Mereka pun pergi ke cafe yang dibicarakan oleh Rap itu. Tak lama kemudian merekapun sampai di cafe itu, sebuah cafe dengan papan nama yang berada samping pintu masuk yang bertuliskan "Carnation". Sebuah cafe bergaya klasik yang terhias oleh bunga bunga.
"oke kita sampai, inilah tempatnya." Ucap Rap kepada Deya.
"wah keren sekali tempat ini, ayo cepat kita masuk." Ucap Deya dengan penuh semangat yang terpancar dari wajahnya.
Lalu mereka pun masuk dan Deya pun terkagum saat berada didalam cafe itu, melihat dekorasinya yang bagus dan suasana cafe yang tenang.
"ayo, sebaiknya kita segera duduk dan memesan." ucap Rap sambil menepuk pundak Deya yang saat itu masih terkagum kagum.
Mereka memilih tempat yang berada di pojok yang terlihat sepi agar bisa membicarakan tentang hal yang tadi sempat terhenti di sekolah. Lalu merekapun duduk dan memesan. Dan seorang pelayan wanita yang menuliskan pesanan mereka.
"aku pesan Strawberry cake dan Cappuccino." ucap Deya sambil melihat buku menu.
"kalau aku pesan kopi hitam tanpa gula saja." ucap Rap yang langsung memesan tanpa melihat menu.
"baiklah tunggu sebentar ya, akan aku bawakan pesanan kalian segera." ucap pelayan wanita itu setelah mencatat pesanan mereka
"oke terima kasih." Ucap Rap kepada pelayan wanita itu.
Pelayan itu pun pergi untuk menyiapkan pesanannya. Rap dan Deya pun mengobrol sambil menunggu pesanannya.
"oh iya, apa yang mau kau bicarakan denganku?" tanya Rap kepada Deya yang masih saja terkagum kagum melihat suasana cafe.
"tentu saja menjawab pertanyaanmu yang di sekolah tadi." jawab Deya sambil menatap Rap dengan wajah serius.
"oh soal itu iya, aku sampai lupa. Lalu bagaimana kau bisa menjadi seperti ini, maksudku menjadi murid sekolah dan bukannya menjadi Malaikat maut?" tanya Rap yang sedikit ragu karena melihat wajah Deya yang serius.
Deya terdiam sejenak. Setelah membuat keputusan, Deya pun mulai menjawab pertanyaan itu.
"itu semua terjadi setelah aku menyelamatkanmu malam itu." Ucap Deya.
"maksudnya, aku tidak begitu mengerti?" ucap Rap yang terlihat bingung.
"malam itu aku melakukan kesalahan dengan membunuh lima orang yang bukan targetku, dan juga aku telah melepaskan satu orang yang seharusnya menjadi targetku." ucap Deya.
"lalu yang kau maksud dengan satu targetmu yang lolos itu..." ucap Rap yang terhenti karena sadar bahwa dialah orang yang dimaksud.
"ya, kau benar, kaulah orangnya. aku yang melepaskan targetku dan malah membunuh kelima orang yang memukulimu malam itu." ucap Deya sambil menatap wajah Rap dengan serius.
"jadi maksudmu aku seharusnya mati ditangan mereka berlima waktu itu?" tanya Rap dengan gemetar.
"seharusnya seperti itu, tapi kau tidak perlu khawatir karena sejak aku gagal mencabut nyawamu waktu itu, namamu hilang dari daftar jadi seharusnya kau masih berumur panjang sekarang." Ucap Deya.
Rap pun terdiam setelah mendengar hal itu.
"hey Rap kau baik baik saja?" Tanya Deya sambil memegang tangannya yang terlihat gemetaran.
"Aku sudah bilang kan, seharusnya untuk saat ini nyawamu aman jadi tidak perlu khawatir." Ucapnya lagi.
"Bukan itu yang kupikirkan saat ini." Ucap Rap yang saat itu sedang menundukkan kepalanya.
"Tapi kaulah yang kupikirkan. Apa yang terjadi padamu saat ini adalah karena aku, akulah yang membuatmu seperti ini." Ucapnya lagi sambil menatap wajah Deya.
Deya tersenyum melihat itu.
"Tenanglah ini bukan salahmu, aku melakukannya memang karena ingin saja. Lagipula sepertinya menarik menjadi manusia biasa karena jujur saja menjadi Malaikat maut itu sangat melelahkan." ucap Deya sambil tersenyum.
Tak lama kemudian Pelayan itu datang menghampiri mereka dan memberikan pesanannya.
"ini dia pesanannya, mohon maaf sudah membuat kalian menunggu. Silahkan dinikmati" ucap pelayan itu dengan sopan.
Pelayan itu pun menaruh pesanan mereka di meja.
"terima kasih." Ucap Deya dengan sopan.
Pelayan itu pun meninggalkan mereka berdua.
"hey Rap sudahlah tidak usah dipikirkan, sebaiknya nikmati pesananmu dan bersantailah, karena kita disini untuk bersantai kau ingat kan, dan lagipula kalau kau merasa bersalah, aku sudah memaafkanmu karena sudah mentraktir ku." ucap Deya yang berusaha untuk menghibur Rap yang saat itu masih terdiam.
Deya mencicipi kue yang dia pesan.
"hmmm... kue ini enak sekali." Ucap Deya yang terlihat tersenyum bahagia.
Rap yang melihat Deya tersenyum bahagia saat memakan kue itu seperti sedang melihat anak kecil, karena sifat nya yang lucu dan imut.
Setelah mereka selesai, merekapun keluar dari cafe itu untuk melanjutkan perjalanan pulang.
"sepertinya kau senang sekali?" ucap Rap yang baru saja keluar dari cafe.
"tentu saja. Oh iya tunggu disini sebentar ya aku ada perlu lagi di dalam sebentar." ucap Deya yang terlihat seperti kelupaan sesuatu.
"oke tapi jangan lama lama ya ini sudah jam 7 malam." Ucap Rap sambil melihat jam yang berada di handphone nya.
Deya pun masuk kedalam Cafe lagi. tak lama dia pun keluar dengan wajah gembira.
"ada apa, keliatannya kau gembira sekali bahkan lebih gembira dari sebelumnya?" ucap Rap
"hmm.. tenang saja nanti juga kau akan tau." jawab Deya sambil berjalan.
Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanannya. Itu adalah malam yang terasa indah bagi mereka berdua. Malam yang berhiaskan lampu jalanan dan lampu dari pertokoan yang ada di sekitar. Bercanda tawa dibawah bintang bintang yang ada dilangit malam selama perjalanan. Dan mereka pun mulai menjadi teman yang akrab.