'Apa yang harus ku-lakukan padanya'
Aku berpikir sejenak bagaimana menggunakan kehalianku, tapi aku memutuskan untuk tidak mengambil tindakkan apa pun saat ini.
'Kalau aku berdebat tanpa bukti, itu hanya akan merugikan'
Kalau aku bilang alasanku melakukannya karena melihatnya memukul pelayan dengan maksud menakut-nakuti-ku, itu hanya akan menjatuhkan harga diriku sendiri.
Lagi pula bagaimana seorang anak berusia tiga tahun bisa mengerti maksud tersirat seperti itu?
'Kalau karena tidak terima bagaimana dia berperilaku hadapanku... tidak bisa'
Seolah-olah aku-lah yang melakukan kekerasan sebagai cara mendidik.
Yang kudengar dari para pelayan, Nyonya Rachel memiliki citra yang bagus di Wilayah Ayah.
="Pesta Pertama Putrimu? Maka saya juga harus membantu. Saya akan mengirim pelayan dari Kastil untuk persiapannya"
="Dia baru memulai bisnis toko bunga. Jika demikian bisakah saya datang mengunjungi? Bagaimana dengan menambah jumlah penjagaan di sekitaran"
="Ya tuhan, bagaimana senjata itu begitu usang? Saya akan mengajukan proposal perbaikan, demi menjaga kehormatan"
Dia menghabiskan banyak uang demi menarik penyokong yang menguntungkan dirinya secara pribadi. Namun, orang-orang berpangkat tinggi yang melihat kebijaksanaan-nya, memujinya sampai mulut mereka kering.
'Begitu juga para prajurit'
Sebagai Jenderal Tentara Barat, Ayahku paling peduli dengan Barak. Jadi Rachel pastinya menjaga barak secara khusus untuk mendapatkan perhatian Ayah. Bahkan sekarang, dia masih terus mencoba.
"Oh, Nyonya Rachel! Sudah lama sekali sejak aku melihatmu"
"Benar. Apakah anda kesulitan selama kami di medan perang?"
"Apakah dirimu baik-baik saja?"
"Tidak ada yang spesial... kalau tidak salah, saat pergi membeli pakaian baru-baru ini, aku bertemu dengan sekelompok preman"
"Oh, kalau sesuatu seperti itu terjadi, beri tahu kami! Apa artinya menjadi prajurit?"
"Ho Ho, kalau itu Tentara Elit Astra yang melindungiku, akan sangat melegakan"
-Mereka tampaknya bergaul dengan sangat baik
Sementara aku menonton interaksi mereka, Ayah muncul.
Ayah terlihat sangat tampan dengan mengenakan seragamnya.
"Jenderal!", Nyonya Rachel menghampiri Ayah.
"Saya harap inspeksi anda berjalan dengan baik. Ketika anda kembali, saya akan menyiapkan air mandi dan makanan agar Anda dapat segera beristira-"
Tapi Ayah datang kepadaku sebelum Rachel selesai bicara.
"Elliotte"
"Ya"
"bukan Monduky"
"...ya?"
"Yang benar Daymond"
'Kamu bicara apa sih.… ….oh'
Aku menulis nama Ayah [Mon-Duk-Y] karena aku berpura-pura menjadi anak kecil.
'Apakah kau masih peduli tentang hal itu?'
Aku berkedip dan Ayah melanjutkan, "Berlatihlah sampai aku kembali"
'Eh?'
Apakah dia sedang mengurus Pendidikan-ku? Biasanya pendidikan anak bangsawan adalah ruang lingkup guru. Orang tua jarang mengurusnya, dan ini merupakan tolak ukur yang jelas ketika mereka 'tertarik pada perkembangan anak mereka'
'Wow-!'
Dengan senyuman cerah di wajahku, aku berteriak, "Yap!"
"Oke", Ayahku yang berkata demikian, tersenyum kecil.
Para prajurit terkekeh, sementara wajah Nyonya Rachel memerah dan tangannya gemetar. Sepertinya dia sangat malu karena diabaikan oleh Ayah.
"Aku akan kembali malam ini"
"Baiik"
Aku mengantar Ayah dan para prajurit pergi.
Nyonya Rachel yang melototiku, menghentak-hentakkan kakinya dan kembali ke dalam Kastil.
***
Aku duduk di taman favorit-ku tempat aku mengagumi langit tadi malam, dan mulai berlatih menulis.
DA-Y-MOND
Itu terlihat bagus. Aku menganggukkan kepalaku, menulis dengan huruf besar di atas kertas. Bahkan kalau ayahku datang untuk memeriksanya, dia akan berpikir aku menulisnya dengan cukup baik.
Saat aku sedang mengangguk-anggukkan kepala dengan gembira-
"Kenapa kau lambat sekali!"
Jeritan seorang pria terdengar.
