Aku menatapnya dengan tidak percaya.
'Bagaimana Ayah bisa kembali?'
Tentu saja untuk membuat Ayah kembali, aku memberikan dorongan ke Kakek melalui Conrad. Tapi aku tidak menyangka Ayah akan kembali secepat ini.
'Kupikir akan memakan waktu lama...'
Ayah perlahan melangkah maju dan mendekati Paman Decones.
Paman Decones berteriak panik. "Apa yang kau lakukan di hari ulang tahun Ayah!?"
Meskipun tampak cukup percaya diri, dia jelas terlihat makin mundur. Bagiku, Paman yang mengintimidasi sebelumnya kini bagaikan seekor tikus di hadapan Ayah.
Sudut bibir Ayah naik miring
'Wow, dia sangat mirip dengan Kakek'
Ketika dia mencibir seperti itu, rupanya hampir bagaikan salinan persis dari Kakek.
"Decones. Bukankah aku sudah memberitahu-mu untuk memperbaiki kebiasaan berteriak di situasi apa pun?"
"..."
"Sudah kubilang itu akan memendekan umurmu"
"A-apa yang salah denganku? Sebaliknya, Kakak sebaiknya tidak berperilaku sembrono di depan Ayah, -HIC!"
melantur dan terus komat-kamit, Paman Decones menahan napas begitu Ayah meletakkan tangannya di bahunya. Ayah menepuk pipi Paman dengan tangannya yang berlumuran darah. Meskipun ekspresinya kebosanan, tekanannya sangat mengerikan.
Dengan kaki gemetar, Buk, Paman Decones terjatuh.
'Dalam persaingan kekuatan, Paman Decones tidak akan pernah bisa menandingi Ayah'
Tidak, di Kastil ini, tidak ada orang yang bisa menandingi Ayah dalam hal kekuatan. Alasan kenapa Kakek tidak menangani putranya, yang tidak memiliki hubungan baik dengannya, dapat dikaitkan dengan gagasan 'karena tidak ada yang dapat menekannya'
"Hentikan". Itu adalah suara Kakek.
Kakek yang menatap kering ke Ayah berkata, "Bahkan setelah didorong ke medan perang untuk waktu yang lama, perangaimu tidak berubah"
"Memang benar anak anjing tidak bisa berbeda jauh dari anjing dewasa"
Seekor anak anjing yang merupakan anak dari si anjing.
Ayah adalah anak Kakek
kalau begitu Kakek adalah...AAACK!!
Tatapan Ayah dan Kakek bertabrakan dengan keras di udara. Saat suasana menjadi lebih mencekam, Viscount Debussy mulai menepuk-bersihkan kursi.
"Karena sudah larut, bagaimana kalau kita akhiri jamuan makannya, Duke?"
Kakek menjawab dengan tatapan masih terkunci pada Ayah. "Ya"
Setelah semuanya usai, para pelayan mendekatiku dengan langkah pendek dan cepat.
"Nona Muda, mari kita kembali?"
"Ya..."
Aku melirik Ayah lalu meninggalkan ruang perjamuan
***
Keesokan harinya.
Aku terlompat begitu matahari terbit. Aku segera mendesak pelayan untuk mengganti pakaianku dengan cepat.
"Baik Nona Muda, Saya akan bergegas dan membantu anda"
Para pelayan yang melihat tingkah lakuku yang menggebu-gebu, tertawa.
Hilda membuka kancing piyamaku dan berkata. "Tuan Daymond ada di Kastil juga hari ini kan? Anda pasti sangat senang Beliau datang bukan?"
Aku menganggukkan kepalaku dengan lembut.
'Tentu saja. Dia adalah garis penyambung hidupku'
Meskipun saat ini Kakek telah menerima kehadiranku sedikit, kita masih tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Karena Kakek memiliki banyak cucu yang berbakat, minatnya mungkin akan teralih ke mereka.
Pada saat itu, aku pasti akan menjadi anak terbuang lagi.
