Joshua tergeletak
Balzac dan Aku berlari ke arahnya khawatir.
Semakin didekati, Joshua nampak semakin serius keadaannya. Wajahnya putih semua, dan urat-uratnya terlihat jelas sampai ke lehernya.
Balzac dengan cepat mmebuka bajunya.
"....!"
"....!"
Ada noda-noda hitam ditubuhnya. Semua uratnya berwarna biru terang, dan tampaknya dia akan kehabisan napasnya.
Balzac bergumam dengan suara yang sangat bingung. "Hei, ini..."
"Kutukkan"
"Huh?"
"Itu sepwerti pola kutukkan"
Bisa dibilang seseorang mengutuk Joshua
* * *
Begitu tersebar kabar bahwa Joshua Astra telah dikutuk, Kastil menjadi gaduh. Semua dokter dan penyihir Kastil di kumpulkan, dan surat permintaan tabib dikirim ke Kastil Utama.
Daymond berjalan menyusuri lorong dengan wajah kaku. Dia berjalan ke depan dan membuka pintu. Para pejabat yang dipanggil sudah berkumpul.
"Jenderal"
"Ayahh!"
Balzac dan Elliotte yang menempati sisi kasur, menoleh ke Daymond. Daymond berjalan tanpa menjawab.
Joshua tampak kelelahan dan putih pucat. Bahkan napasnya terdengar kasar seperti gesekan-logam.
Daymond menatap para penyihir, "Apa yang terjadi?"
"Tuan muda kehilangan kesadaran karena kutukan"
"Siapa pelakunya?"
"Sepertinya kutukan berasal dari orang yang memiliki Anugerah yang kuat, pengejaran telah dilakukan tapi tidak membuahkan hasil"
"Kalau begitu singkirkan saja Kutukannya!", pekik Daymond.
Penyihir yang terkejut merespon dengan keringat dingin bercucuran.
"Sebagai non-penyembuh, kita tidak bisa sepenuhnya mematahkan kutukan, jadi kita menaruh sihir di atasnya untuk melemahkan kutukan. Tuan Muda akan segera sadar"
Para pejabat meledak marah,
"Siapa yang berani melakukan penghinaan ini pada Darah Astra!"
"Pasti salah satu dari generasi ke-2 lainnya (anak-anak Duke). Sudah jelas sekali"
"Bagaimana mereka tega melakukan ini pada seorang anak...!"
"Kita harus mengabari Kastil Utama dan menghukum orang yang berani melakukan ini kepada Tuan muda Joshua"
Ekspresi Daymond menjadi gelap. Mata para pejabat juga menjadi sangat geram.
Joshua adalah anak angkat Daymond. Menyentuh Joshua itu bagaikan deklarasi perang melawan Wilayah Hukum Daymond.
Pada saat itu,
"Tuan", Michelan memasuki ruangan.
"Ada apa"
"Seorang Tukang Kebun ingin memberi tahumu sesuatu. Saya membawanya kesini karena sepertinya ada hubungannya dengan Tuan Joshua"
Daymond Mengangguk kecil.
"Masuk", kata Michelan, dan seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruangan.
Itu adalah Tukang Kebun yang ditendang oleh Baron Zahavin siang ini.
"Saya...kemarin dan hari ini, saya merasa saya harus memberitahumu karena ada yang aneh...."
"Apa yang terjadi?"
"Baron Zahavin yang biasanya bersikap berhati-hati, menyuruhku untuk membalik taman entah harus mulai dari mana. Dia bilang itu adalah perintah Tuan Joshua..."
"...."
"Saya tidak bisa, kalaupun saya harus menggali dengan hati-hati, saya harus melaporkan kepada Tuan, tapi dia memukul saya...!"
wajah Tukang Kebun yang melihat Elliotte menjadi cerah, "Bukankah Nona Muda juga melihatnya?"
Mata semua orang beralih ke Elliotte.
Daymond bertanya sambil menekuk lututnya untuk bisa menatap langsung mata Elliotte.
