Chereads / Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat / Chapter 13 - Chapter 13: Which One?

Chapter 13 - Chapter 13: Which One?

Ayah dan aku naik kereta dan kembali ke Kastil.

Sepanjang perjalanan pulang, Ayah hanya menatapku.

'Agak tertekan rasanya kalau dia terus menatapku seperti ini.'

Aku merasa malu jadi aku mengusap wajahku dengan tangan. Namun, Ayah segera meraih tanganku.

Terkejut, mataku menjadi bulat, dan Ayah berkata, "Itu akan terinfeksi."

Aku dalam kondisi di mana obat sudah dioleskan pada luka-ku. Karena aku mencoba menyentuhnya dengan tangan anak kecil-ku yang kotor, sepertinya dia mencoba menghentikan-ku melakukannya.

"Yap!" Aku segera menurunkan tanganku dan mengangguk penuh semangat.

"Apakah lukamu gatal?"

"Tidak"

"Apakah kamu terluka di tempat lain?"

"Tidak adaa"

"...Bagus." Ayah mengangguk.

Kemudian dia menghela nafas ringan. "Jangan lakukan hal seperti itu mulai sekarang."

"Tapii untuk Ayyah..."

"Walaupun aku membutuhkannya, jangan lakukan itu."

"...."

Ketika aku cemberut dan gelisah dengan jari-jariku, mata Ayah menyipit.

"Kenapa anak kecil sepertimu melakukan hal seperti itu?"

" Ehmm ...". Aku dengan hati-hati memilih kata-kata. Aku mencuri pandang ke luar dan berbisik karena aku tidak ingin satu suara pun terdengar keluar.

"Karwena saya bukan anak Ayah"

"...Apa?"

"Elliotte bukan manusya. Saya dibuat. Makanya kalau saya tinggal bersamwa Ayah, saya harus bekerjwa keraas"

Karena aku pasti akan bekerja dengan sangat keras, tidak bisakah Anda tidak membuang-ku?

Aku memohon dengan mata berbinar, tapi ekspresi Ayah mengeras.

"Siapa yang mengatakan itu padamu?"

"Oorang-orang...."

Ayah menggertakkan giginya. Karena dia terlihat marah, secara naluriah aku membuat diriku lebih kecil, bahuku menyatu

Ayah menghela nafas dan berkata, "Aku tidak marah padamu."

"...."

"Aku marah pada diriku sendiri."

'Kenapa?'

Melihat tatapan bingungku, Ayah perlahan membuka mulutnya.

"Kamu adalah manusia."

"Ya...?"

"Dan putriku."

'Apa?'

Mataku membulat kaget.

' Ohh- !? Hah-?!'

Aku hampir 100% yakin bahwa tubuh ini adalah homunculus. Karena Ayah yang adalah darah dagingku sendiri tapi tidak terlalu tertarik padaku, dan-

Aku seorang bangsawan, tetapi aku bahkan tidak memiliki Anugerah, dan-

Juga jika ini adalah tubuh buatan yang bukan manusia, di dunia ini, akan mudah bagi jiwa untuk merasukinya.

'Tetapi kalau aku seorang manusia, dan aku adalah putri Ayah ...'

Bagus!

Tubuhku berayun naik turun.

Kalau begitu, aku tidak perlu khawatir akan dibuang…kan?

Ayah meraih lenganku, yang berkedut karena kegembiraan, dengan ringan menahannya dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Kalau kamu terlalu bersemangat seperti itu, kamu akan terluka lagi."

"Oh, uhm, ooh ...!". Tapi aku tidak bisa tenang dengan mudah.

Ayah mengambil sesuatu dari sakunya.

Itu adalah alat sihir berukuran mini, ketika dia menyalakannya, bagian dalam kereta itu langsung dipenuhi dengan aroma yang menyenangkan.

'Wah.'

