Chereads / Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat / Chapter 7 - Chapter 7: Liantyn Astra

Chapter 7 - Chapter 7: Liantyn Astra

Chirp Chirp

terbangun oleh suara kicauan burung, aku bangkit duduk.

Wanginya seperti pagi hari, mungkin karena mataharinya sudah terbit. Setelah pikiranku mulai jernih, aku tersentak.

Ini bukan kamarku. Aku segera melihat sekeliling.

Meja yang tidak asing, corak dinding yang familiar, dan hiasan dinding bersulam burung gagak dengan empat sayap yang melambangkan ASTRA.

'Ini Kantor Kakek...!'

Kenapa aku disini?

Selagi aku terduduk kaku, perihal kemarin muncul dipikiranku.

Aku tertidur karena lelah setelah menangis.

...dan aku bahkan melakukannya di lengan Kakek.

'Sepertinya Kakek yang membawaku kesini'

Aku merenung dan melihat kesekeliling.

Hanya ada aku di Kantor. Sepertinya Kakek pergi entah kemana.

Jika demikian, bukankah ini melegakan?

Aku bangkit dari sofa, dan bisa melihat bercak air liur dari tempat asalku. Sepertinya aku ngiler saat tidur tengkurap. Aku segera menggosok bercak tersebut untuk menghilangkannya.

Sementara itu, aku mendengar suara pintu terbuka

"Apakah anda sudah bangun?"

"Conrad!"

"Apakah anda merasa tidak nyaman tertidur di sini?"

Semuanya baik-baik saja ketika aku tertidur. Masalahnya adalah saat inilah aku merasa tidak nyaman.

Aku berbicara dengan wajah muram, "a-aku sukya kasurkuu"

Itulah sebabnya, walaupun aku tertidur setelah menangis karena penalti, lain kali, bawa aku ke kamarku...

"Saya berencana membawa anda ke kamar anda, tetapi anda gelisah walaupun saya hanya menyentuh anda sedikit"

Aku pasti rewel setiap kali dia mencoba memindahkanku

'Aku mengacaukannya, aku benar-benar sudah berakhir!'

Aku mencoba untuk tidak menjadi menjengkelkan, tetapi aku menjadi yang paling menyebalkan.

Aku bertanya ke Conrad dengan wajah ketakutan, "bagaimanya dengan Kakek?"

"Beliau ada di Ruang Makan. Beliau berpesan untuk membangunkan Nona Muda dan membawa anda"

"Sungguh?"

"Anda pasti benar-benar lapar karena melewatkan makan malam, bukan?"

Syukurlah.

Kalau Kakek menganggap diriku menyebalkan, dia tidak akan memanggilku ke Ruang Makan.

Ekspresi wajahku menjadi cerah karena situasiya baik-baik saja. Aku menggenggam tangan Conrad dan menuju Ruang Makan.

Kakek sedang makan bersama Viscount Debussy.

"Halloo"

"..ya"

"Selamat pagi, Nona Muda"

"Yaa!", aku tersenyum cerah dan duduk disebelah Kakek.

Para pelayan tersentak dan mata Viscount Debussy terbuka lebar.

Kalau dipikir-pikir, tidak ada cucu yang duduk disebelah Kakek. Ketika Kakek duduk di kursi kehormatan, semua orang duduk di ujung, disisi lain.

Aku melirik ke Kakek untuk berjaga-jaga kalau dia tidak nyaman bersamaku.

Kakek tidak mengatakan apa-apa.

'Itu-lah yang terpenting'

Ketika aku duduk, makanannya datang.

Sarapan hari ini adalah roti bakar, yang di potong-potong kecil-kecil untuk memudahkan anak-anak memakannya.

Aku mengambil garpu dengan penuh semangat.

Aku akan menggigitnya, tetapi...

'Huh?'

Aku bisa melihat makanan di piring Kakek tidak berkurang sedikit pun.

Menunya adalah sebuah steak besar. Itu terlihat sangat lezat dengan bagian luar yang mengkilat dan berair pada potongan melintangnya.

Apakah dia tidak nafsu makan?

Tapi... salad dengan semua hiasan disampingnya habis.

'Ooh, jadi tidak nyaman untuk memakannya'

Apakah karena gigi atau rahangnya sakit?

Ketika aku mengekori Conrad, kupikir aku juga melihat Kakek menyentuh bagian rahang dibawah telinganya.