Aku melihat ke sekelilingku, Seorang tukang kebun sedang berteriak pada seorang lelaki tua.
"Pekerjaan saya adalah memangkas, dan saya masih mengerjakannya"
Melihat tukang kebun yang berteriak pada pria tua, para pelayan berbisik.
"Sejak kapan tugas pria tua itu memangkas cabang-cabang?"
"Ssst- dia akan mendengarmu"
"Kenapa Tukang Kebun itu begitu berapi-api di pagi hari begini?"
"Dia mengamuk. Karena Nyonya Rachel mengatakan dia sedang tidak enak badan dan perlu ruang untuk menyendiri. Dia jadi membentak-bentak tanpa alasan"
"Sungguh kekanakkan"
Para pelayan berjalan dengan menjaga lidah mereka.
Aku melihat ke arah tukang kebun dan orang tua itu.
Tukang Kebun memekik dan menunjuk-nunjuk ke arah orang tua itu.
"Kau meminta pekerjaan dan aku sudah merekomendasikanmu, tapi kau hanya berbuat semaunya saja!"
"Maaf. Maaf", Pria tua itu meraih topinya dan membungkuk
"Bersihkan semak-semak di pagar! Aku akan pergi beristirahat, tapi jangan berpikir untuk bersantai-santai"
"Baik"
Cole mendecak lidahnya dan berbalik
Pada saat itu, angin bertiup-dan topi pria tua itu terbang ke arah sini. Aku mengambil topi yang jatuh dan mendekati pria tua itu.
"Terima kasih Nona". Dia menerima topi dariku dan menyapaku
'Oh?'
Postur salam yang sempurna. Dengan kaki kanan kebelakang dan lengan kiri diantara dagu dan pusar, menekuk pinggang 45 derajat. Aku belum pernah melihat postur tubuh yang begitu sempurna bahkan dalam prakteknya.
'Bukankah penampilannya terlalu biasa?'
Di permukaan, dia adalah orang tua biasa yang sangat miskin.
Dia melihat kertas yang ku pegang dan berkata. "Anda sedang belajar"
"Uh hum"
"Anda mengagumkan. Tetapi kenapa anda tidak masuk ke dalam saja hari ini? Eben(hujan) akan segera datang"
Aku terkejut
'Dia bisa menggunakan kata-kata bangsawan'
Itu juga merupakan kosa kata aristokrat kuno yang sekarang hanya digunakan oleh bangsawan lansia.
'Pria ini bukan Pria tua biasa'
Aku pura-pura terkejut dan menarik napas, "Kakek seowang penyihwir! Bagaiimana anda tauu?"
Setiap sebelum hujan turun, persendian-ku akan nyeri, tapi aku masih penasaran dengan logat Pria ini.
Jadi aku pura-pura terkejut, "Penyihwir. Tolong beri tauu saya namamuu"
Orang tua itu tersenyum kepadaku menganggap aku manis, "Saya Michelan"
'Michelan?'
Sepertinya aku pernah mendengar nama itu...
Apakah dia salah satu tokoh di [IPTVG]? Aku hampir tahu semua karakter utama, tapi tidak ada namanya diantara mereka.
"Kalau begitu saya akan bekerja lagi. Semoga harimu menyenangkan, Nona"
"Ya"
Aku menatap punggung Michelan
'Itu bukan nama yang umum'
Dimana yah aku melihatnya?
Saat aku memikirkannya, sesuatu jatuh diatasku. Seperti yang dikatakan Michelan, hujan mulai turun.
'Ayo masuk kedalam dulu'
Walaupun aku sudah memasuki Kastil Daymond, aku tidak merasa membaik. Pasti aku kelelahan karena banyaknya aktivitas akhir-akhir ini.
'Hujan disini membuat persedian-ku nyeri'
Aku menggenggam kertas-ku dan menuju kamar. Sesampai di Kamar, aku merenungkan nama pria tua itu sepanjang waktu.
'Michelan, Michelan, Michel....'
Setelah mencari-cari nama itu untuk beberapa waktu, aku membuka mataku.
Benar, itu dia!
---[]----
"Tidak mudah mempekerjakan orang baru di Istana. Diantara pelayan-pelayan senior pun ... tidak ada yang keahliannya mendekati Michelan"
----[]----
Michelan yang itu ada disini.
'Benar. Michelan adalah Kepala Pelayan Istana Almarhum Ratu generasi sebelumnya'
Ratu tersebut telah menjadi sosok yang tidak tergantikan, sepatutnya di abadikan di makan keluarga Kekaisaran. Tapi ada seseorang yang berusaha memindahkannya dan ketahuan oleh Janda Permaisuri.