"Apa benar kata Tukang Kebun itu?"
"....Benar"
Kesaksian Elliotte membuat Tukang Kebun melanjutkan penjelasan dengan penuh keyakinan.
"Saya sedih dan marah, jadi saya hanya diam menahan sakit. Oh ketika mereka berbincang, Tuan Joshua tidak di dampingi satu atau dua penjaga anehnya"
"Apa maksudmu?"
"Kemarin, ada pekerja yang berpas-pasan dengan Baron Zahavin di larut malam. Dan mendengar dia menggunakan nada yang mengancam"
Orang-orang diruangan mengerutkan kening dan bergumam, "Ancaman?"
"Ya, kalau mau selamat, maka harus melakukan sesuai sarannya. Denny dari ruang cuci mendengar ancaman itu kepada Tuannya"
Enzo yang juga berada di dalam ruangan, mengerutkan kening dan berkata, "Kalau itu benar, tentu saja aneh. Lancang sekali mengancam Keturunan Astra"
Walaupun aneh semua orang tahu bahwa Baron Zahavin berhasil naik pangkat dengan dukungan Decones.
"Apa yang akan anda lakukan"
"Aku harus menyelidikinya. Bawa Baron Zahavin"
Para prajurit segera berangkat dari Posnya. Tidak sampai 20 menit Baron Zahavin yang ada di kamar tamu berhasil ditangkap.
Baron Zahavin yang dipaksa berlutut oleh para prajurit memekik, "Apa-apaan orang-orang ini!"
"Joshua dikutuk"
"....ya?"
"Apakah itu perbuatanmu?"
Sambil berlutut, Baron Zahavin berkata, "Apa maksudmu! Kalau Saya menyentuh Keturunan Langsung Astra, bukan hanya Saya yang akan mati, tapi seluruh keluarga-ku akan hancur!"
"Mengapa kamu menyuruh Tukang Kebun untuk membalik taman?"
Bahu Baron Zahavin tiba-tiba bergidik. Dengan tatapan bingung, dia mengerang, "Itu...! Itu adalah perintah Tuan Joshua"
"Apa alasannya?"
"D, Dia tidak ingin melihat bunga mawar..."
Tawa meledak dimana-mana. Karena itu adalah alasan yang bodoh untuk dikatakan. Joshua tidak pernah mengomentari apa pun tentang mawar hingga saat ini, tiba-tiba dia membenci mawar, dan kebetulan dikutuk?
Seseorang harus membuat alasan yang masuk akal.
Para pejabat mengerutkan kening. "Bagaimana dengan ancamanmu terhadap Tuan Joshua? Pekerja kami telah mendengar semua yang kau katakan!"
"Itu karena kondisinya memburuk. Saya memberitahunya bahwa Tuan muda bisa-bisa kehilangan nyawanya jika tidak segera di obati!"
Tidak ada yang percaya padanya.
Daymond yang memperhatikan situasinya, memandang tukang kebun yang berdiri timpang.
"Kau"
"Ya, Tuan!"
"Bawa pelayan yang menyaksikan Baron Zahavin mengancam Joshua"
"Ya, ya....!"
Tukang Kebun dengan cepat berlari keluar ruangan.
Dia berjalan melewati lorong yang gelap. Ruang cuci Kastil Wilayah berada di ruang bawah tanah. Meskipun Denny masih muda, dia adalah anak yang pintar, jadi dia hanya akan bersaksi atas apa yang dia dengar. Sekarang Baron Zahavin tidak akan punya jalan keluar.
Tapi kemudian
"Kenapa buru-buruu?"
Suara anak kecil terdengar dari belakang. Ia berbalik karena terkejut, Elliotte telah mengikutinya.
