Joshua kembali ke kamarnya.
Akan tetapi, dia mendengar suara gemerisik dari kamar disebelahnya. Mengerutkan alisnya, dia membuka pintu kamar tersebut.
Bahu Balzac, yang masuk ke dalam-dalam laci mengobrak-abrik tiba-tiba terangkat.
"Eh, kamu disini...?"
"Apa yang sedang kau lakukan disitu?"
"Apa kau punya sanggurdi. Yang kecil"
"Apa?"
"Ah, yang dibuatkan Tuan Rissian untuk-ku...."
"Balzac-!!", Pekikan Joshua menggema di kamar.
Balzac tersentak.
Joshua meraih kerah Balzac dan mendorongnya dengan keras ke dinding.
"Sudah kubilang berkali-kali padamu jangan menyebutkan nama Tuan Rissian!"
Rissian Astra.
Nama yang membelenggu si kembar. Ayah Biologis mereka yang mencoba meracuni Daymond dan mengkhianati Astra. Dia mencuri Peninggalan Para Dewa dari Astra. Kematian Rissian juga diduga karena Relik Suci. Dia dikutuk oleh Makhluk Suci dan mati di umur yang muda.
Kalau si kembar tidak dilahirkan dengan Anugerah yang kuat, mereka mungkin akan di tinggalkan tepat setelah kematian Rissian. Karenanya, nama Rissian dianggap tabu bagi si kembar.
Balzac bergumam, "Aku salah...."
"Berapa kali kamu melakukan kesalahan itu?"
"...."
Joshua melihat Balzac dengan ekspresi dingin. "Kalau kamu bodoh, tutup saja mulutmu, atau kalau kau tidak bisa diam, berpikirlah dulu sebelum berbicara"
Alis Balzac berkedut, "Serius kau?"
"Yang paling buruk itu kondisi mentalmu"
"Apa-", Energi mulai bergetar di tangan Balzac.
Ketika dia mengayun tangannya, Joshua dengan cepat melepaskan kerahnya dan mundur. Gelombang yang terpancar dari tangan Balzac menembus dinding dengan mudah.
BANG-!
Ada lubang besar terbentuk di Dinding setelah dentuman keras.
"Ayo bertarung!"
"Kau pikir kau adalah satu-satunya yang memiliki perlindungan bertipe penyerang? Idiot"
Balzac mengerutkan keningnya dan menaruh tangannya di ganggang belati pada pinggangnya. Joshua juga meraih pedang yang tergantung di dinding.
Balzac yang maju pertama untuk menyerang. Saat keduanya akan bertabrakan, "HENTIKAAAN!", Elliotte, menerobos ke depan ke antara mereka berdua.
Terkejut dengan kehadiran yang tiba-tiba, Balzac mundur.
Joshua mundur juga selangkah.
Si kembar mengerutkan kening dan menatap anak kecil yang datang menghalangi.
"Hei!", Balzac mengerang, "Kau Gila? Kenapa melompat di antara pedang!"
Kalau salah sedikit saja, dia akan menjadi daging cincang.
"Karena kalian bertwengkar", kata Elliote yang masih memblokir di antara mereka berdua
"Tidak peduli seberapa banyak kita bertengkar kau tidak boleh melompat ke tengah-tengah pertempuran berpedang!"
"Kenapa kau peduli?"
Balzac dan Joshua menjawab dengan bergantian.
"Ini tidak seperti pertengkaran untuk pertama kalinya"
"Di Astra saudara memang saling membunuh"
"...."
Tidak ada yang bisa di perdebatkan tentang pendapat Joshua, jadi anak itu terdiam sejenak. Kemudian dia mengerang, seolah sedang berpikir keras, lalu membulatkan matanya.
"Soalnyaa saya masih bayii, jadi bertarungnya jangaan yang bahaya"
Balzac menghela nafas dan mendengus. "Apa kamu bodoh? Dimana pertarungan yang tidak berbahaya"
"Ada"
"Ada?"
"Ya!", Elliotte meraih tangan Balzac dan Joshua satu per satu
'...!'
'Apa, kenapa?'
Joshua tercenggang, Balzac juga terkejut.
Balzac melirik ke tangan mungil Elliotte yang berpegang padanya.
'Kenapa dia meraih seseorang yang barusan membahayakan nyawanya segampang itu?'
Kecuali ketika saat aku masih muda, ketika aku bahkan belum bisa mengancing bajuku sendiri, tidak ada orang yang pernah mau menyentuhku. Bahkan ketika menerima pelatihan berpedang, atau berkomunikasi dengan yang lain. Akan tetapi, Elliotte tampak tidak takut menggandengnya.
'...apakah dia sedang merawat-ku?'
Kalau dipikir-pikir, ya
Dia membantuku merawat Raja-Dewa-Generasi-Ultra, dan ketika aku merasakan geli, dia memberiku obat....