'Orang itu adalah Michelan yang merupakan Kepala Pelayan Istana Kerjaan'
Para Petinggi Istana menggali selama 3 bulan 10 hari, sehingga tidak ada satupun partikel debu yang bisa keluar. Tapi ia tetap berusaha meraihnya, itu adalah bentuk kesetiaan untuk Tuan yang sudah meninggal dunia.
Janda Permaisuri yang murka, mengusirnya dari Istana Kerajaan, dan tidak ada yang boleh mempekerjakannya dimana pun.
'Michelan yang itu ada di Kastil Wilaya Astra'
Sebenarnya, Astra adalah tempat yang tidak bisa dicapai bahkan oleh Janda Permaisuri. Berbagai jenis orang tinggal di sana hingga disebut Kota Kriminal, dan sangat mudah untuk bermigrasi. Kupikir langkah yang dia ambil sangat bagus.
Aku mendengar suara ketukkan dan mengangkat kepalaku
"Nona, ini Heidi"
"Ya"
Saat aku menjawab, Heidi masuk ke dalam.
"Saya membawakan selembar kertas karena anda bilang anda sedang berlatih menulis. Dan ini adalah penah yang saya gunakan ketika saya masih muda"
Heidi menatapku dan tersenyum.
"-Ayahku adalah tukang kayu, beliau membuatkannya untukku untuk berlatih menulis. Ini sangat memudahkan untuk anak-anak"
"Ini hartaa berhwarga Heidi", aku melihatnya, bertanya-tanya apakah dia serius memberikannya padaku.
Melihat Ekspresi itu, Heidi dengan cepat menganggukkan kepalanya
"Sekarang saya sudah dewasa, saya bisa menulis dengan baik tanpa itu"
"..."
"Apakah anda bersedia menerima pemberianku....?", Heidi menatapku dengan hati-hati
'Dia bermaksud baik'
Sepertinya tidak ada maksud menyuap, dia hanya murni perhatian denganku yang seorang anak kecil.
Aku tersenyum lembut, "terwima kasii"
Heidi sangat senang aku mau menerimanya. Wajahnya cerah dan dia dengan cepat mengulurkan pena kepadaku
"Inii apa?"
-Aku meraih pergelangan tangannya. Karena terlihat sedikit bekas luka yang mengerikan dibawah lengan baju
"Oh, saya tidak berhati-hati saat bekerja"
"Tidak"
"Aku sedang menumbuk cucian dengan tongkat-"
"Bukan!"
Itu adalah luka seperti bekas cambukan.
Heidi ragu-ragu dan aku mengerutkan kening
"Heidi?"
"Benar bukan apa-apa, ehm, jadi...."
"Nwonya Rachel yang memukull kan?"
"Bukan begitu. Sungguh-"
"Betty juga?"
"...."
Terakhir kali pipinya ditampar, hari ini di cambuk. Jelas sekali kenapa dia melakukannya. Heidi dan Betty adalah pelayan yang mendekatkan diri dengan-ku. Mereka keluar-masuk kamarku selama berhar-hari. Nyonya Rachel tidak menyukainya.
'Pasti ini akan menjadi pelajaran bagi pelayan lain dengan merendahkan Heidi dan Betty'
Artinya kalau kalian berusaha memperlakukanku dengan baik, akibatnya akan seperti ini
"Dimanna Rachel?"
"Oh jangan, Nona!", Heidi melanjutkan dengan wajah pucat, "Saat ini berbahaya karena Jenderal sedang tidak di Kastil. Beliau bilang dia akan pulang malam nanti. Tidak apa saya terluka sekarang, saya tidak boleh melibatkanmu-"
Saat itu, suara tajam datang dari arah pintu
"Apakah kamu masih menganggur, Betty!"
Heidi dengan wajah pucatnya melihat ke arah pintu.
"Nona, saya akan pergi sekarang. Jangan keluar dari sini, jangan melangkah keluar sedikit pun!"
Setelah memberi tahuku, dia segera berlari keluar kamar.
Betty sepertinya di posisi yang mengkhawatirkan.
Saat aku melihat keluar jendela
SSRRRSSSS, BLAR-!
Saat itu hujan disertai dengan guntur
***
Ketika Heidi berlari keluar, Betty sedang dicambuk di ruang tengah. Nyonya Rachel mengangkat cambuknya tinggi-tinggi.
"Nyonya Rachel, hentikan! Ku mohon!"
Heidi memeluk Betty, yang sudah di pukuli beberapa kali. Betty mengerang seolah-olah dia akan kehabisan napas.
'Tidak bisa. Ini benar-benar keterlaluan...!'
Mereka sudah dicambuk kemarin ,juga sehari sebelumnya. Karena ada sobekan di cucian baju, jadi mereka dipanggil tapi datang sedikit lambat.
Tentu saja semua orang tahu itu hanya alasan. Dia hanya tidak suka melihat Heidi dan Betty keluar-masuk kamar Elliotte.
Tapi tidak ada yang membantu.
