Alis Balderick berkedut saat mendengarkan Putra-nya.
'Dia mencuri Pena?'
Putri Daymond?
Salah satu sudut bibir Balderick bergetar dan terangkat.
Kalau memang begitu, bagus sekali. Itu bisa menjadi alasan untuk merusak hasil pertandingan, atau untuk menundukkan Daymond dan Putrinya yang menyedihkan.
Balderick menatap Elliotte yang ada di gendongan Daymond. Kemudian dia mengalihkan pandangannya sedikit, melihat ke arah Daymond yang menatap Joffrey dengan dingin.
"Seperti yang sudah kau dengar. Kak"
"Rupanya putramu tetap menggong-gong seperti anjing dengan mulut manusianya"
Wajah Balderick menggelap dan dia mengerutkan keningnya, "Bicara apa kau? Dia keponakanmu"
"Kau juga menuduh keponakanmu sebagai pencuri"
"Kalau dia tidak mencuri. Maka aku hanya ingin memastikan tidak ada kesalahpahaman di antara sepupu"
Elliotte yang berada di gendongan Daymond, dengan mata bulatnya berteriak, "Bukan akuu! Aku bukan pencuwri!"
"Kita akan mengetahuinya setelah memeriksanya"
Wajah orang-orang Daymond disekitar Elliotte menjadi keras. Si kembar juga menatap Joffrey dengan ganas.
"Kenapa Baby perlu mencuri pena-mu!", pekik Balzac
Dan Joffrey melompat bersembunyi di belakang ayah-nya. Dia masih membalas dengan kepala mencuat, "Pena itu sangat mahal dan berharga, bisa saja dia serakah"
"Jangan melantur!"
"Tapi Elliotte adalah satu-satunya yang mencurigakan di saat Pena-ku menghilang"
Joshua perlahan mendekati Joffrey. Suasananya menjadi dingin. Tangan dan kaki Joffrey bergetar saat Joshua mendekatinya dan menatapnya, tapi dia mengalihkan pandangannya berpura-pura tidak tahu.
"Intinya itu hanyalah dugaan"
"Itu...."
"Kamu menuduh Elliotte sebagai pencuri berdasarkan dugaan saja"
GROO GROO.... Tanah berguncang sedikit di sekitar Joshua. Dengan suara meledak-ledak, puing-puing dari tanah yang retak melambung ke udara. Itu adalah pengaruh
Puing-puing tanah berkumpul dan semakin lama semakin membesar. Setiap kali Joshua mendekat, Joffrey mundur selangkah, dia terus gemetar seperti ranting pohon.
Belderick berteriak, "Mau apa kau-!!"
Bahkan orang-orang disekitar Arena memperhatikan mereka yang saling bersi keras. Suasana Para kerabat Astra di bangku penonton menjadi serius.
Saat Balderick berjalan dan hendak menarik kerah Joshua- "Begitu kau menyentuh anak-ku, leher anak-mu tidak akan lagi tersambung", Daymond menggumamkan peringatan dengan suara rendah.
Balderick mengerutkan alisnya dan menatap Daymond.
BANG-! Terdengar ledakan keras dari arah podium. Semua mata beralih ke sumbernya dalam sekejap. Duke Astra sedang memandangi lokasi dengan wajah dingin.
"Sungguh totonan yang bagus"
Balderick terburu-buru menggelengkan kepalanya, "Ayah, tolong dengarkan Joffrey", dengan ringan dia menepuk-nepuk bahu Putra-nya yang gemetar di belakangnya. Semua mata Keturunan Langsung bersimpati pada Joffrey.
Namun Joffrey terkejut saat Elliotte melompat turun dari gendongan Daymond. "Bo'ong! Joffrey pembohhong!"
Joffrey yang mengerang, melototi Elliotte lalu segera menunjuk-nunjuk anak itu dan berteriak, "Elliotte mencuri pena saya! Saya jadi tidak bisa fokus pada pertandingan! Hasil pertandingan ini tidak masuk akal!"
"Apa kamu tahu beban dari sebuah ucapan?"
Joffrey yang bahunya terangkat setelah mendengar suara rendah Duke, menjawab dengan bergumam, "Saya tahu...."
"Aku akan memberimu kesempatan memperbaikinya"
"Itu....."