Elliotte tidak menyeret mereka begitu jauh, jadi dia hanya bisa menghela nafas.
Elliotte memandu mereka ke sebuah meja. Dan menyatukan tangan mereka, membuat Balzac dan Joshua saling berhadapan dengan berpegangan tangan.
"Apaan!"
"Lepaskan"
Keduanya dengan cepat seolah-olah mereka telah menyentuh serangga.
"Ini Adu Panco"
"Apa yang kau adu-kan?"
"Dengan tangan lawaan. Kalau kamu merwobohkannya lebih dulu dengan sekwat tenagaa, artinyya kau menang"
Elliotte memberi contoh adu panco dengan lengannya sendiri.
Si kembar yang melihatnya tertawa terbahak-bahak. Itu konyol untuk disebut perkelahian.
"Semuanya silahkan keluar dari kamarku. Jangan berbuat konyol-"
"Ooh, apakah Joshua tangannya akan twurun duluann?"
"Apa?"
"Karena menghindarwi pertarungan artiinya Balzac lebih kuatt ya?"
Balzac menyeringai, "Tentu saja! Karena aku yang lebih tua"
Pada saat yang sama, Joshua mengejek, wajahnya menunjukkan dia tidak tertarik bersaing dengannya.
Joshua tersenyum dingin, "Tapi dia yang lebih bodoh"
"Bagaimana kau bisa mengalahkanku hanya dengan membaca buku di sudut kamar?"
"Kau pasti lupa. Di pertandingan berpedang terakhir, aku-lah pemenangnya"
"Karena kau melontarkan kata-kata yang keterlaluan"
"Karena kamu mudah dibodohi"
Mata si Kembar itu menyala dan bertabrakan lagi. Balzac menggebrak meja dengan keras.
"Ayo kita lihat siapa yang lebih kuat"
"Aku tidak main permainan tanpa imbalan"
"Kalau kau menang, kau boleh menentukan hukumannya!"
Joshua mengangkat sebelah alisnya.
Kedua bersaudara itu duduk. Setelah Elliotte meletakkan kursi diantara mereka, dia memanjatnya dan berdiri diatasnya. Lalu meletakkan satu tangan kecilnya diatas dua tangan yang saling menggenggam.
"Bersedyaa, siaap - Yap!"
Segera setelah anak itu mengatakan mulai, dia melepaskan tangannya.
Kedua bersaudara itu mengerahkan kekuatan otot mereka.
* * *
Aku mengamati Balzac dan Joshua, yang lengannya akan meledak, dengan mata bergetar. Sudah 10 menit sejak adu panconya dimulai. Aku gugup karena ku-pikir mungkin lengan mereka akan patah dengan kekuatan seperti itu, tapi keduanya melakukan yang terbaik sehingga belum ada penentuan siapa yang akan jatuh.
'Pokoknya, kerja bagus'
Ada bagusnya memancing-mancing Joshua.
Sementara mereka sibuk, aku berencana menggeledah kamar Joshua. Karena Joshua selalu mengunci kamarnya ketika dia pergi, jadi sulit untuk menyelinap masuk.
'Tidak peduli bagaimana aku memikirkannya, perilaku Joshua itu aneh'
Mereka sedang tidak peduli dengan-ku dan fokus pada adu panco.
Aku melompat dari kursi dan berjalan berkeliling berpura-pura hanya berputar di sekitar ruangan
'Kamar Joshua sangat rapi'
Tidak ada perabotan yang tidak berguna, ruangan di dekorasi dengan dominan warna biru. Mejanya juga rapi. Dengan kepribadian yang teliti, semua laci meja terkunci rapat.
'Aku belum menemukan apa yang tidak biasa'
Sementara aku mengamati, perapian menarik perhatianku. Ada beberapa kayu bakar di tungku.
'Kayu bakar di cuaca seperti ini...?'
Meski di malam hari, masih ada sisa panas dari terik matahari siang.
Aku bertanya-tanya apa yang Dia lakukan, karena baranya masih sedikit hidup.
'Kalau itu tidak dimaksudkan untuk menghangatkan ruangan, pasti untuk membakar sesuatu'
Dan jika itu adalah sesuatu yang dikerjakan oleh Joshua sebagai bangsawan, itu jelas.
'Surat'
Aku melirik Joshua.
Keduanya masih tenggelam dalam adu panco
"Sekarang...! Menyerahlah...! Kau tidak akan bisa!"
"Kau...saja"
'Aku harus menggali lebih dalam? Jangan?'
Joshua tidak perlu di waspadai jika Dia sedang tidak menimbulkan masalah di Wilayah ini. Tapi kalau Dia salah langkah, bisa saja Dia kehilangan semuanya.