Kastil Wilayah Astra juga dikenal sebagai sarang penjahat. Wilayah Daymond berada pada bagian yang terdalam.
Hanya mereka yang memiliki cukup uang bisa tinggal didekat Kastil dengan keamanan yang baik, sementara di area lain lebih banyak orang yang miskin. Mustahil untuk memimpikan pekerjaan yang stabil seperti Pelayan keluarga Bangsawan selain di sini.
Itu sebabnya, terlepas dari perlakuan tiran Nyonya Rachel, mereka menolak untuk berhenti dan tetap bekerja.
Tapi terakhir kali ada seorang Pelayan yang memberontak, kaki-tangan Nyonya Rachel bersatu dan mengusir Pelayan itu. Setelah itu tidak ada yang berani padanya.
Bibir Nyonya Rachel naik, "Kenapa kau mengganggu seperti ini?"
"...."
"Beraninya kau menghalangiku, kau bahkan tidak bisa berbicara dengan benar?"
"...."
"Kenapa? Hey, Heidi?", Nyonya Rachel menepuk pipi Heidi
"Sepertinya anak 3 tahun itu sudah memanipulasi-mu. Tapi saat Jenderal kembali, menurutmu akan ada perbedaan?!"
Saat itulah Rachel mengangkat lagi tangannya
"Jangan pukull!", Elliotte berlari menuruni tangga.
Elliotte yang berdiri diantara pelayannya dan Nyonya Rachel, membentangkan ke dua tangannya.
"Jangan memukull mereka!"
"Mendidik para pelayan adalah kewajiban-ku, silahkan kembali ke kamar"
"Elliotte adalah Tuwannya disinii", kalau Pemilik tidak mengizinkan, seorang bawahan harus berhenti.
Mendengar perkataan anak tersebut, Nyonya Rachel tertawa terbahak-bahak, "Aku juga adalah Pemilik"
Dia bergumam, Hmmm, mendesah dan melihat ke arah Elliotte, "Gadis kecil, tidak peduli seberapa banyak air yang mulia di tumpahkan, kalau itu jatuh ke kubangan lumpur, itu tetaplah lumpur"
"...."
"Apakah kau bodoh dan tidak bisa memahaminya? Kalau Darah Bangsawan Astra bercampur dengan darah kotor rakyat jelata, itu tetaplah darah yang kotor"
Karenanya, dia memerintah para pelayah, "Bawa Heidi dan Betty ke ruang penghakiman"
Para Pelayan yang hanya menonton, perlahan bergerak. Mereka baru saja akan menyeret Heidi dan Betty. Elliotte bergegas ke Rachel dan menggigit betisnya.
"Aaaack-!", Rachel menjerit dan mendorong Elliotte.
Elliotte yang didorong oleh orang dewasa, jatuh tersungkur.
"Nona!"
"Astaga, Nona Muda...!"
Heidi dan Betty dengan cepat membantu anak itu berdiri
Pekik Nyonya Rachel, "Dasar jalang-!"
"Rachel jahaat. Aku akan laporkwan semuanya ke Ayah!"
Rachel tertawa, "Apakah kamu punya bukti?"
Dia melihat ke pelayan di sekelilingnya yang melakukan kontak mata, dengan cepat mereka menundukkan kepala.
"Pendapat Heidi dan Betty tidak ada artinya. Karena semua orang akan menyangkalnya"
"...."
"Dan biar aku beritahu. Ada hubungan istimewa antara aku dan Jenderal. Kau tidak akan bisa memahaminya", Rachel mengangkat dagunya dengan ekspresi arogan. "Dia memang tidak mengatakannya tapi aku tahu. Ada kehangatan dimatanya ketika Dia melihatku"
"...."
"Aku tidak bisa mengungkapkannya karena aku tahu malu, tapi seperti yang kalian lihat dia kembali segera bahkan saat peperangan belum berakhir. Dia merindukanku"
"...."
"Dari caranya menatapku, dia pasti ingin mencium bibirku-"
"Bukankah itu gila?"
Kata-kata itu tidak berasal dari Elliotte. Tentu saja bukan dari pelayan lainnya.
Terkesiap, Rachel menoleh ke belakang.
Para prajurit dan para pejabat yang kembali dari inspeksi wilayah menatap Rachel dengan heran. Dan orang yang berdiri paling depan dari mereka adalah...
"Haii Jenneral Daymond"
Elliotte tersenyum di dalam
'Jika tidak ada bukti, tinggal tunjukan saja secara langsung'
Pendapat orang-orang? Kalau memang begitu silahkan seragamkan kata-kata kalian untuk yang satu ini.
'Bodoh, diluar hujan, kau pikir Ayah akan melanjutkan inspeksi?'
Aku sudah memperkirakan Dia akan pulang lebih awal.
Mungkin sekitar sekarang ini.