'Dia bahkan tidak bisa menunjukkan bahwa dia sedang kesakitan. Kakek sedang menderita'

Walaupun begitu, jika situasiya semakin rumit, mata para Hyena akan bersinar jika Kakek menunjukkan pertanda apapun dari rasa sakit. Mengatakan bahwa Duke sudah tua, jadi sudah waktunya untuk membuka lembaran baru demi masa depan.

Aku merenung sejenak.

Kemudian aku menusuk roti panggang dengan garpu, dan mengulurkannya kepada Kakek.

"...!"

"...!"

"...!"

Aku mendengar suara orang menahan napas dimana-mana. Mata para pelayan yang hadir membelalak. Conrad dan Viscount Debussy juga tampak terkejut.

Kakek terhenti dan menatapku.

"Apa itu"

"Inii sangat enaak"

"...."

Jika Kakek sehat, aku juga akan jauh dari bahaya.

Mengikuti instingku, sepertinya dia hanya makan rumput selama berhari-hari. Dan dengan kepribadiannya yang waspada, tidak mungkin Kakek meminta mereka mengganti menu karena akan membuat orang memperhatikan kondisinya.

Ruangan menjadi sunyi, seolah-olah aku sedang menginjak es tipis.

Sementara tidak ada yang berani menarik nafas, Viscount Debussy berdeham. "Bukankah itu ketulusan Nona Muda?"

"..."

"Jika tidak, haruskan aku memakannya? maukah anda memberikannya kepada saya, Nona Muda?"

"Lupakan"

Kakek mengambil roti yang kuberikan dan memakannya. Dilihat dari ekspresinya, seperti yang diharapkan, mengunyah roti bakar yang lembut tidak akan membuat Beliau tidak nyaman sama sekali.

Aku mengulurkan roti panggang sekali lagi.

"Lagii"

"...."

"Nyam Nyam~"

"....". Kakek mengambil roti dan memakannya sekali lagi.

Viscount Debussy tertawa seperti orang gila, seperti kemarin.

***

'Kembung rasanya karena aku makan sambil merawat Kakek'

Kakek menikmati roti panggang yang kuberikan padanya. Sepertinya dua potong cukup?

Viscount Debussy dipukul oleh Kakek setelah dia tertawa sepanjang jam makan.

Aku meraih tangan Conrad dan keluar dari ruangan.

Conrad bertanya dengan ramah. "Anda akan bermain apa hari ini?"

"Aku akan pwergi ke perpusstakaaan"

"Tapi tidak ada buku bergambar disana. Bagaimana dengan rumah kaca?"

"Aku sukya perpuss"

Karena ada sesuatu yang harus kulakukan disana.

Aku tertawa licik di dalam.

'Ulang Tahun Kakek akan segera tiba'

Tanggal 15 bulan depan adalah hari ulang tahun Kakek. Perjamuan besar akan diadakan, dan untuk Keturunan Langsung itu adalah acara yang sangat penitng. Karena itu adalah salah satu kesempatan memenangkan hati Kakek dengan hadiah.

Tentunya aku tidak mampu memberikan artefak-artefak suci atau harta karun legendaris seperti Keturunan Langsung lainnya.

Lagi pula aku berusia 3 tahun tanpa uang sepersen pun.

'Tapi aku punya informasi yang kudapat dari [IPTVG]'

Aku melepaskan tangan Conrad dan berkata. "Daah!"

"Ya Nona. Semoga hari-mu menyenangkan"

Aku melambaikan tanganku ke Conrad dan langsung menuju ke perpustakaan.

Perpustakaan itu jauh dari ruang makan. Aku harus melewati gerbang ke dua, tapi karena ada monster yang menjaga didepannya, aku membeku.

Itu adalah monster berbentuk binatang, dengan bulu keras dan runcing bagaikan jarum. Bahkan jika itu hanya memukulku sekali dengan kaki depannya yang begitu besar, aku akan langsung naik ke surga. Aku hanya bisa menempel di dinding dan merayap.

Saat aku hendak melewati gerbang.

GRRrrrr

Kaget, aku membeku sekali lagi begitu saja. Aku paling takut dengan monster itu.

Di [IPTVG], Protagonis Dahlia hampir mati sekali karena mereka. Itu karena Elliotte yang mengincar jalan yang akan dilewati Dahlia dan melepaskannya. Jika saudara yang lebih tua yang mencintainya tidak datang segera, Dahlia mungkin sudah mati.