Baunya memang seperti wangi bayi, tapi juga berbau seperti tumbuhan yang tumbuh di ladang. Meskipun aku tidak bisa menggambarkan dengan jelas aroma apa itu, itu adalah bau yang sangat enak dengan perasaan hangat.

Saat aku mengendusnya, kelopak mataku perlahan menjadi berat.

"Tidurlah sekarang."

Aku bersandar di kursi, srrkh , dan memejamkan mata.

Ingatan terakhirku adalah Ayah membaringkanku dengan hati-hati.

Karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan sentuhan seperti itu, suasana hatiku menjadi lebih baik dan sepertinya aku menggosokkan pipiku di tangan besar Ayah.

***

Kereta melewati gerbang utama Kastil Duke Astra.

Setelah rodanya berhenti, Enzo membuka pintu. Prajurit lain juga memanjangkan leher mereka untuk mengintip, tetapi hanya mendapati Elliotte tertidur.

"Astaga."

"Dia pasti lelah."

"Nona Muda adalah pemberani."

Haha , suara tawa bergema. Daymond menatap mereka dengan tatapan yang menusuk. Pada tampang yang memberitahu mereka untuk berhati-hati agar tidak membangunkan anak itu, para prajurit, HUP , menutup mulut mereka.

"Saya akan mengurusnya." Itu adalah kata-kata Enzo.

"Lupakan." Daymond-lah yang memeluk anak itu dan turun.

Setelah memerintahkan para prajurit untuk kembali ke barak, Enzo mengikuti Daymond dengan berjalan di sampingnya.

"Nona Muda bekerja sangat keras. Kalau itu adalah anak lain, mereka tidak akan bisa melakukan apa pun yang persis dilakukan oleh Nona Muda hari ini."

"Aku tahu."

"Apa alasan sebenarnya yang membuatnya bersi keras begitu?"

"Dia bilang dia bukan manusia. Dia mengatakan bahwa karena dia adalah manusia buatan, dia harus bekerja keras agar bisa berada di sisiku."

"HAH?!"

Saat suara Enzo semakin keras, Erylotte berguling dan berbalik dan mengeluarkan suara, "Uunggghh ..."

HUP, dengan cepat menutup mulutnya. Setelah memastikan bahwa anak itu masih tidur, dia berbicara dengan hati-hati. "Siapa yang berani mengatakan itu kepada Nona Muda?"

"Pastinya saudara-saudari sialan itu. Karena mereka sangat ingin menyebarkan desas-desus palsu."

Enzo menghela nafas dengan keras. Dia tahu mengapa mereka menyebarkan desas-desus demikian.

Daymond pergi berperang dua tahun sebelum Elliotte lahir. Dia tidak mungkin membuat seorang anak di medan perang yang begitu mencekam, jadi mereka pasti mengatakan bahwa dia 'diproduksi' di tempat lain. Dan karena Daymond tidak mengirim satu surat pun kepada putrinya, desas-desus itu pasti lebih diterima dan digala-kan.

'Bajingan.'

Enzo mengerutkan kening dan menatap Daymond .

"Apakah Jenderal memberi tahu Nona Muda alasan mengapa Anda tidak mengirim satu surat pun kepadanya?"

"...."

"Bukankah Anda tidak menghubunginya untuk melindunginya?"

Daymond berada jauh di medan perang. Di tempat di mana dia tidak bisa melindungi anak itu bahkan jika seseorang hanya memelototinya. Itu sebabnya dia tidak bisa mengirim surat.

Jika Daymond menyatakan kepeduliannya pada Elliotte , saudara-saudaranya akan berpikir bahwa kelemahannya adalah anak itu. Kalau sampai seperti itu, demi menekan Daymond , tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan saudara-saudaranya terhadap anak tersebut.

Oleh karenanya, dengan berpura-pura bahwa dia tidak tertarik pada anaknya, itu menunjukkan tidak ada untungnya mencoba mengulurkan tangan-membantu dengan niat jahat pada anaknya.