Balderick berbisik kepada Putranya, yang ketakutan dan terpojok, "Apa yang kau lakukan"
"Uhh aku...."
"Kalau itu bukan kebohongan. Beri tahu mereka"
"....", Joffrey menelan ludah keringnya.
'Ah, apakah akan berakhir seperti ini saja?'
Tenggorokannya terasa panas, 'Tidak, tidak ada yang salah kok'
Pelayan itu dengan jelas mengatakan bahwa Pena-nya di sembunyikan dengan baik di kamar si jalang itu. Awalnya, aku akan merusak nilainya dengan memberitahu Profesor, tapi akan lebih baik mempermalukannya di kesempatan ini.
'Aku akan mengusir si jalang itu selamanya'
Joffrey menggelengkan kepalanya. Lalu dia menatap Duke dengan percaya diri dan berkata, "Saya tidak berbohong!"
Balderick berseru, "Lihatlah. Kalau itu tidak benar, bagaimana dia bisa begitu percaya diri!"
Elliotte juga membuka mulutnya, "Saya bukan pencuwri. Saya bwersumpah pada siimbol Burung Gakgak!", kata Elliotte sambil mengarahkan jarinya ke Simbol Astra pada sebuah bendera yang ada di atas podium. "Apa nyang bisa di pertaruhkan Joffrey?"
Balderick sangat marah saat melihat gadis rendahan itu menunjuk simbol Astra. Rasanya sama seperti kembali ke masa kecil menghadapi Daymond.
Kata Balderick yang tidak mampu menahan amarahnya, "Aku bersumpah dengan mempertaruhkan setengah dari wilayah-ku"
"....!"
"....!"
"....!"
Semua Keturunan Langsung memandang Balderick dengan keheranan.
"Aku punya firasat buruk terhadap Daymond"
"Tapi kalau dia melontarkannya dengan begitu bangga, mungkin Elliotte benar-benar mencuri penanya"
Orang-orang memandang Elliotte dengan bertanya-tanya.
Saat Elliotte hendak maju, Daymond menghentikan anak itu dengan satu tangan. Katanya sambil melihat Duke, "Aku bersumpah dengan seluruh aset Wilayah-ku"
Bibir Balderick berkedut. Ia tidak memiliki kepentingan atas wilayah Daymond itu sendiri. Tapi pasukannya berbeda.
Prajurit elit dengan kekuatan penghancur negara. Jika dia bisa memilikinya, dia akan memegang tanah paling subur di Astra dan juga pasukan terkuat. Ini akan sangat membantu dalam penentuan Kepenerusan Kepala Keluarga berikutnya. Mata Balderick bersinar dipenuhi hasrat.
Duke memerintah Viscount Debussy, "Periksa kamar Elliotte"
"Baik"
* * *
Para pelayan Kastil mulai menggeledah kamar Elliiotte. Dari tas yang dibawanya ke Kelas hari ini, laci-lacinya, kamar mandi, dan ruang ganti, semuanya diperiksa secara menyeluruh.
Joffrey berbisik pelan kepada Elliotte yang berdiri di depan pintu, "Habislah kau"
"...."
"Wilayah Daymond akan hancur karena-mu, tahu?"
Bukti pencurian Pena-nya akan segera timbul. Kemudian gadis itu akan menangis dan meraung-raung di kasurnya kan? Hasil Pertandingannya tidak akan berarti apa-apa, dan gadis itu di usir.
Joffrey tidak bisa menyembunyikan sudut bibirnya yang naik.
Balderick melirik wajah acuh tak acuh Daymond, dan terkekeh.
Pada saat itu, kepala pelayan yang menyelesaikan penyelidikan, keluar dari kamar.
Balderick berkata kepada Daymond, "Kalau ini mengakibatkan kau kehilangan seluruh wilayah yang kau miliki, apa yang akan Kakak lakukan mulai sekarang?.... Baiklah Kepala Pelayan, tolong beritahu kami hasilnya segera"
"Tidak ada Pena yang ditemukan"
"Kau dengar? Tidak ada Pena yang ditemukan....APA?!", Wajah Balderick seketika membeku, "Tidak mungkin"
"Saya telah mencari ke setiap sudut, tetapi saya tidak menemukan Pena-nya"
"Omong kosong!"
