Chereads / Mencintai Wanita yang Sama / Chapter 10 - 10. Dendam

Chapter 10 - 10. Dendam

Nirmala mengernyitkan dahi. Ia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Erick. "Soal apa, Pak?" tanyanya.

"Buat apa kamu menaruh makanan yang sudah jatuh ke hadapanku? Apa kamu menyuruhku memakan makanan kotor ini?" protes Erick.

"Kotor dari mana, Pak? Lantainya bersih banget, kok," belas Nirmala.

"Makanan yang sudah jatuh itu sudah enggak layak dimakan. Seharusnya langsung kamu buang," tegas Erick. Kemudian mengambil snack itu untuk dibuang. Namun, Nirmala lebih cepat menahannya.

"Bentar, Pak!" seru Nirmala. Kemudian mengambil alih snack itu dari tangan Erick.

Perhatian Nirmala berputar ke sekeliling meja hingga berhenti pada sebuah staples di ujung meja. Nirmala mengambil staples itu lalu menggunakannya untuk merapatkan kemasan snack. Kemudian ia menunjukkan bungkus snack yang sudah tertutup rapat.

"Kalau bagi Bapak ini sudah kotor dan enggak layak makan, biar saya yang makan nanti. Toh, saya sudah biasa makan ginian," jelas Nirmala. Kemudian meletakkannya di sudut meja Erick. "Saya titip di sini dulu. Nanti saya ambil."

"Oh, ya, Pak," Nirmala menambahkan. Ia menunjuk tong sampah kecil di samping meja kerja Erick. "Tong sampah ada di sini. Barangkali Bapak tadi enggak sempet lihat." Nirmala memperhalus ucapannya.

Kaki yang beralas sepatu karet hitam bermotif lubang dengan sebuah pita kecil mendorong tempat sampah itu ke samping kursi. Sehingga kedua mata tuan besarnya bisa melihat dengan jelas.

Mulut Erick bungkam. Ia hanya mendengarkan perkataan Nirmala tetapi tak satu pun yang masuh di otaknya. Ia malah membuka satu snack lagi dan meletakkan di dekat sikunya.

Nirmala memindahkan snack itu sedikit lebih depan dan sedikit lebih tengah.

"Maaf, saya lancang. Tapi, sebaiknya snack Bapak dipindah begini biar enggak jatuh lagi kayak tadi. Sayang kalau jatuh lagi," jelas Nirmala.

"Jatuh, kan, enggak papa. Enggak bakal terbuang sia-sia. Soalnya, kan, ada kamu yang masih mau," ujar Erick membuat Nirmala kehabisan kata-kata.

Nirmala berbalik. Ia memutar bola matanya. Muak. Kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Ruangan hening. Untuk sesaat Nirmala merasa tenang karena Erick tak lagi berulah--sampai Erick kembali memanggilnya, "Hei!"

Nirmala menoleh. Ah, sial! umpatnya dalam hati. Matanya rasanya perih melihat kemasan snack dan kepalan kertas berceceran di sekitar tong sampah. Tampak Erick menjatuhkan satu kemasan snack lagi ke tong sampah, tetapi jatuh ke sekitarnya karena isinya sudah penuh.

Eh, tunggu. Sejak kapan tong sampah itu penuh? Nirmala yakin sewaktu mendorongnya tadi ruangannya masih tersisa separuh. Tidak mungkin jika empat atau lima kemasan snack saja bisa memenuhi tong sampah itu.

"Kamu nunggu apa?" tanya Erick memecahkan perdebatan pikiran Nirmala yang tengah menerka-terka kejadian di belakangnya tadi. "Buruan bersihkan ini. Biar pekerjaanmu di sini cepat selesai!"

Nirmala pun mendekat. Ia menjauhkan tong sampah itu lalu menyapu sisa sampah berserakan. Kemudian mengumpulkannya ke dalam cikrak. Ia pun bergegas keluar dengan membawa cikrak dan tong sampah itu.

Di luar kafe terdapat satu tempat pembuangan besar. Sebelum memusnahkan seluruh sampah-sampah itu, Nirmala tengah berjongkok dan menelisik jenis sampah di dalam tong kecil itu. Rupanya tong itu hanya berisi satu kemasan snack. Sisanya hanyalah kepalan kertas bersih yang sepertinya tidak digunakan sama sekali. Untuk apa dibuang?

Sudah jelas sekali kalau sebenarnya Erick hanya menjahilinya!

Tangan Nirmala mengepal. Sangat erat. Seolah ada Erick yang ingin ia remat di dalam tangannya.

"Dasar Erick sialan! Aku bersumpah akan mengumpatimu lagi dengan suara lebih keras nanti!" umpatnya lirih.

-oOo-