Chereads / Lady Reaper / Chapter 3 - "Malaikat Maut" bagian ketiga.

Chapter 3 - "Malaikat Maut" bagian ketiga.

Beberapa saat kemudian di dalam buku tugas milik Deya muncul nama seorang yang harus dia ambil jiwa nya, yang berarti Deya mendapatkan tugas baru lainnya.

"Eh, Aku dapat tugas baru lagi, padahal baru saja istirahat sebentar." Ucap Deya sambil melihat buku tugasnya sambil sedikit kesal.

"Hei berhentilah mengeluh, ini sudah menjadi tugas kita, kau ingat kan ucapan si Wanita tua tadi?" ucap Deva yang berusaha menyemangati Deya.

"Iya deh, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa Deva." Ucap Deya yang langsung berubah menjadi asap hitam dan menghilang.

Deya pun dengan seketika sampai di tempat target selanjutnya berada. Sesampainya Deya di tempat targetnya berada, tempat yang berada jauh dari keramaian, tempat yang berada di sebuah gang yang sepi dan gelap. Terlihat seorang lelaki yang terlihat babak belur sedang di pukul habis habisan oleh 5 orang Preman yang terlihat memiliki otot yang besar dan memiliki tatto di lengannya. Lelaki yang sedang di keroyok itulah target yang akan diambil jiwanya.

"Tolong.. siapa saja tolong aku!" ucap Lelaki itu

"Tidak akan ada yang menyelamatkanmu bocah sialan". Ucap salah satu Preman itu sambil mencengkram kerah baju si Lelaki itu.

"Hahaha, salah sendiri kamu ikut campur urusan orang dewasa." ucap salah satu Preman yang berada di samping Lelaki itu.

tentu saja hal ini membuat Deya tampak kasihan melihat lelaki yang sedang dipukuli para Preman itu.

"apa kita bunuh saja bocah sialan seperti ini?" Ucap salah satu Preman yang sedang mencengkram kerah baju Pemuda itu kepada teman temannya.

Deya yang mendengar ucapan dari salah satu Preman itu pun terkejut.

"Apa apaan itu, jangan jangan anak laki laki itu akan dipukuli sampai mati ." Pikir Deya.

Deya lalu melihat buku nya untuk mencari tau penyebab kematiannya. Dan dia pun terkejut karena dugaannya benar tentang kematiannya itu.

Deya merasa sangat kesal dan dia memutuskan untuk menampakan wujudnya.

"hei keparat sialan!" Ucapnya kepada para Preman itu sambil berjalan ke hadapan mereka.

Para preman itu dikejutkan dengan sosok Deya yang muncul tiba tiba, namun para Preman itu justru malah meledeknya.

"hei kau, mau apa wanita cantik sepertimu ada disini? Apa kau mau bermain dengan kami?" ucap salah satu Preman itu sambil berjalan mendekati Deya.

Kedua Preman itupun sudah berada di depan Deya dengan maksud menghadang dan menggoda Deya.

"Hei, kau ini sedang bermain peran ya kenapa berpenampilan seperti itu?" ucap salah satu preman yang berada di hadapan Deya yang sedang mengomentari penampilan nya.

Dengan perasaan kesal dan amarah yang tidak bisa ditahan, Deya pun berusaha untuk menggunakan sabitnya.

Sebuah sabit muncul di tangannya, sebuah sabit yang biasa digunakan oleh malaikat pencabut nyawa.

Para Preman itupun sedikit terkejut dengan apa yang Deya lakukan dan memutuskan untuk menjaga jaraknya.

"sialan darimana benda itu berasal? mustahil kalau itu adalah manusia biasa kan?". Ucap salah satu Preman itu.