Balderick mendorong Kepala Pelayan ke samping dan menerobos ke kamar Elliotte. Dia mengangkat semua sprai dan menyingkirkannya, dan semua laci yang telah diperiksa di buka semua. Bahkan wadah alat tulis di atas meja di jungkir balikkan.
Namun, Pena Joffrey tidak ditemukan.
Wajah Joffrey berubah menjadi rumit saat situasinya menjadi semakin serius.
'Tidak mungkin. Jelas-jelas orang itu menyeludupkannya...!'
Joffrey berlari ke dalam kamar. Dan dia membalikkan semua kantung pakaian di ruang ganti. Tidak hanya itu, dia juga melemparkan pakaian-pakaiannya ke lantai. Tapi tidak ada yang ditemukan.
Elliotte yang digendong oleh ayahnya dan memasuki kamarnya yang kacau, mengangkat alisnya dan menyeringai tanpa diketahui.
* * *
'Apa menurutmu aku akan tetap menyimpan Pena-mu di kamar-ku?'
Aku tertawa di dalam hati.
Kepribadian Joffrey yang buruk sepertinya menjadi alasan untuk kekalahannya lagi.
'Pena-nya hanyalah umpan'
Jadi, setelah anak itu menyeludupkan Pena itu dengan baik, dia pergi begitu saja ke Arena.
'Ini adalah hasil yang tak terduga'
Saat Joffrey menunjukku sebagai pelakunya, aku tahu.
'Kalau rencanamu berjalan dengan baik, kamu akan menyeret turun anak yang peringkatnya lebih tinggi ini dan mengambil beberapa keuntungan, bukan?'
Jadi aku sediakan papan permainan yang lebih besar.
"Bo'ong! Joffrey pembohhong!"
- aku menstimulasinya dengan kata-kata itu.
Seperti yang diharapkan, Joffrey memberi tahu Kakek bahwa aku-lah yang mencuri Pena-nya. Dengan begitu aku bersumpah atas Burung Gagak, Lambang Astra. Kemudian Joffrey akan mempertaruhkan sesuatu...
"Aku bersumpah dengan mempertaruhkan setengah wilayah-ku"
Mengingat kata-kata Balderick, aku tertawa licik.
'Itu setengah wilayah lho. Kau harusnya mengerti nilainya!'
Wilayah Balderick terkenal dengan kekayaannya. Selama kita bisa merebutnya, wilayah kita akan menjadi kuat di masa depan.
Setelah semua penyelidikan selesai, Kepala Pelayan dan Ayah berangkat ke Kastil Utama untuk melapor. Melihat hal tersebut, Balderick menjadi kacau dan mengejar mereka.
"H, hei!", Suaranya tegang. Joffrey mau tidak mau juga mengejar dengan kaki gemetar.
Si kembar, yang memandang Joffrey dengan tatapan ganas, dan mengangkat sudut mulut mereka.
"Baby, ayo pergi juga. Kau harus pergi dan melihat hasilnya"
"Ayo pergi, Elliotte"
Aku menggandeng tangan si kembar dan meninggalkan kamar. Kami berjalan dengan percaya diri ke Aula Pertemuan Kastil Utama.
Pintu ke ruang Konferensi tidak tertutup, karena betapa tergesa-gesanya Balderick saat memasukinya. Saat aku menjulurkan kepalaku melewati pintu, Aku melihat Balderick berlutut di depan Kakek.
"Oh Ayah, saya hanya mempercayai anak saya",, Sosok percaya diri itu kini saling menggenggam tangannya dan memohon-mohon. "Bukankah wajar jika seorang Ayah mempercayai Anaknya? Ini semua terjadi karena kesalahpahaman kecil"
Kulit Joffrey menjadi pucat dan anggota tubuhnya gemetar. Melihat ayah-nya, seharusnya dia sadar apa yang harus dia lakukan saat ini.
"Joffrey idiot! Lihatlah apa yang sudah kau lakukan!", Teriak Balderick,
Joffrey terburu-buru berlutut. "Yah, saya salah, Kakek. saya.... saya salah...!"
"Apakah aku yang seharusnya mendapat permintaan maaf?", Mendengar kata-kata Kakek, bahu Balderik dan Joffrey terangkat. "Kemari Elliotte"
Si kembar mendorongku sedikit jadi aku masuk ke dalam. Viscount Debussy, yang duduk di sebelah Kakek, memberikan tempat duduknya. Saat aku duduk, Kakek menatap tajam Joffrey.
