat kebelakang.