'Dari semuanya, kalau mendadak Kakek meninggal dunia...'
Apa yang terjadi dengan telur bebek di Sungai Nakdonggang? Hidupku mungkin akan seperti telur bebek yang dikunyah kerabatnya.
Untuk mempersiapkan momen itu, bantuan Ayah sangat penting.
'Aku harus memberikan kesan yang bagus'
Dia baru saja kembali kemarin, jadi aku bahkan tidak bisa menyapanya karena harus berurusan dengan ini dan itu.
Aku mencuci muka sampai bersih dan juga mengganti pakaian-ku.
"Anda akan pergi mengunjungi Tuan Daymond kan? Kalau begitu kita juga harus bersiap untuk hadir bersama anda..."
"Tiidak!"
"Ya?"
"Aku pergwi sendirii"
Para pelayan saling memandang dan berkata, "Ya Ampun"
Mereka mulai tertawa terbahak-bahak. Sepertinya mereka mengira aku malu untuk bertemu dengan Ayah. Tapi bukan itu, melainkan karena Hilda dan Greta adalah pelayan dari Kastil Duke. Ayah tidak mempercayai pekerja Kastil Duke.
Meskipun aku tidak tahu alasannya. Bagaimana pun jika ada orang Kastil Duke disisiku, kita tidak akan bisa melakukan percakapan yang mendalam.
Para pelayan memberiku payung. "Tuan Daymond biasanya ada di barak. Anda harus berjalan keluar Gedung, tapi perkiraan cuaca hari ini akan ada hujan"
Kupikir itu adalah hari yang hangat, sepertinya musim semi perlahan datang.
"Baiik"
Setelah memakai jas hujan, aku melambai ke para pelayan dan pergi keluar.
'Dia tidak akan terlalu menyayangiku karena dia adalah 'Ayah'.'
Kalau dia benar sayang, maka dia akan mengirimi surat saat aku berada di Menara #12 kan?
'begitulah dan...'
Aku mengingat isi dari [IPTVG]
[Di malam yang gelap.
Elliotte tak sengaja mendengarkan pembicaraan yang keluar dari arah kamar pamannya.
"Apa kau bilang bahwa Elliotte mungkin bukan putri almarhum Paman Daymond?"
"Ya. Daymond sudah berada di medan perang jauh sebelum Elliotte lahir. Bagaimana mungkin sempat membuat anak di medan perang?"
"Tapi apa alasan Duke menerima Elliotte?"
"Ada rumor kemungkinan dia adalah anak yang lahir dari eksperimen"
"Seorang anak yang lahir dari eksperimen? Apakah maksud anda Homunculus? Itu tidak mungkin! Produksi manusia buatan tidak pernah berhasil. Bahkan bereksperimen dengannya sangat dilarang oleh hukum!"
"Karena itulah Ayah tidak punya pilihan selain mengumumkannya sebagai putri Daymond"]
Tentu saja tidak ada bukti untuk kata-kata itu. Tapi kupikir bisa saja hal itu terjadi. Karena bisa dimengeri alasan kenapa aku tidak memiliki Anugerah sebagai manusia hasil eksperimen, pedahal aku adalah seorang bangsawan.
Ayah diketahui tidak memiliki kasih sayang pada kerabatnya, jika saya adalah putri palsu, dia mungkin tidak mau berurusan denganku.
'Aku harus menariknya dengan menunjukkan sisi cerdas-ku, sehingga dia mau menjadi penyokongku'
Aku berjalan dengan langkah percaya diri.
Diluar hujan deras
'Aku suka harinya hujan'
Aku membuka payung kuning dan berjalan ditengah hujan.
"hm humm hmm♫"
Aku bersenandung saat membuat cipratan di genangan yang dipenuhi air hujan. Menemukan genangan dangkal yang besar, lompat! Aku melompat untuk menyebrang. Dalam perjalanan aku menemukan sesuatu di rerumputan. Itu adalah katak kecil berwarna hijau kekuningan.
"Kataak...!"
