Sesampainya Deya di tempat para Malaikat maut yaitu "Reaper Palace" yang berada di alam kegelapan, tiba tiba dia diajak oleh salah satu Malaikat maut untuk mengikutinya.
"Ayo Deya ikut aku, Ketua dan yang lainnya telah menunggumu." Ucap Malaikat maut itu.
Sesaimpainya Deya di ruangan yang di tunjukan oleh salah satu Malaikat maut itu Deya pun merasa kaget melihat para Malaikat maut lainnya termasuk Deva berkumpul di suatu tempat yang seperti sebuah tempat sidang.
"ini kan tempat sidang, sama seperti yang ada di dunia manusia. Aku bahkan tidak tau kalau di sini ada tempat seperti persidangan?" ucap Deya yang keheranan kepada Malaikat maut yang membawanya ke tempat ini.
"ya tentu saja ada, dan juga kau tersangka utamanya Deya." Ucap nya kepada Deya.
"Ternyata benar kalau perbuatanku tadi akan langsung
membuatku dihukum." Ucap Deya dalam hatinya.
"DEYA, CEPAT DUDUKLAH!" Ucap Pemimpin tertiggi yang duduk di kursi ketua.
Deya pun terkejut dan langsung menurutinya karena itu adalah sebuah perintah dari seorang atasannya yang paling berkuasa. Deya sebenarnya sudah tau tentang kesalahan yang dia perbuat, dan yang dia lakukan ini adalah sebuah kesalahan yang besar. Walaupun Deya bahkan tidak menyangka akan berada tempat sidang. Dan benar saja sidang ini adalah tentang kesalahan itu.
"Deya, kau telah melakukan kesalahan yang besar, kau tau melepaskan seorang target adalah suatu kesalahan dan bahkan kau membunuh seseorang yang bukan targetmu, kenapa kau melakukannya?" ucap salah satu petinggi yang ada disana.
Deya pun hanya terdiam dan tidak menjawab.
"Aku tau kalau kau ini memang masih memiliki hati yang lembut, tidak seperti para Malaikat maut yang lain. Namun Karena kau telah melakukan beberapa kesalahan, oleh sebab itu kau di jatuhi sebuah hukuman yang pantas untukmu dan juga bisa membuatmu belajar beberapa hal." Ucap petinggi lainnya.
Deya pun panik dan bingung memikirkan tentang hukuman apa yang akan dia terima.
Para petinggi pun berdiskusi tentang hukuman yang pantas untuk Deya, sampai akhirnya semua sepakat dengan hukuman yang akan diberikannya itu.
"Deya, mulai sekarang kau bukan lagi seorang malaikat maut. Aku akan mengambil kemampuan malaikat mautmu, dan aku akan menurunkan mu menjadi seorang manusia biasa, dan kau akan menjadi manusia selama 3 tahun, dalam waktu 3 tahun itu gunakanlah untuk belajar dan pikirkanlah kesalahanmu, kuharap kau mampu untuk mempelajari tentang kehidupan manusia." Ucap sang pemimpin tertinggi.
Mendengar hukuman itu Deya pun hanya bisa menerima nya tanpa bisa membantah hukumannya.
Keesokan paginya Deya pergi kedunia manusia ditemani oleh Deva.
"Dengar Deya, aku tau ini berat bagimu, tapi kuharap kau bisa menjalaninya." Ucap Deva saat mereka berada di depan sekolah itu.
"Tenang saja, aku kan masih hidup jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan." Ucap Deya dengan semangat.
Agar bisa membaur dengan manusia lainnya, Deya sudah didaftarkan sebagai seorang murid pindahan di sana oleh Deva yang berpakaian seperti manusia biasa.
"Mulai hari ini aku harus memulai hidup baruku sebagai manusia biasa." Ucap Deya dalam hati.
"Hey Deya, Semoga beruntung oke." Ucap Deva.
"Tentu saja, dan juga terima kasih ya Deva telah membantuku selama ini." Ucap Deya sambil tersenyum
"kau bercanda, tentu saja aku membantumu karena aku kan seniormu. Sudah ya, sampai jumpa." Ucap Deva sambil membalas senyuman.
Deva pun pergi dan menghilang. Dan Deya pun pergi untuk mencari tempat tinggal yang sudah di siapkan oleh Deva, senior sekaligus teman terbaiknya.