"Saya akan ke ruang cuci untuk menjemput Denny"
"Ooh"
"Astaga, apakah anda terkejut dengan kejadian ini? Sekarang orang jahat itu telah di ungkap, tenang saja"
"Paman Decones benawr-benawr sangat buruk"
"Ya, tidak peduli seberapa ketatnya persaingan antara saudara, bagaimana bisa dia menyentuh keponakannya-"
Anak itu meraih kerah tukang kebun. "Jadi, siappa tuanmu?"
"....ya?"
"Bagaimana Tukang Kebun biasa tauu Paman Decones itu licik?"
"Hei, itu yang dikatakan para pejabat itu...!"
"Dari sebelum kamu mengadu, nama Decones bahkhan belum diucapkan oleh siapa punn"
Ekspresi tukang kebun membeku
* * *
Aku menatap tukang kebun.
Tukang kebun yang sebelumnya berekspresi hangat dan rendah hati, kini tersenyum canggung.
"Semua orang mengira Kutukan itu dikirim dari salah satu generasi ke-2. Saya juga dengar bahwa Tuan Decones dan Jenderal kita bertengkar di pesta ulang tahun Duke...."
Aku tersenyum dengan mengangkat salah satu sudut bibirku, "Benar"
"Ya kan?"
"Ngomong-ngomong, kamu orwang asing ya"
Dia terkejut
"Dari mana kamu bwerasal?"
"..."
"Harus ku-teebak? Timur Machi? Wiyayah timur dimanya ada kediaman Bouchez"
Aku familiar dengan desas-desus bahwa Kakek dan Marquis Bouchez memiliki konflik. Juga dikatakan harga penjualan Batu Kuno yang akan meroket tinggi, menarik perhatian Bangsawan lainnya.
'Aku memiliki pengumpul informasi yang bagus bernama Conrad'
Ketika aku memberikan Enhanced Stone kepada kakek, Conrad memberi tahuku:
"Anda telah memberi bantuan yang terbaik. Kini pengaruh Marquis Bouchez akan bisa ditekan"
"Marquis?"
"Ya, mereka menarik Para Bangsawan dengan Batu Kuno, jadi diperlukan hal yang bisa menurunkan harganya"
"Maksudmuu Enhanced Stone?"
"Benar. Nilai Batu Kuno akan turun drastis hanya kalau ada Enhanced Stone"
Jadi, karena Enhanced Stone, Kubu Bouchez yang terkena dampaknya, mencoba memecah belah kediaman Astra.
Daymond Astra yang memberikan Enhanced Stone ke Duke. Dan Decones yang memiliki hubungan buruk dengannya. Keduanya akan dibuat berseteru.
'Aku mengerti kenapa dia memakai dialek Wilayah hukum Bouchez tanpa pikir panjang'
ada bermacam-macam orang asing di Kediaman Astra. Jadi, karena aksennya bervariasi, tidak akan ada yang menganggapnya aneh menggunakan aksen Timur.
Jadi dia sengaja menggunakan dialeknya untuk memainkan Tukang Kebun Naif.
'Untuk terlihat tidak mencurigakan, mudah memainkan peran dengan Dialek aslinya'
Wajah Tukang Kebun menjadi dingin seketika. "benar-benar...."
Wajah yang memainkan pria-paruh-baya-berhati-baik menghilang entah kemana.
Dia meliha ke sekeliling dan memelintir bibirnya.
"Ku-dengar kau agak spesial. Tapi kau terlalu sombong"
Cara berbicaranya berubah sama sekali. Dia memegang satu dari tanganku dengan erat.
"Sampai-sampai kau pikir anak sekecil dirimu bisa menyerang orang dewasa sendirian"
"...."
"Jalang Bodoh. Kau seharusnya memberitahu Ayahmu dari pada hanya mengejarku bermodalkan kesombonganmu"
"Kenapa?"
"Dengan begitu kamu tidak akan mati...."
BRUK!!
Tukang Kebun jatuh dengan suara keras.
Karena seseorang terbang dan menendangnya.
"Hei, kamu baik-baik saja?"
"Lama sekawi!", Aku cemberut dan menatapnya.