Deya pun semakin merasa kesal dengan para preman itu, emosi nya yang memuncak membuat sabit nya mengeluarkan aura kegelapan, sebuah kekuatan yang sangat kuat yang biasa digunakan untuk mencabut paksa nyawa seseorang, bahkan Deya pun belum pernah menggunakan kekuatan itu. Dengan amarah nya yang meluap Deya pun menantang para preman itu.

"AKAN KUBUNUH KALIAN SEMUA!". Teriak Deya kepada para Preman itu.

Deya pun berlari kearah dua Preman yang ada di dekatnya itu dengan sangat cepat dan menebas leher kedua Preman itu dalam sekali tebas menggunakan sabit nya, namun leher mereka tidak benar benar terpotong melainkan hanya mereka yang merasakan sakit seperti lehernya benar benar terpotong, karena inilah efek dari sabitnya yaitu mengambil jiwa dengan cara paksa.

Melihat hal itu, para Preman yang sedang berada di dekat Pemuda itu menjadi semakin marah.

"CEPAT BUNUH WANITA SIALAN ITU!" ucap salah satu Preman yang sedang mencengkram kerah baju si Pemuda itu kepada kedua preman lainnya yang berada di samping nya.

Lalu kedua preman itu langsung berlari kearah Deya.

Deya melempar sabitnya ke arah salah satu Preman itu dan sabit itupun mengenainya, seketika Preman yang terkena sabit itu pun langsung terbaring tak bernyawa.

Lalu Preman yang satunya lagi ingin menusuk nya dengan pisau disaat Deya sedang lengah, tapi Deya pun berhasil menahan serangan nya dengan kemampuan bela dirinya dan mematahkan tangan Preman itu. disaat preman itu sedang kesakitan. dengan gerakan yang sangat cepat Deya pun berpindah ke belakang si preman itu dan langsung mematahkan leher si Preman itu.

Lalu Deya mengambil sabitnya kembali setelah berhasil mengalahkan mereka ber empat dan berjalan menuju Preman yang masih tersisa yang sedang mencengkram si pemuda itu.

Preman itu pun mengancam akan membunuh Pemuda itu dengan pisau yang sudah ditodongkan ke leher si pemuda itu, namun seketika Deya pun sudah berada hadapan si preman itu.

"kau masih berani melakukan itu?" ucap Deya yang mengancam si preman itu di hadapannya dengan wajah kesalnya yang menakutkan.

seketika preman itupun terlihat ketakutan dan menjatuhkan pisaunya dan melepas cengkramannya.

"ma.. maaf kan aku, kami semua mabuk jadi tidak sadar apa yang kami lakukan." Ucap preman itu sambil berlutut di depan Deya.

Deya yang terlihat kesal, langsung menebas kepala si Preman itu dengan sabitnya.

"katakan itu sebelum aku membunuh kalian semua dasar keparat sialan!" ucap Deya setelah mencabut nyawanya.

Pemuda yang menjadi target itu pun hanya bisa terdiam melihat Deya yang berhasil mengalahkan preman preman itu seorang diri dengan kelincahan dan keahliannya dalam menggunakan gerakan bela diri dan kemampuannya menggunakan sabit membuatnya tidak bisa berkata kata.

Dengan amarah yang sudah mulai mereda dan aura kegelapan nya yang perlahan menghilang Deya pun berjalan menuju Pemuda itu.

"Hei, kau tidak terluka parah kan? Tenanglah aku tidak akan mengambil nyawamu. Nah sekarang sudah aman sekarang kau bisa pergi, dan lain kali sebaiknya kau tidak keluar rumah saat larut malam." Ucap Deya kepada Pemuda itu.

Disaat Deya mau pergi tiba tiba dia mendengar suara di kepalanya yang mengharuskannya untuk segera pergi alam kegelapan.

"sudah ya, aku harus pergi. Oh iya tolong rahasiakan tentang ini ya." ucap Deya pada si Pemuda itu.

Pemuda itu pun hanya terdiam melihat Deya yang berjalan pergi dan mulai menjadi asap hitam dan menghilang.