'Tapi kalau benar dia sedang menyebabkan masalah di Wilayah-ku'
Bagaimana kalau dia mengincar ayah atau aku?
Aku harus memangkas akar dari masalah sebelum menjadi tidak bisa ditangani.
Saat itu.
Crack-!
Meja itu retak dengan suara yang menakutkan. Sepertinya itu tidak bisa menahan kekuatan mereka.
'Aah!'
Aku terkejut dan Balzac memekik, "Aku pemenangnya, Karena kau terdorong sebelum mejanya hancur!"
"Omong kosong"
"Memang benar kok!"
"Sebelumnya, kamu hampir kalah dua kali"
'kalau dilihat sekarang ini, mereka hanya tampak seperti anak-anak'
Anak-anak yang tidak seharusnya mati-matian menyembunyikan sesuatu, merahasiakan kesulitannya, dan hanya mengutamakan keuntungan.
"Hmmm", erangku.
* * *
Di malam hari.
Setelah makan banyak di makan malam, aku menepuk perut bulatku.
"Anda pasti menikmati hidangan hari ini, Nona"
"Yap!"
Hari ini si kembar makan secara terpisah, Ayah juga makan bersama para pejabat. Jadi aku menikmati makan malamku dengan santai setelah sekian lama.
"Ung- dagingnya bessaaar"
"Ya ampun, itu bagus untuk Anda. Anda sudah menggosok gigi, kan?"
"Iya"
Heidi tersenyum dan membuka kancing pakaianku untuk menggantinya.
"Ayo, angkat kedua tangan, hore!"
"Hore!"
"Wahh!", Heidi gemas dengan ekspresi-ku mengusapkan wajahnya ke pipi-ku.
"Nona Muda kita sangat baik", dia terus mengusapkan pipinya untuk waktu yang lama, lalu menjauh.
'Hmm?'
Biasanya akan memakan waktu 5 menit setelah dia memulainya, tapi tampaknya hari ini lebih singkat.
"Saya tidak bisa berlama-lama hari ini", gumamnya, dan aku memiringkan kepalaku.
"Tidak biisa?"
"Saya perlu mengurus pakaian-pakaian Tuan Muda"
"Balzac dan Joshua tidak membawa pelayyan?"
"Benar. Mereka bahkan tidak membawa pengasuh. Tampaknya mereka tidak menyukai pengikutnya. Tapi kali ini secara khusus datang bersama Baron Zahavin".
Heidi menghela bersamaan dengan bahunya dan melanjutkan, "Saya pikir Tuan Joshua tidak suka dengannya"
Tidak suka?
Apakah anak itu akan menutupi orang yang tidak Dia sukai?
"Kenapa kamuu mengwigil?"
"Ada sedikit orang yang seperti Baron Zahavin. Dia seperti Hyena pemburu kekuatan...."
"Haiena?"
"Ya, bukankah dia bisa menjadi anggota tim Evaluasi kali ini karena memiliki kekuasaan?"
"...."
"Kupikir dia mengikuti akan Tuan Decones dengan setia, demi mencapai apa yang dia inginkan"
"...."
"Pasti kata-kata saya sulit untuk anda mengerti", Heidi tersenyum malu-malu dan berdiri.
"Apa anda akan tidur dibawah selimut?"
"Iyaa"
"Semoga anda bermimpi indah. Nona Muda"
Heidi pergi dan aku berbaring di tempat tidur.
'Ada begitu banyak hal aneh yang terjadi'
Bahkan walaupun aku berusaha untuk tidak peduli, itu masih terus mengganggu.
'Kalau begitu aku tidak bisa menghindarinya'
Aku mengirimkan energi sihir keluar untuk membuka jendela. Mataku berkedip dan sebuah jendela muncul.
Aku tidak terlalu ingin menggunakannya.
Terakhir kali dalam kasus Michelan, aku jadi tidak enak badan setelah menggunakan Anugerah ini.
Dan yang terpenting...
'Perutku menjadi mual ketika aku melihat komentar-komentar'
# Kuharap Dahlia segera datang dan sedikit memperbaiki suasana TT
Melihat komentar seperti itu membuatku merinding. Aku menghela nafas dan melihat ke jendela.
'Huh? Kenapa hanya ada sedikit episode yang aktif?'
Aku tidak bisa melihat komentar-komentar dari episode sebelumnya. Aku hanya bisa melihat komentar-komentar di episode aktif. Akan tetapi...
'2 EPISODE'?
Bukankah ketika Michelan dibebaskan dari Istana Kerajaan, itu aktif sampai 5 Episode?
Aku menggulirnya ke atas dengan tatapan bingung.
Judul dan pengantar buku terlihat.
-----
Balzac Astra, pendekar pedang yang kehilangan segalanya karena keluarganya.