'dan pada akhirnya, si itu menggigit bahunya'

Kalian tidak tahu betapa kejamnya deskripsi itu

GRrr...

"Doggie, aku akan lewat sebentwar...."

"Aaarfh-!!"

"...!". Aku segera kembali ke tempat asalku.

Anjing sialan itu.

'Tapi aku harus pergi ke perpustakaan...'

Untuk membuat 'Pil Regresi Fisik' sebagai hadian untuk Kakek, aku harus mengumpulkan bahan-bahannya.

Pil Regresi Fisik

Sama seperti nama luar biasa yang melekat padanya 'Regresi Fisik', adalah obat yang diimpikan setiap lansia. Karena itu memiliki efek yang luar biasa pada gigi yang sakit.

'Tidak ada gigi palsu di dunia ini, jadi ketika seseorang menua, mereka pasti akan menderita oleh giginya'

Jadi jika itu orang lansia, mata mereka pasti akan tertarik padanya.

Tentu saja Kakek juga akan menyukainya. Lagi pula beberapa saat yang lalu, bukankah Kakek kesulitan makan dengan benar karena sakit giginya?

'Bahan baku yang dibutuhkan untuk Pil Regresi Fisik adalah Lavender Hijau'

tentu saja itu adalah tanaman yang sulit didapat. Tapi aku tahu ada beberapa disekitar sini. Karena Dahlia tidak sengaja menemukannya di kastil.

Meskipun itu berkat buff karakter utama, itu adalah hal yang baik untukku.

'Aku pikir aku harus pergi ke perpustakaan dan mencari persyaratan pembuatannya, tapi...'

Jika aku tahu tempat dan kondisi yang sesuai di Kastil, Lavender Hijau bisa ditemukan lebih cepat.

aku mengerang dan melihat monster itu.

Haruskah aku menutup mata dan berlari? Karena menakutkan haruskah aku datang dengan orang dewasa? Jika itu Conrad atau pelayan, mereka pasti akan ikut denganku.

Itu adalah yang aku pikirkan ketika-

"Apa ini?"

Suara penuh kebencian datang dari belakang.

Seorang gadis dengan tangan terlipat dan seorang yang tampak seperti pelayan senior sedang berjalan bersamanya. Sebuah liontin besar tergantung di leher wanita itu.

'Itu adalah simbol Nus (pengasuh anak bangsawan)'.

Gadis itu mengerutkan keningnya saat dia bertanya, "Siapa kamu, kok bisa kamu berkeliaran di gerbang kedua dimana hanya Keturunan langsung yang boleh masuk?"

Aku segera mengenali siapa anak itu. Karena dia adalah anak yang persi sama dengan deskripsi novelnya.

Rambut emas dengan putaran meringkuk, mata hijau, bintik-bintik di pipinya.

'Liantyn'

Dia adalah sepupuku.

Liantyn mengernyit "Apa kau tidak mendengarku?"

"Nona Muda, saya pikir dia adalah orang yang bisa memasuki gerbang kedua"

"Apa?". Liantyn mengerutkan keningnya mendengar kata-kata pengasuh.

Lalu bibirnya naik bengkok "Oh"

Liantyn yang mendekat dengan tangan terlipat, mengangkat dagunya dengan arogan "Kamu si darah kotor kan?"

"Aku tiidak kotor"

"Kudengar kau bertingkah imut untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Persis pengemis"

"...."

"Itu namanya kotor"

"...."

"jangan turunkan kelas keluarga kami, dan ketahuilah tempatmu-", ia berbicara seolah-olah memberi pelajaran besar, anak itu tiba-tiba berhenti.

Itu karena langkah kaki terdengar dari balik tikungan. "Oh, Nona Muda"

Itu adalah Viscount Debussy

Ekspresi Liantyn langsung berubah. "Viscount Debussy~"

Dia memanggil Viscount dengan cara yang manis dan senyuman cerah. Berbeda dengan cara bicaranya denganku.

Viscount Debussy adalah orang terdekat Kakek. Sebagai bawahannya yang paling dipercaya, terkadang dia bahkan diberi otoritas yang lebih tinggi dari pada Keturunan Langsung. Jadi bahkan jika Liantyn adalah Keturunan Langsung, ia ingin terlihat baik didepan Viscount Debussy.