"Bukankah Anda langsung kembali ke Kastil Astra, bukan wilayahmu, untuk menemui Nona Muda?"

"...Berisik."

Daymond membawa anak itu ke kamarnya. Membaringkannya di tempat tidur, dia menatap anak itu.

="Sekawang saya tidak ganggu kan...?"

Penampilannya yang mengepalkan roknya begitu keras dengan tangan gemetar, si kecil ini tertawa. Agar dia tidak akan menimbulkan kebencian Ayahnya.

Daymond mengulurkan tangannya ke kepala anak itu. Namun, tangan yang penuh luka tidak bisa menyentuh wajah putih dan cantik anak itu, sehingga ia menarik diri.

"Uungg ."

Sebagai gantinya, dia menutupi anak yang berguling-guling itu dengan selimut.

***

Saat aku terbangun, aku berkedip pelan. Pikiranku bertahap menjadi lebih jernih.

'Hah?'

Saat pandanganku menjadi jelas, akhirnya aku bisa melihat bahwa ini adalah kamarku. Hal terakhir yang kuingat adalah tertidur di kereta kemarin. Sepertinya Ayahlah yang membawaku ke sini.

Pada saat itu, percakapan yang kami lakukan kemarin muncul di pikiranku.

"Kamu manusia."

" Ya ...?"

"Dan putriku."

'...!'

Benar, seperti itu!

Aku melompat dari tempat tidur. Bahkan walaupun aku hanya mengulang ingatan itu lagi, hatiku masih dipenuhi kehangatan.

'Aku khawatir aku adalah seorang Putri Palsu, bukan, Manusia Palsu, tapi sekarang aku bisa mengucapkan selamat tinggal pada hari-hari dimana aku hidup dengan kecemasan setiap saat!'

Ayah bukanlah orang yang akan berbohong. Jika demikian, memang betul bahwa aku benar-benar berdarah Astra. Hari-hari ketika aku cemas tentang kemungkinan bahwa aku akan ditinggalkan atau diintimidasi karena perihal rumor homumculus, telah menjauh.

Aku bangun dari tempat tidur dengan cepat. Merasakan ada pergerakan, para pelayan masuk.

"Selamat pagi, Nona Muda. ... Astaga?"

Berlari ke pintu terlebih lebih cepat, aku berpegangan pada rok mereka. Para pelayan menatapku, mata mereka terbuka lebar.

"Aku pergii keluar!"

"Ya, saya akan mengikat rambutmu dengan baik."

Para pelayan memandikanku, mengganti pakaianku, dan akhirnya menggulung rambutku.

'Aku harus cepat, membaca bahasa kuno dan pergi ke barak.'

Meskipun aku sudah mendengarnya dengan jelas, sepertinya pikiran anak kecil-ku mendesak 'aku ingin mendengarnya sekali lagi, sekali lagi!'

Aku segera menuju ke ruang kerja Kakek. Seperti biasa, Kakek sudah bekerja sejak pagi. Conrad juga ada di sana.

Ketika aku menyapa, " Haloo" dan masuk, Conrad tersenyum.

"Halo, Nona Muda. Saya khawatir ketika mendengar bahwa Anda terluka di Gunung kemarin, Apakah Anda baik-baik saja sekarang?"

"sedikiit, tapi Ayah menolongkuu"

"Itu melegakan. Anda harus menggunakan obat secara teratur, oke? "

Setelah aku menjawab, "Ya," dan mengangguk, aku duduk di seberang Kakek.

"sayaa akan membaca Buku Kunyo"

Conrad menatap Kakek. Ketika Kakek mengangguk, Conrad membawakan-ku buku sejarah kuno yang disimpan di kotak berpelindung.

"Mulai dari sini." Conrad menunjukkan halamannya untukku, sehingga aku bisa langsung membacanya tanpa harus mencari-cari.