Itu adalah Han Jihyuk yang ku-pekerjakan sebagai prajurit muda di barak.
"Apa kau tahu berapa jarak dari barak sampai kesini?". Gerutu Han Jihyuk yang jatuh setelah menendang Tukang Kebun, belum berdiri lagi.
Tukang Kebun yang terbaring telungkup, menggertakkan giginya, "Kalian...!"
"Paak, apa aku twerlihat bodoh?"
Paman Decones itu penakut. Seperti saat ulang tahun Kakek, dia langsung gemetar hanya dengan menatap Ayah. Kalau orang-orang melihatnya, dia memang akan di tuduh sebagai pelaku, akan tetapi akan-kah dia mengutuk Joshua?
'Juga keanehan Joshua dan Baron Zahavin saat di taman'
Apa alasannya menutupi orang yang dibencinya? Lagi pula, Baron Zahavin adalah pejabat yang berjalan di benang tipis. Seseorang yang tidak akan melakukan apa-pun di luar sepengetahuan Keturunan Langsung Astra. Tapi ketika dia marah dan memukul Tukang Kebun, Dia tidak ragu.
'Karena ada tameng kuat bernama Joshua'
Menyatukan semua bagian, kesimpulannya adalah ini.
'Seseorang mencoba memecahkan perang di antara Ayah dan Paman Decones'
Dan siapa yang paling ingin Astra terpecah belah, jawabannya jelas.
'Marquis Bouchez'
Jadi aku perlu bersiap.
Bersiap untuk membuat bukti yang kuat.
Karena tidak ada yang akan percaya pendapat anak berumur 3 tahun.
Aku mendengar langkah kaki di belakangku.
Ketika aku menoleh ke sumber suara, aku melihat prajurit setinggi 3 meter, itu Mosco.
'Han Jihyuk, kau pikir siapa yang akan mengandalkan tendangan lemah itu?'
Mosco mendengus dan menyeringai, "Jalang Bodoh? aku mendengar semuanya darimu, bajingan...!"
Secara alami, kulit Tukang Kebun menjadi pucat ketika Dia melihat raksasa Mosco.
Aku sangat-sangat ingin melakukannya tepat saat ini juga, yaitu menangis.
"Mosco, aku takutt, uuaaaaahh....!"
Wajah Mosco berkerut hebat dalam sekejap.
Dia mengepalkan tinjunya cukup keras untuk membuat suara mengerikan, dia mendekati Tukang Kebun.
Perontokkan di mulai.
* * *
Baron Zahavin berkata-kata dengan air mata berjatuhan dan hidung yang meler.
"Jadi, itu karena Tuan Joshua ingin menutupi masalah ini, saya tidak punya pilihan selain berbohong!"
Betapa terancamnya dia oleh Ayah, dia gemetar hebat.
Kemudian dia mulai menangis dan mengatakan yang sebenarnya.
"Begitu sampai di Wilayah ini, kondisi Tuan Joshua menjadi tidak baik. Dia segera mengetahui kalau itu adalah kutukan, dan memerintah saya untuk menemukan mediumnya"
"Medium?"
"Ya. Supaya bisa melacak sumber kutukan dengan sihir...."
"Bagaimana kamu bisa menemukan sesuatu yang bahkan penyihir kami tidak bisa temukan?"
"Itu... Itu...", Baron Jahavin melirik Ayah. Dia ragu-ragu, kemudian menelan ludah dan membuka mulutnya. "Dari catatan Tuan Rissian (Ayah si Kembar)....dengan formula yang tertulis disana...."
"Catatan"
"Ya, Tuan datang ke Kastil kali ini untuk mencuri catatan dari Kediaman Jenderal..."
Orang-orang menghela nafas, "Haah"
Aku menghela nafas juga.
'Maksudku, kenapa kamu tidak beritahu Ayah saja tentang kutukan itu?'
Kutukan biasanya di salurkan melalui benda. Jadi kalau tahu Joshua telah dikutuk, Ayah akan mencari sumbernya ke segala penjuru.