Dengan harapan bahwa hal-hal positif tentang dia akan sampai ke telinga Kakek.

"Sudah lama sejak saya bertemu Viscount"

"Ya, apakah anda baik-baik saja selama ini?"

"Tidak. Karena latihannya sangat sulit...". Liantyn mengerucutkan bibirnya

"Tapi ada keperluan apa di Kastil? Setelah pelatihan diluar selesai, anda seharusnya istirahat sekarang"

"Ulang Tahun Kakek segera tiba. Jadi aku akan menyiapkan hadiah"

"Oh begitu rupanya". Mengangguk, Viscount Debussy menatapku.

"anda meninggalkan ini". lalu dia meletakkan sebuah batu cantik ditanganku. itu adalah batu yang kuambil dari taman kemarin.

"terwima kasih". Ketika aku menjawab, Viscount Debussy tersenyum lembut.

"Sama-sama. Daripada itu apa yang membawa Nona Muda kemari?"

"Saya akan pergwi ke perpuustakaan"

"Astaga! jadi seperti itu~ kalau begitu, haruskah kita pergi bersama?". Itu adalah ucapan Liantyn. Wajah yang tadinya mengejek dan menertawakan darah kotor kini seperti wajah bidadari.

Liantyn yang berkata demikian, memandang Viscount Debussy. "Elliotte sudah lama berada di Menara #12. Karena dia belum mengenal Kastil dengan baik, saya akan membantunya"

"Senang melihat hubungan antara sepupu sangat akur. akan tetapi, Nona Muda Elliotte ada pekerjaan yang harus dilakukan, jadi dia harus pergi"

"....anak ini punya pekerjaan?"

"Sudah jamnya untuk membaca Bahasa Kuno"

Kalau dipikir-pikir kemarin aku disapa oleh garis Keturunan Tidak Langsung, dah hari ini aku makan sambil merawat Kakek, jadi waktu untuk membaca sudah berkurang.

Aku menjawa "baiik" dan pergi ke Viscount Debussy

"Apakah anda ingin di peluk?"

"sayaa berjalan sendiwri"

"Sungguh pemberani"

Ketika Viscount Debussy tersenyum, Liantyn berkata. "Bolehkah aku ikut dengan anda juga? Saya ingin menemui Kakek"

"tentu saja"

"Waah", sambil berkata demikian, Liantyn menempel di sisi samping Viscount Debussy

***

"Opwerasi penaklukan monster darwi barat dimulai"

"Ya, Nona Muda. Mari kita berhenti disini untuk hari ini"

"Ya"

Aku meletakkan buku sejarah yang sudah kubaca di atas meja

"Astaga!"

Liantyn mengambil buku sejarah dengan tatapan terkejut. Kemudian setelah mengecek segala sisi, dia meletakkannya dengan lembut.

"Elliotte, Buku Sejarah Kuno ini adalah versi asli"

"...."

"Ini adalah buku dengan nilai sejarah yang luar biasa, jadi perlakukan dengan hati-hati"

Tapi aku tidak meletakkannya dengan kasar?

Aku melakukannya dengan biasa saja

Liantyn terus mengoceh. "Faktanya, relik ini seharusnya dimiliki Istana Kerajaan. Jadi hanya dengan menyentuh buku sejarah ini, kau pasti bisa tahu besarnya pengaruh Astra"

"Apakah anda sudah tahu hal semacam itu?", Viscount Debussy terkekeh

Liantyn menjadi bersemangat dan berkata.

"Saya dengar Kakek Buyut secara pribadi menyerahkan buku ini kepada Kakek?"

Uhh..

Begitu topik itu keluar, aku segera melihat Kakek. Dia tanpa ekspresi seperti biasanya, tetapi sorot matanya tenggelam.

Memang benar bahwa buku itu diberikan kepada Kakek oleh pendahulu. Tepatnya diantara banyak harta berharga, beliau hanya memberi Kakek satu hal ini. Buku-buku sejarah yang hanya tinggal nama, karena pada saat itu, tidak ada satu baris pun yang dapat ditafsirkan.

Jadi maksudnya adalah

'Ini cocok untuk Serangga yang sekedar membawa nama keluarga Astra'

-Itulah artinya.

Jadi, memberikan buku tidak berbeda dengan cara yang tidak berperasaan untuk selalu mengingatkan posisi-nya. Semua orang tertawa mengejek Kakek karenanya. Sampai Kakek membantai semua saudaranya dan naik ke posisi Duke.