Tidak ada konten khusus hari ini.

'Karena aku hampir selesai membaca semuanya'

Itu adalah hasil dari membaca setiap hari tanpa melewatkan satu hari pun.

Ketika aku sudah membaca sekitar tiga halaman, tendengar suara langkah kaki dari luar pintu.

Pada saat yang sama, suara penjaga masuk.

"Tuan Daymond ada disini"

Kakek memberinya izin untuk masuk ke Ruangan.

Ayah melangkah masuk.

Membungkuk sedikit ke Kakek, dia mengulurkan dokumen yang dia bawa

"Laporan Pasukan Barat selesai, dan Batu Pemurnian sudah diserahkan ke Kantor Manajemen tadi malam."

"Aku tahu."

"Saya akan kembali ke wilayahku sekarang"

Sekarang?

Kupikir dia akan berada di Kastil sampai minggu ini, tapi kenapa dia pergi secepat ini?

Aku cemberut.

Belum lama sejak terungkap bahwa aku benar-benar anak Ayah.

Kami bahkan belum akrab.

Kakek dengan singkat melihat-lihat dokumen yang diberikan Ayah kepadanya dan mengangguk.

"Pergilah"

Dan kemudian Ayah,

'Huh?!'

-Dia dengan sigap mengangkatku dan menahanku di sisinya.

"Kalau begitu, aku akan pergi."

K- Kenapa aku?

Mataku melebar.

Conrad juga melihat Ayah dan aku dengan mata terbuka lebar.

Saat Ayah mendekati pintu–

"Kenapa kau membawa anak itu!?". Kakek berteriak.

Ayah memandang Kakek dengan ekspresi menanyakan apa yang aneh tentangnya

"Tentunya kita harus pergi bersama ke wilayahku."

"Apa katamu?"

Terkejut, aku menatap Ayah.

'Dia mau membawaku?'

Tentu saja, ini adalah fase istirahat, dan selama fase istirahat, biasanya generasi ketiga (cucu Duke) akan tinggal di wilayah orang tua mereka, tapi ...

Aku tidak tahu kalau Ayah akan membawa-ku.

Tampaknya Kakek dan Conrad juga berpikir demikian.

Conrad kebingungan dan Kakek membentuk kerutan di dahinya.

Kakek, memelototi Ayah untuk waktu yang lama sebelum akhirnya berkata,

"Tinggalkan Elliotte"

"Tidak mau."

"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk meninggalkannya!?"

"Apakah itu perintah?"

Aku mencuri pandang ke Kakek.

Aku mengerti alasan mengapa Kakek ingin Ayah meninggalkan-ku di sini. Seperti yang Beliau katakan, aku harus membaca bahasa kuno, dan dia juga harus mencari tahu lebih banyak tentang Pil Regresi Fisik.

Terlebih lagi, jika aku adalah putri kandung Ayah, maka aku akan menjadi sandera yang hebat. Itu sebabnya lebih baik membiarkan-ku tinggal di Kastil daripada mengirim-ku kembali.

Tapi Kakek tidak akan bisa memberikan perintah seperti itu.

'Dia tidak bisa menyatakan bahwa dia akan menggunakanku sebagai sandera.'

Karena situasi khusus Astra, mengambil anak dari orang tuanya sama dengan menyandera. Jika diketahui bahwa Duke mengambil cucunya untuk menjinakkan putranya, tatanan rumah tangga akan porak poranda. Karena yang lainnya akan takut bahwa anak mereka akan diambil selanjutnya. Dan rasa takut yang berlebihan pasti akan membawa keretakan.

Kakek juga tahu itu, jadi dia tidak mengatakan bahwa itu adalah perintah.

Kakek, yang terdiam beberapa saat, berteriak, "Elliotte belum membaca semua buku sejarah kuno-"

"Dia bisa melanjutkannya setelah fase istirahat."