Aku berlari mengikuti katak yang terus melompat. Tumbuh kecilnya benar-benar lincah. Aku mengikutinya dengan susah payah dan mencoba meraihnya dengan tanganku, tapi...
BUK!
Aku jatuh diatas bebatuan kasar. Setelah jatuh, katak itu melompat didepan hidungku, pyong pyong pyong. Kemudian ia menjauh.
"Astaga"
Aku mendengar suara orang dewasa tak jauh dari sini. Saat aku mengangkat kepalaku, ada beberapa pria yang memegang payung. Meskipun aku tidak bisa melihat wajah mereka karena tertutup payung-ku, Aku bisa melihat pelindung kaki yang mereka gunakan, aku tahu mereka adalah prajurit.
Salah satu prajurit mendekat dan meraih-ku dari samping, dan mengangkat-ku.
"Kenapa ada anak kecil jatuh di tempat seperti ini?"
Mendengar kata-kata itu, para prajurit juga mendekat. Baru saat itulah aku bisa melihat wajah orang-orang dengan benar.
'Heup'
Kenapa mereka terlihat begitu mengintimidasi?
Orang yang memiliki tubuh sebesar beruang
Ada yang memiliki luka panjang lurus di sekitar matanya
Seseorang yang wajahnya benar-benar terbakar. dll
Melihat mereka, mereka sungguh sosok yang sempurna untuk ditakuti.
Yang besar seperti beruang mengerutkan kening "Siapa bocah ini?"
"Kamu seharusnya mengenalinya kalau kau punya mata. Itu rambut pirang dan mata merah tahu"
"Dia Nona Muda Elliotte, Putri Jenderal"
Para prajurit menempatku diantara mereka dan mulai saling berbisik tapi berisik. Sejak sekelompok prajurit berkumpul, kelompok yang lain ikut berdatangan.
"Apa kau bilang Nona Muda Elliotte?"
"Kenapa Nona Muda datang ke barak?"
"Apakah dia datang karena tahu sudah jamnya sarapan?"
Dan muncul sekelompok lagi
"Apa kau bilang bahwa Nona Muda Elliotte adalah sarapannya?"
"Omong kosong apa sih yang kau bicarakan?"
Dalam sekejap, aku dikelilingi prajurit. Semuanya memiliki kesan yang kuat.
Aku memeluk gagang payung dengan erat.
***
Di kantor Duke, Kastil Utama. Duke Astra mengkonfirmasi dokumen yang diberikan Daymond. Itu adalah laporan yang menjelaskan situasi terkini.
Begitu Duke selesai meninjau, Daymond bangkit., "Jika Anda sudah memeriksanya, maka aku akan pergi"
"Kapan kamu akan kembali ke Yuridiksi-mu?"
"Aku akan menyingkirkan wajah yang tidak ingin kau lihat dalam minggu ini, jangan khawatir"
"Sampai kapan kamu akan berbicara seperti itu? Tidak tahukah Kau, Aku sedang bersabar denganmu"
"Yah, terima kasih banyak untuk itu"
Tatapan keduanya bertabrakkan dengan sengit di udara. Daymond menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan sambil memegang dokumen yang sudah di cap dengan stempel Duke.
Saat dia berjalan menyusuri lorong, Enzo, Ajudan Daymond yang sedang menunggu, mengikutinya. "Bagaimana hasilnya?"
Daymond menyerahkan dokumen yang dicap dengan stempel sang Duke.
Setelah memeriksa dokumen, ekspresi Enzo mengeras.
"Bukankah anggaran yuridiksi berkurang drastis? Meskipun hanya 10.000 tentara yang kembali, tidak dapatkah Beliau menaikkan anggaran!?"
"Sudah jelas apa yang orang tua itu lakukan. Dia mencoba menjinakkan-ku dengan memblokir jalur pendanaan terlebih dahulu"
"Jika Beliau memperlakukan anda dengan buruk, kenapa dia memberi perintah kepada Jenderal untuk kembali?"