Sejak itu, tak seorang pun pernah mengungkitnya didepan Kakek.

Viscount Debussy juga memperhatikan suasana hati Kakek.

Namun Liantyn terus mengoceh tanpa nalar. "Mengetahui Kakek menerima buku-buku ini, beliau sungguh hebat bahkan ketika beliau masih muda ..."

"KUPU-KUPU!"

Aku segera mengganti topik pembicaraan. Lalu melompat dari kursi dan pergi untuk menangkap kupu-kupu yang masuk melalui jendela.

Mengendap-ngendap, aku mengatupkan kedua tanganku ke tempat kupu-kupu itu berada

'tertangkap'

Saat aku bermain sendiri setiap hari di Menara #12, aku adalah pemain yang handal menangkap makhluk-makhluk bersayap.

Aku mendekati Kakek dan berkata, "sayaa berwikan pada kakek"

"...."

Seolah-olah topiknya telah berubah, Viscount Debussy menambahkan. "Bahkan pada kupu-kupu memiliki banyak makna. Kupu-kupu dengan sayap putih berarti 'Kedamaian', kupu-kupu dengan sayap biru berarti 'Keajaiban' ..."

"...."

"Sayap kuning berarti 'Mencapai Kemuliaan'."

Kulepaskan kupu-kupu itu ke tangan Kakek. Seekor kupu-kupu melewati ujung jari Kakek dan terbang. Itu memiliki sayap kuning.

"Yah pada akhirnya, itu tercapai"

"Yaa!". Ketika aku menjawab dengan ceria, Kakek tersenyum.

Liantyn menggigit bibirnya dengan erat dan melototiku.

Anak itu yang telah lama terengah-engah tanpa diperhatikan orang dewasa, membuka mulutnya. "Ungg, Kakek"

"Ya"

"Saya sedang mempersiapkan hadiah ulang tahun-mu"

Alih-alih Kakek tidak menjawab, Viscount Debussy yang menjawab. "Ini adalah tindakan terpuji. Yang lainnya juga bekerja keras menyiapkan hadiah ulang tahun"

"...."

"Bagaimana dengan memberikan balasan kepada orang dengan hadiah terbaik? Ini akan menjadi hiburan yang bagus untuk perjamuan"

Kakek terdiam sejenak dan menatapku.

Kemudian dia segera mengangguk.

"Pastinya tidak buruk"

Liantyn terlihat sangat senang. "Waa-! Saya akan bekerja keras!"

Anak itu berkata bahwa dia akan pergi untuk menyiapkan hadiahnya, dan meninggalkan ruangan setelah memberi salam pada Kakek.

Aku juga keluar dari ruangan dengan Viscount Debussy.

'Aku juga harus menyiapkan hadiah...'

Terlalu menakutkan untuk pergi ke gerbang kedua tempat perpustakaan itu berada.

Aku berkata kepada Viscount dengan hati-hati. "saya sukya buku bukuu"

"Haruskah saya membawakan anda buku bergambar?"

Viscount Debussy tampak sangat menyukaiku, mungkin ia berterima kasih karena aku mengubah topik pembincaraan.

"saya ingin meliihat buku tanamam bergwambar"

"Buku tanaman bergambar? itu akan masih sulit untuk anda"

"ada banyak bunga cantiik"

"Hmm..saya akan meminta seseorang mencarikan satu untuk anda"

Asyik!

Aku takut dengan monster-monster, jadi aku kebingungan bagaimana menuju tempat itu. Namun-

'Bagaimana bisa Elliotte di [IPTVG] melepaskan monster menakutkan itu?'

Seseorang harus mendekatinya untuk bisa melepasnya. Lebih buruknya lagi, setelah melepaskannya tidak ada yang bisa menebak siapa yang akan diserang.

'pokoknya aku harus fokus mencari Lavender Hijau'

Pelayan yang dikirim oleh Viscount Debussy membawakan banyak buku.

Aku menumpuk buku-buku dikamarku dan mengunci diri selama berhari-hari.

Tapi aneh.

'apa yang salah?'

Aku mencari semuanya mulai dari buku-buku tanaman bergambar hingga buku-buku yang berisi tanaman legendaris.

Namun tidak disebutkan Lavender Hijau dimana pun.

Seolah-olah hal seperti itu tidak ada.