Kini gilirannya untuk melahap keluarga.
-----
'Ada apa dengan pengantar seperti novel fantasi ini'
Aslinya itu adalah pengantar yang menggambarkan [IPTVG]
Sebentar
'Balzac? Balzac Astra?'
Aku menatap jendela dengan mulut terbuka. Tidak peduli berapa kali Aku mengedipkan mata atau menampar pipi, layarnya tidak berubah.
Rupanya ini kisah yang sedang berlangsung
'Gila...Penulis gila-!!'
Pemeran Utama novelnya telah berubah
* * *
Oke,
Tidak jarang situs serealisasi gratis menurunkan novel kalau itu tidak laku. Kalau ada karakter populer dari novel yang gagal, itu bisa digunakan sebagai karakter utama di karya lainnya.
'Jadi artinya aku tidak boleh terpaku pada satu buku'
Aku memegang kepalaku dan merenung.
Sejak kapan berubah, apa yang salah?
Sudah jelas, Dahlia adalah karakter utamanya sebelum ini. Tapi ada lebih banyak komentar dan angka pembaca dari ketika itu berjudul [IPTVG]. Walaupun Judul ini memiliki daya pikatnya sendiri.
Jadi apakah mentalitas Penulisnya hancur?
'Kenapa Balzac menjadi Pemeran utama?'
Tidak peduli berapa banyak aku berpikir, tidak ada jawaban yang muncul.
Mungkin kalau aku membaca komentar-komentar, aku akan mendapatkan petunjuk. Jadi aku melihat-lihat komentar dari episode aktif.
# Selamat membaca dan selamat tinggal
# Cerita fiksi yang berbau genre-keluarga. Baron X Pengejar Peringkat No.1 Dunia
└ Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke
# Sepertinya karakter utamanya Baron X. Kamu bersembunyi dibalik si kembar, kenapa kamu jadi pengasuh yang berakhir malang?
└Yeah, aku tidak tahu kalau karakter utamanya akan kekurangan rambut TT
# Tata bahasanya tidak beda dengan sampah. Aku lebih baik berinvestasi di situs berbayar.
└SamXElectronics 3?
└ Kondisi karakter utamanya sudah benar. Kesengsaraan yang cukup, ada kesempatan untuk melampaui, dan berkemampuan.
└ Siapa tanya?
└ Aku bahkan tidak bisa mendapatkan genre yang benar untuk tata bahasanya
└ Jangan berkelahi
'Pembicaraan apa ini'
Cemberut, aku melihat satu komentar
#....di balik si kembar, kenapa kamu menjadi pengasuh yang berakhir malang?
'Maksudmu sesuatu akan terjadi pada Joshua?'
Balzac akan berpikir Baron adalah pelaku kejahatan dan menyerangnya?
Tiba-tiba sebuah pemandangan muncul di benakku.
Cara Joshua menutupi Baron Zahavin, tidak seperti Joshua seharusnya.
'....sesuatu sedang terjadi sekarang'
Aku melompat dari tempat tidur.
Aku segera meninggalkan kamar dan pergi ke kamar Joshua.
Bang, Bang, Bang, aku menggedor pintu tapi tidak seorang pun keluar setelah beberapa waktu berlalu.
'Apakah dia tidur'
Aku terus menerus mengetuknya, tapi masih tidak ada suara dari kamar Joshua.
Sebaliknya, Balzac keluar dari kamar sebelah.
"Ada Apa"
"Dimanya Joshua?"
"Seharusnya ada dikamarnya"
"Oh tiidak!"
"Kenapa kamu.... ....tapi aneh? aku tidak merasakan kehadirannya"
Aku terkejut setelah mendengar Balzac bahkan tidak menyadari kehadiran-nya. Ketika Aura terbentuk, dia akan sangat sensitif dengan kehadiran di sekitarnya.
Selama dia tidak me-nonaktifkan Anugerahnya seperti di malam Bulan Merah saat dia berada di kandang kuda terakhir kali, tidak mungkin Balzac tidak bisa merasakan kehadiran Saudara-nya.
Aku segera melihat kesekeliling.
'Apakah tidak ada yang bisa kulakukan?'
Saat itu, aku melihat batu permata besar di atas meja. Aku meraih batu permata dan menggedor-gedor pintu dengannya.
"Apa yang sedang kau lakukan?", Balzac menatapku dengan bingung
"Joshua, bahayaa!!"
"Apa!-", Balzac melihatku dengan intens.
Dia mendekat padaku dan pada pintu kamar Joshua, mungkin mengetahui aku tidak sedang bercanda.
"Menjauh"
Dia mendorongku untuk menjauh dan menendang pintu dengan kakinya.
Pintunya yang memiliki perlindungan
Aku dan Balzac segera masuk ke dalam kamar
di dalamnya....