"Karena dia terlalu lama berada di Menara #12, aku harus mengajarinya aturan Kastil Utama-"

"Aku akan mengajarinya di wilayah sampai fase istirahat selesai."

"Aku punya sesuatu untuk ditanyakan padanya. Anak ini mendapat obat yang belum pernah aku dengar atau lihat sebelumnya, jadi aku-"

"Aku akan mencari tahu dan mengirimkannya melalui surat."

Wajah kakek menjadi merah. Ketika Ayah melihat Kakek, yang tidak memiliki apa-apa lagi untuk dikatakan memiliki ekspresi bengis, Ayah berbalik, berjalan lagi.

Tepat pada waktunya, Viscount Debussy datang ke ruang kerja.

"Tuan Daymond . Ke mana Anda akan membawa Nona Muda- "

Sebelum dia selesai berbicara, Kakek berkata, " Elliotte mengatakan kalau dia lebih menyukai Kakek daripada Ayahnya."

Viscount Debussy perlahan menoleh ke Kakek dengan ekspresi seolah bertanya apakah dia salah dengar.

Begitu juga dengan ekspresi Conrad.

Tentu saja, ekspresiku juga. '...?'

Mengapa kata-kata itu muncul di sini?

Akankah Ayah peduli dengan kata-kata itu?

Aku berpikir seperti itu, tapi aku merasakan tatapan panas dari atas kepalaku.

"Benarkah?"

"....ya?"

"Aku bertanya apakah kata-kata Duke itu benar."

Padahal aku tidak pernah terlalu memikirkannya. Sebelumnya, karena berhadapan dengan Kakek, aku mengatakan bahwa itu adalah Kakek.

Kakek tertawa angkuh. "Kau harus membiarkan anak-mu tumbuh di lingkungan yang dia inginkan."

Dengan ekspresi tercengang, Viscount Debussy bergumam, "Sejak kapan ada yang seperti itu..."

Tatapan Kakek dan Ayah bertabrakan keras di udara.

Orang-orang fokus pada mulutku.

Kakek dan Ayah masing-masing berkata,

"Elliotte, beri tahu kami siapa yang paling kamu sukai."

"Kamu tidak perlu takut hanya karena kamu berada di depan Duke. Ayah ini melindungimu. "

Aku bisa merasakan keringat dingin mengalir di punggungku. Karena hasil pengalaman-ku dalam kehidupan sosial, pada saat itu aku memiliki intuisi kuat bahwa aku akan hancur.

Ini seperti, [Siapa yang lebih Anda sukai, Manajer atau Wakil Manajer?]

-Bukankah ini seperti menjawab pertanyaan antara manajer dan wakil manajer!?

Aku menelan ludahku yang kering.

Dan kemudian, saya menjawab, "a..."

"Anak anjing ."

"Apa?"

"Apa kau bilang?"

Melompat turun dari Ayah, aku mengangkat kedua tangan dan berkata.

"Elliotte, paling syuka anak anjing!"

Pada saat seperti ini, lebih baik tidak memilih salah satu dari mereka. Datang dengan jawaban seperti anak kecil, aku menghela nafas di dalam.

Viscount Debussy mengeluarkan suara seperti terengah-engah, dan menoleh kearah lain. Bahunya gemetar.

Conrad sangat bingung.

Pemilik Astra yang luar biasa.

Seorang Jenderal perang yang dianggap sebagai salah satu yang paling kuat di Kekaisaran.

Tampaknya tidak masuk akal bahwa hal yang dipilih daripada mereka hanyalah seekor anak anjing.

Kemudian, Kakek tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menggertakkan giginya saat dia bergumam, "Anak anjing ..."

Ayah terdiam sejenak.

Dia menatapku sebelum perlahan membuka mulutnya.

"Kalau dipikir-pikir, panggilanku kan anak anjing"

'... ?'

Di tengah orang-orang itu, WUSSS, angin bertiup.