Chereads / Mencintai Wanita yang Sama / Chapter 5 - 5. Bertemu Lagi

Chapter 5 - 5. Bertemu Lagi

Nirmala mengangguk antusias. "Enggak papa, deh, Mbak. Daripada nyari-nyari mulu dan enggak dapat penghasilan."

"Ya sudah. Biar besok aku bilang sama Pak Andre."

Keesokannya, Andre menyetujui pengajuan Dinar dengan mudah. Karena Dinar sudah menjadi orang kepercayaannya selama bertahun-tahun. Sayangnya, Andre memberikan posisi Nirmala sebagai tukang cuci piring dan bersih-bersih.

"Asal ada kemauan dan belajar, dia bisa naik posisi nantinya," jelas Andre. Sama halnya yang dilakukan Dinar sejak awal bekerja sebagai tukang cuci piring, pelayan, hingga sekarang posisinya berada di dapur sebagai tukang masak.

Andre pun mengatakan kalau Nirmala sudah bisa bekerja mulai besok.

Tentu saja Nirmala meloncat kegirangan mendengar kabar itu sepulang Dinar bekerja. Apa pun posisinya, seberapa kecil pun gajinya, setidaknya Nirmala tidak sampai membebani orang tuanya bulan ini.

Nirmala bergegas tidur cepat agar ia bisa bangun pagi dengan segar. Ia ingin mengawali pagi harinya dengan baik begitu pun dengan pekerjaan barunya.

Sayangnya, semua itu hanya menjadi ekspetasi semata. Ketika Nirmala menjejakkan kaki pertama kali di kafe Pandora, yang berlokasi di Rungkut-Surabaya keesokannya, ia bertemu seorang lelaki dengan wajah yang belum sempat ia lupakan.

Bagaimana Nirmala bisa melupakan wajah lelaki itu? Sedangkan Nirmala baru melihat wajah menjengkelkannya kemarin siang. Wajah yang penuh amarah dan tanpa hati memarahi seorang anak kecil yang menangis.

"Kamu ...," sebut Nirmala dengan telunjuk mengarah pada lelaki itu.

Lelaki yang awalnya sibuk berbicara dengan Andre pun menoleh mendengar suara di dekatnya. Ia sama terkejutnya dengan Nirmala ketika akhirnya saling pandang.

Nirmala pun menoleh pada Dinar di sampingnya. "Dia juga kerja di sini?" tanya Nirmala.

"Bukan dia yang kerja. Tapi, dia yang mempekerjakan kita," jawab Dinar.

Seketika mata Nirmala membulat lebar. "Dia bos di sini?"

Dinar mengangguk.

Matilah kau, Nirmala!

-oOo-

"Dinar, ini orang yang kamu maksud kemarin?" tanya Andre memecahkan keheningan yang tercipta beberapa saat.

"Iya, Pak. Dia Nirmala, yang saya maksud kemarin," jelas Dinar.

Perhatian Andre beralih menuju lelaki di sampingnya yang belum mengalihkan tatapan seruncing jarum dari Nirmala yang kini menunduk. Antara malu, bersalah, dan takut. Perasaan Nirmala sungguh tercampur aduk.

"Pak Erick, dia Nirmala, calon pegawai baru kita." Andre memperkenalkan Nirmala kepada si pemilik kafe.

Jantung Nirmala seolah berhenti sejenak. Ha? Jadi, aku belum diterima sepenuhnya? Ia terkejut. Karena kemarin Andre mengatakan kepada Dinar kalau dirinya sudah diterima. Perasaan Nirmala semakin tidak keruan. Ia seperti berada di antara jurang dan lautan. Jika ia ditolak, ia tidak akan memiliki pekerjaan. Jika ia diterima, ia harus bersiap menjadi bawahan orang yang sempat berdebat dengannya. Orang yang mungkin masih memiliki dendam kepadanya.

"Bukannya kita tidak membuka lowongan perkerjaan?" tanya Erick keheranan. "Lagi pula, pegawai kita sudah cukup banyak."

"Akhir-akhir ini, pelanggan yang datang semakin banyak, Pak. Tukang cuci piring kita tidak bisa mengatasi pekerjaannya sendirian. Jadi, saya mengajukan satu pegawai lagi," jelas Andre, yang tentu saja berbohong. Alasan sebenarnya karena ia tidak tega kepada Dinar yang memohon dengan sangat memelas kepadanya.

"Benarkah?" Erick tampak tidak percaya. Kini perhatiannya beralih pada Andre. Masih seruncing jarum. Ia mencoba menyelisik kebenaran dari raut wajah Andre. "Tapi, saya lihat di laporan keuangan, sepertinya pemasukan kita tidak ada kenaikan."

Jika terus ditekan begitu, Andre tidak akan bisa berbohong terus-menerus. Posisinya sendiri mulai terancam. Nirmala tidak bisa hanya mengandalkan Andre. Ia pun langsung bersujud di depan Erick. Mengejutkan ketiga orang di sekitarnya.