Saat saudara-saudara lainnya perlahan-lahan lepas kendali, Beliau berpikir untuk mengencangkannya dengan benar. Tentu saja sebelum itu, dia harus menjinakkan-nya menjadi seekor anjing yang baik dan patuh.
'Rupanya dia orang tua yang licik'
Enzo mengerutkan kening. "Apa rencana anda sekarang?"
"Aku tidak berniat untuk menari dengan mudah diatas telapak tangannya"
Enzo menghela napas.
kedua orang itu langsung menuju ke barak.
"Bagaimana dengan para prajurit?"
"100 prajurit elit ada di barak, dan prajurit yang tersisa berada diluar manor. Setelah izin masuk diberikan, kami berencana untuk segera pergi ke yuridiksi anda"
"Pastikan untuk mengawasi prajurit elit. Jika gangguan yang tak berguna terjadi, anak-anak dari si Tua Bangka itu akan mengambil kesempatan untuk membubarkan pasukan-ku"
"Baik"
Perhatian khusus ditujukan pada manajemen pasukan elit. Para prajurit elit adalah orang-orang berbakat yang dikumpulkan Daymond dari berbagai tempat.
Ada seorang yang merupakan mantan budak.
Mantan tentara bayaran.
Seorang kriminal.
Dan bahkan ada suku beastman.
Hanya dengan 100 tentara elit, mereka menghancurkan perbatasan Kerajaan Pellygang. Mereka sungguh orang-orang yang sangat berbakat.
Tapi ada masalah...
'Kekejaman mereka sudah mendarah daging sehingga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata'
Tempat-tempat yang mereka lewati benar-benar hancur.
Sebutan dari pasukan elit tersebut adalah 'Binatang Buas dari Wilayah Daymond'
'Aku harus segera kembali ke wilayahku'
Karena Dia tidak tahu kapan tali pengekang anjing gila itu akan di kencangkan
Saat dia baru saja memasuki barak. Daymond berhenti dengan tetap berdiri tegak.
"Apa itu"
Enzo yang mengejarnya, secara alami juga berhenti.
"Apakah maksud anda tempat latihan? Ah, jika mereka tidak berlatih bahkan untuk sehari saja, mereka akan kegatalan, jadi mereka mendapat izin dari penjaga Kastil Utama untuk berlatih..."
"metode pelatihan macam apa itu?"
Pelatihan selalu-lah sama. Apakah ada sesuatu yang istimewa?
Enzo melangkah keluar dari belakang Daymon dengan ekspresi tidak paham dan melihat ke tempat latihan. Tempat latihannya berisik dan ramai dengan pasukan elit. Di tengah-tengahnya, ada sesuatu yang mengenakan jas hujan kuning cerah... itu adalah anak perempuan
Anak itu gemetar, mungkin karena taku pada prajurit yang gaduh.
Matanya bertemu dengan anak yang tak tahu harus berbuat apa.
"...!"
Anak itu bergegas pergi kemudian berpegangan pada kaki Daymon.
"Ayaah!"
"..."
Ekspresi Daymon mengeras, seolah-olah dia bingung.
***
Aku menempel sempurna di kaki Ayah seperti seekor jangkrik.
'Ah, aku kesulitan mengontrol diriku karena aku benar-benar ketakutan'
Aku terbiasa melihat bangsawan yang bertubuh besar, tapi para prajurit ini benar-benar menakutkan. Keganasan mereka dari medan perang memang mereda, namun dari penampilan mereka saja cukup membuat ngeri
"Apakah bocil ini putri Jenderal?"
"Dasar bodoh, bukan 'bocil' tapi Nona Muda"
"Apakah anak-anak memang sekecil ini?"
"A-aku ingin m-m-memeluknya juga"
"HWAHAHAHAHA! Mosco, jika orang bodoh sepertimu melakukannya, kau akan meremukkannya dengan satu genggaman!"