'Tidak perlu mencuri catatan Paman Rissian'
Ketika perapian Joshua menyala, aku mengerti sekarang. Dia tidak bermaksud untuk membakar surat-surat, dia membakar kertas dimana ada formula sihir itu di tulis ulang.
Baron Zahavin berkata dengan suara merintih, "Jadi, ternyata mediumnya ada di taman"
"Jadi, apa kau mencoba memeriksa setiap kuntum bunga?"
Orang-orang mengerutkan keningnya.
"Kenapa kau tidak segera memberi tahu!"
"Bagaimana bisa menunggu sampai separah ini?"
"Begitu aku memberitahu Kastil Duke tentang ini-"
Sementara para pejabat berbicara, Ayah berkata dengan suara rendah. "Semua orang keluar"
"Ya?"
"Aku tidak akan mengulangnya"
"Ah...baik"
Para pejabat dan Baron Zahavin keluar dari ruangan.
Yang tersisa di ruangan itu hanyalah Ayah, Aku, Balzac, dan Joshua, yang kehilangan kesadaran.
Ayah masih menatap Joshua.
Setelah ragu sejenak, Balzac angkat bicara kepada Ayah, "Jenderal, Aku, dan Joshua...."
"Jadi kalian belum percaya padaku"
"...."
"Jadi kau mencuri buku-buku untuk menyelamatkan hidupnya. Tanpa mau menjelaskan apa pun"
Balzac menundukkan kepalanya. Karena itulah cara berpikirnya.
Dengan hati-hati aku meletakkan tanganku di lengan ayah, "Joshua masih anak-anakk"
"...."
"Dia hanya takuut"
Ayah dan Balzac menatapku
"Joshua juga pintwar"
"...."
"Kalau bicara tentang Ayahnaa, dia akan di mwarahi. Karenanya, Joshua tetap diam"
"...."
"Dia menyembuwnyikan kutukannyaa. Supaya Kakek tiidak marah pada Ayah"
Bagaimana pun, wali Joshua adalah Ayah. Jika dia di kutuk, kesalahan dalam kelalaian dan manajemen akan berimbas pada Ayah. Mungkin Ayah akan dipaksa untuk melepaskan si kembar.
'Bagi Joshua, Ayah adalah orang yang paling bisa diandalkan diantara kerabat lainnya'
Ayah menatap tajam ke arah Joshua, yang sedang berbaring. Joshua berguling dan berbalik sehingga handuk dari dahinya jatuh ke bantal.
Ayah perlahan meletakkan handuk di kening Joshua. "Kalau kamu sudah bangun, buka-lah matamu"
Bulu mata Joshua bergetar mendengar kata-kata Ayah.
'Oh, dia sudah sadar'
Joshua dengan keras kepala menutup matanya.
Aku berlari ke anak itu dan menepuk dadanya dengan satu tangan kecil-ku.
Tubuh Joshua membeku sesaat.
"Saya takut"
"...."
"Sulit menghadapinya sendirian"
Balzac adalah yang pertama bereaksi.
Balzac menggigit bibirnya. Air mata menggenang di matanya yang memerah.
Joshua menoleh ke arah yang berlawanan, berpura-pura berguling dan berbalik.
"Jangan menahan sakit sendiri, bodoh...", kata Balzac dan mulai menangis.
Bahkan dengan gigi terkatup Joshua, tangisan yang tertahan bisa terdengar samar-samar.
* * *
Taman telah di hancurkan total.
Ayah menggunakan Anugerahnya untuk membuat semuanya menjadi debu.
Para Tukang Kebun memandangi taman yang hilang jadi debu dengan ekspresi bingung.
Kastil Duke mengirim tiga penyembuh.
Joshua, yang memiliki pangkat sangat tinggi diantara generasi ke-3 (cucu Duke), saat mendapat masalah, akan menjadi kerusuhan di Kastil Utama.
'Sekarang giliranku untuk membalas dendam'
Aku menyeringai