Artinya minta maaflah kepada anak ini.
Wajah Balderick dengan cepat memerah karena jijik. Ada rasa tak tertahankan kalau harus menundukkan kepalanya kepada-ku, yang disebut-sebut 'Darah Kotor' karena darah-ku bercampur dengan rakyat jelata.
Balderik berkata dengan nada rendah nan mengancam kepada Joffrey. "Minta maaf."
"Hah?! Ah, ayah...!"
"Cepat", saat Ayah-nya menekannya, Joffrey Gemetar. Setelah beberapa saat, dia hampir tidak mau membuka mulutnya. "Aku....aku salah paham...."
"...."
"....Maaf"
"Ya!", jawabku dengan ceria
"Anda bersedia menerima permintaan maafnya?", Viscount Debussy bertanya, dan aku mengangguk.
"Aku akan memaafkann kalau kamu tiidak setengah hatti"
"....!"
"....!"
Joffrey memandang Elliotte dengan tajam.
Balderick memekik, "Apa kamu tidak bisa minta maaf dengan benar!"
"Kalauu Paman memenuhii sumpah soal pencuwrian, aku akan mempertimbangkwan-nya"
"....!"
"Elliotte, Aku tahu ini menyedihkan, tapi tenanglah. Aku janji-....", Balderick terlompat, "Tidak masuk akal. Kenapa aku harus menyerahkan setengah wilayahku karena perihal ini!"
Aku menatap Kakek, "bukankah janji yang dibuat didepan Kakek harus di tepati?"
Aku sengaja menekankan kata 'Janji yang dibuat didepan Kakek'
'Kau telah bersumpah di hadapan Otoritas Tertinggi'
Kalau janji itu dilanggar, wibawa Kepala Keluarga akan tergerus. Bahkan sumpah yang di ucapkannya di saksikan oleh sebagian besar Keturunan Langung Astra.
Kalau masalahnya sepele, orang lain mungkin berpikir, 'Oh, karena masalahnya sepele, jadi kamu akan baik-baik saja'
Ini bisa menjadi teladan buruk untuk mereka.
Kakek menatap Balderick, lalu menutup matanya dengan pelan, "Bawakan peta Wilayah Balderick"
"Ayah...!", Balderick menjerit, tapi tidak ada yang berubah.
Aku melirik ke peta yang dibawa Conrad dengan mata berbinar. Dengan jari kecilku, TUK, TUK, menunjuk, "Dari sinii sampai sinii!"
Melihat aku hanya menunjuk titik penting wilayah, Viscount Debussy membuka matanya dan tertawa terbahak-bahak. Kerabat lainnya mengecilkan suara mereka dan berbisik antara satu sama lain.
"Apa yang terjadi jika tanah itu di ambil oleh Wilayah Daymond?"
"Ya Tuhan. Bagaimana bisa Wilayah Daymond mendapatkan keberuntungan ini? Sepertinya ada perubahan sejak Elliotte memasuki Kastil Yuridiksi"
"Apakah Dia simbol keberuntungan?...."
Aku menutup mulut-ku dengan kedua tangan dan terkikik seperti iblis, dan Ayah-ku tertawa terbahak-bahak ketika dia melihat hasil yang di dapat hari ini.
* * *
Aku meninggalkan ruang konferensi.
Balderick dan Ayah tetap tinggal untuk mendiskusikan pengaturan wilayah dengan serius.
Tak terasa, Matahari telah terbenam. Saat aku berjalan menyusuri lorong yang gelap, seorang pria dengan seragam pekerja datang dari arah yang berlawanan.
Itu adalah Han Jihyuk.
Han Jihyuk menyerahkan sesuatu sat dia melewatiku, dan aku mengambilnya dengan ringan.
~Joffrey Astra~
Itu adalah Pena yang sangat dicari-cari oleh keluarga Joffrey.
Aku menjentikkan dan memutar-mutar Pena dengan ringan di satu tangan.
Dan melemparkannya ke Anjing-Landak di Gerbang ke-2
Anjing-Landak, yang makanan pokoknya adalah besi, memakan Pena dengan sangat nikmat.
"Hmm hmmm hmmmm ♫"
Aku bersenandung dan berjalan menuju asrama.