Aku gemetar karena aku benar-benar takut diremukkan. Pada saat itu, Ayahlah yang muncul seperti penyelamat. Meskipun mata Ayah menakutkan, itu lebih baik dari pada pria setinggi 3 meter dengan sisik monster dikulitnya.
"Nona Muda?".
Pria dibelakang Ayah bertanya Dia adalah pria yang berkesan baik dengan rambut biru lautnya yang indah, sangat cocok untuknya.
"Ah, saya Enzo, ajudan Jenderal"
"Halo...."
"Ya, suatu kehormatan bisa bertemu denganmu. Tapi bagaimana anda bisa datang kemari?"
"Hilda. Dia memberwiku payung dan jas hujan. karena hujan wakchu saya pergwi ke Ayahh"
Aku terkejut mendapati penalti peran pendukung menjadi lebih kuat, kata-kataku tidak keluar dengan baik, bahkan lebih parah dari biasanya.
"Umm, jadi maksudmu, anda datang untuk mencari Jenderal kan?"
Aku mengangguk
Para prajurit tertawa HAHAHAHAHAHAHA!
"Manis, dia menggemaskan"
"Apakah ini adalah kesenangan dari memiliki anak?"
Mungkin karena tawa yang begitu enerjik, suasana di barak dengan cepat menjadi riuh.
Meskipun demikian, ketika Ayah menajamkan tatapannya, semua tawa langsung berhenti.
"Sepertinya kalian tidak terlalu tegang sekarang, setelah kita kembali dari medan preang"
Mendengarnya, para prajurit dengan tampang mengintimidasi, tersentak. Enzo buru-buru memberi isyarat dengan matanya, dan para prajurit berbaris dalam sekejap.
Ayah berbicara dengan tangan dipinggang.
"10 menit. Bersiaplah untuk berlatih dan kembali ke lapangan"
Begitu ucapannya selesai, para prajurit yang memucat karena terintimidasi, segera berlari.
Setelah itu Ayah menatapku." ...sampai kapan kau akan menahanku?"
Enzo tersenyum canggung.
"Bukankah para prajurit terlihat sangat mengintimidasi? Sepertinya Nona sangat ketakutan. Kenapa anda tidak menggendongnya?"
Itu ide yang sangat bagus. Tapi, aku melangkah mundur karena aku tidak mau dilihat sebagai anak yang bertingkah kekanak-kanakan lagi.
"Elliotte, bisa jalan sendirii..."
Enzo tertawa kecil, mungkin mengira aku sangat lucu. Tentu saja, karena dia telah berada di medan perang penuh darah selama lebih dari lima tahun, melihat anak sepertiku pasti menggemaskan.
Aku berjalan dengan manis mengikuti Ayahku.
Pong. Poing. dan meraih celana Ayah.
"...."
"...."
'aku akan terlihat seperti anak kecil yang bertingkah seperti bayi, tapi-"
Aku juga tahu itu tidak masuk akal, tapi aku membiarkan diriku melakukannya karena jantungku berdetak kencang. Meski begitu, untungnya Ayah hanya melirikku, dan tidak ada komentar khusus.
Aku mengejar Ayah, memasuki ke sebuah bangunan di barak.
'Aku harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya'
Disaat aku terus berjalan. Enzo membuka pembicaraan.
"Akankah anda mengadakan perjamuan sambutan kembali untuk para prajurit?"
"Mereka adalah orang-orang yang telah berguling selama 5 tahun didalam perang. Mereka pasti menantikannya"
"akan tetapi, mengingat anggaran yang berkurang itu bukan perkara mudah. Kalau kita tidak punya uang, bagaimana kita bisa mengadakan perjamuan..."
Kakek memotong anggaran.
'jadi Kakek mencoba menundukkan Ayah'
Biasanya ketika menjinakkan anak, hal pertama yang dilakukan oleh orang tua adalah memotong anggaran wilayah yang dikuasai anak tersebut.
Bola lampu dikepalaku menyala. Pop!
Aku menggoyang-goyangkan pinggang celana Ayah.
"Elliotte punyaa wang"